Diculik Mertua Duda

Diculik Mertua Duda

last updateTerakhir Diperbarui : 2024-07-04
Oleh:  Neng GemoyTamat
Bahasa: Bahasa_indonesia
goodnovel18goodnovel
10
11 Peringkat. 11 Ulasan-ulasan
50Bab
3.2KDibaca
Baca
Tambahkan

Share:  

Lapor
Ringkasan
Katalog
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi

Rumah tangga yang terjalin satu tahun kini berantakan, Gabriel istri dari Jhonatan tidak sengaja melihat Jhonatan tengah bercinta dengan seorang wanita di kamar mereka. Gabriel yang baru pulang menjenguk panti asuhan di buat kaget dengan kejadian tersebut. Deraian air mata membasahi pipinya tanpa sengaja Ruslan papa mertua Gabriel melihat Gabriel yang nampak terpuruk. Dengan sengaja memanfaatkan kesempatan Pak Ruslan membungkam mulut Gabriel dengan sebuah kain dan membawanya kabur.

Lihat lebih banyak

Bab 1

Sepatu Merah

Gabriel perlahan membuka kedua matanya, ia melirik sekeliling nya nampak asing. Kepalanya juga terasa pusing. Perlahan ia duduk bangun dari terbaring nya.

"Aku dimana?" tanya Gabriel sambil memegang kepalanya serta melihat posisinya yang berada di atas kasur yang entah punya siapa.

"Apa yang terjadi? Bukan kah aku abis pulang dari panti kenapa aku jadi ada di sini? Lagian ini kamar siapa?"

Gabriel masih bertanya-tanya kepada dirinya sendiri kemudian ia turun dari kasur berjalan perlahan menuju jendela dan melihat ke arah luar.

Gabriel kaget karena ia berada di lantai yang lumayan jauh dari tanah, pemandangan kota dengan gedung-gedung pencakar langit nampak menjulang tinggi.

Sambil mengingat apa yang terjadi semalam sampai ia bisa berada di ruangan asing. Selang beberapa detik ia mulai ingat bahwa malam tadi dirinya telah melihat suaminya tengah bermain cinta dengan wanita lain.

"Ya! Aku ingat tadi malam aku berlari sambil menangis entah mau kemana namun tiba-tiba aku tidak ingat apapun setelah itu. Hah? Apa yang sebenarnya terjadi? Kenapa aku tidak bisa mengingatnya?"

Kesadaran membuatnya mulai panik ia segera berlari menuju pintu namun saat ia membuka pintu.

BRAKKK!

"Gabriel? Kamu mau kemana?"

"Hah? Papa?"

Gabriel tanpa sengaja bertabrakan dengan pak Ruslan, mertuanya yang berstatus Duda usinya kini 44 tahun, namun penampilannya seperti pria berumur sangat awet muda, wajahnya tampan, kulitnya masih kencang, penampilan yang gagah dan juga berwibawa membuatnya terlihat lebih muda dari usianya seperti baru berumur 30 tahun,

"Gabriel jangan salah paham dulu, saat ini kamu sedang di rumah papa yang satunya lagi, semalam papa gak sengaja ngeliat kamu jalan di pinggir jalan terus secara tiba-tiba kamu pingsan, jadi papa putuskan untuk membawa kamu ke rumah ini." Jelas pak Ruslan menenangkan Gabriel.

"Apa? Aku pingsan? Lantas mengapa papa tidak membawaku pulang ke rumah kita saja? Kenapa harus ke rumah yang ini?" tanya Gabriel agak kaget serta heran dengan penjelasan mertuanya.

"Tadi nya papa mau bawa pulang ke rumah kita yang biasanya tapi semalam papa udah capek banget jadi papa pilih rumah yang lebih Deket aja," elak pak Ruslan.

Gabriel menganggukkan kepalanya seolah paham walaupun isi hatinya masih berkata lain bahkan menurut pikirnya agak tidak masuk akal.

"Ya udah pa, lagian ini juga udah pagi aku pulang duluan ya pa," pamit Gabriel karena merasa tidak enak jika berlama-lama berada di sana.

"Ehh tunggu, papa mau tau semalam kamu kayak abis nangis kamu kenapa? Apa Jhonatan nyakitin kamu?" tanya pak Ruslan seolah perhatian.

Gabriel diam sejenak ia bingung mau jawab apa karena jika ia mengatakan yang sebenarnya, masa ia ngabongkar aib rumah tangganya.

"Gabriel? Hey?"

"Ehh iya pa, eum aku gak papa kok semalam cuma kecapean aja kayaknya." Elak Gabriel.

"Oh ya sudah, tapi kalo ada apa-apa atau ada sesuatu yang tidak pantas dilakukan oleh Jhon kamu tidak perlu ragu untuk memberitahu papa ya, karena papa tahu betul sifat dan kelakuan anak papa yang satu ini agak beda," ujar pak Ruslan.

Gabriel hanya mengangguk karena ia merasa canggung jika ngobrol berdua saja seperti itu. Ia kembali pamit tapi mertuanya menyuruh Gabriel untuk sarapan bersamanya terlebih dahulu. Ia tidak berani menolak mereka pun makan bersama.

Di tengah makan pak Ruslan memberi tahu Gabriel bahwa di rumah ini hanya ada satu orang pembantu bernama bi Ita, dan dua orang satpam. Bi Ita sudah lama bekerja di sana dan pak Ruslan tidak pernah mengganti pembantu nya selama bertahun-tahun.

Namun saat Gabriel melihat bi Ita tatapan nya begitu aneh tidak ramah tidak tersenyum hanya menunduk dan sesekali melirik wajah Gabriel dengan ekspresi yang aneh di wajahnya seolah ingin memberitahu Gabriel sesuatu.

"Kenapa bi?" tanya Gabriel.

"Gak papa non," jawab bi Ita singkat.

"Oh iya, saya lupa bi ini menantu saya istrinya Jhonatan," tutur pak Ruslan.

"Oh ini menantu tuan, kirain siapa," timpal bi Ita menunduk kemudian pergi.

"Kamu gak perlu heran bi Ita emang orangnya suka malu-malu," ujar pak Ruslan.

Gabriel hanya mengangguk sambil makan walaupun makan nya tidak lahap karena masih teringat dengan apa yang telah di lakukan suaminya semalam.

Sebenarnya setelah satu tahun berumahtangga Gabriel belum pernah di sentuh oleh Jhonatan bahkan dirinya masih perawan sampai saat ini. Entah apa yang membuat Jhonatan tidak mau menyentuh Gabriel, padahal ia cantik, baik badannya juga sexi hanya saja ia selalu tampil sederhana.

Walaupun Jhonatan belum pernah menyentuh Gabriel, tapi sikapnya selalu lemah lembut dengan tutur kata yang manis.

Gabriel juga terpaksa menikah dengan Jhonatan karena pak Ruslan memilihnya untuk dijadikan menantu. Gabriel yang hidup di panti asuhan sejak kecil tanpa tahu siapa ibu dan ayah nya. Ia tidak bisa menolak walaupun saat itu ia belum tahu siapa yang akan menjadi suaminya.

Ternyata Jhonatan seorang CEO di perusahaan Ruslan Group yang jelas sebuah perusahaan yang di bangun oleh papanya dari nol.

Pak Ruslan berperan penting bagi panti asuhan karena ialah yang selalu menyumbang makanan, pakaian serta uang jajan setiap bulannya untuk anak-anak panti.

Pak Ruslan memang baik namun entah niat apa yang terselubung dihatinya Sampai ia berani menculik menantunya sendiri akan tetapi perlakuan nya tetap baik sama sekali tidak mencurigakan.

Setelah sarapan selesai pak Ruslan mengantarkan Gabriel pulang ke rumah mereka yang biasa mereka tinggali.

Ditengah perjalanan Gabriel merasa penasaran akan banyak hal tentang mertuanya serta suaminya namun ia bingung harus bertanya pada siapa.

"Gabriel, kamu udah satu tahun lho nikah sama Jhon, kamu kapan mau punya anak, papa udah gak sabar pengen gendong cucu," celetuk pak Ruslan.

Ia kaget mendengar ucapan mertuanya, mengapa tiba-tiba bertanya seperti itu. Ia bahkan bingung harus menjawab apa karena bagaimana mau hamil? Suaminya saja tidak pernah menyentuh dirinya.

"Sabar pa, aku sama mas juga lagi berusaha," jawab Gabriel.

"Iya tapi jangan lama-lama," timpal pak Ruslan.

Clara hanya mengangguk sambil tersenyum. Sebenarnya baru kali ini Clara begitu dekat dengan mertuanya karena kesibukan Clara dengan anak-anak panti.

Setelah sampai pak Ruslan berpamitan karena akan berangkat kerja sedangkan Clara masuk ke dalam rumah.

Ia menarik napas panjang setelah tiba di depan pintu kamar, berat rasanya ingin membuka pintu kamar karena telah melihat kejadian semalam.

"Huuuh mau bagaimana lagi," ucapnya dalam hati sambil membuka pintu kamar.

Ia melihat Jhonatan sudah berdandan rapi di depan kaca, Clara menghampiri suaminya sambil bertanya.

"Mas, kamu mau kemana?"

"Kamu gak perlu tahu," jawab Jhonatan ketus.

"Lho mas, aku ini istri kamu, ada apa? Kok kamu jawab nya gitu?" tanya Gabriel.

"Bercanda sayang," celetuk Jhonatan sambil mencubit hidung Gabriel.

"Sayang, kamu udah pulang dari panti? Kok kamu gak bilang-bilang kalo aku tahu aku kan bisa nyiapin kejutan buat kamu," sambung Jhonatan dengan senyuman.

"Mas, kamu udah bikin kejutan kok buat aku, bahkan kejutan sangat diluar dugaan ku, kejutan dari kamu malam tadi benar-benar menyakitkan mas," ujar Gabriel dalam hatinya.

"Iya aku udah pulang, maaf gak bilang dulu," ucap Gabriel sambil menghembuskan napas berat.

"Kamu kenapa sayang? Kamu pasti capek ya, ya udah kamu istirahat aja, aku juga mau berangkat kerja ke kantor," ujar Jhonatan.

"Ya udah mas hati-hati," timpal Gabriel.

Setelah Jhonatan pergi, Gabriel terduduk diam melihat sekeliling tidak ada yang aneh ataupun berantakan bahkan tidak bau yang aneh.

"Apa yang aku lihat semalam di ruangan hanyalah mimpi? Tapi rasanya sangat nyata, aku jelas melihat mas Jhonatan sedang bercinta di sini, di kamar ini, lagi pula dengan siapa dia melakukan hal itu? Mengapa tidak dengan ku?" ujar Gabriel bertanya-tanya pada dirinya sendiri.

Gabriel keluar dari kamar pas menuruni tangga menuju ke ruang tengah, ia berpapasan dengan Tio adik iparnya.

"Lho kakak baru pulang? Kakak bisa pakai high heels?" Sapa Tio.

"Iya kakak baru pulang, kenapa emangnya?" tanya balik Gabriel.

"Soalnya semalem kak Jhonatan kayak bawa cewek deh ke kamar tapi cewek itu kayak pakai sepatu merah gitu, sedangkan kakak kan gak punya sepatu merah bahkan sepatu kakak semuanya cuma warna hitam, aku kira kakak ternyata kakak baru pulang," jelas Tio.

"Apa? Mas Jhonatan bawa cewek ke kamar? Pakai sepatu merah? Jelas Tio kakak kan gak punya sepatu merah," ujar Gabriel kaget karena apa yang di lihat nya semalam benar-benar nyata.

"Waktu itu aku mau minum abis dari dapur dan pas aku balik lagi ke kamar aku lihat ka Jhonatan baru pulang tapi berdua, aku gak begitu melihat si karena aku kira sama kakak, sepatunya mengkilap kena sinar lampu jadi aku tahu itu warna merah," jelas Tio jujur.

"Kamu yakin?" tanya Gabriel.

Tio hanya mengangguk sambil berjalan menuju dapur. Tio adik Jhonatan, ia masih berada di bangku kuliah, ia tidak begitu akrab dengan Jhonatan walaupun tinggal satu atap.

Clara duduk di sofa yang berada di ruangan tengah sambil menyetel televisi walaupun ia tidak menontonnya hanya sebuah pengalihan agar orang yang melihatnya tidak mengira bahwa ia sedang melamun.

Tak lama Tio berpamitan pada Gabriel untuk berangkat kuliah, ia mengantarkan Tio sampai pintu depan. Setelahnya Gabriel pergi ke belakang rumah untuk mencari udara segar namun tiba-tiba saja ia kaget karena melihat sebuah sepatu high heels yang entah milik siapa, berada di bawa rerumputan.

Sepatu itu berwarna merah, ia mulai curiga dengan pasti sepatu tersebut adalah sepatu milik selingkuhan nya Jhonatan, ia bergegas mengambil sepatu tersebut dan membawanya ke rumah, namun saat tiba di halaman rumah.

"Sayang?" sapa Jhonatan yang baru turun dari mobil, sambil melihat apa yang ada di tangan Gabriel.

"Mas!" bentak Gabriel sambil menodongkan sepatu tersebut tepat di depan wajah Jhonatan.

Tampilkan Lebih Banyak
Bab Selanjutnya
Unduh

Bab terbaru

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Komen

default avatar
n.manis
semangat thor buat next karya !
2024-12-13 06:12:09
0
user avatar
Kala Senja
waduh kalau dudanya modelan kayak gini mah aku juga mau wkwk up terus thor!!!
2024-04-10 21:35:03
0
default avatar
Saskia Kia
Gabriel udah jangan mikirin suami gak tahu diri itu, mending sama papanya aja lagian papanya kan duda ganteng pula. semangat buat authornya...
2024-04-10 21:29:23
0
user avatar
Dina0505
semangat nulis ya ka
2024-04-04 21:42:34
1
user avatar
Azzurra
semangat berkarya Thor. semoga sukses semua tulisannya.
2024-04-04 16:05:29
0
user avatar
Neng Gemoy
Hay guys baru terjun ke dunia GoodNovel nih, bantu ramaikan. silahkan berikan kritik dan saran di ulasan ya, terimakasih ......
2024-04-03 09:27:25
0
user avatar
Rich Mama
Ceritanya seru. Lanjut kakak...
2024-04-02 13:16:38
0
user avatar
Ardhya Rahma
Ditunggu updatenya ya, Thor
2024-04-02 13:03:30
0
user avatar
Azzurra
semangat terus upnya Thor. semoga cepet dapet promo biar mendobrak popularitas.
2024-04-02 12:47:04
0
user avatar
Er_zhi.zhii
hai kakak author ceritanya menarik
2024-04-02 12:40:49
0
user avatar
SyasaRanni
Kalau mertuanya terlihat awet muda begitu dan hartanya lumayan, gapapalah ya.. Apalagi suami selingkuh sampai bercinta, sabaarr sabarr... Btw, semangat updatenya, kak author!
2024-03-20 16:53:54
0
50 Bab
Sepatu Merah
Gabriel perlahan membuka kedua matanya, ia melirik sekeliling nya nampak asing. Kepalanya juga terasa pusing. Perlahan ia duduk bangun dari terbaring nya."Aku dimana?" tanya Gabriel sambil memegang kepalanya serta melihat posisinya yang berada di atas kasur yang entah punya siapa."Apa yang terjadi? Bukan kah aku abis pulang dari panti kenapa aku jadi ada di sini? Lagian ini kamar siapa?" Gabriel masih bertanya-tanya kepada dirinya sendiri kemudian ia turun dari kasur berjalan perlahan menuju jendela dan melihat ke arah luar.Gabriel kaget karena ia berada di lantai yang lumayan jauh dari tanah, pemandangan kota dengan gedung-gedung pencakar langit nampak menjulang tinggi.Sambil mengingat apa yang terjadi semalam sampai ia bisa berada di ruangan asing. Selang beberapa detik ia mulai ingat bahwa malam tadi dirinya telah melihat suaminya tengah bermain cinta dengan wanita lain."Ya! Aku ingat tadi malam aku berlari sambil menangis entah mau kemana namun tiba-tiba aku tidak ingat apapu
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-02-28
Baca selengkapnya
Mertua Ngajak Dinner?
Jhonatan yang sudah tiba di kantor, ketika ia hendak memulai meeting ada berkas projects yang ketinggalan, ia menunda rapat dan buru-buru pulang ke rumah untuk mengambil barang yang tertinggal.Setibanya ia di depan rumah ia melihat istrinya berlari dari belakang rumah dengan membawa sebuah sepatu merah."Sayang!" "Mas!" "Apa sayang?" tanya Jhonatan heran dan bingung."Jelasin mas, ini punya siapa? Ini bukan punyaku mas," ujar Gabriel yang mulai emosi."Sayang, aku gak tahu itu punya siapa," jawab Jhonatan."Bohong! Lalu kenapa kamu balik lagi? Pasti kamu lupa untuk menyembunyikan ini kan mas," tuduh Gabriel."Astaga, sayang jujur aku gak tahu, lagi pula aku balik lagi karena ada barang yang ketinggalan, sungguh," jelas Jhonatan meyakinkan istrinya. "Hemmm, benarkah itu?" "Iya!" Tak lama kemudian ada tetangga yang terlihat sedang mencari sesuatu, karena penasaran Jhonatan pun bertanya."Sayang, lihat tetangga kita sedang mencari sesuatu, mungkin saja sepatu ini miliknya," ujar Jh
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-02-28
Baca selengkapnya
Siapa Dina
Melihat Gabriel yang meneteskan air membuat pak Ruslan tidak tega ia segera berdiri sambil memegang kedua bahu Gabriel."Kamu tenang ya, ayo sebaiknya kita pergi saja dari sini," ujar pak Ruslan."Ta, tapi pa," jawab Gabriel yang terbata-bata saking tak sanggup menahan sakit hati."Udah, jangan tapi-tapi ayok," paksa pak Ruslan seraya menggandeng tangannya.Mereka pun pergi dari restoran tersebut dan masuk ke dalam mobil, Gabriel masih saja menangis, sebelum melakukan mobil pak Ruslan mengambil tissue dan mengusap lembut pipi Gabriel menghapus aliran air matanya."Udah kamu jangan nangis kayak gini, takutnya orang ngira papa yang ngapa-ngapain kamu," ujar pak Ruslan.Gabriel mengangguk sambil mengambil tissue yang ada di tangan mertuanya seraya mengusapkan ke wajahnya."Ini udah malam banget, kita pulang aja ya," ajak pak Ruslan.Lagi-lagi Gabriel hanya mengangguk seperti nya ia tak mampu mengeluarkan sepatah kata pun karena rasa sakit.Sepanjang perjalanan Gabriel hanya bengong denga
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-02-28
Baca selengkapnya
Perselingkuhan
"Gabriel, halo? Mengapa tidak ada suaranya?" Tanya pak Ruslan heran.Ia pun mengintip dari celah pintu rupanya hp nya sudah berada di atas kasur. Pak Ruslan tidak menyerah ia mematikan telponnya kemudian membuat panggilan lagi ke pada Gabriel.Telpon pun berdering, awalnya Gabriel ragu untuk mengangkat akan tetapi ia memiliki memiliki ide kemudian mengangkatnya."Halo pa, maaf ya pa aku udah ngantuk, aku tidur duluan ya pa," pamit Gabriel yang langsung mematikan ponselnya.Pak Ruslan hanya tersenyum ia pun kembali masuk ke dalam kamarnya, Gabriel berbaring di kasurnya sambil menatap suaminya yang terkapar di atas lantai."Hem, mas sebenarnya apa alasan kamu menikahi aku? Tapi kamu selalu memperlakukan ku dengan lembut walaupun kita belum pernah melakukan hubungan suami istri, aku hanya ingin tahu apa kamu menargetkan sesuatu sehingga kamu terpaksa menikahi ku?""Atau apa yang kamu rencanakan? Aku hidup sebatang kara tanpa tahu siapa ayah dan ibuku. Aku juga tidak tahu bagaimana bisa a
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-02-28
Baca selengkapnya
Pergi Bersama Mertuaku
Jhonatan yang sudah selesai mandi dan segera masuk ke dalam mobil, ia bersiap hendak pergi menyusul Gabriel, akan tetapi di tengah perjalanan ia di cegat oleh Dina yang berdiri tepat di jalan yang akan di lalui Jhonatan."Dina! Apa lo sudah gila!" Bentak Jhonatan seraya keluar dari mobilnya dan menghampiri Dina."Apa?" Tanya Jhonatan tegas."Kamu kenapa sih? Bentak-bentak aku kayak gitu?" Tanya balik Dina."Gara-gara lo Gabriel jadi pergi dari rumah!" Jawab Jhonatan."Ya terus? Apa hubungannya dengan aku? Lagian juga kamu gak mau dia kan? Ya bagus dong, kalau dia benar-benar ninggalin kamu kita kan jadi bisa nikah," ujar Dina."Dina! Apa lo gila? Udah jangan ribut di sini malu di liat orang!" Bentak Jhonatan yang langsung menarik tangan Dina sehingga Dina terseret masuk ke dalam mobil."Sayang, memang apa salahnya Gabriel pergi dari rumah? Kita kan udah pertahanin hubungan ini dari dulu, jauh sebelum kamu nikah sama Gabriel, kamu kan juga udah janji mau nikahin aku, tapi sekarang kamu
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-02-28
Baca selengkapnya
Ini Dapur pah
Jhonatan kesakitan di dalam kamar, setelah rasa sakitnya mereda di melihat keluar rumah dan ternyata mobil pak Ruslan sudah tidak ada, Jhonatan berprasangka bahwa Gabriel pasti pergi bersama papanya."Ah, sial!" Ujar Jhonatan sambil menggeplak laci di kamarnya.Ia membaringkan tubuhnya kesal karena hasratnya tidak terpenuhi, akhirnya Jhonatan memutuskan untuk pergi menemui Dina agar ia bisa menyalurkan hasratnya yang sudah menggebu.Dibalik itu Gabriel sudah berada di rumah pak Ruslan, ia masih terisak dalam tangisnya."Gabriel istirahat lah terlebih dahulu nanti kita makan malam bareng," ujar pak Ruslan.Gabriel hanya mengangguk kemudian masuk ke dalam kamar yang sudah di sediakan bahkan kamar itu adalah tempat dimana Gabriel baru mengetahui keberadaan rumah asli pak Ruslan.Berselang beberapa menit bi Ita datang mengetuk pintu dan menemui Gabriel."Non, mau mandi air hangat?" Tanya bi Ita."Emm boleh bi," jawab Gabriel.Bi Ita pun menuntun Gabriel untuk pergi ke tempat pemandian air
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-03-07
Baca selengkapnya
Festival Tahunan
"ahh sial! Kemana perginya dia?" Jhonatan yang berada di dalam mobil setelah dari panti mencari keberadaan Gabriel.Tanpa jejak, entah kemana Gabriel pergi, Jhonatan gelisah mencari istrinya walaupun dia masih menikmati Dina dalam hidupnya.Di tengah perjalanan mencari Gabriel, telponnya berdering rupanya Dina yang menelpon."Halo sayang," ujar Dina lembut."Apa? Aku sedang sibuk," sambut Jhonatan dengan nada yang kesal."Lho, kok kamu marah sih sayang? Ada apa? Apa kamu belum puas dengan yang semalam?" tanya Dina beruntun."Aku sedang mencari Gabriel, aku gak tahu dia ada di mana," jawab Jhonatan."Heumm, kok kamu masih mikirin dia sih? Kan ada aku, aku lebih baik dari dia, aku lebih cantik bahkan aku juga lebih seksi dari pada dia kan? Ngapain kamu cari dia?" suara Dina dengan mendayu-dayu."Ahh sudah lah, aku ada meeting di kantor," ujar Jhonatan yang langsung menutup telponnya.Selang beberapa detik kemudian, telpon milik Jhonatan kembali berdering, rupanya Dina awalnya ia mengaba
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-03-08
Baca selengkapnya
Masa lalu Ruslan
"Gabriel kamu sudah sadar? Syukurlah ayok kita pulang," ujar pak Ruslan sangat bahagia melihat Gabriel ternyata baik-baik saja.Mereka pun pulang pak Ruslan mengantar Gabriel hingga depan pintu kamarnya, ia menyuruh Gabriel untuk beristirahat karena pasti ia sangat lelah dengan seharian berada di festival.*Satu Minggu kemudian*"Heumm, ternyata aku sudah satu Minggu tinggal di sini," ujar Gabriel sambil melihat kalender.Ia keluar kamar dan menghampiri bi Ita yang sedang beres-beres di ruang tengah sedangkan pak Ruslan entah kemana bahkan akhir-akhir ini pan Ruslan semakin jarang berada di rumah bahkan sering kali Gabriel melihat pak Ruslan pulang dengan bercak darah entah itu di tangannya, wajahnya ataupun di pakaiannya.Walaupun begitu Gabriel tidak tahu apa penyebabnya karena setiap kali ia bertanya pak Ruslan selalu mengelak."Bi," ujar Gabriel menyapa bi Ita."Eh iya non ada apa?" tanya bi Ita seraya berbalik badan melihat Gabriel sudah berdiri di belakangnya."Begini bi," jawab
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-03-09
Baca selengkapnya
Datang Bulan
Gabriel dan pak Ruslan sudah berada di dalam kamar, mereka hanya memakai handuk saja, perlahan Gabriel berbaring kemudian pak Ruslan ikut berbaring di atas tubuh Gabriel dengan posisi yang hendak push up."Gabriel kamu sudah siap?" Pak Ruslan bertanya sambil memandangi wajah Gabriel."Eumm, heu eum," jawab Gabriel menganggukkan kepalanya.Mendengar jawaban Gabriel pak Ruslan perlahan mendekatkan wajahnya ia melihat bibir mungil Gabriel yang imut, bibir menjadi sasarannya, saat dekat semakin dekat dan sedikit lagi sampai bibir mereka bertemu."Ahh papa!" Gabriel agak berteriak."Ada apa sayang? Papa belum melakukan apa-apa," ujar pak Ruslan yang kaget dengan teriakan Gabriel."Maaf pa, perut aku rasanya sakit sepertinya aku datang bulan," jawab Gabriel sambil memalingkan muka karena malu."Ya sudah gak papa, kamu cek dulu ke kamar mandi, papa mau nyuruh bi Ita untuk membeli pembalut," ujar pak Ruslan seraya berdiri dan turun dari ranjang."Maaf ya pa," ucap Gabriel pelan."Kamu gak per
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-03-10
Baca selengkapnya
Buah Jatuh Tak Jauh Dari Pohonnya
"Tio! Jangan berani kamu bilang pada papa atau kamu akan menyesalinya!" tegas Jhonatan."Tapi, kak siapa dari dulu papa sudah tidak merestui hubungan kakak sama kak Dina, bagaimana bisa kakak membawanya ke rumah ini, sedangkan kak Gabriel istri sah kakak sekarang ada di mana? Dia sudah lama tak pulang," jelas Tio kesal karena Jhonatan membawa Dina ke rumah mereka malam itu."Diam! Ini uang untuk tutup mulut mu! Kakak memang menikah dengan Gabriel tapi kakak tetap menginginkan Dina!" Ujar Jhonatan sambil menodongkan uang sebesar 500 US Dollar."Kakak dari mana uang ini?" tanya Tio kaget."Tentu saja ini hasil dari perusahaan," jawab Jhonatan."Kakak gak bisa dong uang perusahaan dipake hal yang kayak gini, kakak gak boleh foya-foya nanti kalau perusahaan bangkrut gimana?" Tutur Tio."Tio, kamu tahu apa sih? Udah jangan ngelawan sama kakak kamu nanti kalau kamu kualat baru tahu rasa," sahut Dina."Diam kak Dina aku tidak sedang bicara dengan kak Dina!" Bentak Tio yang dari dulu memang t
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-03-11
Baca selengkapnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status