"Mereka jahat sekali." Arion berkata dengan sedih. Zahira merasa sedih ketika melihat tubuh suaminya. Dia tidak bisa membayangkan seperti apa rasa sakit yang dirasakan Arion saat itu. "Mereka mengepungku, aku melawan. Aku berhasil mengalahkan lawan. Namun lawan tidak sebanding denganku dan juga Paman. Kami hanya berdua sedangkan lawan begitu sangat banyak. Sedangkan para pengawal sudah lebih dulu mereka lumpuhkan. Mereka menangkap dan melumpuhkan ku. Kemudian menendang perutku berulang-ulang kali. Mereka berbuat sesuka hatinya dalam kondisi aku yang tidak bisa melawan." Arion berkata dengan wajah sedih. Zahira mengusap wajah suaminya dengan lembut kemudian mencium hidung mancung milik Arion. Dia sudah sangat lama ingin mencium hidung mancung Arion yang sangat disukainya."Hira meminta agar Mbak Lily membantu hobi dan juga Paman. Tapi dia nggak mau. Jika hubby tidak selamat, Hira tidak akan pernah memaafkannya." Zahira mengusap air matanya. Meskipun peristiwa Itu sudah berlalu namu
Zahira mulai dilema apakah harus menerima permintaan suaminya atau tetap terus menolak. Melihat Arion yang begitu sangat menginginkannya membuatnya tidak tega. "Sweet heart boleh ya?" Arion meminta sambil memohon. Zahira diam tanpa menjawab. Tampaknya dia masih memikirkan keputusan yang harus diambil. Melihat respon tubuh istrinya, Arion semakin senang. Ia mencium setiap inci di permukaan kulit Zahira. Mulai dari bibir, telinga, leher dada dan hingga sampai ke bawah perut. Zahira mulai larut dalam permainan. Bahkan dia mulai mengeluarkan suara halus dari bibirnya. "Sweet heart, boleh ya." Arion berkata ketika dia tahu bahwa Zahira sudah dalam kuasa kendalinya."Hubby, kalau sakit jangan dilanjutin ya, stop saja. Kita bisa melakukannya ketika hubby sudah benar-benar sehat." Zahira berkata dengan nafas tersengal-sengal. Suaminya begitu sangat pintar sehingga membuatnya tak berdaya.Bahkan Zahira menginginkan hal yang lebih .Arion tersenyum mendengar perkataan Zahira. Istrinya meman
Zahira terbangun ketika mendengar Arion mengigau. Dipandangnya wajah Arion yang memucat. "Hubby." Zahira memanggil Arion sambil meletakkan punggung tangannya di kening Arion. "Ya ampun, panas sekali." Zahira terkejut ketika merasakan suhu tubuh Arion yang sangat panas. Zahira beranjak dari duduknya dan berjalan untuk mengambil tas medis yang disimpan di dalam lemari. "Duh pedih sekali." Zahira berdiri beberapa saat untuk menetralkan rasa sakit di bagian intinya. Setelah rasa perih sedikit berkurang ia berjalan menuju ke lemari dan mengambil tas medisnya."Mi, aku rindu." Zahira mendengar Arion memanggil ibunya.Dengan cepat Zahira memeriksa suhu tubuh suaminya dengan termometer. "41,7." Zahira terkejut ketika melihat suhu tubuh Arion. "Mami, papi, aku rindu kalian." Arion tersenyum dengan mata tertutup rapat. Terlihat jelas bahwa pria itu sangat bahagia."Kalian sudah bisa tenang sekarang. Mereka akan membayar perbuatannya dengan hukuman yang setimpal. Aku mau mereka dihukum ma
Kesempatan ini tidak boleh dilewatkan. Meskipun tubuhnya sangat lemah namun ia tetap berusaha berjalan. Ia tidak ingin dipenjara dan menerima hukuman mati. Jika seandainya anak yang dikandungnya masih hidup, Alina bisa bebas dari hukuman mati. Namun sayangnya janin itu lebih dulu pergi meninggalkannya.Alina memutar gagang pintu dan membuka pintu berwarna putih tersebut. Jantungnya seakan mau lepas ketika melihat 4 orang polisi ternyata sudah berada di luar ruangan."Nona Alina, anda sudah sadar?" Tanya petugas kepolisian itu sekedar basa-basi. "Silakan ikut kami ke kantor polisi," kata salah seorang pria berseragam coklat tersebut.Alina menggelengkan kepalanya. "Aku tidak mau." "Anda harus ikut bersama dengan kami." Salah seorang petugas kepolisian itu memegang tangannya. Namun Alina mencoba untuk menarik tangannya agar terlepas.Tenaga pria itu sangat kuat sehingga Alina tidak mampu melepaskan tangannya. Wajahnya semakin pucat ketika borgol melingkar di pergelangan tangannya.
"Bibi ini bagaimana?" Zahira panik ketika mendengar perkataan Zia. Dirampasnya ponsel dari tangan Zia, kemudian bercermin dengan menggunakan kamera ponsel. "Ada apa?" Tanya Lily yang baru saja datang ke dapur."Mbak Lily jangan dekat." Zahira langsung menjauh. Jangan sampai penyakit ini menular ke yang lainnya. Karena itu ia akan mengkarantina dirinya sendiri."Kenapa?" Tanya Lily yang menghentikan langkahnya. Padahal ia berencana untuk membuat coklat hangat. Karena di villa ini terasa sangat dingin."Kami terkenal penyakit menular." Zia berkata sambil menangis.Sebastian dan Arion yang baru saja turun ke bawah dan mencari istri-istri mereka langsung ke dapur ketika mendengar keributan."Ada apa?" Tanya Vandra."Kenapa ribut?" Tanya Alex.Keempat pria itu berdiri tidak jauh dari tempat Zahira, Zia dan Lily."Dokter Vandra, apa bisa periksa nona Zahira dan bibi Zia?" Lily berjalan mendekat ke arah Sebastian."Apa kalian sakit?" Tanya Vandra.Zia dan Zahira menganggukkan kepalanya."
Wajah Vandra yang tadinya serius berubah menjadi masam ketika mengetahui apa yang diributkan dua orang wanita cantik tersebut.Pada akhirnya dokter berwajah tampan itu memilih diam dan menonton adegan romantis yang diperankan Arion, Zahira, Sebastian dan Zia."By, maaf ya Hira gak bisa rawat hubby." Zahira semakin menjauh dari Arion."Sweet heart, kamu tidak perlu takut." Arion menarik tangan Zahira dan kemudian memeluknya. "Hira sakit by." Zahira berkata dengan suara lirih. Kepalanya mendadak pusing memikirkan nasibnya. Bagaimana jika penyakit ini merupakan virus baru yang belum ada obatnya."Tadi malam aku mencium leher kamu, kamu sampai menjerit." Arion berbisik di telinga Zahira.Wajah Zahira memerah ketika Arion mengingatkan peristiwa panas semalam."Itu jejak percintaan kita semalam, Aku yang membuatnya." Arion tersenyum kecil ketika melihat wajah polos istrinya.Mata Zahira terbuka lebar mendengar perkataan suaminya. "Kenapa bibi juga ada?" Rasanya tidak mungkin mereka sama-sa
Sherina semakin kesal ketika melihat cara orang-orang memandangnya. "Seram sekali dia sungguh sangat menakutkan, wajahnya seperti hantu," ejek Cynthia dengan mimik wajah ketakutan. Selama ini Cynthia merasa tersaingi oleh Serina. Bagaimana mungkin dia tidak iri, Serina selalu menjadi idola para mahasiswa. Cantik, pintar dan terkenal original, alias belum tersentuh pria. Hal ini yang membuat Sherina menjadi idola para mahasiswa di kampus. Hal ini juga yang membuat para mahasiswi merasa benci terhadapnya."Kau bilang apa?" Sherina marah dan menghadiahkan satu tamparan di pipi Cynthia."Tolong-tolong aku, dia berniat bunuh aku." Cynthia berteriak histeris sambil memegang pipinya. Wajahnya benar-benar seperti orang yang sedang ketakutan. Jika seandainya Cynthia mengikuti testing akting untuk menjadi artis, sudah pasti gadis itu akan langsung mendapat peran utama.Sherina semakin emosi. Dipegangnya tangan Cintya dan memutarnya ke belakang.Rasa sakit yang luar biasa hebatnya membuat Cin
Kematian para korban pembunuhan berantai yang di lakukan Heru, sempat menghebohkan Indonesia. Namun kasus itu ditutup begitu saja karena tidak memiliki bukti ataupun petunjuk. Bisa dikatakan pihak kepolisian menghadapi jalan buntu.Kejahatan Heru begitu sangat besar. Kasus yang saat ini terjadi saja sudah pasti membuat Heru dan pihak keluarganya mendapatkan hukuman mati. Namun bukan hanya itu yang menjadi alasan mengapa Arion ingin kasus-kasus pembunuhan yang sudah dilakukan Heru dibuka kembali. Tujuannya hanya untuk memberikan keadilan kepada para korban kejahatan."Saat ini anggota saya sedang menjemput anak perempuannya yang ke 2. Kami akan melakukan interogasi terhadap Serina." Briptu Amri memberi tahu."Periksa dia dengan teliti, saya tidak ingin ada yang lolos." Arion berkata dengan nada datar. Rasa sayang yang selama ini dicurahkannya untuk Serina hilang dalam sekejap. Bahkan Arion sangat membenci Serina. Ia menyesal karena sudah menyayangi Sherina dengan sepenuh hati. Seharu
"Kau tidak dengar apa yang aku katakan." Arion meninju perut Agus dengan keras. Hingga pria itu menjerit kesakitan."Aku." Agus ingin berbicara namun tidak bisa. Kakinya sudah gemetar lebih dulu. Bahkan ia sangat ketakutan untuk mengakui semua perbuatan bejatnya terhadap Cecilia.Setelah peristiwa itu, Cecilia menjadi gila. Itu artinya tidak ada yang akan mengetahui apa sebenarnya yang terjadi terhadap wanita itu. Ia sangat yakin bahwa perbuatannya tidak akan pernah diketahui oleh siapapun. Terbukti selama 7 tahun ini ia bisa hidup nyaman tanpa ada yang mengetahui apa yang telah dilakukannya di masa lalu. Agus juga memiliki istri serta dua orang anak. Bisa dikatakan hidupnya sangat bahagia. "Jelaskan apa maksudmu." John sudah mulai marah. Kepalanya pusing ketika menebak apa yang sebenarnya terjadi."Kau tidak bisa jelaskan?" Arion menunjuk wajah pria itu dengan keras. "Barang milik mu ini sudah menghancurkan hidup seorang gadis, hingga dia gila dan bahkan melahirkan anak. Apa kau ta
"Kau devil, setelah apa yang kau lakukan terhadap adikku, kau katakan tidak mengenalinya?" John begitu sangat marah dan ingin meninju Arion. Namun sayang Arion tak bernyali melawannya. Bahkan sengaja mengingat tangan serta kakinya. "Aku tidak pernah mengelak dengan apa yang telah kulakukan. Aku memang dulunya sering melakukan hal seperti itu dengan para wanita. Namun asal kau tahu, aku tidak pernah memperlakukan wanita dengan cara menjijikan seperti itu. Perbuatan yang seperti itu bukan aku banget. Pada umumnya para wanita bodoh yang menyerahkan tubuhnya secara sukarela. Dan mereka juga melakukannya dalam keadaan sadar. Mereka juga yang memaksaku untuk menyentuhnya. Jadi aku tidak pernah membuat hal memalukan seperti itu. Aku juga tidak pernah meminta lawan main ku untuk menutup mata seperti sedang bermain Lu-lu China buta." Tak ada ekspresi apapun dari raut wajahnya. Dan hal ini yang membuat John semakin marah."Kau tidak perlu berbohong?" Jangan tersenyum mengejek. Kondisinya saat
Alex beserta anak buahnya sudah berada di parkiran mobil. Saat ini mereka berada di perusahaan milik John. Sesuai jadwal, pria dengan rambut plontos itu keluar dari kantornya dan langsung ke parkiran mobil. John berjalan dengan santai menuju ke parkiran. Jika dilihat gaya serta gerak-geriknya tidak ada sedikitpun mencerminkan bahwa dia salah seorang pembunuh yang ikut serta dalam misi Heru. Tempat parkiran khusus untuk pemilik perusahaan ini memang termasuk sepi, karena hanya ada satu mobilnya yang terparkir di sana. Kondisi seperti ini dimanfaatkan Alex dengan baik. Dalam waktu singkat mereka sudah berhasil melumpuhkan John. Pria bertubuh tinggi itu tidak sadarkan diri ketika tekuk lehernya dipukul dengan keras. Alex meminta kepada anak buahnya untuk memasukkan John ke dalam mobil. Setelah itu mengikat tangan serta kaki pria tersebut dan membawanya ke markas yang sudah ditentukan oleh Arion. Didalam markas ini sudah ada 4 orang pria yang merupakan Agus beserta 3 orang rekannya.
"Mungkin kau bisa ingat ketika melihat fotonya." Sebastian menunjukkan foto seorang gadis yang disimpannya di galeri. Arion memandang foto itu dengan serius namun tetap menggelengkan kepalanya. Dia benar-benar tidak mengingat gadis itu. "Apa benar dia pernah tidur denganku? Aku saja baru melihat wajahnya.""Kau tidak mengingatnya?""Sama sekali tidak paman. Jika si John itu bekerja sama dengan paman Heru sejak 6 tahun terakhir, kemungkinan aku mengenal adiknya lebih dari 6 tahun."Sebastian menganggukkan kepalanya. "6, 7 bahkan 10 tahun yang lalu sekalipun, aku bukanlah pria brengsek. Aku baru menjadi seperti itu sejak 5 tahun terakhir, dan tobat setelah mengenal Zahira." Arion mengingat kembali dosa masa lalunya."Ya mana aku tahu kalau masalah di atas ranjang kau," jawab Sebastian.Arion menggelengkan kepalanya. "Apa benar dia tidur denganku?"Sebastian mengambil handphonenya dan menghubungi orang yang selama ini diperintahkan nya menyelidiki tentang Jhon. "Coba kau selidiki kapa
"Aku merasa menjadi anak yang durhaka, paman. Mereka yang sudah membunuh papi, mami serta calon adikku. Namun aku justru menjadi dia raja. Aku beri saham yang cukup tinggi. Dengan tujuan dia, istri dan anak-anaknya hidup serba berkecukupan. Aku beri dia jabatan yang tinggi, agar semua orang menghormatinya." Arion tertawa sumbang. Meskipun hukuman mati sudah di tentukan untuk mengakhiri hidup Heru berserta keluarganya, tetap saja Arion merasakan sakit yang luar biasa. Bahkan dia tidak akan pernah memaafkan orang itu. Jangankan untuk memaafkan, melihat wajahnya pun tak sudi."Ya sudahlah kalau kau tidak mau berjumpa dengan orang itu. Aku hanya menyampaikan pesan Briptu Ambri. Jika aku jadi kau, aku juga tidak akan mau berjumpa dengan dia." Sebastian mengangkat kedua bahunya dan dengan gaya acuh tak acuh. Sudah berulang kali Heru meminta untuk berjumpa dengannya. Namun Arion tidak mau menerima bertemu dengan pria bejat tersebut. Ia juga tidak tertarik untuk mendengar drama kesedihan He
Arion sibuk dengan handphone ditangannya, sedangkan mata melirik ke arah Zahira yang sedang memakai baju. Perut istrinya itu sudah semakin besar, namun mengapa Zahira terlihat semakin menggoda. Bobot berat tubuhnya bertambah hingga 15 kg, membuat tubuhnya terlihat berisi dan semok. "Hubby, tolongin." Zahira berkata ketika kesulitan memasukkan kakinya ke dalam kaki celana. "Tolong apa?" Arion berpura-pura sibuk dengan handphone nya sehingga tidak tahu apa yang sedang dilakukan oleh Zahira. "Hobi, Hira susah pakai celana," kata Zahira dengan kesal."Kalau begitu tidak usah dipakai sweet heart. Arion melepaskan handphone di tangannya dan langsung mendekati istrinya yang sedang duduk di atas tempat tidur. "Hobi mau ngapain?" Zahira memandang Arion dengan mata terbelalak. "Kata dokter agar pembukaan cepat maka si botak harus sering-sering lihat anak." Arion tersenyum mesum memandang perut buncit Zahira. Sebagai seorang dokter, Zahira tidak bisa membantah Perkataan suaminya. "Iya, t
Setelah selesai makan bersama, Alex dan Shelina dibuat terkejut oleh permintaan si kecil Celine. "Celine ayo kita pulang." Alex sepertinya sudah tidak mau kompromi dengan gadis kecil tersebut. "Aku tidak mau pulang, papi sudah janji kalau kita main drama keluarga." Dengan cepat gadis kecil itu menolak ajakan dari sang papi.Shelina hanya diam tanpa berani bicara."Jika tidak mau pulang, besok papi tidak mau bawa kamu ke sini," ancam Alex. "Celine ingin merasakan seperti apa tidur bersama mami dan papi. Celine ingin merasakan tidur di tengah kemudian di peluk mami dan papi." Celine menangis. Permintaannya sangat sederhana, apakah sang papi tidak mampu mengabulkannya?Namun yang jadi masalahnya Shelina bukan mami Celine. Bahkan wanita muda itu tidak memiliki hubungan spesial dengan Alex. "Baiklah, ayo kita tidur." Shelina tersenyum dan memegang tangan Celine menuju ke kamarnya. "Papi kenapa tidak ikut?" Tanya Celine sambil memandang ke arah Alex yang masih duduk di kursi makan."S
Shelina hanya menuruti perintah gadis kecil itu. Namun jantungnya berdegup dengan sangat cepat. Bahkan dia merasa jantungnya seakan ingin lepas dari tempatnya ketika mengingat ciuman pertamanya yang sudah diambil Alex. "Papi ke sini." Celine memangil Alex yang duduk di sofa sambil memainkan handphone nya."Ada apa?" tanya Alex. "Paman." Sherina terdiam ketika mendengar protes Celine."Mami kok panggil paman? Meskipun papi sudah tua, tapi papi masih sangat tampan," celoteh Celine. Mata Alex terbuka lebar mendengar putri kecilnya mengatainya tua."Oh iya lupa." Shelina tersenyum canggung."Sayang tolong ambilin piring ya." Shelina berkata dengan menundukkan kepalanya. Wajahnya sudah bersemu merah ketika memanggil Alex dengan panggilan mesra.Bohong jika Alex tidak merasakan jantungnya yang berdebar-debar. Bahkan pria dewasa Itu tampak salah tingkah ketika berhadapan dengan Shelina."Yang mana piringnya?" tanya Alex ketika sudah berdiri di rak piring."Terserah aja sayang." Alex memb
"Iya," jawab Alex dengan wajah pasrah."Ye akhirnya aku bisa merasakan punya Mami." Gadis kecil itu tampak gembira. Selama ini ia hanya mendengar kisah indah teman-temannya yang memiliki anggota keluarga yang lengkap. Mungkin karena sering mendengar cerita teman-teman di sekolah tentang ibu-ibu mereka, menimbulkan rasa iri dihati gadis kecil tersebut. Sehingga Celine ingin merasakan memiliki ibu walaupun hanya sehari. "Papi duduk di sini. "Celine menepuk kursi yang ada di samping shelina."Papi di sini saja." Alex menolak permintaan sang Putri. "Papi, sekarang kita lagi bermain drama rumah tangga. Jadi papi harus duduk di samping mami. " Celine mengingatkan peran mereka saat ini. Shelina terdiam ketika mendengar perkataan dari Celine. Bagaimana mungkin gadis kecil itu tahu tentang drama rumah tangga?"Celine, papi duduknya di sini aja, tidak apa-apa ya." Alex membujuk putri kecilnya. Karena ide Celine, ia jadi merasa gugup dan grogi ketika dekat dengan Shelina. "Papi, ayolah aku