Melihat Arion kembali dengan selamat seperti ini, sungguh membuat Zahira bahagia. "Apa semuanya sudah selesai?" tanya Zahira yang ingin tahu kelanjutan tragedi berdarah di masion Arion.Arion menganggukkan kepalanya dengan wajah sedih."Kenapa lambat sampai di sini?" Zahira ingin menangis memandang Arion. Mereka berdua berjalan sambil bergandengan tangan menuju ke dalam villa."Kami harus menyelesaikan semuanya terlebih dulu baby." Arion berkata dengan suara lemah."Siapa yang melakukan semuanya?" Zahira mendongakkan kepalanya memandang Arion.Apakah orang yang menyerang mansion adalah yang sama dengan tragis pembunuhan terhadap Arion di beberapa bulan yang lalu?"Paman Heru," jawab Arion dengan wajah sedih. Rasa sakit, kecewa dan benci bercampur menjadi satu. Orang yang selama ini di hormati, di sayangi seperti ayahnya sendiri, ternyata orang yang sudah membunuh kedua orangtuanya.Jantung Zahira berdegup kencang ketika mendengar nama pria yang disebut Arion. "Bukankah Paman Heru
"Anak beserta istrinya ikut serta. Namun aku tidak tahu karena Paman Heru memiliki dua anak perempuan dan yang satunya lagi apakah terlibat atau tidak. Saat ini polisi sedang melakukan penyelidikan." Zahira terkejut ketika mendengar jawaban dari Arion. "Istri berserta anaknya ikut serta?" "Iya pada malam itu Paman Heru datang ke mansion, memintaku untuk menandatangani surat ahli waris dan kemudian tidak lama istrinya beserta anaknya datang. Mereka benar-benar keluarga gila. Mereka ingin melihat kematianku bersama dengan paman Sebastian." "Ternyata mereka keluarga pisikopat." Zahira merinding mendengar cerita Arion."Iya baby, jika seandainya yang melakukan ini bukanlah Paman Heru, aku tidak akan merasakan sakit seperti ini." Arion menangis hingga tubuhnya bergetar menahan rasa sakit dan juga emosi yang begitu ingin meluap.Ketika menghadapi Heru iya emang memang begitu sangat menahan emosi karena tidak ingin pria itu mati di tangannya. "Hira berharap paman Heru beserta keluargany
Sebastian hanya diam sambil mengangkat kedua bahunya."Paman, tolong aku." Arion pusing memikirkan pernikahan kilat yang sama sekali belum dipersiapkan. Bagaimana dengan mahar?Bagaimana dengan penghafal ijab qobul nya?Bagaimana juga dengan Zahira, apakah gadis itu akan menerima pernikahan dadakan seperti ini?Apakah ide Sebastian kali ini benar-benar brilian atau malah gagal total?Arion masih harus memikirkan, untuk tetap menikah hari ini atau menikah sesuai dengan tanggal yang sudah disepakati. Arion memandang Sebastian dan berharap pamannya itu memberikan solusi. "Kamu tidak banyak waktu untuk berpikir, putuskan detik ini juga. Mau dirawat istri atau menahan sakit sendiri?" Sebastian tersenyum kecil. "Tapi Paman?""Kau akan menikah, itu artinya kamu sudah dewasa. Aku yakin kamu bisa memikirkan solusi untuk masalah ini." Sebastian sudah malas untuk memikirkan segala sesuatu. Karena saat ini pikirannya hanya tertuju ke acara pernikahan. Meskipun sikapnya terlihat santai namun p
Zahira memandang wajah serta penampilannya di depan cermin. Ada rasa aneh ketika melihat kebaya yang saat ini di pakainya. Kebaya ini lebih cocok untuk pengantin yang akan melakukan ijab kabul.Kebaya berwarna gold dengan batu permata berwarna hitam di susun rapi membentuk bunga. Baju kebaya ini benar-benar cantik ketika melekat di tubuh langsing Zahira. Meskipun modelnya sederhana namun terlihat mewah dan elegan. "Kenapa aku didandani seperti mau nikahan ya? Sebenarnya yang mau nikah siapa sih?" Zahira bertanya dalam hati."Cantik sekali," puji wanita yang merias Zahira. Wanita bertubuh gemuk itu tidak berbohong. Zahira benar-benar cantik bak boneka Barbie. "Ini karena make-up nya Mak, Mak hebat sekali." Zahira memandang kagum wajahnya yang begitu sangat cantik. Ketika tadi wanita itu merias wajahnya, posisi Zahira berbaring di atas tempat tidur tanpa memandang cermin. Begitu selesai, barulah boleh melihat wajahnya di depan cermin. Zahira sampai tidak percaya ketika melihat waja
Zahira dan Zia menuruni anak tangga satu persatu. Suara sepatu high heels yang mereka pakai memancing perhatian kedua pria yang sedang duduk di sofa. Arion langsung berdiri ketika melihat Zahira yang begitu sangat cantik. Bahkan ia seperti sedang melihat seorang bidadari yang begitu sempurna.Begitu juga dengan Sebastian, mata pria itu bahkan tidak bisa berkedip ketika melihat Zia yang begitu sangat cantik dengan kebaya berwarna maroon.Lily yang sedang sedang duduk di sofa memandang ke asal suara. Dadanya berdenyut nyeri ketika melihat Zia. Wajar saja jika Sebastian jatuh cinta terhadap Zia, karena gadis itu begitu sangat cantik dan mempesona. Namun Lily juga sangat cantik, bahkan lebih cantik dari Zia. Mengapa Sebastian tidak tertarik terhadapnya?Sebenarnya, dimana letak kekurangannya?Hal ini yang selalu dipertanyakan Lily.Mengapa Sebastian bisa dengan mudahnya mencintai Zia, gadis yang baru dia kenal. Sedangkan Lily, sudah begitu sangat lama berada di sisinya. Mengapa tidak
"Mas, Paman Sebastian benar-benar hebat ya." Zahira berkata dengan rasa kagum atas apa yang dilakukan Sebastian. Padahal waktu pernikahannya sangat sedikit namun bisa menyiapkan peserta pernikahan yang begitu sempurna seperti ini. Alunan musik dan lagu romantis yang dinyanyikan oleh penyanyi wanita, membuat suasana semakin romantis.Arion melengos mendengar pujian untuk pamannya. "Paman Sebastian tidak pakai perasaan, yang hebat itu Paman Alex.""Oh iya acara ini kan Paman Alex yang menyiapkan semuanya. Wah Paman Alex memang sangat keren sekali. Bisa menyelesaikan pesta yang begitu sangat mewah dan sempurna seperti ini dalam waktu yang sangat singkat. Arion menganggukkan kepala pertanda setuju. Bukan hanya Sebastian yang tidak ada perasaannya. Dia juga sama gilanya dengan Sebastian. Dalam waktu sesingkat-singkatnya, Alex harus mencari gaun pernikahan sesuai permintaannya. Bersyukur di Bandung ada desainer terkenal yang menyediakan gaun kebaya sesuai dengan permintaan Arion. "Ya jug
Malam ini udara begitu sangat dingin, namun Zia tidak merasakan dingin sedikitpun. Tubuhnya terasa panas hingga keningnya mulai berkeringat. Menjadi anak yang tidak diinginkan dan dibuang ketika baru lahir membuatnya tidak percaya diri. Apalagi ketika mendengar bisik-bisik para tamu yang menanyakan keluarga dari pihak permpuan karena pernikahan memakai wali hakim. Namanya juga tidak memakai binti ayah kandung melainkan Abdullah."Kenapa dari pihak permpuan tidak ada wali atau keluarganya?" Seorang wanita bernama Lina, berusia 40 tahun dengan penampilan gramor berbicara dengan tamu wanita yang lain. "Sepertinya memang tidak punya keluarga, buktinya aja gak ada satu nama pun yang tercantum. Jika seandainya ayah, ibu, paman atau tantenya sudah meninggal sekalipun tetap ditulis di undang. Ini malah gak ada," jawab istri dari salah seorang pemilik saham di perusahaan milik Arion.Iya, nama nya aja tidak memakai binti Ayah kandung, melainkan Abdullah." Wanita berusia 45 tahun itu terseny
"Sayang, kita sudah sah menjadi suami istri." Sebastian berbicara seakan meyakinkan Zia bahwa sekarang mereka sudah menjadi suami istri. Zia tidak mampu menahan tangis bahagianya. Ia sempat berpikir bahwa pernikahan ini mungkin hanya tinggal mimpi. Namun dengan nyata ia mendengar Sebastian mengucapkan ijab kabul untuknya. "Jangan nangis lagi." Sebastian mengusap air mata Zia dan kemudian mencium keningnya. Begitu banyak yang ingin diungkapkannya dengan kata-kata, namun semua kalimat tersangkut di tenggorokan tanpa bisa mengungkapkan seperti apa rasa bahagianya saat ini. Ia hanya menangis sambil memeluk Sebastian. "Aku janji akan menjadi suami yang baik untuk kamu. Mulai detik ini aku akan selalu menjaga dan melindungi kamu." Sebastian menatap wajah istrinya dan kemudian kembali mencium keningnya. Ternyata mencium kening saja tidak membuat Sebastian puas, tanpa sadar ia langsung mencium bibir istrinya.Bibir yang awalnya hanya menempel, berangsur-angsur saling menghisap. Pasangan