‘Kenapa tidak ada yang datang hari ini,' pikirku bertanya-tanya ketika menjaga toko hari ini.
Pagi ini aku dan Ibu mulai lagi untuk membuka toko kue, semenjak kepergian Ayah baru hari ini Ibu mau pergi membuka toko.
Kemarin kami mendapat informasi dari teman Ibu yang berkata bahwa makanan inovasi Energizer Food membuat penjualan makanan padat lain menjadi turun drastia
Awalnya aku dan Ibu tidak mengharapkan dampak yang dibawa Enegizer Food akan sebesar ini.
“Bagaimana nasib kita sekarang kalau keadaannya seperti ini,” keluh Ibu sambil menghela nafas.
“Aku akan mencari pekerjaan yang lain Ibu, hutang yang tersisa tinggal sedikit lagi jadi akan ku usahakan untuk melunasinya.” Aku menyampaikan maksudku pada Ibu.
Tanpa menatapku Ibu berkata, “Yaa memang seharusnya begitu.”
Aku tau Ibu kecewa padaku apalagi dengan ditinggal oleh Ayah, aku melihat Ibu semakin hari semakin tidak semangat.
Melihat Ibu seperti itu, aku memutuskan untuk pergi ke luar toko untuk mencari udara segar. Aku duduk di depan toko sambil melihat orang lalu lalang, terdengar mereka sibuk membicarakan Energizer Food.
Semua ini terjadi karena makanan sialan ini tercipta, aku ingin berkata aku menyesal untuk apa pun yang terjadi waktu itu, tapi jika aku bisa mengulang waktu pun aku akan tetap melakukan nya.
Aku terdiam dan memandangi langit, seketika aku teringat perkataan Philip waktu itu.
Philip sempat mengajakku bekerja untuknya, jika tidak salah ingat ia menyuruhku untuk menemuinya di gang depan sebelum pusat kota malam ini.
Apakah aku ikut dengannya saja yaa?
Situasiku sangat terdesak saat ini, aku sudah tidak bisa mengandalkan penghasilan dari toko kue, dan aku pun sudah berjanji kepada Ibu untuk melunasi sisa hutang kami.
Sepertinya aku harus menyingkirkan egoku untuk saat ini, aku butuh pekerjaan lain yang bisa memberiku penghasilan untuk membayar hutang.
Aku memutuskan nanti malam akan menemui Philip untuk ikut bekerja dengannya, inilah satu-satunya kesempatanku untuk mendapatkan pekerjaan.
Setelah menunggu waktu hasilnya hari ini hanya ada satu pelanggan yang datang membeli kue, bahkan pesanan online pun tak ada satu pun yang datang.
Ibu memutuskan untuk menutup toko lebih cepat, “Ayo pulang Hansel, kita akan tutup lebih cepat,” kata Ibu.
“Iya Bu, jika Ibu ingin pulang lebih dulu tak apa, nanti aku yang akan membersihkan toko,” sautku mulai mengambil peralatan pembersih.
“Ibu serahkan padamu Hansel,” tutur Ibu dan segera mengemasi barang untuk pulang ke rumah.
“Oiyaa, aku akan pergi bertemu dengan Philip dulu nanti sebelum pulang,” kataku sebelum Ibu pergi.
“Yaa, terserah padamu saja.” Ibu berkata dengan melangkah pergi.
Sepertinya Ibu sudah sangat lelah listen ini semua. Aku tidak boleh menyianyiakan kesempatan ini, aku harus berjuang untuk hidupku dan Ibu.
Cepat-cepat aku membersihkan toko supaya bisa menemui Philip lebih cepat.
Aku melihat arlojiku waktu menunjukkan jam tujuh tepat, syukurlah masih jam segini aku harap Philip sudah ada di sana. Ku eratkan jaket supaya angin malam tak menembus ke dalam tulangku, malam ini lumayan dingin jam segini saja sudah sedingin ini.
Langkah kakiku menyusuri trotoar, tak lama kemudian aku sampai di depan gang kecil yang di janjikan Philip.
Aku melihat dari kejauhan sesosok orang di dalam gang itu, sepertinya itu Philip.
Perlahan aku berjalan mendekati sosok tersebut, “Philip itukah kau?” tanyaku ketika sudah mendekati sosok tersebut
Sosok itu lalu berbalik, “Akhirnya kau datang juga, ku pikir kau tidak akan datang Hansel.”
“Kau tau ini aku?”
“Tentu saja, siapa lagi yang akan datang kemari jika bukan kau,” katanya dengan bercanda.
“Aishh aku ragu tadi untuk mendatangimu, gang ini sangat gelap kenapa kau ingin menemuiku disini sih,” gerutuku.
Ku lihat dia hanya tertawa saja, “Jadi apa pekerjaan yang kau tawarkan kepadaku kemarin?”
“Hey.. hey... Santai teman, janji padaku tidak akan marah saat aku memberitahumu!” entah bagaimana suasana menjadi serius sekarang
“Yaa aku janji.”
“Jangan potong pembicaraanku, selesai kan sampai akhir baru kau boleh komentar, setuju?” jelas Philip dengan serius
Tumben sekali anak ini bicara serius, “Okee.. okee.. aku setuju sekarang bicaralah,” kataku menyakinkannya.
“Okee, jadi kau tau aku bagian dari bisa di bilang komplotan jahat di sini, jika kau tak tau maka aku beritau sekarang,” jelasnya membuatku kaget setengah mati.
“Kau!” tunjukku dengan emosi, Philip hanya mengisyaratkan aku untuk diam, karena sudah berjanji jadi aku tetap mendengarkannya sambil melotot padanya.
Philip meringis saat dia melihat aku melotot padanya, “Aku membutuhkan maksudnya kelompokku membutuhkan satu orang lagi untuk projek pencurian baru kami, target pencurian kami adalah Energizer Food, aku ingat bahwa kau tau tentang item itu kan, maka dari itu aku membutuhkanmu untuk projek kami.”
Lalu Philip melanjutkan, “Bergabunglah, aku tau kau tak punya tujuan lain.”
Awalnya aku marah pada Philip, beraninya dia mengajakku untuk melakukan hal tidak bermoral seperti jnj, tapi jika aku memikirkannya lagi apa yang dia katakan benar.
Aku tidak punya tujuan lain, dan lagi target mereka adalah musuhku mungkin inilah kesempatanku untuk membalas Jasper sialan itu.
“Kalian berencana mencuri mereka bagaimana?” tanyaku.
“Rencananya kami akan merampok pusat produksi mereka, dan informasi tentang pusat mereka sangat sulit di temui maka dari itu aku mengajakmu, kau tau kan tentang informasi ini?”
“Yaa tentu saja, aku sudah meneliti mereka dari awal.”
“Bergabunglah dengan kami Hansel, aku sangat membutuhkan bantuanmu,” pinta Philip dengan sungguh-sungguh.
“Apa yang akan aku dapatkan jika aku ikut bergabung?”
“Hasil pencurian kita akan kami jual di Blackmarker, hasil dari penjualan tersebut akan dibagi rata kepada semua yang ikut rencana ini.”
Lalu Philip melanjutkan, “Kau tau kan seberapa mahal harga Energizer Food, jika kita menjualnya di Blackmarket harganya akan jadi dua kali lipat.”
Saat ini Energizer Food dijual dua puluh dollar per botol, kau bisa bayangkan berapa banyak uang yang akan dihasillan jika kita menjual itu sendiri.
Aku sangat bimbang saat ini, haruskah aku ikut dangan Philip dan mengesampingkan moralku hanya untul bertahan hidup.
“Anggota kelompokmu sekarang ada berapa Philip?”
“Sekarang kami bersembilang, ditambah denganmu akan menjadi pas sepuluh orang.”
“Apakah benar hasil akan dibagi rata, aku tidak bisa percaya begitu saja kepadamu kan apalagi aksi ini mempertaruhkan nyawaku,” kataku serius kepadanya.
“Tentu kau akan ragu pada kami, tapi kau tau aku Hansel aku akan menjamin mereka akan membayar kita dengan setara,” aku melihat Philip berkata dengan sungguh-sungguh.
Aishh aku sangat bingung sekarang, kepalaku berkata untuk melakukannya tapi hatiku berteriak untuk jangan melakukannya.
Ada banyak alasan untukku bergabung dengan mereka, pertama target mereka adalah musuhku, kedua aku membutuhkan uang untuk membayar hutang, dan ketiga aku tidak mempunyai tujuan lagi.
Jadi aku harus bagaimana sekarang?
Aku dihadapkan dengan dua pilihan apakah aku akan melakukan pencurian dengan teman masa kecilku atau tetap berpegang teguh pada hatiku untuk tetap menjadi manusia yang bermoral. Dan yaa aku memutuskan untuk ikut bergabung dengan Philip, mengesampingkan hatiku yang berteriak untuk tidak melakukannya. “Oke, aku akan ikut denganmu,” jawabku menegaskan pilihanku. “Syukurlah kau akan ikut, terimakasih Hansel sudah mau membantuku.” Aku melihat Philip membuang nafas dengan lega. “Pegang janji yang sudah kau katakan, bagian kita akan sama rata,” kataku menegaskan janjinya. “Tenang aja, aku pasti akan memenuhi janjiku,” jawab Philip penuh keyakinan. “Jadi sekarang apa yang perlu akh lakukan untuk membantu kalian,” tanyaku penasaran untuk mendenagr rencana pencurian yang sudah mereka pikirkan. “Ayo ikut aku ke markas kami.” Philip memimpin jalan di depan. “Memang di mana letak markas kalian?” tanyaku penasaran padanya. “S
Tok...Tokk...Tok...Dalam tidurku, aku seperti mendengar ketukan pada pintu kamarku. Setelah aku dengarkan ternyata benar ada yang mengetuk pintu kamarku.“Hansel...”Aku segera bangun ketika mendengar suara Ibu dari luar kamarku.“Iyaa, ada apa?” jawabku sambil mengumpulkan nyawa.Ibu lalu masuk ke dalam kamar, “Ibu pergi sebentar, hari ini sepertinya kita tidak usah membuka toko, pergilah cari pekerjaan lain atau pergi bersama temanmu jika kau bosan di rumah,” ucap Ibu kemudian.“Iyaa,” jawabku singkat sambil mengucek mataku.Aku lihat jam ternyata sudah jam 10 pagi, tak biasanya aku bangun setelat ini. Sepertinya karena tidur terlalu larut tadi malam.Setelah membersihkan diri aku mengingat bahwa ada tugas yang harus aku kerjakan. Ketua kelompok pencurian itu memberiku tugas untuk memcari cara untuk masuk ke dalam pusat Eneegizer Food. Sepertiny
Srak.. Srak... Gemeresik daun terdengar ketika melewati hutan. Saat ini operasi pencurian akan dilakukan. Aku memberi tahu tempat yang biasa aku jadikan persembunyian ketika masih menjadi Jurnalis dahulu. Hutan ini terletak tak jauh dari target, jaraknya sekitar 200 meter. Aku dan Philip diberi tugas untuk mencari petugas patroli untuk dijadikan sandera dan alat kami untuk mendapat akses lebih dalam. “Mereka belum juga patroli.” Tiba-tiba aku mendengar Philip berkata. “Dari informasi yang aku tau, mereka akan patroli sekitar 10 menit lagi,” ucapku sembari melihat waktu di jam tanganku. “Kenapa kita tidak langsung masuk saja, tidak ada juga yang patroli di sini.” Philip kesal sudah menunggu lama untuk mencari sandera mereka. “Tanyakan saja pada ketuamu kenapa malah ngomel ke aku,” kataku mengacuhkannya dan tetap fokus mengintai. Aku mendengar Philip mendengus dari sebelahku. Giovanni dan yang lain sedan
Perasaanku tidak enak, firasatku berkata ada yang tidak beres dengan perubahan rencana ini. Bukankah mereka memerlukan sidik jari dari kami untuk melakukan operasi ini.Dengan pikiran yang berkecambuk aku mengumpulkan Energizer Food ke dalam wadah yang sudah kami siapkan.“Hansel cepatlah, kita harus segera keluar dari sini.” Panik menghinggapi aku dan Philip.“Tenanglah, tidak akan terjadi apa-apa,” kataku untuk menenangkan Philip.“Jujur saja, aku cemas sekali,” ungkapnya padaku.“Bukan hanya kau, aku pun juga. Tetaplah tenang.” Aku berkata sambil segera menyelesaikan menjarah target kami.Semua Energizer Food yang ada di sini sudah kami amankan di dalam wadah elastis yang sudah kami siapkan.Nginggggg...Ngingg...Nginggg...Saat kami akan keluar dari tempat ini. Tiba-tiba terdengar suara sirine yang sangat bising.
Bulan telah terbit tinggi di atas langit sana, angin berhembus membawa suasana yang kelam. Malam ini aku dan Philip akan mencoba kembali ke markas untuk melarikan diri dari kejaran para polisi.Sebelum pergi kami menyiapkan banyak hal. Benar-benar mempersiapkan diri untuk menghadapi rintangan yang akan kami hadapi nanti.Aku dan Philip menggunakan jaket ya tersisa pada tubuh untuk menyamarkan penampilan kami. Penyelinapan malam ini sungguh membuat was-was.Salah sedikit saja kami pasti akan tertangkap tangan. Semoga saja apa yang dikatakan oleh Gio untuk kembali ke markas adalah pilihan yang tepat.“Kau siap Philip?” tanyaku.“Tentu saja, percayalah kita akan baik-baik saja.” Philip meyakinkan aku untuk percaya pada aksi ini.“Semoga saja teman,” kataku pelan.“Lima menit lagi kita akan berangkat. Periksalah senjatamu, jangan sampai ada yang terlewat,” ucapnya memperingatkanku.&l
Aku otomatis memejamkan mataku ketika cahaya itu datang menghantamku. Ketika aku bangun dari pingsan, aku mendapati diri berada di ruang hampa yang sangat gelap dan menyesakkan.'Dimana ini?’ batinku cemas ketika melihat ke sekelilingku yang kosong.Apakah aku sudah meninggal?“Bisa dibilang begitu,” jawab seseorang tiba-tiba.“Siapa itu?!” aku berteriak dengan cemas ketika rasa sesak itu memenuhi hatiku.“Aku?” nada bicara orang itu seperti sedang meledekku.“Bisa dikatakan aku adalah Dewa,” lanjutnya dengan kekehan kecil.Lalu tiba-tiba muncul seorang anak laki-laki kecil tak jauh dariku.“Aku mempunyai tawaran untukmu anak muda,” jelas anak kecil itu sembari berjalan mendekat kepadaku.Aku berpikir sejenak sebelum menjawab perkataan anak kecil itu, “Apa tawaranmu?” jawabku takut-takut.“Aku akan memberikanmu sebuah misi.&r
“Tidak mungkin! Bagaimana aku bisa mengumpulkan semua pecahan Artefak itu!” Aku berteriak keras di dalam hutan lebat itu saat mendengarkan cerita dari Gust yang berbicara mengenai legenda yang ada di duni barunya ini. 'Kau lupa?! Aku akan membantumu menemukan semua Artefak itu!’ ucap Gust di dalam kepalaku sambil mendengus sebal kepadaku. “Tapi ... Bagaimana mungkin aku mengalahkan ras-ras lain seperti mereka!” Aku masih tidak percaya dengan apa yang aku dengar, ia akan mengambil sebuah pecahan Artefak dari ras lain. Tidak pernah terbayangkan di dalam hidupku akan menjadi seperti ini, lebih baik dirinya bertarung melawan pemerintah korup itu daripada harus bertempur melawan ras lain seperti ini.Hansel memegang kepalanya yang mulai berdenyut sakit saat memikirkan apa yang akan dilaluinya di depan nanti, bagaimana mungkin ia bisa bertempur melawan seorang Vampire hingga kawanan Naga. Terlebih lagi ia hanyalah seorang manusia biasanya yang tidak mempunyai kemampuan apapun.“GUST! Kekua
“Berhenti di sana!” terdengar teriakan mengancam dari belakangku.Sialan aku sudah terpojok seperti ini, kemana lagi aku akan pergi jika seperti ini, gara-gara para komplotan sialan itu aku jadi seperti ini.Huft...Huft...Aku sudah kehabisan nafas karena terlalu banyak berlari menghindari kejaran para polisi itu.Semua kesialan ini berawal dari masalah yang terjadi di tempat kerja sialan itu.Satu bulan yang lalu...“Senior, ketua direksi mengatakan sepertinya artikel yang senior kerjakan akan susah untuk diterbitkan,” bawahanku berkata dengan takut-takut.“Hah... Kau pikir ketua bisa menghentikan aku untuk menerbitkan ini,” jawabku dengan ketus.Siapa yang bisa menghalangi seorang Hansel Rhett dari menerbitkan sebuah artikel, hanya karena artikel yang ku terbitkan berisi tentang para petinggi yang korup itu.Walaupun dunia ini sudah sangat maju dalam