Share

BAB 6 KEDATANGAN TAMU

"Sisil … ibu … seneng banget kalian kesini, yuk masuk!" Siska terlihat bahagia kedatangan orang tua dan adiknya.

Bu Sari membawa oleh-oleh dari kampungnya dengan berjalan sedikit kepayahan.

"Mana menantu Ibu yang ganteng, kerja?" tanya Bu Sari dengan mata berbinar.

"Kerja dong, Bu. Kalau nggak kerja nanti aku makan apa."

Sisil merasa kecapekan, wajahnya penuh peluh sehingga membuat ada kemerah-merahan di pipinya.

"Sil, ambilin ibu minum! Mau dingin apa panas, Bu?" tanya Siska dengan masih memeluk ibunya.

"Dingin saja, mana cucu ibu? Mereka sekolah?"

"Les, Bu. Nih, diminum dulu!"

Mereka bertiga saling melempar canda, Siska sangat bahagia bisa bertemu dengan keluarganya. Hingga tanpa terasa, anak-anaknya yang sedang mengikuti les tidak di jemputnya.

"Permisi, Mbak Siska, ini Toni sama Indri tadi saya bawa karena mungkin Mbak lula menjemputnya," Mbak Dini tetangga Siska datang dengan kedua anak Siska.

"Terima kasih banyak ya, Jeng."

"Sama-sama, permisi."

☀️☀️

Rudi tercengang melihat rumah yang sangat berantakan, sampah plastik makanan ringan berceceran di mana-mana. Dahinya mengernyit, sejenak matanya memejam. Menghirup udara dalam-dalam dan menghembuskannya secara perlahan.

Tangannya bergerak lincah membersihkan rumah yang seperti kapal pecah. Belum lagi meja makan yang sangat tidak karuan.

'Kemana mereka semua?' batin Rudi dengan kedua tangannya memegang alat kebersihan.

Hanya memakan waktu sampai satu jam rumah kembali bersih dan sedap dipandang mata. Raganya yang lelah seharian bekerja di kantor di tambah lagi harus lembur dengan pekerjaan rumah.

Kruk … kruk … kruk …

Suara ayam dalam perut Rudi mulai beraksi, perih. Keringat dingin mulai mengucur pertanda badannya tidak baik-baik saja. Langkah kakinya gontai menuju lemari pendingin.

Dihembuskannya nafas secara kasar, tidak ada apa-apa di dalamnya.

Akhirnya Rudi pun memulai aksinya dengan memasak mie instan lagi yang masih tersedia dan berjajar rapi di tempatnya.

Suara seseorang membuka pintu dan terdengar suara ramai, membuat Rudi membalikkan tubuhnya.

"Sudah pulang, Pa? Lagi ngapain?" tanya Siska dengan wajah datarnya.

"Hai, Kak," sapa Sisil saat melihat kakak iparnya sedang menikmati makan malamnya sendirian.

Rudi hanya mengangguk, lalu melanjutkan lagi menyantap makanan yang menjadi favoritnya akhir-akhir ini.

"Disapa kok diam saja, kenapa?" tanya Siska yang membuat Rudi tiba-tiba keselek hingga membuatnya terbatuk-batuk.

Siska menyodorkan minuman untuk suaminya dengan mengelus-elus lembut punggungnya.

"Hati-hati kalau makan, ah, nggak usah buru-buru begitu."

"Aku sudah mengangguk, Mama sayang. Kalian dari mana saja?"

"Tadi kita nganterin Ibu pulang lalu sekalian jalan-jalan, tuh, nganterin Sisil mau lihat ikon kota ini!" ujar Siska. Sisil mengangguk membenarkan ucapan sang Kakak.

"Anak-anak sudah makan?" tanya Rudi saat melihat kedua buah hatinya masih bermain di ruang keluarga.

"Sudah kok, ayo anak-anak cuci tangan, kaki dan muka lalu tidur!"

Meski sedikit merengek karena masih ingin bermain, kedua anak mereka gegas beralih menuju kamar mandi lalu membersihkan diri mereka. Berpamitan kepada sang Ayah dan menuju peraduan bersama sang Ibu.

"Sudah lulus kuliahnya, Sil?" tanya Rudi saat mendapati adik iparnya yang masih duduk di ruang makan dengan memainkan gadget.

"Sudah, Kak. Dan rencananya mau cari kerja, Kakak tahu ada lowongan nggak?" ujar Sisil dengan sesekali memandang Rudi.

"Di kantor, Kakak belum ada lowongan, kemarin aku sudah tanya kok. Permisi."

Rudi masuk ke kamar untuk meluruskan punggungnya yang lumayan pegal hari ini. Raganya begitu lelah.

❤️❤️

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status