Aku dihadapkan dengan dua pilihan apakah aku akan melakukan pencurian dengan teman masa kecilku atau tetap berpegang teguh pada hatiku untuk tetap menjadi manusia yang bermoral.
Dan yaa aku memutuskan untuk ikut bergabung dengan Philip, mengesampingkan hatiku yang berteriak untuk tidak melakukannya.
“Oke, aku akan ikut denganmu,” jawabku menegaskan pilihanku.
“Syukurlah kau akan ikut, terimakasih Hansel sudah mau membantuku.” Aku melihat Philip membuang nafas dengan lega.
“Pegang janji yang sudah kau katakan, bagian kita akan sama rata,” kataku menegaskan janjinya.
“Tenang aja, aku pasti akan memenuhi janjiku,” jawab Philip penuh keyakinan.
“Jadi sekarang apa yang perlu akh lakukan untuk membantu kalian,” tanyaku penasaran untuk mendenagr rencana pencurian yang sudah mereka pikirkan.
“Ayo ikut aku ke markas kami.” Philip memimpin jalan di depan.
“Memang di mana letak markas kalian?” tanyaku penasaran padanya.
“Shhhh... Cukup ikuti aku saja, kau akan tau nanti,” selanya sambil tetap berjalan di depan.
Aku mengikuti Philip dari belakang, dia menuntunku masuk lebih dalam gang.
Sebetulnya gang ini sangat panjang, jadi tadi aku menemui Philip hanya seperempat dari panjang gang ini.
Karena gelap aku tidak melihat banyak, setelah sampai di ujung gang, aku melihat Philip meraba dinding di sebelah kanan kami.
“Apa yang kau lakukan Philip?” tanyaku penasaran dengan tingkahnya yang aneh.
Philip tidak menjawab dan tetap meraba dinding di sebelah kami.
“Kau ane-“ ucapanku terputus ketika aku mendengar jalan setapak di depan kami bergerak dan terbelah.
Terkejut melihat ada mekanisme rahasia di sebuah gang gelap sepeeti ini, aku sangat tidak menyangka ada sebuah markas rahasia di sini.
“Yap, inilah markas rahasia kami ehehehe, keren kan.” Philip menyombongkan mekanisme dari markas rahasianya.
“Iyaa.. Iyaa... Terserah padamu saja lah,” jawabku datar.
“Ayo cepat masuk sebelum ada yang melihat pintu ini.” Philip langsung meloncat turun ke bawah.
Aku dengan cepat mengikutinya dari belakang, ikut meloncat seperti yang dilakukan Philip.
Setelah aku loncat, pintu diatas menutup dengan otomatis dan sekarang keadaan di sekitar kami gelap gulita tanpa ada setitik cahaya pun.
“Philip apa yang terjadi?” tanyaku pada Philip yang sebenarnya aku tak tau dia ada di mana.
“Tunggu sebentar.”
Tiba-tiba cahaya datang, aku melihat Philip yang sedang memegang lampu senter ditangannya.
“Kau membuatku takut Philip,” ujarku serius padanya.
“Hehehe.. maafkan aku, lupa kalau di bawah sini akan sangat gelap,” jawabnya seperti tidak bersalah.
“Dasar kau, mana yang lain bukankah kita sudah sampai?”
“Sebentar lagi kita akan sampai.” Philip memimpin jalan lagi.
Tak lama kemudian sekitar lima melnit akhirnya kami sampai, aku melihat ada sekitar tiga orang di ruangan ini.
Tempatnya seperti basement biasa, tidak terlalu luas dan ada papan tulis yang terletak di ujung tengah ruangan.
Terlihat banyak gambar dan tulisan di papan tulis tersebut, sepertinya mereka menuliskan rencana mereka di sana.
Lalu mereka mendatangi Philip dan berbicara padanya, Philip menarikku dan mengenalkan pada mereka.
“Yoshh aku berhasil membawanya untuk bergabung dengan kita,” kata Philip lalu menyenggolku mengisyaratkan untuk memperkenalkan diri.
“Hansel.”
Philip diam, semuanya diam, apa yang salah memangnya kenapa mereka hanya diam.
“Ehmm... Jadi dia yang akan membantu kita untuk melacak target dan masuk ke dalam.” Philip berdehem dan menjelaskan tugasku.
“Ternyata ini orang yang kau bilang bisa membantu kita,” kata seseorang yang terlihat sulit untuk di dekati.
“Yaa benar ketua, ini temanku yang aku bicarakan,” jawab Philip.
“Perkenalkan aku Giovanni ketua kelompok ini, dan ini dua orang lain yang akan ikut bersama kita,” jelas orang itu yang ternyata bernama Giovanni.
“Yang lain sedang tidak ada di sini, kau bisa menemui mereka di lain hari,” jelas Philip kepadaku.
“Bisakah aku tau bagaimana rencana kalian?” tanyaku tanpa basa-basi.
“Huh.. bocah yang tidak sabaran ternyata.” Aku melihat Giovanni menyeringai kepadaku.
Lalu Giovanni menjelaskan rencana kelompok kepadaku, aku menjelaskan rencana dengan seksama, dan tak jarang aku memberi ide tambahan untuk rencana mereka.
“Setelah mengetahui renca kami, aku ingin mendengar informasi darimu,” tanya Giovanni setelah menjelaskan rencananya.
“Aku adalah mantan Jurnalis yang menyelidiki mereka, jadi aku tau seluk beluk mereka.”
“Jadi kau tau di mana letak pusat produksi mereka?”
“Tentu saja, aku sudah sering ke sana untuk investigasi,” kataku.
“Bagus kalau begitu, rencana ini akan berjalan mulus,” ujar Giovanni dengan senang.
“Jadi kapan kita akan melakukan rencana ini ketua?” tanya Philip tiba-tiba.
“Setelah kita mengumpulkan semua orang dan memberi tau mereka tentang rencana ini maka kita akan langsung melaksanakannya.”
“Satu lagi Hansel, apa kau tau bagaimana cara kita untuk masuk ke dalam markas mereka?” tanya Giovanni padaku.
“Aku akan memikirkan cara untuk masuk ke dalam sana,” jawabku.
“Oke aku serahkan masalah ini padamu.”
“Jika begitu aku dan Hansel akan pergi ketua,” ucap Philip kemudian.
“Yaa, pergilah.”
Aku dan Philip berjalan pulang setelah itu, memanjat ke atas lewat pintu rahasia, aku masih terkejut ketika melihat pintu itu terbuka lagi.
Setelah sampai di atas lagi, aku dan Philip berpisah untuk pulang ke rumah masing-masing.
“Hansel terimakasih telah membantuku.” Tiba-tiba aku mendengar suara Philip dari kejauhan.
Anak itu kebiasaan, walaupun Philip mengajakku untuk melakukan kejahatan tapi aku tetap senang karena ia sudah mengajakku untuk bekerja bersamanya.
Aku tidak ada waktu untuk memikirkan masalah moral ini, sekarang aku mempunyai tugas untuk mencari tau bagaimana kami bisa masuk ke dalam pusat produksi itu.
Aku berjalan pulang ke rumah smabil memikirkan hal ini, bagaimana yaa caranya aku bisa masuk kesana.
Selama aku menginvestigasi mereka, aku hanya melihat mereka dari luar, pernah sekali aku melihat mereka dari dekat.
Kalau tidak salah mereka menggunakan sebuah kartu akses untuk masuk ke dalam, kalau seperti itu berarti aku harus memiliki kartu akses mereka.
Lalu masalahnya adalah bagaimana aku mendapatkan kartu akses itu, haruskah aku mencurinya?
Tidak otakku sekarang sudah terkontaminasi dengan kejahatan, bagaimana aku bisa memikirkan untik mencuri kartu akses itu.
Sepertinya aku butuh makanan untuk membuat otakku jernih lagi.
Cepat-cepat aku berjalan pulang, tak lupa aku mengeratkan jaketku makin malam makin terasa dingin udara malam ini.
Aku lihat jam dan waktu sudah menunjukkan pukul dua belas malam, ternyata sudah tengah malam pantas saja dingin sekali.
Aku tak menyangka akan menghabiskan waktu banyak dengan Philip, apa Ibu mencariku yaa sudah jam segini aku belum pulang.
Akhirnya aku berlari untuk segera sampai di rumah, setelah sampai di rumah aku tidak melihat Ibu.
Sepertinya Ibu sudah tidur duluan dan tidak menungguku, yaa baguslah kalau begitu.
Karena sangat lapar, setelah membersihkan diri aku menyempatkan untuk makan malam yang sangat terlambat.
Aku susah untuk tidur jika perutku kosong, jadi aku makan dulu sebelum tidur.
Setelah makan dengan jeda tiga puluh menit aku pergi tidur, enak sekali setelah lelah hari ini akhirnya aku merasakan kenyamanan kasur lembut ini.
Doakan, semoga hari esok aku beruntung.
Tok...Tokk...Tok...Dalam tidurku, aku seperti mendengar ketukan pada pintu kamarku. Setelah aku dengarkan ternyata benar ada yang mengetuk pintu kamarku.“Hansel...”Aku segera bangun ketika mendengar suara Ibu dari luar kamarku.“Iyaa, ada apa?” jawabku sambil mengumpulkan nyawa.Ibu lalu masuk ke dalam kamar, “Ibu pergi sebentar, hari ini sepertinya kita tidak usah membuka toko, pergilah cari pekerjaan lain atau pergi bersama temanmu jika kau bosan di rumah,” ucap Ibu kemudian.“Iyaa,” jawabku singkat sambil mengucek mataku.Aku lihat jam ternyata sudah jam 10 pagi, tak biasanya aku bangun setelat ini. Sepertinya karena tidur terlalu larut tadi malam.Setelah membersihkan diri aku mengingat bahwa ada tugas yang harus aku kerjakan. Ketua kelompok pencurian itu memberiku tugas untuk memcari cara untuk masuk ke dalam pusat Eneegizer Food. Sepertiny
Srak.. Srak... Gemeresik daun terdengar ketika melewati hutan. Saat ini operasi pencurian akan dilakukan. Aku memberi tahu tempat yang biasa aku jadikan persembunyian ketika masih menjadi Jurnalis dahulu. Hutan ini terletak tak jauh dari target, jaraknya sekitar 200 meter. Aku dan Philip diberi tugas untuk mencari petugas patroli untuk dijadikan sandera dan alat kami untuk mendapat akses lebih dalam. “Mereka belum juga patroli.” Tiba-tiba aku mendengar Philip berkata. “Dari informasi yang aku tau, mereka akan patroli sekitar 10 menit lagi,” ucapku sembari melihat waktu di jam tanganku. “Kenapa kita tidak langsung masuk saja, tidak ada juga yang patroli di sini.” Philip kesal sudah menunggu lama untuk mencari sandera mereka. “Tanyakan saja pada ketuamu kenapa malah ngomel ke aku,” kataku mengacuhkannya dan tetap fokus mengintai. Aku mendengar Philip mendengus dari sebelahku. Giovanni dan yang lain sedan
Perasaanku tidak enak, firasatku berkata ada yang tidak beres dengan perubahan rencana ini. Bukankah mereka memerlukan sidik jari dari kami untuk melakukan operasi ini.Dengan pikiran yang berkecambuk aku mengumpulkan Energizer Food ke dalam wadah yang sudah kami siapkan.“Hansel cepatlah, kita harus segera keluar dari sini.” Panik menghinggapi aku dan Philip.“Tenanglah, tidak akan terjadi apa-apa,” kataku untuk menenangkan Philip.“Jujur saja, aku cemas sekali,” ungkapnya padaku.“Bukan hanya kau, aku pun juga. Tetaplah tenang.” Aku berkata sambil segera menyelesaikan menjarah target kami.Semua Energizer Food yang ada di sini sudah kami amankan di dalam wadah elastis yang sudah kami siapkan.Nginggggg...Ngingg...Nginggg...Saat kami akan keluar dari tempat ini. Tiba-tiba terdengar suara sirine yang sangat bising.
Bulan telah terbit tinggi di atas langit sana, angin berhembus membawa suasana yang kelam. Malam ini aku dan Philip akan mencoba kembali ke markas untuk melarikan diri dari kejaran para polisi.Sebelum pergi kami menyiapkan banyak hal. Benar-benar mempersiapkan diri untuk menghadapi rintangan yang akan kami hadapi nanti.Aku dan Philip menggunakan jaket ya tersisa pada tubuh untuk menyamarkan penampilan kami. Penyelinapan malam ini sungguh membuat was-was.Salah sedikit saja kami pasti akan tertangkap tangan. Semoga saja apa yang dikatakan oleh Gio untuk kembali ke markas adalah pilihan yang tepat.“Kau siap Philip?” tanyaku.“Tentu saja, percayalah kita akan baik-baik saja.” Philip meyakinkan aku untuk percaya pada aksi ini.“Semoga saja teman,” kataku pelan.“Lima menit lagi kita akan berangkat. Periksalah senjatamu, jangan sampai ada yang terlewat,” ucapnya memperingatkanku.&l
Aku otomatis memejamkan mataku ketika cahaya itu datang menghantamku. Ketika aku bangun dari pingsan, aku mendapati diri berada di ruang hampa yang sangat gelap dan menyesakkan.'Dimana ini?’ batinku cemas ketika melihat ke sekelilingku yang kosong.Apakah aku sudah meninggal?“Bisa dibilang begitu,” jawab seseorang tiba-tiba.“Siapa itu?!” aku berteriak dengan cemas ketika rasa sesak itu memenuhi hatiku.“Aku?” nada bicara orang itu seperti sedang meledekku.“Bisa dikatakan aku adalah Dewa,” lanjutnya dengan kekehan kecil.Lalu tiba-tiba muncul seorang anak laki-laki kecil tak jauh dariku.“Aku mempunyai tawaran untukmu anak muda,” jelas anak kecil itu sembari berjalan mendekat kepadaku.Aku berpikir sejenak sebelum menjawab perkataan anak kecil itu, “Apa tawaranmu?” jawabku takut-takut.“Aku akan memberikanmu sebuah misi.&r
“Tidak mungkin! Bagaimana aku bisa mengumpulkan semua pecahan Artefak itu!” Aku berteriak keras di dalam hutan lebat itu saat mendengarkan cerita dari Gust yang berbicara mengenai legenda yang ada di duni barunya ini. 'Kau lupa?! Aku akan membantumu menemukan semua Artefak itu!’ ucap Gust di dalam kepalaku sambil mendengus sebal kepadaku. “Tapi ... Bagaimana mungkin aku mengalahkan ras-ras lain seperti mereka!” Aku masih tidak percaya dengan apa yang aku dengar, ia akan mengambil sebuah pecahan Artefak dari ras lain. Tidak pernah terbayangkan di dalam hidupku akan menjadi seperti ini, lebih baik dirinya bertarung melawan pemerintah korup itu daripada harus bertempur melawan ras lain seperti ini.Hansel memegang kepalanya yang mulai berdenyut sakit saat memikirkan apa yang akan dilaluinya di depan nanti, bagaimana mungkin ia bisa bertempur melawan seorang Vampire hingga kawanan Naga. Terlebih lagi ia hanyalah seorang manusia biasanya yang tidak mempunyai kemampuan apapun.“GUST! Kekua
“Berhenti di sana!” terdengar teriakan mengancam dari belakangku.Sialan aku sudah terpojok seperti ini, kemana lagi aku akan pergi jika seperti ini, gara-gara para komplotan sialan itu aku jadi seperti ini.Huft...Huft...Aku sudah kehabisan nafas karena terlalu banyak berlari menghindari kejaran para polisi itu.Semua kesialan ini berawal dari masalah yang terjadi di tempat kerja sialan itu.Satu bulan yang lalu...“Senior, ketua direksi mengatakan sepertinya artikel yang senior kerjakan akan susah untuk diterbitkan,” bawahanku berkata dengan takut-takut.“Hah... Kau pikir ketua bisa menghentikan aku untuk menerbitkan ini,” jawabku dengan ketus.Siapa yang bisa menghalangi seorang Hansel Rhett dari menerbitkan sebuah artikel, hanya karena artikel yang ku terbitkan berisi tentang para petinggi yang korup itu.Walaupun dunia ini sudah sangat maju dalam
Pagi ini aku terbangun dengan sebuah berita yang bisa dibilang sesuai dugaan, karena artikel yang aku terbitkan kemarin menjadi perbincangan seantero ibukota Metro.Kepala direksi langsung menyuruhku untuk datang ke tempat kerja secepat mungkin. Setelah selesai bersiap-siap aku langsung bergegas pergi ke kantor.Perusahaan kami terbilang salah satu yang sangat terkenal, memiliki gedung bertingkat tinggi dan bergensi di kawasan inti Metro.Metro adalah ibukota dengan tingkat teknologi yang sangat maju, sudah banyak pekerjaan manusia yang digantikan oleh para robot yang diciptakan oleh ilmuan hebat yang dimiliki Metro.Dengan keadaan demikian angka kejahatan sangat tinggi di sini, karena banyak orang tidak memiliki pekerjaan digantikan oleh robot.Atas hal ini juga lah kenapa aku ingin mengusut kasus ini, para petinggi itu tidak memikirkan keadaan menderita para mayoritas penduduk saat ini.Apalagi ketika para ilmuan yang disetujui oleh
“Tidak mungkin! Bagaimana aku bisa mengumpulkan semua pecahan Artefak itu!” Aku berteriak keras di dalam hutan lebat itu saat mendengarkan cerita dari Gust yang berbicara mengenai legenda yang ada di duni barunya ini. 'Kau lupa?! Aku akan membantumu menemukan semua Artefak itu!’ ucap Gust di dalam kepalaku sambil mendengus sebal kepadaku. “Tapi ... Bagaimana mungkin aku mengalahkan ras-ras lain seperti mereka!” Aku masih tidak percaya dengan apa yang aku dengar, ia akan mengambil sebuah pecahan Artefak dari ras lain. Tidak pernah terbayangkan di dalam hidupku akan menjadi seperti ini, lebih baik dirinya bertarung melawan pemerintah korup itu daripada harus bertempur melawan ras lain seperti ini.Hansel memegang kepalanya yang mulai berdenyut sakit saat memikirkan apa yang akan dilaluinya di depan nanti, bagaimana mungkin ia bisa bertempur melawan seorang Vampire hingga kawanan Naga. Terlebih lagi ia hanyalah seorang manusia biasanya yang tidak mempunyai kemampuan apapun.“GUST! Kekua
Aku otomatis memejamkan mataku ketika cahaya itu datang menghantamku. Ketika aku bangun dari pingsan, aku mendapati diri berada di ruang hampa yang sangat gelap dan menyesakkan.'Dimana ini?’ batinku cemas ketika melihat ke sekelilingku yang kosong.Apakah aku sudah meninggal?“Bisa dibilang begitu,” jawab seseorang tiba-tiba.“Siapa itu?!” aku berteriak dengan cemas ketika rasa sesak itu memenuhi hatiku.“Aku?” nada bicara orang itu seperti sedang meledekku.“Bisa dikatakan aku adalah Dewa,” lanjutnya dengan kekehan kecil.Lalu tiba-tiba muncul seorang anak laki-laki kecil tak jauh dariku.“Aku mempunyai tawaran untukmu anak muda,” jelas anak kecil itu sembari berjalan mendekat kepadaku.Aku berpikir sejenak sebelum menjawab perkataan anak kecil itu, “Apa tawaranmu?” jawabku takut-takut.“Aku akan memberikanmu sebuah misi.&r
Bulan telah terbit tinggi di atas langit sana, angin berhembus membawa suasana yang kelam. Malam ini aku dan Philip akan mencoba kembali ke markas untuk melarikan diri dari kejaran para polisi.Sebelum pergi kami menyiapkan banyak hal. Benar-benar mempersiapkan diri untuk menghadapi rintangan yang akan kami hadapi nanti.Aku dan Philip menggunakan jaket ya tersisa pada tubuh untuk menyamarkan penampilan kami. Penyelinapan malam ini sungguh membuat was-was.Salah sedikit saja kami pasti akan tertangkap tangan. Semoga saja apa yang dikatakan oleh Gio untuk kembali ke markas adalah pilihan yang tepat.“Kau siap Philip?” tanyaku.“Tentu saja, percayalah kita akan baik-baik saja.” Philip meyakinkan aku untuk percaya pada aksi ini.“Semoga saja teman,” kataku pelan.“Lima menit lagi kita akan berangkat. Periksalah senjatamu, jangan sampai ada yang terlewat,” ucapnya memperingatkanku.&l
Perasaanku tidak enak, firasatku berkata ada yang tidak beres dengan perubahan rencana ini. Bukankah mereka memerlukan sidik jari dari kami untuk melakukan operasi ini.Dengan pikiran yang berkecambuk aku mengumpulkan Energizer Food ke dalam wadah yang sudah kami siapkan.“Hansel cepatlah, kita harus segera keluar dari sini.” Panik menghinggapi aku dan Philip.“Tenanglah, tidak akan terjadi apa-apa,” kataku untuk menenangkan Philip.“Jujur saja, aku cemas sekali,” ungkapnya padaku.“Bukan hanya kau, aku pun juga. Tetaplah tenang.” Aku berkata sambil segera menyelesaikan menjarah target kami.Semua Energizer Food yang ada di sini sudah kami amankan di dalam wadah elastis yang sudah kami siapkan.Nginggggg...Ngingg...Nginggg...Saat kami akan keluar dari tempat ini. Tiba-tiba terdengar suara sirine yang sangat bising.
Srak.. Srak... Gemeresik daun terdengar ketika melewati hutan. Saat ini operasi pencurian akan dilakukan. Aku memberi tahu tempat yang biasa aku jadikan persembunyian ketika masih menjadi Jurnalis dahulu. Hutan ini terletak tak jauh dari target, jaraknya sekitar 200 meter. Aku dan Philip diberi tugas untuk mencari petugas patroli untuk dijadikan sandera dan alat kami untuk mendapat akses lebih dalam. “Mereka belum juga patroli.” Tiba-tiba aku mendengar Philip berkata. “Dari informasi yang aku tau, mereka akan patroli sekitar 10 menit lagi,” ucapku sembari melihat waktu di jam tanganku. “Kenapa kita tidak langsung masuk saja, tidak ada juga yang patroli di sini.” Philip kesal sudah menunggu lama untuk mencari sandera mereka. “Tanyakan saja pada ketuamu kenapa malah ngomel ke aku,” kataku mengacuhkannya dan tetap fokus mengintai. Aku mendengar Philip mendengus dari sebelahku. Giovanni dan yang lain sedan
Tok...Tokk...Tok...Dalam tidurku, aku seperti mendengar ketukan pada pintu kamarku. Setelah aku dengarkan ternyata benar ada yang mengetuk pintu kamarku.“Hansel...”Aku segera bangun ketika mendengar suara Ibu dari luar kamarku.“Iyaa, ada apa?” jawabku sambil mengumpulkan nyawa.Ibu lalu masuk ke dalam kamar, “Ibu pergi sebentar, hari ini sepertinya kita tidak usah membuka toko, pergilah cari pekerjaan lain atau pergi bersama temanmu jika kau bosan di rumah,” ucap Ibu kemudian.“Iyaa,” jawabku singkat sambil mengucek mataku.Aku lihat jam ternyata sudah jam 10 pagi, tak biasanya aku bangun setelat ini. Sepertinya karena tidur terlalu larut tadi malam.Setelah membersihkan diri aku mengingat bahwa ada tugas yang harus aku kerjakan. Ketua kelompok pencurian itu memberiku tugas untuk memcari cara untuk masuk ke dalam pusat Eneegizer Food. Sepertiny
Aku dihadapkan dengan dua pilihan apakah aku akan melakukan pencurian dengan teman masa kecilku atau tetap berpegang teguh pada hatiku untuk tetap menjadi manusia yang bermoral. Dan yaa aku memutuskan untuk ikut bergabung dengan Philip, mengesampingkan hatiku yang berteriak untuk tidak melakukannya. “Oke, aku akan ikut denganmu,” jawabku menegaskan pilihanku. “Syukurlah kau akan ikut, terimakasih Hansel sudah mau membantuku.” Aku melihat Philip membuang nafas dengan lega. “Pegang janji yang sudah kau katakan, bagian kita akan sama rata,” kataku menegaskan janjinya. “Tenang aja, aku pasti akan memenuhi janjiku,” jawab Philip penuh keyakinan. “Jadi sekarang apa yang perlu akh lakukan untuk membantu kalian,” tanyaku penasaran untuk mendenagr rencana pencurian yang sudah mereka pikirkan. “Ayo ikut aku ke markas kami.” Philip memimpin jalan di depan. “Memang di mana letak markas kalian?” tanyaku penasaran padanya. “S
‘Kenapa tidak ada yang datang hari ini,' pikirku bertanya-tanya ketika menjaga toko hari ini. Pagi ini aku dan Ibu mulai lagi untuk membuka toko kue, semenjak kepergian Ayah baru hari ini Ibu mau pergi membuka toko. Kemarin kami mendapat informasi dari teman Ibu yang berkata bahwa makanan inovasi Energizer Food membuat penjualan makanan padat lain menjadi turun drastia Awalnya aku dan Ibu tidak mengharapkan dampak yang dibawa Enegizer Food akan sebesar ini. “Bagaimana nasib kita sekarang kalau keadaannya seperti ini,” keluh Ibu sambil menghela nafas. “Aku akan mencari pekerjaan yang lain Ibu, hutang yang tersisa tinggal sedikit lagi jadi akan ku usahakan untuk melunasinya.” Aku menyampaikan maksudku pada Ibu. Tanpa menatapku Ibu berkata, “Yaa memang seharusnya begitu.” Aku tau Ibu kecewa padaku apalagi dengan ditinggal oleh Ayah, aku melihat Ibu semakin hari semakin tidak semangat. Melihat Ibu seperti
Sudah seminggu ini Ayah masih terbaring lemah keadaannya semakin memburuk, sakit kepalanya tak kunjung membaik bahkan sekarang disertai dengan sesak.Ibu memutuskan untuk menjaga Ayah di rumah, jadi hanya aku yang akan pergi ke toko untuk mengantarkan sisa pesanan pelanggan.Sebelum pergi tak lupa ku lihat Ayah dahulu di kamarnya, “Ayah bagaimana perasaanmu sekarang?”“Tidak... Apa-apa Hansel, Ayah baik-baik saja hanya sedikit sesak,” jawab Ayah terdengar nafasnya sangat berat.“Nanti akan ku bawakan obat sepulang dari toko,” kataku sambil berjalan pergi meninggalkan kamar Ayah.Ku lihat Ibu sedang menyiapkan bubur dan teh hangat untuk Ayah, “Ibu aku pergi.”“Hati-hati Hansel,” jawab Ibu dari dapur.Langit hari ini mendung, seperti akan turun hujan lebat. Suram begitulah suasana hari ini sungguh tidak mengenakkan.Untungnya hari ini aku lumayan sibuk, jadi perasaan sur