Share

Bab 14

Clara terkejut.

Siapa yang membantunya?

Clara, dengan cemas, menulis di atas kertas. “Maaf, Pak, bisakah Anda memberi tahu saya siapa yang membayarnya? Saya mau berterima kasih kepada orang itu,” tulisnya.

David telah mengingatkannya untuk tidak mengatakan apa-apa. Kepala rumah sakit tidak punya pilihan, selain menolak sambil tersenyum. “Maaf, Nona Clara. Pihak lain melarang rumah sakit mengungkapkan namanya. Harap dipahami,” ujar kepala rumah sakit.

Clara mengangguk kecewa dan terus kepikiran akan hal itu.

Di antara orang-orang yang dia kenal, tidak mungkin ada yang mau membantunya membayar lunas. Clara benar-benar tidak bisa berpikir siapa orangnya.

Walaupun Clara tidak mengerti mengapa orang tersebut membantunya, Clara merasa harus membalas kebaikan orang itu.

Tidak perlu dikhawatirkan, Clara akan selalu menemukan cara untuk mencari tahu siapa orangnya.

Tidak lama, Clara pun kembali ke rumah.

Saat itu, langit mulai gelap.

Clara baru saja sampai disusul oleh David yang juga baru sampai.

Keduanya kebetulan bertemu lagi di teras.

“Nona Clara, saya berencana menjemput kamu. Aku mencari ke seluruh area di rumah sakit, tetapi tidak menemukanmu. Aku baru tahu saat bertanya perawat kalau kamu sudah pergi,” ujar David.

David menyapanya dengan senyuman sambil memandangi wajah cerah nan cantik di depannya. Setelah seharian melakukan operasi, rasa lelah yang dirasakannya seakan sirna.

Clara tersenyum dan meminta maaf serta mengisyaratkan, “Terima kasih, Dokter David. Kebetulan ada yang harus saya kerjakan, jadi saya pergi dulu.”

David melambaikan tangannya dan tersenyum. Giginya yang terlihat rapi, putih, dan berkilau itu seolah-olah seperti bintang-bintang kecil yang bersinar. “Tidak perlu berterima kasih. Itu hanya hal kecil. Kalau kamu mau pergi ke rumah sakit, bawa saja mobilku dan jangan merasa sungkan,” ujarnya.

Clara benar-benar merasa bahwa David adalah satu-satunya orang di Keluarga Xander yang berlaku baik padanya.

David adalah putra Tante Amina, tetapi perilaku mereka sama sekali tidak mirip. Dibandingkan dengan ketegasan Tante Amina, David memiliki kesan yang ramah sehingga membuat orang tanpa sadar mudah akrab dengannya.

Clara menulis sesuatu, “Kepala rumah sakit mengatakan kalau nenekku akan menjalani operasi Senin depan. Apakah kepala ahli bedah yang akan melakukan operasinya?”

David melihat tulisan tangannya yang indah dan menggelengkan kepalanya sambil tersenyum, berkata, “Hmm, jangan khawatir, setelah operasi, nenekmu bisa pulih sepenuhnya.”

Clara tersenyum tenang.

Keduanya mengobrol sejenak sebelum Clara pergi ke lantai atas.

Begitu Clara sampai di kamar, dia melihat Leo duduk di sofa dan menyalakan rokok dengan lihai sambil memegang bungkus rokok dan korek api di tangannya.

Di tengah-tengah asap putih, wajah pria itu tidak terlihat jelas.

Suasana di seluruh ruangan terasa menakutkan.

Clara sedikit terkejut. Terakhir kali dia tidak sengaja bertemu satu sama lain di dekat dapur, apakah kali ini juga suatu kebetulan?

Tetapi, jika ini kebetulan, kenapa Leo berada di kamarnya?

Pria itu beranjak dari sofa dan mendekatinya sambil menundukkan kepala, berkata, “Kamu pergi jalan dengan David sepanjang hari dan saat kamu pulang, kamu mengobrol sebentar di lantai bawah. Clara, kamu terlihat lembut dan lemah. Aku tidak menyangka ternyata kamu memiliki banyak ambisi dan bahkan berlaku genit dengan David.”

Wajah Clara berubah ketika dia, dengan cepat, mengeluarkan pena dan kertas untuk menjelaskan. “David adalah kepala ahli bedah nenekku dan kita tadi sedang membicarakan urusan nenekku, bukan seperti apa yang kamu pikirkan,” tulis Clara.

Leo mengambil selembar kertas itu dan dengan santai membacanya, lalu merobeknya dengan kedua tangan dan melemparkannya.

Leo mengerutkan alis nya, tatapannya sangat suram dan dingin. “Kamu pikir aku buta?” ujar Leo.

Clara tidak pernah tertawa sejak dia masuk ke Keluarga Xander, tetapi sekarang dia terlihat lebih bahagia ketika dia tersenyum di hadapan David di lantai bawah. Tatapan David padanya juga terlihat seperti David tertarik padanya. Hal itu merupakan hal yang wajar.

“Kamu tidak bisa memanfaatkanku di sini, mendekatlah kepada David. Kamu pikir David akan menyukaimu? Kamu pikir dia akan benar-benar menyukai perempuan bisu yang tidak punya reputasi?” seru Leo.

Wajah Clara tiba-tiba menjadi pucat.

Dia dan David jelas-jelas tidak punya hubungan spesial apa-apa, mengapa malah terjadi kesalahpahaman?

Apakah menyenangkan menghina Clara seperti itu?

Clara tidak ada niat untuk memberi penjelasan karena tahu Leo pasti tidak akan peduli.

Clara pun diam dan berjalan melewatinya karena tidak ingin berdebat dengannya.

Namun, tiba-tiba Leo meraih pergelangan tangannya!

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status