Share

Sebuah Kekakuan

Saliah baru berhenti melangkah dan bergumam ketika dia menyadari bahwa ada dua prajurit yang melintangkan tombak mereka hingga membentuk angka X besar di hadapannya, dan dua prajurit lainnya berada di belakang masing-masing yang menghalanginya.

“Maaf dunsanak,” ujar prajurit yang di kiri dengan mengernyit menatap pemuda di hadapannya. “Hari sudah rembang petang, ada keperluan apa engkau memasuki Kotaraja?”

“Maaf,” kata prajurit yang di kanan pula. “Bukan kami hendak mencurigai engkau. Akan tetapi, kami tidak pernah melihat engkau di sini sebelumnya. Jadi, bisakah engkau sebutkan kepentinganmu, dunsanak?”

Saliah mereguk ludah. Tatapannya beralih dari kedua prajurit yang menghalanginya pada gerbang besar di belakang para prajurit.

“Ge-Gerbang Barat …”

Prajurit di kiri tersenyum lebar. “Kau benar, dunsanak. Ini adalah Gerbang Barat. Maaf, jika engkau tiada kepentingan di sini sama sekali, lebih baik engkau memutar langkah!”

Saliah mengangguk dengan gugup dan terus menunduk sehingga membu
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status