Rumah tangga yang terjalin satu tahun kini berantakan, Gabriel istri dari Jhonatan tidak sengaja melihat Jhonatan tengah bercinta dengan seorang wanita di kamar mereka. Gabriel yang baru pulang menjenguk panti asuhan di buat kaget dengan kejadian tersebut. Deraian air mata membasahi pipinya tanpa sengaja Ruslan papa mertua Gabriel melihat Gabriel yang nampak terpuruk. Dengan sengaja memanfaatkan kesempatan Pak Ruslan membungkam mulut Gabriel dengan sebuah kain dan membawanya kabur.
Lihat lebih banyakGabriel perlahan membuka kedua matanya, ia melirik sekeliling nya nampak asing. Kepalanya juga terasa pusing. Perlahan ia duduk bangun dari terbaring nya.
"Aku dimana?" tanya Gabriel sambil memegang kepalanya serta melihat posisinya yang berada di atas kasur yang entah punya siapa."Apa yang terjadi? Bukan kah aku abis pulang dari panti kenapa aku jadi ada di sini? Lagian ini kamar siapa?"Gabriel masih bertanya-tanya kepada dirinya sendiri kemudian ia turun dari kasur berjalan perlahan menuju jendela dan melihat ke arah luar.Gabriel kaget karena ia berada di lantai yang lumayan jauh dari tanah, pemandangan kota dengan gedung-gedung pencakar langit nampak menjulang tinggi.Sambil mengingat apa yang terjadi semalam sampai ia bisa berada di ruangan asing. Selang beberapa detik ia mulai ingat bahwa malam tadi dirinya telah melihat suaminya tengah bermain cinta dengan wanita lain."Ya! Aku ingat tadi malam aku berlari sambil menangis entah mau kemana namun tiba-tiba aku tidak ingat apapun setelah itu. Hah? Apa yang sebenarnya terjadi? Kenapa aku tidak bisa mengingatnya?"Kesadaran membuatnya mulai panik ia segera berlari menuju pintu namun saat ia membuka pintu.BRAKKK!"Gabriel? Kamu mau kemana?""Hah? Papa?"Gabriel tanpa sengaja bertabrakan dengan pak Ruslan, mertuanya yang berstatus Duda usinya kini 44 tahun, namun penampilannya seperti pria berumur sangat awet muda, wajahnya tampan, kulitnya masih kencang, penampilan yang gagah dan juga berwibawa membuatnya terlihat lebih muda dari usianya seperti baru berumur 30 tahun,"Gabriel jangan salah paham dulu, saat ini kamu sedang di rumah papa yang satunya lagi, semalam papa gak sengaja ngeliat kamu jalan di pinggir jalan terus secara tiba-tiba kamu pingsan, jadi papa putuskan untuk membawa kamu ke rumah ini." Jelas pak Ruslan menenangkan Gabriel."Apa? Aku pingsan? Lantas mengapa papa tidak membawaku pulang ke rumah kita saja? Kenapa harus ke rumah yang ini?" tanya Gabriel agak kaget serta heran dengan penjelasan mertuanya."Tadi nya papa mau bawa pulang ke rumah kita yang biasanya tapi semalam papa udah capek banget jadi papa pilih rumah yang lebih Deket aja," elak pak Ruslan.Gabriel menganggukkan kepalanya seolah paham walaupun isi hatinya masih berkata lain bahkan menurut pikirnya agak tidak masuk akal."Ya udah pa, lagian ini juga udah pagi aku pulang duluan ya pa," pamit Gabriel karena merasa tidak enak jika berlama-lama berada di sana."Ehh tunggu, papa mau tau semalam kamu kayak abis nangis kamu kenapa? Apa Jhonatan nyakitin kamu?" tanya pak Ruslan seolah perhatian.Gabriel diam sejenak ia bingung mau jawab apa karena jika ia mengatakan yang sebenarnya, masa ia ngabongkar aib rumah tangganya."Gabriel? Hey?""Ehh iya pa, eum aku gak papa kok semalam cuma kecapean aja kayaknya." Elak Gabriel."Oh ya sudah, tapi kalo ada apa-apa atau ada sesuatu yang tidak pantas dilakukan oleh Jhon kamu tidak perlu ragu untuk memberitahu papa ya, karena papa tahu betul sifat dan kelakuan anak papa yang satu ini agak beda," ujar pak Ruslan.Gabriel hanya mengangguk karena ia merasa canggung jika ngobrol berdua saja seperti itu. Ia kembali pamit tapi mertuanya menyuruh Gabriel untuk sarapan bersamanya terlebih dahulu. Ia tidak berani menolak mereka pun makan bersama.Di tengah makan pak Ruslan memberi tahu Gabriel bahwa di rumah ini hanya ada satu orang pembantu bernama bi Ita, dan dua orang satpam. Bi Ita sudah lama bekerja di sana dan pak Ruslan tidak pernah mengganti pembantu nya selama bertahun-tahun.Namun saat Gabriel melihat bi Ita tatapan nya begitu aneh tidak ramah tidak tersenyum hanya menunduk dan sesekali melirik wajah Gabriel dengan ekspresi yang aneh di wajahnya seolah ingin memberitahu Gabriel sesuatu."Kenapa bi?" tanya Gabriel."Gak papa non," jawab bi Ita singkat."Oh iya, saya lupa bi ini menantu saya istrinya Jhonatan," tutur pak Ruslan."Oh ini menantu tuan, kirain siapa," timpal bi Ita menunduk kemudian pergi."Kamu gak perlu heran bi Ita emang orangnya suka malu-malu," ujar pak Ruslan.Gabriel hanya mengangguk sambil makan walaupun makan nya tidak lahap karena masih teringat dengan apa yang telah di lakukan suaminya semalam.Sebenarnya setelah satu tahun berumahtangga Gabriel belum pernah di sentuh oleh Jhonatan bahkan dirinya masih perawan sampai saat ini. Entah apa yang membuat Jhonatan tidak mau menyentuh Gabriel, padahal ia cantik, baik badannya juga sexi hanya saja ia selalu tampil sederhana.Walaupun Jhonatan belum pernah menyentuh Gabriel, tapi sikapnya selalu lemah lembut dengan tutur kata yang manis.Gabriel juga terpaksa menikah dengan Jhonatan karena pak Ruslan memilihnya untuk dijadikan menantu. Gabriel yang hidup di panti asuhan sejak kecil tanpa tahu siapa ibu dan ayah nya. Ia tidak bisa menolak walaupun saat itu ia belum tahu siapa yang akan menjadi suaminya.Ternyata Jhonatan seorang CEO di perusahaan Ruslan Group yang jelas sebuah perusahaan yang di bangun oleh papanya dari nol.Pak Ruslan berperan penting bagi panti asuhan karena ialah yang selalu menyumbang makanan, pakaian serta uang jajan setiap bulannya untuk anak-anak panti. Pak Ruslan memang baik namun entah niat apa yang terselubung dihatinya Sampai ia berani menculik menantunya sendiri akan tetapi perlakuan nya tetap baik sama sekali tidak mencurigakan.Setelah sarapan selesai pak Ruslan mengantarkan Gabriel pulang ke rumah mereka yang biasa mereka tinggali.Ditengah perjalanan Gabriel merasa penasaran akan banyak hal tentang mertuanya serta suaminya namun ia bingung harus bertanya pada siapa."Gabriel, kamu udah satu tahun lho nikah sama Jhon, kamu kapan mau punya anak, papa udah gak sabar pengen gendong cucu," celetuk pak Ruslan.Ia kaget mendengar ucapan mertuanya, mengapa tiba-tiba bertanya seperti itu. Ia bahkan bingung harus menjawab apa karena bagaimana mau hamil? Suaminya saja tidak pernah menyentuh dirinya."Sabar pa, aku sama mas juga lagi berusaha," jawab Gabriel."Iya tapi jangan lama-lama," timpal pak Ruslan.Clara hanya mengangguk sambil tersenyum. Sebenarnya baru kali ini Clara begitu dekat dengan mertuanya karena kesibukan Clara dengan anak-anak panti.Setelah sampai pak Ruslan berpamitan karena akan berangkat kerja sedangkan Clara masuk ke dalam rumah.Ia menarik napas panjang setelah tiba di depan pintu kamar, berat rasanya ingin membuka pintu kamar karena telah melihat kejadian semalam."Huuuh mau bagaimana lagi," ucapnya dalam hati sambil membuka pintu kamar.Ia melihat Jhonatan sudah berdandan rapi di depan kaca, Clara menghampiri suaminya sambil bertanya."Mas, kamu mau kemana?""Kamu gak perlu tahu," jawab Jhonatan ketus."Lho mas, aku ini istri kamu, ada apa? Kok kamu jawab nya gitu?" tanya Gabriel."Bercanda sayang," celetuk Jhonatan sambil mencubit hidung Gabriel."Sayang, kamu udah pulang dari panti? Kok kamu gak bilang-bilang kalo aku tahu aku kan bisa nyiapin kejutan buat kamu," sambung Jhonatan dengan senyuman."Mas, kamu udah bikin kejutan kok buat aku, bahkan kejutan sangat diluar dugaan ku, kejutan dari kamu malam tadi benar-benar menyakitkan mas," ujar Gabriel dalam hatinya."Iya aku udah pulang, maaf gak bilang dulu," ucap Gabriel sambil menghembuskan napas berat."Kamu kenapa sayang? Kamu pasti capek ya, ya udah kamu istirahat aja, aku juga mau berangkat kerja ke kantor," ujar Jhonatan."Ya udah mas hati-hati," timpal Gabriel.Setelah Jhonatan pergi, Gabriel terduduk diam melihat sekeliling tidak ada yang aneh ataupun berantakan bahkan tidak bau yang aneh."Apa yang aku lihat semalam di ruangan hanyalah mimpi? Tapi rasanya sangat nyata, aku jelas melihat mas Jhonatan sedang bercinta di sini, di kamar ini, lagi pula dengan siapa dia melakukan hal itu? Mengapa tidak dengan ku?" ujar Gabriel bertanya-tanya pada dirinya sendiri.Gabriel keluar dari kamar pas menuruni tangga menuju ke ruang tengah, ia berpapasan dengan Tio adik iparnya."Lho kakak baru pulang? Kakak bisa pakai high heels?" Sapa Tio."Iya kakak baru pulang, kenapa emangnya?" tanya balik Gabriel."Soalnya semalem kak Jhonatan kayak bawa cewek deh ke kamar tapi cewek itu kayak pakai sepatu merah gitu, sedangkan kakak kan gak punya sepatu merah bahkan sepatu kakak semuanya cuma warna hitam, aku kira kakak ternyata kakak baru pulang," jelas Tio."Apa? Mas Jhonatan bawa cewek ke kamar? Pakai sepatu merah? Jelas Tio kakak kan gak punya sepatu merah," ujar Gabriel kaget karena apa yang di lihat nya semalam benar-benar nyata."Waktu itu aku mau minum abis dari dapur dan pas aku balik lagi ke kamar aku lihat ka Jhonatan baru pulang tapi berdua, aku gak begitu melihat si karena aku kira sama kakak, sepatunya mengkilap kena sinar lampu jadi aku tahu itu warna merah," jelas Tio jujur."Kamu yakin?" tanya Gabriel.Tio hanya mengangguk sambil berjalan menuju dapur. Tio adik Jhonatan, ia masih berada di bangku kuliah, ia tidak begitu akrab dengan Jhonatan walaupun tinggal satu atap.Clara duduk di sofa yang berada di ruangan tengah sambil menyetel televisi walaupun ia tidak menontonnya hanya sebuah pengalihan agar orang yang melihatnya tidak mengira bahwa ia sedang melamun.Tak lama Tio berpamitan pada Gabriel untuk berangkat kuliah, ia mengantarkan Tio sampai pintu depan. Setelahnya Gabriel pergi ke belakang rumah untuk mencari udara segar namun tiba-tiba saja ia kaget karena melihat sebuah sepatu high heels yang entah milik siapa, berada di bawa rerumputan.Sepatu itu berwarna merah, ia mulai curiga dengan pasti sepatu tersebut adalah sepatu milik selingkuhan nya Jhonatan, ia bergegas mengambil sepatu tersebut dan membawanya ke rumah, namun saat tiba di halaman rumah."Sayang?" sapa Jhonatan yang baru turun dari mobil, sambil melihat apa yang ada di tangan Gabriel."Mas!" bentak Gabriel sambil menodongkan sepatu tersebut tepat di depan wajah Jhonatan.Ruslan masuk ke markas Max dia membuat kekacauan dengan cara membawa anggota kepolisian untuk mengamankan setiap orang yang ada di sana dan mengembalikan barang ke pemilik aslinya yaitu Jack.Kepanikan terjadi Max murka mengetahui perbuatan Ruslan namun ia tidak bisa berbuat apa-apa karena sudah di tahan oleh polisi. Barang-barang yang telah di curi itu kembali ke tangan pemilik aslinya.Hal itu membuat Jack bangga, Jason dan Rey juga telah membuka pintu restu atas hubungan Ruslan dengan Gabriel, walaupun terbilang cukup jauh umur mereka namun cinta itu tidak pernah terhalang oleh umur karena umur hanyalah angka.Prok! Prok! Prok! Tepuk tangan terdengar bergemuruh saat Ruslan kembali ke markas Jack."Wow, hebat, setelah ini aku setuju atas hubungan mu dengan adik ku," ucap Jason."Aku juga setuju," sambung Rey."Ruslan, saya bangga atas apa yang kamu lakukan, saya minta maaf karena telah memberi siksaan sebelumnya, karena saya benar-benar tidak tahu," ucap Jack."Sudah lah, lupakan, l
"Papa! Jadi orang yang papa maksud untuk menjadi suami ku adalah Jhonatan?" tanya Gabriel."Iya, Jhonatan adalah senior di kelompok kita dia yang paling handal dan paling bertanggung jawab. Dia juga yang paling cepat menyelesaikan misi," jawab Jack."Gabriel, kenapa kamu begitu kaget? Emangnya kamu tahu Jhonatan itu siapa?" Tanya Jason heran."Dasar baj*Ngan!" Gertak Gabriel sambil mendorong Jhonatan sampai mundur beberapa langkah."Anak ku, apa yang salah?" tanya Jack."Jhon! Jadi selama ini kamu adalah salah satu anggota dari kelompok mafia?" tanya Gabriel."Iya, jadi kamu adalah anak dari ketua kelompok ku?" tanya balik Jhonatan."Jhon kamu kenal anak ku?" tanya Jack bingung."Jelas kenal pah! Dia adalah mantan suamiku, dia yang sudah menikahi ku dan mengkhianati ku dia berselingkuh saat aku masih menjadi istrinya! Dia bajingan! Dia lah penjahat yang sesungguhnya! Lebih parahnya lagi dia adalah anak tiri pak Ruslan!" Jelas Gabriel."Apa?" "Apa?""Apa?"Bersamaan, Jack, Jason dan j
Tepat pukul 3 pagi, Gabriel pergi mengendap-endap ke ruang bawah tanah untuk menemui pak Ruslan dengan membawa sepiring makanan dan juga segelas air.Para menjaga mencegah Gabriel, namun Gabriel melakukan berbagai cara untuk membujuk para penjaga itu agar mengijinkannya masuk dan mereka tutup mulut."Papa," ucap Gabriel gemetar melihat tubuh pak Ruslan terkapar lemas di sebuah kursi yang di ikat dengan tali."Sa, Sayang," jawab pak Ruslan seraya membuka kedua matanya dan melirik Gabriel.Gabriel segera melepaskan tali itu dan langsung memeluk pak Ruslan dengan di iringi sebuah tangis."Papa, papa," tangis Gabriel sambil memanggil pak Ruslan."Sayang, papa baik-baik saja, syukurlah kamu baik-baik saja, papa sangat khawatir dan papa juga mencari ke mana-mana papa juga selalu berdoa dan berharap bahwa kamu baik-baik saja," ujar pak Ruslan sambil mengelus kepala Gabriel yang berada di dadanya."Papa pasti sangat ke sakitan, aku minta maaf pah," jawab Gabriel."Sayang, kamu tidak perlu min
Sore itu Gabriel, Rey dan Jack pulang, di sambut oleh Jason dengan rencana yang di katakan oleh David. Semua memberi respon positif kecuali Rey."Aku tidak terlalu mempercayai anak baru, sebaiknya jangan gegabah kita harus hati-hati," ucap Rey."Iya Rey ada benarnya juga, kita coba saja dulu rencananya nanti malam namun kita jangan tidur kita awasi dari lantai atas," balas Jack."Papa, apakah ini akan berbahaya?" tanya Gabriel khawatir."Tidak anak ku, tidak ada yang berbahaya kita hanya perlu waspada saja," jawab Jack."Gabriel, kamu segera lah tidur kami akan berjaga malam ini," ucap Rey yang mulai peduli dengan adik perempuannya itu."Iya bang, kalian hati-hati," jawab Gabriel yang kemudian masuk ke dalam kamarnya.Semua rencana sudah di siapkan, di mulai dengan penjagaan di laur gudang dan di dalam gudang, tepat pukul 02 pagi, Rey melihat seseorang dari belakang gudang."Papa, Jason, lihat baik-baik ada penyusup," ucap Rey melalui handphone karena mereka saling terhubung satu sama
Jack memeluk Gabriel penuh haru melihat kejadian itu dari lantai atas."Pa, apa itu artinya bang Rey mau menerima ku sebagai adik perempuan nya?" tanya Gabriel sambil menangis."Iya tentu saja, kalau itu saudara sedarah sedaging kalian harus akur harus saling menyayangi satu sama lain," jawab Jack dengan tetesan air mata juga.Tidak lama kemudian para anggota di suruh bubar oleh Rey dengan sebuah bentakan."Apa yang sedang kalian lihat! Bubar!""Lihat lah Abang mu malu, karena ini baru pertama kali nya abang mu menangis setelah kepergian ibu kalian," ujar Jack."Eumm iya pa, aku seneng banget bisa berkumpul dengan keluarga asliku, makasih ya pa, papa berusaha keras untuk membuatku kembali bersama kalian," balas Gabriel sambil melepas pelukannya."Iya sama-sama nak, apapun untuk anak papa pasti akan papa lakukan," timpal Jack sambil tersenyum.Gabriel pun pergi ke kamar nya karena Jack menyuruhnya untuk beristirahat saja tidak boleh mengerjakan pekerjaan yang berat sementara Jack meny
Gabriel menikmati bubur ayamnya, sambil berkata dalam hati."Aku benar-benar gak nyangka ternyata aku hamil, iya juga sih karena aku waktu berhubungan badan sama pak Ruslan tidak pernah pakai pengaman makannya gak heran saat ini aku hamil, heumm aku berharap pak Ruslan baik-baik aja dan keluargaku mau menerima kehadirannya.""Ehh, gimana bang Rey, bang Rey belum juga menerima aku gimana dengan pak Ruslan, ahh aku heran bang Rey kok gitu amat sama aku, emangnya aku punya salah apa sama dia? Heumm apa yang harus aku lakukan agar bang Rey mau menerima kehadiran ku," sambung Gabriel sambil melahap bubur ayamnya.Setelah Gabriel selesai sarapan ia hendak keluar rumah untuk mencari udara segar.Tepat saat ia berada di ruang tengah ia berpapasan dengan Rey. Tatapan Rey sangat tajam membuat Gabriel takut dan menunduk."Perempuan kok bangunnya siang, bangun ti pagi-pagi!" bentak Rey, ia tidak tahu akan kehamilan Gabriel."I, iya maaf bang," jawab Gabriel."Maaf, maaf cepat latihan! Abang tungg
"Bang," ucap Jason sambil menggelengkan kepala ia tidak percaya dengan ucapan Rey."Apa! Kau berharap apa? Apa kau berharap aku akan menerima dia sebagai adikku?" tegas Rey yang kemudian berlalu pergi.Jason tidak percaya Rey sangat tidak ingin ada kehadiran seorang wanita ke keluarga mereka, seperti nya Rey sangat kecewa atas kepergian ibunya di karenakan melahirkan Gabriel.Malam pun berlalu, saat Jack memanggil Gabriel untuk sarapan terdengar dari balik pintu Gabriel seperti mau muntahKarena khawatir Jack langsung membuka pintu dan bertanya "nak, kamu kenapa?""Aduh, pa aku gak tahu kepala ku pusing dan mual-mual," jawab Gabriel sambil memegang kepalanya."Nak, Sayang tenang dulu ya, ini minum dulu," ujar Jack sambil memberikan segelas air."Jason! Jason! Cepat kemari!" teriak Jack memanggil anak keduanya, ia sangat khawatir dan hanya bisa mengandalkan Jason karena Rey sudah pasti tidak akan peduli."Iya pa, ada apa?" tanya Jason sambil menghampiri Jack ke dalam kamar Gabriel."C
"Jika benar papa adalah sorang mafia, berarti selama ini aku berada dalam dekapan mafia, pantas saja papa tidak mau mengakui dengan jelas apa pekerjaan utamanya," pikir Gabriel."Ahh tapi ini hanya perkiraan ku saja, aku tidak tahu kebenarannya jika bukan papa yang mengatakan nya dengan langsung," sambung Gabriel dalam hati.Ia pun merebahkan tubuhnya di atas kasur untuk menenangkan diri, hingga saat malam tiba, Gabriel di panggil oleh Jason."Gabriel, ayok kemari kita makan malam bersama," ajak Jason."Oh iya, bang aku menyusul," jawab Gabriel seraya bangun dari tidurannya.Saat Gabriel tiba di meja makan terlihat Rey duduk menatapnya dengan tajam, raut wajah yang sangat itu membuat Gabriel menundukkan pandangan karena takut."Gabriel ayok duduk nak," ujar Jack seraya memberikan kursi."Eum iya pa," jawab Gabriel seraya duduk.Namun saat Gabriel duduk Rey berdiri hal itu membuat semua orang kaget."Rey, mau kemana kamu? Makan dulu," ujar Jack."Aku tidak selera, aku mau makan di luar
Saat itu hari sudah mulai sore, Gabriel keluar dari kamarnya, ia melihat beberapa orang bertubuh kekar, saat ia pergi ke sebuah ruangan tiba-tiba saja Rey menghardiknya."Mau kemana kau?" Tanya Rey ketus."A, aku cuma mau lihat-lihat aja," jawab Gabriel ketakutan karena dengan postur tubuh yang kekar serta raut wajah yang cukup menyeramkan dari Rey "Apa? Jangan cuma lihat-lihat pastikan dirimu berguna kalau kau sudah berada di keluarga ku," ujar Rey tegas."Berguna gimana maksudnya bang?" Tanya Gabriel."Sini!" Gertak Rey yang langsung menarik tangan Gabriel menuju sebuah lapangan latihan di bagian belakang."Lihat? Di sana ada sebuah papan bulat pastikan kau bisa menembak dengan tepat," ujar Rey sambil memberikan sebuah pistol ke tangan Gabriel."Ta, tapi bang aku belum pernah menggunakan pistol sebelumnya, bagaimana bisa aku menembak tepat sasaran?" Ujar Gabriel yang gagap karena takut."Hahh sudah ku duga, makannya aku bilang pastikan dirimu berguna dan tak akan menjadi beban, cep
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
Komen