Share

Hari-Hari Penuh Penantian

“Guru,” Daiyun beringsut semakin mendekati Guru Ma. “Murid hanya mengatakan apa yang murid dengar di pasar tadi, bukan satu perkara yang dibuat-buat!”

Guru Ma tersenyum tipis menanggapi si Biksu Muda yang terkesan berapi-api.

“Orang-orang berbicara tentang muda-mudi dari Tiongkok yang ditangkap oleh Prajurit Sriwijaya.”

“Amitabha …” Guru Ma menghela napas dalam-dalam. “Daiyun,” ucapnya penuh kelembutan.

“Guru?”

“Apakah menurutmu hanya engkau dan aku saja yang berasal dari Tiongkok dan datang ke negeri ini?” tanya Guru Ma. “Hanya Tuan Muda Feng dan Nona Huang saja?”

“Bagaimana dengan pedang bersarung merah dan biru?” susul Daiyun sebab dia sangat yakin bahwa hal ini memang mengenai pasangan muda tersohor itu.

Cahaya di bola mata Guru Ma sedikit berubah.

“Guru,” kata Daiyun, lagi. “Murid ragu jika ada dua orang yang juga datang dari Tiongkok dengan masing-masing membawa pedang yang ciri-cirinya sama persis dengan pedang milik Tuan Muda Feng dan Nona Huang. Ini pasti bukan sebuah kebetul
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status