Share

Bab 10

Tak lama kemudian, teriakan minta tolong itu menarik perhatian sekelompok orang di ruang depan.

Setelah ditolong, seperti yang diduga, hal pertama yang dilakukan Gita adalah menangis dan bertanya pada Clara, “Kakak, kenapa kamu mendorongku?”

Clara melihat tatapan sinis orang-orang di sekitarnya, dia mengerutkan alisnya. Di mata orang-orang, mereka masih butuh penjelasan atas apa yang barusan terjadi.

Clara menggelengkan kepalanya dan menjelaskan dalam bahasa isyarat, “Aku tidak mendorongnya.”

Gita, satu-satunya yang bisa mengerti bahasa isyarat, tersenyum dalam hati. Dia berpura-pura terkejut dan berkata dengan lantang, “Kamu bilang kamu membenciku? Kakak … kenapa kamu membenciku … kita bersaudara … bagaimana kamu bisa begitu kejam?”

Ekspresi Clara menjadi berubah.

Gita sengaja memutarbalikkan fakta dan ekspresi orang-orang di sekitarnya terlihat mempercayai kebohongannya.

Karena akal busuk Gita, seluruh anggota Keluarga Xander mempercayai bahwa Leo sebenarnya menyukai Gita, tetapi ditipu oleh Clara sehingga Clara yang menikahi Leo.

Oleh karena itu, orang-orang muak dengannya dan malah bersimpati kepada Gita ditambah kemahiran Gita yang bisa berbicara manis sehingga dapat membuat orang lain senang padanya.

“Sepertinya, dia cemburu pada Nyonya Gita, itu sebabnya dia melakukan hal ini.”

“Sungguh kejam dia, bisa-bisanya berbuat hal seperti itu kepada adik sendiri.”

“Dari luar, dia terlihat pantas dikasihani, tetapi hati nya ternyata sangat kejam.”

Omongan orang di sekelilingnya membuat Gita merasa puas. Gita pun melihat Tante Amina dan, dengan wajah memelas, dia berkata, “Tante, ini bukan seperti yang Tante pikirkan. Kakakku mungkin tidak sengaja melakukan ini!”

Tatapan Tante Amina setajam pisau dan dia, dengan tegas, menegur Clara, “Kamu, wanita jahat dengan pikiran licik, kamu tidak perlu tinggal di rumah keluarga ini lagi!”

Gita seakan-akan sedang mengipasi api yang sedang membara. “Tante Amina, tolong maafkan kakakku. Aku paham, jika bukan karena aku yang tiba-tiba datang ke keluarga ini, kakakku tidak akan berpikir untuk melakukan hal ini kepadaku,” ungkap Gita.

Setelah mendengarkan semua perkataan Gita, Clara pun menjadi lebih tenang.

Mengapa Clara tidak mengerti maksud Gita?

Niat Gita hanya ingin menjauhkan Clara dari Keluarga Xander dan kebetulan Tante Amina juga memiliki niat yang sama. Keduanya berpura-pura akting dan memanfaatkan satu sama lain.

Tetapi bagaimana bisa Clara tahan dengan semua tuduhan itu.

Clara pun mengeluarkan kertas dan pena dari tasnya dan menulis kata-kata, “Aku mau meminta izin untuk memeriksa rekaman kamera pengawas untuk membuktikan kebenarannya.”

Gita tidak merasa gugup sama sekali dan bahkan dengan yakinnya berkata, “Kakak, aku benar-benar tidak menyalahkanmu. Kakak akui saja perbuatan Kakak. Jika dengan melihat rekaman akan terungkap kebenarannya, Kakak akan semakin malu.”

Bibi Diana menjawab, “Nyonya, kamera pengawasnya rusak.”

Tante Amina melirik Bibi Diana, Bibi Diana pun mengangguk dan menambahkan kebohongannya dengan berkata, “Benar, sudah beberapa hari ini rusak. Tukang servis akan datang untuk memperbaikinya besok.”

Clara merasa geli dengan perkataan itu.

Meskipun ini adalah skenario penuduhan terburuk, semua wanita kaya ini berniat jahat dan tidak mungkin bisa peduli kebenarannya.

Kamera pengawas mungkin sudah duluan dimatikan, jadi mereka tidak perlu takut.

Ini bukan soal Gita yang berhasil menjebaknya, tetapi semua orang di sini memang tidak pernah menerimanya dari awal. Bagi mereka, benar atau salah bukanlah hal yang penting.

Yang penting adalah hanya Gita yang pantas mendapatkan Leo.

Dan juga, Clara bisu.

Tidak pantas!

Awalnya dikira, dalang dari skenario licik ini adalah Gita, tetapi tak disangka-sangka seluruh anggota Keluarga Xander juga ikut andil.

Mungkin ini sudah direncanakan sejak lama?

Dugaan Clara benar. Tante Amina mencecarnya dan berkata, “Kamu melakukan hal yang salah. Tidak peduli bagaimana kamu menjelaskannya, itu tidak ada gunanya. Kamu harus meminta maaf kepada Gita!”

Clara tanpa sadar mengepalkan tangannya.

Satu permintaan maaf hanya sebagai formalitas.

Clara sekarang diperlakukan layaknya wanita kriminal yang ditunjuk oleh semua orang sambil menahan tatapan hina dari mereka.

Clara menarik napas dalam-dalam dan memandang mereka tanpa menunduk atau mengucapkan sepatah kata pun, mengatur emosinya.

Di hatinya berkata, “Mengapa aku meminta maaf ketika ini bukan kesalahanku?”

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status