Share

BAB 4 MENJENGUK BU RUKMINI

"Aku nggak bisa ikut ke rumah bapak kamu, Pa. Nanti anak-anak mau ada les berenang. Kapan-kapan saja kalau mereka senggang, ya," ucap Siska dengan memoles wajah cantiknya.

" Tapi, Ma …."

"Pendidikan anak-anak juga penting lho, Pa. Lagian ibu itu 'kan kangennya sama Papa bukan sama anak-anak. Aku mau yang terbaik buat anak-anak, hidupnya harus jauh lebih baik dari aku." Siska meninggikan intonasi bicaranya.

Membuat Rudi bungkam tanpa berani membantahnya. Ah, Rudi terlalu lemah di hadapan sang istri yang cantik jelita itu.

Dia akan selalu bertekuk lutut apapun yang diucapkan Siska. Sepatah kata keluar maka sang istri akan sangat murka.

"Ya sudahlah, hati-hati di jalan!"

☀️☀️

"Ya Allah, Rudi …" Ibu Rukmini menangis sesenggukan melihat putra semata wayangnya datang dengan membawa bahan pokok.

Bukan bawaannya yang di tangisi, tapi kedatangan anak lelakinya yang membuatnya terharu. Rindu yang menggumpal di kalbu seketika mencair melihat sosok yang selama ini ditunggu-tunggu kehadirannya.

Di peluknya raga itu dengan erat seolah enggan untuk di lepaskan. Air matanya membanjiri pipi yang mulai keriput itu.

Pak Rosadi sang suami serta Rini yang melihat pun tak kuasa menahan buliran bening yang sedari tadi ditahannya. Setelah sadar akan kehadiran putranya, Bu Rukmini menoleh ke belakang Rudi dengan celingukan.

"Siska sama cucu-cucu Ibu mana?" tanya Bu Rukmini dengan berjalan keluar rumah mencari menantu serta cucunya.

"Tidak ikut, Bu. Mereka sedang belajar, jadi hanya titip salam saja, ibu sehat?" ujar Rudi dengan merangkul Bu Rukmini untuk masuk lagi ke dalam rumah.

"Belajar? Inikan hari Minggu, nak?" tanya Bu Rukmini memastikan.

"Bu … sudahlah, yang terpenting rindu ibu terhadap Mas Rudi sudah tersalurkan. Cepat sembuh, ya!" Reni menggenggam tangan yang mulai kisut itu dengan penuh kasih sayang.

Dia tahu kalau kakak iparnya itu akan enggan menginjakkan kaki di rumah mereka. Hingga selalu saja ada alasan untuk menolak.

"Ibu kangen kamu dan cucu-cucu ibu, Rud. Sebelum ibu pergi, ibu ingin sekali melihat kalian makan bersama di rumah ini. Melihat tumbuh kembang cucu-cucu juga melihat kebahagiaan rumah tangga kalian," ujar Bu Rukmini dengan mata berderai.

"Bu," ucap Pak Rosadi dan Rini serempak.

Mata mereka saling pandang karena ucapan Bu Rukmini terdengar aneh. Reni dan Pak Rosadi saling menguatkan dengan bergenggaman tangan.

"Ini, Bu. Ada oleh-oleh dari Siska!"

"Terima kasih, tapi … sebenarnya ibu pengen sekali melihat anak-anak kamu, Rudi. Tak apalah, ayo kita makan! Ibu sudah memasak makanan kesukaanmu," Bu Rukmini menggandeng tangan anaknya dengan penuh kasih sayang.

Pak Rosadi dan Rini mengekor di belakang mereka dengan tersenyum yang mengembang lebar. Raut wajah mereka berseri seakan mentari sedang menyinari bumi.

Mereka makan bersama dengan saling bercanda ria, Bu Rukmini melihat kedua anak tercintanya dengan tanpa terasa menitikkan air mata. Kehidupan seperti ini yang selalu diimpikan olehnya.

Hingga masa-masa kecil Rudi dan Rini seketika terlintas di pikiran Bu Rukmini, membuatnya semakin tergugu dalam tangis. Suaminya yang melihat keheranan, karena seharusnya mereka merasa bahagia bukan duka.

"Ada apa, Bu?" tanya Pak Rosadi dengan manik mengembun.

"Tidak ada apa, Ibu hanya ingat saat anak-anak masih kecil dan saling bercanda seperti ini," isaknya dengan menyeka air mata kasar.

Rini dan Rudi pun menghambur memeluk kedua orang tua mereka tanpa bisa menahan derasnya tangisan yang keluar tanpa diminta.

❤️❤️❤️❤️

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status