"Sayang, kita sudah sah menjadi suami istri." Sebastian berbicara seakan meyakinkan Zia bahwa sekarang mereka sudah menjadi suami istri. Zia tidak mampu menahan tangis bahagianya. Ia sempat berpikir bahwa pernikahan ini mungkin hanya tinggal mimpi. Namun dengan nyata ia mendengar Sebastian mengucapkan ijab kabul untuknya. "Jangan nangis lagi." Sebastian mengusap air mata Zia dan kemudian mencium keningnya. Begitu banyak yang ingin diungkapkannya dengan kata-kata, namun semua kalimat tersangkut di tenggorokan tanpa bisa mengungkapkan seperti apa rasa bahagianya saat ini. Ia hanya menangis sambil memeluk Sebastian. "Aku janji akan menjadi suami yang baik untuk kamu. Mulai detik ini aku akan selalu menjaga dan melindungi kamu." Sebastian menatap wajah istrinya dan kemudian kembali mencium keningnya. Ternyata mencium kening saja tidak membuat Sebastian puas, tanpa sadar ia langsung mencium bibir istrinya.Bibir yang awalnya hanya menempel, berangsur-angsur saling menghisap. Pasangan
"Bagaimana mas Arion, Mbak Zahira, apa bisa kita mulai?" Penghulu berusia 40 tahun itu kembali bertanya ketika melihat pasangan kekasih itu berdebat panjang. "Saya mau akad nikahnya hari ini pak, namun resepsinya sesuai tanggal," jelas Arion."Tidak apa-apa jika resepsi pernikahan sesuai dengan tanggal yang sudah disepakati. Akad dilakukan malam ini meskipun secara siri namun sah menurut agama. Untuk masalah surat-menyurat serta buku nikahnya kita keluarkan di saat kalian akan melangsungkan resepsi pernikahan," kata penghulu yang didatangkan Sebastian dari Jakarta. "Apa nggak sebaiknya akad nikah dilakukan sesuai dengan tanggal yang kemarin pak?" tanya Zahira."Kondisi mas Arion sedang sakit, dia ingin yang merawatnya dokter Zahira. Jika dokter Zahira sudah menjadi istri, akan lebih baik lagi karena anda bisa fokus melakukan tugas seorang istri dan dokter untuk mas Arion. Diantar kalian sudah tidak ada lagi batasan. Hal ini yang dinginkan mas Arion. " Penghulu itu pun menjelaskan se
Jika Sebastian dan juga Zia langsung menunjukkan momen keromantisan mereka. Berbeda dengan pasangan Arion dan Zahira, mereka justru terlihat sedang berdebat panjang.Zahira sudah tidak berbicara lagi dia memilih untuk diam. Arion tersenyum dan kemudian memeluk istrinya dengan rasa bahagia.Ketika mansion diserang, ia sempat berpikir mungkin mereka tidak ditakdirkan untuk bersama. Namun walau bagaimanapun setelah kepergiannya, Zahira akan hidup dengan sangat baik. Mengingat seluruh harta kekayaan milik Arion sudah dibuat atas nama Zahira.Namun ternyata sang pencipta begitu sangat baik dan membiarkan Arion hidup bersama dengan wanita yang dia cintai. Dan mereka akan membina sebuah rumah tangga. Rumah tangga yang terasa hangat dan penuh kebahagiaan bob. Jk kehadiran anak-anak mereka. "Mas jangan buat seperti Paman Sebastian ya, malu orang rame." Zahira berbisik di daun telinga Arion. Meskipun dokter manis Itu tampak tenang namun yakinlah jantungnya sudah berdetak dengan sangat cepat
Lily memandang ke arah Sebastian. Hatinya terasa perih ketika melihat Sebastian menyuapi Zia makan.Kebahagiaan terpancar jelas di wajah Sebastian. Sedangkan Zia terlihat tersenyum malu-malu."Apakah aku terlalu bodoh karena tidak berani mengungkapkan perasaanku terhadap paman Sebastian?" Hal ini yang selalu dipertanyakan Lily. Jika ia lebih berani mengungkapkan perasaannya, mungkin Sebastian tidak akan menolaknya. Apa lagi pria itu memang tidak pernah dekat dengan wanita manapun. "Hai cantik, kenapa melamun?" Vandra sedikit mengejutkan Lily. Lily memandang Vandra dengan kesal dan kemudian mengambil cangkir kopi diatas meja dan menyeruput kopi yang masih mengepulkan asap tersebut."Bagaimana, kapan kita bertarung?" Vandra kembali mengingatkan Lily tentang pertarungan yang sudah mereka sepakati.Lily tersenyum miring memandang Vandra. Saat ini suasana hatinya sangat buruk, dia butuh tempat untuk melampiaskan kekesalannya.Melihat Vandra yang begitu bodoh dan mengajaknya bertarung,
"Sweet heart." Arion menatap Zahira dengan mata berkaca-kaca. Panggilan baru Zahira untuknya terdengar begitu sangat manis."Iya," jawab Zahira.l"Aku senang mendengar mu memanggil ku hubby." Arion tersenyum dan kemudian mencium bibir Zahira dengan lembut."By, mau apa?" Zahira mulai panik ketika Arion meraba tubuhnya. "Sweet heart, aku menginginkan mu." Arion semakin menggila dan menaikkan rok Zahira ke atas. "By, jangan sekarang." Zahira menahan tangan suaminya. "Kenapa?" Tanya Arion yang tampak kecewa. "Hubby lagi sakit." "No sweet heart, bagian ini sangat kuat dan sehat." Arion menunjuk ke arah pistol airnya. Pokoknya malam ini tidak ada penolakan dari istrinya."By, Hira gak mau melakukan hal ini disaat kondisi Hubby seperti sekarang. Hubby harus sembuh dulu." Zahira menolak tubuh suaminya. Bukan karena tidak siap, namun ia lebih mencemaskan kondisi Arion yang sedang terluka. "Sweet heart." Arion diam ketika melihat mata Zahira yang melotot. "Hira dokter, Hira tahu apa y
Zahira mengambil handuk dan melilitkan ke rambutnya. Entahlah, ia harus malu atau tidak yang pasti pakaian ini membuatnya tidak nyaman.Gaun tidur yang dipakai Zahira membuat Arion hilang konsentrasi. Bahkan ia hanya diam sambil terus menelan air ludah dan memperhatikan istrinya yang sedang duduk sambil membersihkan wajah dengan kapas kecantikan. Dari pantulan cermin, Arion dapat melihat betapa cantik dan segera wajah Zahira malam ini.Zahira meletakkan kembali krim wajah yang telah dipakainya ke atas meja. Dia kemudian berbalik dan memandang ke arah Arion yang masih duduk sambil memandangnya. "Baring!" Zahira memberi perintah ketika sudah berada di samping tempat tidur.Layaknya orang yang sedang terhipnotis Arion menurut dengan patuh. Ia kemudian berbaring di atas tempat tidur. Zahira membuka kancing kemeja suaminya satu persatu. Gerak jari lentik Zahira yang seperti sedang menggoda membuat tubuh Arion menegang dengan jantung berdebar kencang. Kalau sudah seperti ini jangan tanya
"Mereka jahat sekali." Arion berkata dengan sedih. Zahira merasa sedih ketika melihat tubuh suaminya. Dia tidak bisa membayangkan seperti apa rasa sakit yang dirasakan Arion saat itu. "Mereka mengepungku, aku melawan. Aku berhasil mengalahkan lawan. Namun lawan tidak sebanding denganku dan juga Paman. Kami hanya berdua sedangkan lawan begitu sangat banyak. Sedangkan para pengawal sudah lebih dulu mereka lumpuhkan. Mereka menangkap dan melumpuhkan ku. Kemudian menendang perutku berulang-ulang kali. Mereka berbuat sesuka hatinya dalam kondisi aku yang tidak bisa melawan." Arion berkata dengan wajah sedih. Zahira mengusap wajah suaminya dengan lembut kemudian mencium hidung mancung milik Arion. Dia sudah sangat lama ingin mencium hidung mancung Arion yang sangat disukainya."Hira meminta agar Mbak Lily membantu hobi dan juga Paman. Tapi dia nggak mau. Jika hubby tidak selamat, Hira tidak akan pernah memaafkannya." Zahira mengusap air matanya. Meskipun peristiwa Itu sudah berlalu namu
Zahira mulai dilema apakah harus menerima permintaan suaminya atau tetap terus menolak. Melihat Arion yang begitu sangat menginginkannya membuatnya tidak tega. "Sweet heart boleh ya?" Arion meminta sambil memohon. Zahira diam tanpa menjawab. Tampaknya dia masih memikirkan keputusan yang harus diambil. Melihat respon tubuh istrinya, Arion semakin senang. Ia mencium setiap inci di permukaan kulit Zahira. Mulai dari bibir, telinga, leher dada dan hingga sampai ke bawah perut. Zahira mulai larut dalam permainan. Bahkan dia mulai mengeluarkan suara halus dari bibirnya. "Sweet heart, boleh ya." Arion berkata ketika dia tahu bahwa Zahira sudah dalam kuasa kendalinya."Hubby, kalau sakit jangan dilanjutin ya, stop saja. Kita bisa melakukannya ketika hubby sudah benar-benar sehat." Zahira berkata dengan nafas tersengal-sengal. Suaminya begitu sangat pintar sehingga membuatnya tak berdaya.Bahkan Zahira menginginkan hal yang lebih .Arion tersenyum mendengar perkataan Zahira. Istrinya meman