Share

Bab 6

Suasana tegang menyelimuti Keluarga Tan.

Setelah menjawab panggilan telepon, Andre mondar-mandir di ruang tamu dengan wajah muram.

Gita pulang ke rumah dengan wajah kebingungan dan bertanya, “Ayah?”

Andre marah sambil melempar gelas dan berkata, “Si Bodoh Clara! Foto-foto dokumen kerja yang dia kirim itu semua palsu! Dia pasti ketahuan oleh Leo! Aku ceroboh. Saham perusahaan telah turun tajam sekarang dan kita tidak lama lagi akan kehilangan puluhan juta rupiah.”

Gita sampai tidak sengaja menjatuhkan tasnya karena terkejut dan dia mendesak bertanya, “Bagaimana ini bisa terjadi? Apa ada solusi lain?”

Andre menenangkan diri dan berpikir sejenak, lalu memandangnya dengan penuh harap dan berkata, “Gita sayangku, hanya kamu yang bisa membantu Ayah.”

“Aku?” jawab Gita.

Andre pun mengangguk dan berkata, “Iya, Clara menggantikanmu untuk menikahi Leo dan hal itu membuat Leo kesal. Oleh sebab itu, Leo membalas keluarga kita seperti ini. Sayangnya, aku bukanlah tandingannya! Putriku, bukankah kamu menyukai putra dari Tante Amina, David? Selama kamu bisa merayu David dan mengontrolnya, Ayah akan mencari cara untuk membuat David bisa mendapatkan semua propertinya Leo. Setelah itu, semua properti milik Keluarga Xander akan jatuh ke tangan keluarga kita? Dan … karena Leo sudah berani melakukan hal ini padaku, aku akan memberinya pelajaran.”

“Ayah, apa Ayah yakin bisa mengalahkan Leo?” tanya Gita.

Melihat putrinya tidak dapat mempercayainya, Andre mencibir, “Tentu saja, apa yang kamu takutkan selagi kita masih punya Clara, pion kita? Oleh karena itu, kamu harus segera pergi ke Keluarga Xander, jangan ditunda-tunda.”

Ketika Gita mendengar perintah ayahnya agar dia pergi ke Keluarga Xander, dia ragu-ragu sejenak. “Tapi Ayah … merayu David itu bukan suatu masalah, lagi pula David itu sangat keren. Aku tidak keberatan, tapi … bagaimana jika Leo, si Monster jelek itu, memperlakukanku dengan buruk? Aku dengar dari orang-orang kalau Leo menyukaiku dan aku takut dia akan memanfaatkanku, Ayah.”

Andre mengerti kekhawatiran anaknya ini dan memegang tangannya untuk menenangkannya. “Jangan khawatir, kamu pergi ke Keluarga Xander untuk bersikap baik di depan tantenya Leo, Tante Amina. Jika Leo berbuat macam-macam kepadamu, kamu bisa pergi dan meminta Clara untuk bertindak sebagai tameng. Clara tidak berani untuk menolakmu. Selain itu, kamu juga bisa memanfaatkan Clara untuk mewujudkan rencanamu dengan David.”

Gita menggigit kecil bibirnya karena malu, tetapi pada akhirnya, dia setuju demi keuntungan dirinya dan keluarganya.

Saat bangun pagi, Clara menyadari bahwa Leo belum juga pulang.

Dia menghela napas lega walaupun masih tidak tahu bagaimana nanti menghadapi Leo. Akan tetapi, setidaknya tidak melihat Leo untuk saat ini membuatnya merasa lebih tenang.

Clara sedang duduk di depan cermin sambil menyisir rambutnya ketika seorang pembantu tiba-tiba bergegas masuk dan tanpa ragu-ragu, mengeluarkan barang-barang Clara dari kamarnya.

“Ini maksudnya apa?” tanya Clara dengan menggerakkan gestur tubuhnya.

Setelah Clara bertanya, pembantunya itu mencibir dan berkata, “Tuan berkata, mulai sekarang, Nyonya harus pindah ke kamar samping dan sama sekali tidak diperbolehkan mendekati kamar tidur utama!”

Clara tertegun.

Clara mengira, Leo tidak akan meneruskan perkara semalam, tetapi Clara sebenarnya ragu Leo akan melupakan perkara itu begitu saja. Sekarang malah mengusir Clara dari kamar.

Dengan pembantunya yang menatapnya sinis, Clara membawa barang-barangnya ke ruangan paling terpencil di rumah itu.

Karena Leo tidak mengizinkan Clara mendekat.

Clara pindah ke ruangan yang jauh dari kamar Leo.

Saat ini, seluruh anggota Keluarga Xander mengetahui bahwa istri baru telah diusir dari kamar tidur utama oleh suaminya dan ke mana pun istrinya pergi, selalu ada tatapan mengejek dari orang-orang.

Bahkan Tante Amina menatapnya dengan ekspresi puas dan seolah-olah sudah menduga bahwa Clara akan berakhir seperti ini. “Bagaimana? Menjadi seorang istri di Keluarga Xander tidak semudah itu, kamu masih berkesempatan untuk pergi sekarang,” ujar Tante Amina.

Tante Amina mengisyaratkan untuk menyuruhnya pergi dengan berbagai macam kata-kata, tetapi Clara tetap sabar dan bertingkah seolah-olah dia tidak memahami perkataan Tante Amina dan menanggapinya dengan diam.

Tante Amina, dengan geram, berkata, “Kamu perempuan bisu, tetapi sangat keras kepala. Aku akan menunggu, berapa lama kamu bisa bertahan!”

Sejak kedatangan Clara ke Keluarga Xander, tidak ada seorang pun dari keluarganya Clara yang datang menemuinya. Mereka bahkan tidak peduli ataupun menanyakan kabarnya. Orang yang cermat dapat melihat dengan mudah bahwa Clara tidak dihargai di Keluarga Tan, keluarganya sendiri.

Hal itu juga menambah kepercayaan diri Tante Amina untuk terus menindas Clara.

Clara tidak berniat terlibat dalam hal apapun dengan Tante Amina dan diam-diam tinggal di kamar samping yang menjadi kamar pribadinya.

Namun, tidak lama kemudian, Gita tiba-tiba datang.

Begitu Gita tiba, Tante Amina, dengan sinis, mengusir Gita dan berkata, “Kamu masih berani untuk datang ke keluarga kami? Silakan pergi dari sini.”

Tujuan awal Gita kali ini adalah memenangkan hati Tante Amina.

Gita tidak takut, melainkan malah menunjukkan ekspresi bingung. “Maaf Tante, aku dengan mudahnya menuruti perkataan kakakku sebelum hingga akhirnya setuju untuk membiarkannya menikah. Jangan marah padaku, ya,” ujar Gita.

Setelah mendengar perkataan Gita, mata Tante Amina membelalak dan berkata, “Apa maksudmu? Bicaralah yang jelas!”

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status