Share

Percakapan Dua Pria

Datuak Rajo Tuo mengunyah makanan di dalam mulutnya, menelan makanan itu, lalu meminum seteguk air.

Dan barulah dia melirik putranya yang duduk di seberang meja.

“Apakah engkau tidak berpikir bahwa negeri ini membutuhkanmu, Ananda?” tanyanya dengan pelan saja, tapi cukup mengena di hati sang anak. “Kerajaan ini? Atau ayahmu ini, hmm?”

Sang Putra Mahkota menghela napas dalam-dalam. “Ayahanda …”

“Takhta kerajaan memerlukan pewarisnya, Putraku.”

Dangmudo Basa tersenyum.

Alasan makan malam bersama kali ini sudah cukup bisa ia telaah sebagai sebuah upaya sang ayah untuk membuatnya tetap terikat dengan garis keturunannya sebagai penerus darah, raja berikutnya saat hari itu tiba, nanti.

Dan dia sama sekali tidak membenci ataupun menentang hal ini.

“Bagaimana bila kematian mendatangiku lebih cepat dari apa yang pernah engkau pikirkan?”

“Ayahanda…” sang Putra Mahkota mengangkat sedikit wajahnya, menghadirkan senyuman pada sang ayah di depan. “Janganlah berkata hal yang tak elok.”

“Itu bisa saj
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status