Share

BAB 5 RUDI BERUBAH

"Mas, Ibu sama Sisil mau ke sini, nginep. Katanya sih mau cari kerja di sini, di kantor kamu ada lowongan tidak?" tanya Siska saat makan malam.

"Belum ada." Rudi menjawab pertanyaan istrinya dengan singkat. Dalam hati dia bingung harus mencari alasan apa buat segala pertanyaan Siska. Kepalanya terasa berputar dan dia sesekali memejamkan mata tajamnya tersebut untuk mengatur strategi.

Sisil adik perempuan Siska saat ini memang tengah mencari pekerjaan, habis lulus kuliah. Biaya sekolah Sisil yang membantu adalah Rudi, sayangnya Rudi tidak ingat kalau dia juga punya adik perempuan yang juga butuh bantuan darinya.

Seolah lepas tangan, keluarga Rudi sama sekali tidak di bantu pemasukannya. Memang Pak Rosadi tidak pernah meminta anaknya ikut membiayai hidup mereka, namun, apa salahnya jika Rudi sebagai anak tertua yang telah sukses menyisihkan sedikit rezekinya kepada ayah serta ibunya yang masih sehat.

Siska memegang kendali atas rumah tangga yang di imami oleh Rudi. Pengelolaan keuangan Rudi tidak tahu menahu. Yang dia tahu adalah bekerja dan bekerja saja. Karena dia lebih memilih diam daripada harus bersitegang dengan istrinya tercinta.

Siska cemberut melihat wajah sang suami datar-datar saja menanggapi perbincangan mereka. Hatinya terluka menerima balasan pertanyaan yang dikemukakan. Dia merasa jengkel dan memasang wajah masam.

Setelah mengantar kedua anaknya menuju peraduan, Siska mengambil nafas sejenak untuk menghadapi sang suami yang tiba-tiba berubah menjadi pemurung.

"Kamu kenapa? Nggak suka kalau ibu dan adikku mau kesini?" ucapnya ketus.

"Suka, kenapa sih kamu jadi uring-uringan begini. Sudah, ah, aku mau istirahat dulu."

Rudi berjalan ke dapur untuk cuci tangan dan mulut, setelahnya masuk ke dalam kamar. Suasana hatinya sedang tidak enak. Kemarin Bu Rukmini berpesan, kalau ada waktu bolehlah semalam saja menginap di rumahnya.

Ingin rasanya dia mengajak anak serta istrinya, tapi, Rudi tahu jawaban apa yang akan diterimanya itu. Sudah pasti Siska akan menolak. Istrinya itu akan merasa jijik jika harus menginjakkan kaki di rumah orang tua Rudi, di sini dia benar-benar bimbang dan bingung.

"Kamu kenapa sih, cemberut begitu? Ada masalah saat kamu main di rumah Bapakmu?"

"Ibu meminta kita menginap dalam satu malam saja, kamu mau 'kan?" Rudi tidak bisa menyimpan semuanya sendiri.

Diberanikan dirinya mengutarakan apa yang sejak dari rumah orang tuanya itu terhadap istrinya.

"Mas …."

"Nggak bisa? Kenapa?" sela Rudi dengan menatap tajam ke manik Siska.

Siska menghembuskan nafasnya kasar lalu memutar bola matanya malas, seakan enggan menjawab pertanyaan sang suami. Namun, Rudi masih setia menunggu jawaban apa yang akan dia berikan.

Sekian menit ruangan itu hening tanpa suara, hanya nafas yang terdengar berat yang mendominasi suasana. Siska berusaha mencari alasan yang tepat agar suaminya tidak dapat lagi membujuknya.

Otaknya berputar-putar mencari jawaban, sedang netra Rudi masih saja menatap tajam ke arahnya yang seolah ingin menguliti tanpa rasa belas kasihan.

"Besok 'kan Ibu sama Sisil mau kesini," akhirnya jawaban keluar dengan senyum manis menghiasi bibir seksi Siska.

Dia bergelayut manja di lengan Rudi, tangannya traveling ke bagian dada yang kekar itu. Hati Rudi seketika berdesir tak karuan, hingga yang namanya nafsu merajai batinnya.

Netranya menatap dengan nafsu, hasrat yang datang secara mendadak melampiaskannya tanpa ampun. Hingga Rudi lupa akan tujuan utamanya.

☀️☀️

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status