Perasaanku tidak enak, firasatku berkata ada yang tidak beres dengan perubahan rencana ini. Bukankah mereka memerlukan sidik jari dari kami untuk melakukan operasi ini.
Dengan pikiran yang berkecambuk aku mengumpulkan Energizer Food ke dalam wadah yang sudah kami siapkan.
“Hansel cepatlah, kita harus segera keluar dari sini.” Panik menghinggapi aku dan Philip.
“Tenanglah, tidak akan terjadi apa-apa,” kataku untuk menenangkan Philip.
“Jujur saja, aku cemas sekali,” ungkapnya padaku.
“Bukan hanya kau, aku pun juga. Tetaplah tenang.” Aku berkata sambil segera menyelesaikan menjarah target kami.
Semua Energizer Food yang ada di sini sudah kami amankan di dalam wadah elastis yang sudah kami siapkan.
Nginggggg...
Ngingg...
Nginggg...
Saat kami akan keluar dari tempat ini. Tiba-tiba terdengar suara sirine yang sangat bising.
Bulan telah terbit tinggi di atas langit sana, angin berhembus membawa suasana yang kelam. Malam ini aku dan Philip akan mencoba kembali ke markas untuk melarikan diri dari kejaran para polisi.Sebelum pergi kami menyiapkan banyak hal. Benar-benar mempersiapkan diri untuk menghadapi rintangan yang akan kami hadapi nanti.Aku dan Philip menggunakan jaket ya tersisa pada tubuh untuk menyamarkan penampilan kami. Penyelinapan malam ini sungguh membuat was-was.Salah sedikit saja kami pasti akan tertangkap tangan. Semoga saja apa yang dikatakan oleh Gio untuk kembali ke markas adalah pilihan yang tepat.“Kau siap Philip?” tanyaku.“Tentu saja, percayalah kita akan baik-baik saja.” Philip meyakinkan aku untuk percaya pada aksi ini.“Semoga saja teman,” kataku pelan.“Lima menit lagi kita akan berangkat. Periksalah senjatamu, jangan sampai ada yang terlewat,” ucapnya memperingatkanku.&l
Aku otomatis memejamkan mataku ketika cahaya itu datang menghantamku. Ketika aku bangun dari pingsan, aku mendapati diri berada di ruang hampa yang sangat gelap dan menyesakkan.'Dimana ini?’ batinku cemas ketika melihat ke sekelilingku yang kosong.Apakah aku sudah meninggal?“Bisa dibilang begitu,” jawab seseorang tiba-tiba.“Siapa itu?!” aku berteriak dengan cemas ketika rasa sesak itu memenuhi hatiku.“Aku?” nada bicara orang itu seperti sedang meledekku.“Bisa dikatakan aku adalah Dewa,” lanjutnya dengan kekehan kecil.Lalu tiba-tiba muncul seorang anak laki-laki kecil tak jauh dariku.“Aku mempunyai tawaran untukmu anak muda,” jelas anak kecil itu sembari berjalan mendekat kepadaku.Aku berpikir sejenak sebelum menjawab perkataan anak kecil itu, “Apa tawaranmu?” jawabku takut-takut.“Aku akan memberikanmu sebuah misi.&r
“Tidak mungkin! Bagaimana aku bisa mengumpulkan semua pecahan Artefak itu!” Aku berteriak keras di dalam hutan lebat itu saat mendengarkan cerita dari Gust yang berbicara mengenai legenda yang ada di duni barunya ini. 'Kau lupa?! Aku akan membantumu menemukan semua Artefak itu!’ ucap Gust di dalam kepalaku sambil mendengus sebal kepadaku. “Tapi ... Bagaimana mungkin aku mengalahkan ras-ras lain seperti mereka!” Aku masih tidak percaya dengan apa yang aku dengar, ia akan mengambil sebuah pecahan Artefak dari ras lain. Tidak pernah terbayangkan di dalam hidupku akan menjadi seperti ini, lebih baik dirinya bertarung melawan pemerintah korup itu daripada harus bertempur melawan ras lain seperti ini.Hansel memegang kepalanya yang mulai berdenyut sakit saat memikirkan apa yang akan dilaluinya di depan nanti, bagaimana mungkin ia bisa bertempur melawan seorang Vampire hingga kawanan Naga. Terlebih lagi ia hanyalah seorang manusia biasanya yang tidak mempunyai kemampuan apapun.“GUST! Kekua
“Berhenti di sana!” terdengar teriakan mengancam dari belakangku.Sialan aku sudah terpojok seperti ini, kemana lagi aku akan pergi jika seperti ini, gara-gara para komplotan sialan itu aku jadi seperti ini.Huft...Huft...Aku sudah kehabisan nafas karena terlalu banyak berlari menghindari kejaran para polisi itu.Semua kesialan ini berawal dari masalah yang terjadi di tempat kerja sialan itu.Satu bulan yang lalu...“Senior, ketua direksi mengatakan sepertinya artikel yang senior kerjakan akan susah untuk diterbitkan,” bawahanku berkata dengan takut-takut.“Hah... Kau pikir ketua bisa menghentikan aku untuk menerbitkan ini,” jawabku dengan ketus.Siapa yang bisa menghalangi seorang Hansel Rhett dari menerbitkan sebuah artikel, hanya karena artikel yang ku terbitkan berisi tentang para petinggi yang korup itu.Walaupun dunia ini sudah sangat maju dalam
Pagi ini aku terbangun dengan sebuah berita yang bisa dibilang sesuai dugaan, karena artikel yang aku terbitkan kemarin menjadi perbincangan seantero ibukota Metro.Kepala direksi langsung menyuruhku untuk datang ke tempat kerja secepat mungkin. Setelah selesai bersiap-siap aku langsung bergegas pergi ke kantor.Perusahaan kami terbilang salah satu yang sangat terkenal, memiliki gedung bertingkat tinggi dan bergensi di kawasan inti Metro.Metro adalah ibukota dengan tingkat teknologi yang sangat maju, sudah banyak pekerjaan manusia yang digantikan oleh para robot yang diciptakan oleh ilmuan hebat yang dimiliki Metro.Dengan keadaan demikian angka kejahatan sangat tinggi di sini, karena banyak orang tidak memiliki pekerjaan digantikan oleh robot.Atas hal ini juga lah kenapa aku ingin mengusut kasus ini, para petinggi itu tidak memikirkan keadaan menderita para mayoritas penduduk saat ini.Apalagi ketika para ilmuan yang disetujui oleh
Cepat-cepat aku pergi ke lantai bawah, terlihat orangtuaku sudah pulang tapi mereka terlihat sangat sedih bahkan Ibu pun menangis.“Ada apa ini?” tanyaku penasaran.Ibu tetap menangis lalu Ayah menoleh kepadaku, “Proyek baru yang perusahaan jalankan sedang buruk, lalu toko ibumu dihancurkan oleh seseorang yang tidak dikenal.”Ayah terdengar sangat lemas ketika menceritakan ini, aku mempunyai firasat buruk tentang masalah ini, banyak orang yang sudah aku bongkar kejahatannya selama aku menjadi Jurnalis.Aku berpikir bahwa ketika mereka mendengar kabar tentang diblokirnya aku dari dunia perjurnalisan mereka mulai menyerangku seperti ini, hingga orangtuaku pun menjadi sasaran mereka.Keluarga kami memiliki lumayan banyak usaha, ibuku memiliki toko kue di ibukota, lalu Ayah mewarisi perusahaan Kakek.Aku tidak menyangka mereka akan melakukan ini terhadapku, beraninya mereka menyerangku disaat aku terpuruk seperti ini, aku
Putus asa, frustasi, stress atau apa lah itu, aku sudah tidak tau harus melakukan apa lagi.Aku hancur...Setelah perusahaan dijual untuk melunasi setangah hutang kami, sejak saat itu ayah bekerja di perusahaan temannya untuk mencicil sisa hutang kami.Dan aku sekarang membantu di toko kecil Ibu, aku sudah mencoba untuk mencari pekerjaan lain tetapi tidak ada yang mau menerima.Sekarang inilah yang bisa aku lakukan untuk keluargaku, membantu Ibu untuk mengantarkan pesanan kue dari toko Ibu.Karena ekonomi kami yang sangat sulit, kami telah menjual rumah yang ada di ibukota dan pindah ke pinggiran kota dengan rumah yang lebih kecil.Sudah menjual rumah dan perusahaan pun hutang kami masih tersisa, sekarang sebagian besar pendapatan kami untuk membayar hutang, sisa nya kami gunakan untuk kehidupan sehari hari.“Hansel tolong kirimkan kue ini ke pusat kota, alamatnya ada di depan kotaknya.” Ibu memberikan kotak kue kepadaku u
Sudah seminggu ini Ayah masih terbaring lemah keadaannya semakin memburuk, sakit kepalanya tak kunjung membaik bahkan sekarang disertai dengan sesak.Ibu memutuskan untuk menjaga Ayah di rumah, jadi hanya aku yang akan pergi ke toko untuk mengantarkan sisa pesanan pelanggan.Sebelum pergi tak lupa ku lihat Ayah dahulu di kamarnya, “Ayah bagaimana perasaanmu sekarang?”“Tidak... Apa-apa Hansel, Ayah baik-baik saja hanya sedikit sesak,” jawab Ayah terdengar nafasnya sangat berat.“Nanti akan ku bawakan obat sepulang dari toko,” kataku sambil berjalan pergi meninggalkan kamar Ayah.Ku lihat Ibu sedang menyiapkan bubur dan teh hangat untuk Ayah, “Ibu aku pergi.”“Hati-hati Hansel,” jawab Ibu dari dapur.Langit hari ini mendung, seperti akan turun hujan lebat. Suram begitulah suasana hari ini sungguh tidak mengenakkan.Untungnya hari ini aku lumayan sibuk, jadi perasaan sur