Share

Bab 8

Clara pun panik dan bergegas turun dan lari keluar. Para pembantu ingin menghentikan Clara, tetapi Tante Amina menyuruh mereka membiarkan Clara.

Tante Amina mengira, Clara terpengaruh oleh kedekatan Leo dan Gita yang membuatnya pergi karena kecewa. “Jangan khawatir, Clara memang lebih baik pergi,” ujar Tante Amina.

Clara segera naik taksi untuk pergi ke rumah sakit.

Untungnya, nenek telah lewat dari masa kritisnya dan yang melakukan operasi untuk neneknya adalah seorang dokter pendatang baru yang juga menjabat sebagai kepala departemen.

Perempuan tua dengan berambut putih itu terbaring di atas ranjang rumah sakit dengan mata terpejam, napasnya yang samar membuktikan bahwa dia masih hidup. Clara berlutut di depan ranjangnya, lalu memegang tangan neneknya dan menangis.

Clara tidak pernah menangis saat dipaksa oleh ayahnya untuk menikah dengan Leo, saat dihina oleh Tante Amina, dan juga saat dipandang rendah oleh para pembantunya.

Satu-satunya hal yang dapat menyentuh hatinya adalah nenek tersayangnya.

Jika malaikat Clara satu-satunya ini pergi, Clara akan merasa sangat hancur.

Ketukan pintu terdengar, Clara langsung menoleh ke belakang dan melihat seorang pria muda tampan berkenakan jas putih.

“Halo, saya Dokter David, kepala dokter bedah dari pasien. Apakah Anda anggota keluarga pasien? Saya perlu berbicara dengan Anda terkait kondisi pasien,” ungkap David.

Clara berterima kasih kepada dokter yang membantu neneknya itu. Dia menyeka air matanya, memperbaiki gestur tubuhnya, dan menunjukkan senyuman rasa terima kasih yang tulus.

David terkesima dengan senyuman Clara. Mata yang habis dibanjiri oleh air mata itu baginya terlihat seperti pelangi setelah hujan, sungguh indah.

“Oh, tidak apa-apa, sama-sama,” jawab David. David tidak mengerti bahasa isyarat, tetapi entah bagaimana dia bisa paham maksud Clara.

“Kondisi pasien sebenarnya masih kurang baik dan membutuhkan operasi yang lebih besar. Sambil menunggu, cobalah untuk berbicara di telinga pasien sesering mungkin, habiskan lebih banyak waktu dengan pasien, tenangkan pasien, dan jangan membuat pasien gugup. Hal ini akan meningkatkan keberhasilan operasi mendatang,” ujar David.

Clara pun mengangguk.

Dia juga tahu bahwa Dokter David tidak mengerti bahasa isyarat, jadi dia hanya mendengarkan dengan saksama penjelasan dari dokter itu dan sesekali menunjukkan senyum sopan.

David sangat menyukai perempuan cantik ini pada pandangan pertama dan menasihatinya untuk berhati-hati sebelum pergi.

Sebelum Clara beranjak pergi.

Dia mengambil pena dari dalam tasnya dan menulis surat perjanjian pelunasan biaya pengobatan beserta nama dan nomor telepon, lalu dia memberikannya kepada David.

David melirik tulisan tangan yang indah di atas kertas itu, lalu melihat wajah imut cantik Clara. David pun tersenyum dan menggelengkan kepalanya, berkata, “Ini tidak perlu.”

David tahu kalau cucu pasiennya ini sedang dalam kesulitan sehingga dia tidak berniat untuk menerima surat itu.

Namun, Clara tidak setuju dan bersikeras untuk memberikan surat itu kepada David.

David berulang kali menolak hingga akhirnya terpaksa menerima suratnya.

Di dalam hati David, dia punya pandangan yang berbeda tentang perempuan ini dan rasa tertariknya menjadi berlipat ganda.

David pun pergi.

Clara baru bisa menghela napas lega karena pikirannya mulai tenang.

Neneknya mengidap tumor di kepalanya. Karena faktor usia, tidak ada yang berani melakukan operasi padanya. Neneknya sudah lama koma dan butuh banyak uang untuk menopang keberlangsungan hidupnya.

Diberi tahu oleh perawat bahwa keluarganya Claralah yang berhenti memberikan dana untuk pengobatan nenek.

Jika tidak ada yang bersedia membayar, pengobatan neneknya akan secara otomatis dihentikan.

Di saat pembiayaan terhenti, saat itulah nenek memasuki masa kritis.

Jika bukan karena bantuan Dokter David, hari ini akan menjadi hari yang sangat buruk.

Sangat terlihat betapa kejamnya Andre, ayahnya Clara.

Sejauh ini, akibat insiden pencurian dokumen, Clara tidak hanya bermasalah dengan Leo, bahkan ayahnya sendiri telah menarik biaya pengobatan yang diberikan kepada neneknya.

Dengan keadaan ini, Clara tidak tahu harus bagaimana jika kembali ke rumah Keluarga Xander.

Ayahnya tidak mengurusi neneknya, jadi Clara tidak merasa perlu untuk balik lagi ke rumah Keluarga Xander.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status