Home / Rumah Tangga / Diculik Mertua Duda / Pergi Bersama Mertuaku

Share

Pergi Bersama Mertuaku

Author: Neng Gemoy
last update Last Updated: 2024-02-28 11:53:10

Jhonatan yang sudah selesai mandi dan segera masuk ke dalam mobil, ia bersiap hendak pergi menyusul Gabriel, akan tetapi di tengah perjalanan ia di cegat oleh Dina yang berdiri tepat di jalan yang akan di lalui Jhonatan.

"Dina! Apa lo sudah gila!" Bentak Jhonatan seraya keluar dari mobilnya dan menghampiri Dina.

"Apa?" Tanya Jhonatan tegas.

"Kamu kenapa sih? Bentak-bentak aku kayak gitu?" Tanya balik Dina.

"Gara-gara lo Gabriel jadi pergi dari rumah!" Jawab Jhonatan.

"Ya terus? Apa hubungannya dengan aku? Lagian juga kamu gak mau dia kan? Ya bagus dong, kalau dia benar-benar ninggalin kamu kita kan jadi bisa nikah," ujar Dina.

"Dina! Apa lo gila? Udah jangan ribut di sini malu di liat orang!" Bentak Jhonatan yang langsung menarik tangan Dina sehingga Dina terseret masuk ke dalam mobil.

"Sayang, memang apa salahnya Gabriel pergi dari rumah? Kita kan udah pertahanin hubungan ini dari dulu, jauh sebelum kamu nikah sama Gabriel, kamu kan juga udah janji mau nikahin aku, tapi sekarang kamu kok berubah?" Tanya Dina yang sama sekali tak di hiraukan Jhonatan.

Jhonatan nampak penuh emosi ia melajukan mobilnya dengan sangat kencang hingga tiba lah mereka di sebuah jalan yang sepi, mereka berhenti di sana.

"Kenapa? Kok kamu bawa aku ke sini?" Tanya Dina.

"Dina dengerin, gua emang mau nya elo, tapi maunya gua cuma layanan lo aja, cinta gua tetep ke istri gua! Dan lihat sekarang gara-gara lo rumah tangga gua jadi berantakan," jelas Jhonatan tegas.

"Hey! Sayang! Jangan marah-marah mulu dong, gantengnya berkurang loh, kamu mau relaksasi gak? Biar tenang gitu," ujar Dina menggoda Jhonatan dengan membuka kancing baju bagian atasnya, membuat sebuah belahan gunung kembar terlihat.

"Dina jangan harap gua bakal ke goda sama lo, sekarang lo turun dari mobil gua, gua mau nyari istri gua," balas Jhonatan sambil memalingkan muka.

"Utututu sayang, masih ngambek aja, ngapain sih kamu nyari yang susah, sedangkan yang mudah udah ada di depan mata kamu lo sayang," goda Dina kembali dengan mengelus paha Jhonatan.

Jhonatan tidak memberikan respon ia hanya memalingkan muka dan bernapas berat. Dina yang gatal tidak menyerah untuk menggoda Jhonatan.

"Sayang udah dong marahnya, masa kamu marah sama aku gara-gara hal gitu doang si," ujar Dina.

"Apa lo bilang? Gara-gara hal gitu doang? Dina ini masalah rumah tangga, lo gak akan ngerti," jelas Jhonatan.

"Iya, iya, aku gak bakal ngerti iya. Jelas banget aku kan belum pernah nikah, tapi aku sangat tahu dan benar-benar ngerti betul apa yang selalu kamu butuhkan," balas Dina sambil meraba paha Jhonatan naik ke perut hingga ke dadanya.

"Hentikan Dina!" Bentak Jhonatan namun tanpa tindakan.

"Eummm sayang," goda Dina dengan suara yang mendayu-dayu, sambil mengigit bibir bawahnya seraya meraba aset Jhonatan yang sudah bangun dari tidurnya.

Akhirnya Jhonatan kalah, ia terbuai dengan godaan Dina, mereka pun bercinta di dalam mobil, sampai mobilnya bergoyang.

Dibalik itu, Gabriel yang sudah berada di panti asuhan karen sebelumnya Gabriel meminta pada papa mertuanya untuk segera mengantarkan Gabriel ke panti dan menjemputnya nanti sore.

Gabriel bertemu dengan anak-anak panti yang sangat bahagia melihat kedatangan Gabriel, ia juga membawa makanan ringan serta uang jajan untuk mereka dari pak Ruslan.

"Nak, kamu kenapa? Kecapean ya? Kayak lesu gitu?" Tanya ibu panti menghampiri Gabriel.

"Enggak bu, gak papa, aku baik-baik aja kok," jawab Gabriel dengan senyuman tipis.

"Anak-anak tunggu sebentar ya, ibu mau ngobrol dulu sama teh Gabriel," ujar ibu panti kepada anak-anak agar meraka pergi bermain dan meninggalkan ibu panti bersama Gabriel berdua saja.

"Nak, ibu tahu betul dari raut wajah kamu, kamu lagi ada masalah?" Tanya ibu panti Khawatir.

"Gak papa bu, aku benar-benar gak papa," jawab Gabriel karena tidak mau membuat ibu panti merasa cemas terhadapnya.

Ibu panti menepuk pundak Gabriel seraya berkata.

"Nak, kalau ada apa-apa bilang ke ibu ya, keluarin semuanya jangan di pendem sendirian, ibu sudah menganggap kamu sebagai anak kandung ibu sendiri, kasih sayang ibu ke kamu tidak akan pernah pudar sampai kapanpun," ujar ibu panti.

Mendengar ucapannya Gabriel langsung luluh, ia menyandarkan kepalanya ke bahu ibu panti dengan diiringi sebuah tangisan.

Ibu panti mengelus kepala Gabriel seraya kembali berkata.

"Pasti masalah kamu berat ya nak? Sampai kamu tida mampu mengatakan apapun dan hanya menetes kan air mata. Gak papa tenang na ibu akan selalu ada untuk kamu selama ibu masih hidup, udah kalau kamu gak mau cerita gak papa jangan maksain."

Tangis Gabriel menjadi semakin kencang sambil memeluk erat ibu panti. Berselang beberapa menit kemudian Gabriel sudah puas dengan mengeluarkan air matanya ia menatap ibu panti.

"Bu, aku minta maaf ya bu," ujar Gabriel.

"Gak ada yang perlu di maafkan, orang kamu gak salah kok minta maaf?" Tanya ibu panti heran.

"Gak papa bu, aku cuma pengen minta maaf aja ke ibu," jawab Gabriel.

"Nak, ibu tahu pak Ruslan itu orang yang sangat baik dan dermawan tapi suami kamu, ibu gak tahu nak, apa dia berbuat kasar ke kamu? Karena setahu ibu, suami kamu itu bukan anak kandung pak Ruslan pasti sikap dan sifatnya bakal beda jauh," ujar ibu panti.

Gabriel kaget, ia baru mengetahui hal ini.

"Bu kenapa gak bilang dari dulu?"

"Iya maaf nak, ibu mau ngasih tahu kamu tapi ibu lupa melulu," jawab ibu panti.

"Jadi mas Jhonatan bukan anak kandung pak Ruslan? Terus apa ibu tahu kenapa pak Ruslan duda? Apa dia cerai sama istrinya atau ditinggal ke rahmatullah sama istrinya?" Tanya Gabriel yang semakin penasaran.

"Aduh nak, kalau soal itu ibu kurang tahu," jawab ibu panti.

"Pantes aja sikap nya beda banget, pak Ruslan terlihat dingin tapi sangat perhatian sedangkan mas Jhonatan selalu bersikap lembut namun cuek," ujar Gabriel dalam hati.

Gabriel menunduk sedikit kecewa, untuk menghibur diri ia pun pergi menemui anak-anak bersama ibu panti. Gabriel bermain bersama mereka sampai tidak terasa hari sudah mulai sore.

Sebuah mobil hitam terparkir di luar panti, Gabriel mengira itu adalah papa mertuanya akan tetapi saat ia mendekat, rupanya Jhonatan.

"Ngapain kamu ke sini mas?" Tanya Gabriel ketus.

"Sayang, aku bisa jelasin, aku gak mau kehilangan kamu, aku juga udah terlanjur cinta sama kamu, aku hanya menebak kamu pasti berada di sini makannya aku mau jemput kamu, ayok kita pulang," jelas Jhonatan.

Akan tetapi Gabriel menolak namun Jhonatan memaksa Gabriel untuk ikut bersama, terjadi perdebatan sejenak akhirnya Gabriel masuk ke dalam mobil secara paksa dan Jhonatan langsung ngebut membawa mobilnya.

Di sepanjang perjalanan Gabriel hanya diam dan memalingkan muka dari suaminya, ia merasa tidak sudi ketika berada dekat suaminya karena sudah tahu atas perselingkuhan nya dengan mantannya.

Sesampainya di rumah, Jhonatan menarik paksa tangan Gabriel dan langsung membawanya masuk ke dalam kamar.

"Lepasin tangan kamu mas! Sakit!" Rintih Gabriel sambil berusaha melepaskan tangan Jhonatan dari pergelangan tangan Gabriel.

"Diam! Sayang kamu itu malu-maluin tahu gak? Masa perkara gitu aja sampe ribut, lagian ya aku gak akan ngizinin kamu untuk pergi dari rumah ini, kamu ini milik aku sayang, jangan pergi-pergi lagi, gak enak di liat orang," ujar Jhonatan sedikit emosi.

"Lah mas, kok malah kamu yang marah, seharusnya aku dong yang marah aku juga berhak marah atas kelakuan kamu mas!" Tegas Gabriel.

"Jangan membantah! Sayang kamu itu hanya milik aku dan selama akan tetapi menjadi milik ku, aku terlanjur cinta sama kamu sayang," balas Jhonatan.

Gabriel menggelengkan kepala kemudian ia kembali bertanya.

"Jika kamu mencintai aku mas, kenapa selama kita menjalani rumah tangga ini, kamu belum pernah nyentuh aku mas? Kenapa mas? Kamu lebih menikmati barang murahan di luar sana dibanding dengan aku mas, kenapa mas?"

"Ok! Gabriel kamu ingin aku sentuh kan? Ayok kita lakukan!" Balas Jhonatan yang langsung melepaskan baju serta celananya hanya tersisa boxer saja dan mendorong Gabriel hingga terbaring ke atas kasur.

"Mas! Aku gak mau! Mas lepasin aku mas!" Teriak Gabriel.

"Diam lah! Ini yang kamu inginkan bukan? Ini yang kamu tunggu-tunggu bukan? Aku akan mengabulkan nya sekarang," bisik Jhonatan yang menindih tubuh Gabriel.

"Enggak mas! Lepasin aku mas! Aku gak mau! Aku gak mau!" Tolak Gabriel dengan diiringi sebuah tangis.

"Hapus air matamu sayang, rasanya kurang nyaman melakukan ini dengan wajahmu yang menangis seperti itu, berhentilah sejenak dan nikmati," bisik Jhonatan.

Gabriel tidak menyerah ia meronta saking tidak mau nya ia digauli oleh suaminya yang sudah berselingkuh, ia menampar wajah Jhonatan dan mendorong tubuh Jhonatan serta menendang benda tumpul milik suaminya hingga Jhonatan kesakitan tak berdaya.

Dengan tangis Gabriel langsung berlari keluar kamar, kebetulan saat dia baru beberapa langkah dari pintu kamar, ia berpapasan dengan pak Ruslan.

"Gabriel? Tadi papa jemput kamu ke panti, ternyata kamu udah pulang," ujar pak Ruslan.

"Pa, tolongin aku pa, mas Jhonatan sudah gila pa, tolong bawa aku pergi dari rumah ini pa," rengek Gabriel.

Pak Ruslan melihat isi kamar Gabriel sejenak dan terlihat Jhonatan yang sudah telanjang nampak memegang area asetnya seperti kesakitan, pak Ruslan paham apa yang sudah terjadi.

"Kesempatan bagus ini," ujar pak Ruslan dalam hati dengan senyuman penuh rencana.

"Gabriel tenang, ayok ikut papa," ujar pak Ruslan seraya mengandeng tangan Gabriel menuju mobil lalu pergi dari rumah itu.

"Apa ini keputusan yang tepat? Aku lebih memilih pergi bersama mertuaku dibandingkan harus melakukan hubungan suami istri dengan mas Jhonatan?" Tanya Gabriel dalam hati.

"Semoga saja ini keputusan yang tepat," sambungnya sambil melirik pak Ruslan yang sedang tersenyum tanpa henti, seolah pak Ruslan sudah memenangkan sebuah permainan.

Related chapters

  • Diculik Mertua Duda   Ini Dapur pah

    Jhonatan kesakitan di dalam kamar, setelah rasa sakitnya mereda di melihat keluar rumah dan ternyata mobil pak Ruslan sudah tidak ada, Jhonatan berprasangka bahwa Gabriel pasti pergi bersama papanya."Ah, sial!" Ujar Jhonatan sambil menggeplak laci di kamarnya.Ia membaringkan tubuhnya kesal karena hasratnya tidak terpenuhi, akhirnya Jhonatan memutuskan untuk pergi menemui Dina agar ia bisa menyalurkan hasratnya yang sudah menggebu.Dibalik itu Gabriel sudah berada di rumah pak Ruslan, ia masih terisak dalam tangisnya."Gabriel istirahat lah terlebih dahulu nanti kita makan malam bareng," ujar pak Ruslan.Gabriel hanya mengangguk kemudian masuk ke dalam kamar yang sudah di sediakan bahkan kamar itu adalah tempat dimana Gabriel baru mengetahui keberadaan rumah asli pak Ruslan.Berselang beberapa menit bi Ita datang mengetuk pintu dan menemui Gabriel."Non, mau mandi air hangat?" Tanya bi Ita."Emm boleh bi," jawab Gabriel.Bi Ita pun menuntun Gabriel untuk pergi ke tempat pemandian air

    Last Updated : 2024-03-07
  • Diculik Mertua Duda   Festival Tahunan

    "ahh sial! Kemana perginya dia?" Jhonatan yang berada di dalam mobil setelah dari panti mencari keberadaan Gabriel.Tanpa jejak, entah kemana Gabriel pergi, Jhonatan gelisah mencari istrinya walaupun dia masih menikmati Dina dalam hidupnya.Di tengah perjalanan mencari Gabriel, telponnya berdering rupanya Dina yang menelpon."Halo sayang," ujar Dina lembut."Apa? Aku sedang sibuk," sambut Jhonatan dengan nada yang kesal."Lho, kok kamu marah sih sayang? Ada apa? Apa kamu belum puas dengan yang semalam?" tanya Dina beruntun."Aku sedang mencari Gabriel, aku gak tahu dia ada di mana," jawab Jhonatan."Heumm, kok kamu masih mikirin dia sih? Kan ada aku, aku lebih baik dari dia, aku lebih cantik bahkan aku juga lebih seksi dari pada dia kan? Ngapain kamu cari dia?" suara Dina dengan mendayu-dayu."Ahh sudah lah, aku ada meeting di kantor," ujar Jhonatan yang langsung menutup telponnya.Selang beberapa detik kemudian, telpon milik Jhonatan kembali berdering, rupanya Dina awalnya ia mengaba

    Last Updated : 2024-03-08
  • Diculik Mertua Duda   Masa lalu Ruslan

    "Gabriel kamu sudah sadar? Syukurlah ayok kita pulang," ujar pak Ruslan sangat bahagia melihat Gabriel ternyata baik-baik saja.Mereka pun pulang pak Ruslan mengantar Gabriel hingga depan pintu kamarnya, ia menyuruh Gabriel untuk beristirahat karena pasti ia sangat lelah dengan seharian berada di festival.*Satu Minggu kemudian*"Heumm, ternyata aku sudah satu Minggu tinggal di sini," ujar Gabriel sambil melihat kalender.Ia keluar kamar dan menghampiri bi Ita yang sedang beres-beres di ruang tengah sedangkan pak Ruslan entah kemana bahkan akhir-akhir ini pan Ruslan semakin jarang berada di rumah bahkan sering kali Gabriel melihat pak Ruslan pulang dengan bercak darah entah itu di tangannya, wajahnya ataupun di pakaiannya.Walaupun begitu Gabriel tidak tahu apa penyebabnya karena setiap kali ia bertanya pak Ruslan selalu mengelak."Bi," ujar Gabriel menyapa bi Ita."Eh iya non ada apa?" tanya bi Ita seraya berbalik badan melihat Gabriel sudah berdiri di belakangnya."Begini bi," jawab

    Last Updated : 2024-03-09
  • Diculik Mertua Duda   Datang Bulan

    Gabriel dan pak Ruslan sudah berada di dalam kamar, mereka hanya memakai handuk saja, perlahan Gabriel berbaring kemudian pak Ruslan ikut berbaring di atas tubuh Gabriel dengan posisi yang hendak push up."Gabriel kamu sudah siap?" Pak Ruslan bertanya sambil memandangi wajah Gabriel."Eumm, heu eum," jawab Gabriel menganggukkan kepalanya.Mendengar jawaban Gabriel pak Ruslan perlahan mendekatkan wajahnya ia melihat bibir mungil Gabriel yang imut, bibir menjadi sasarannya, saat dekat semakin dekat dan sedikit lagi sampai bibir mereka bertemu."Ahh papa!" Gabriel agak berteriak."Ada apa sayang? Papa belum melakukan apa-apa," ujar pak Ruslan yang kaget dengan teriakan Gabriel."Maaf pa, perut aku rasanya sakit sepertinya aku datang bulan," jawab Gabriel sambil memalingkan muka karena malu."Ya sudah gak papa, kamu cek dulu ke kamar mandi, papa mau nyuruh bi Ita untuk membeli pembalut," ujar pak Ruslan seraya berdiri dan turun dari ranjang."Maaf ya pa," ucap Gabriel pelan."Kamu gak per

    Last Updated : 2024-03-10
  • Diculik Mertua Duda   Buah Jatuh Tak Jauh Dari Pohonnya

    "Tio! Jangan berani kamu bilang pada papa atau kamu akan menyesalinya!" tegas Jhonatan."Tapi, kak siapa dari dulu papa sudah tidak merestui hubungan kakak sama kak Dina, bagaimana bisa kakak membawanya ke rumah ini, sedangkan kak Gabriel istri sah kakak sekarang ada di mana? Dia sudah lama tak pulang," jelas Tio kesal karena Jhonatan membawa Dina ke rumah mereka malam itu."Diam! Ini uang untuk tutup mulut mu! Kakak memang menikah dengan Gabriel tapi kakak tetap menginginkan Dina!" Ujar Jhonatan sambil menodongkan uang sebesar 500 US Dollar."Kakak dari mana uang ini?" tanya Tio kaget."Tentu saja ini hasil dari perusahaan," jawab Jhonatan."Kakak gak bisa dong uang perusahaan dipake hal yang kayak gini, kakak gak boleh foya-foya nanti kalau perusahaan bangkrut gimana?" Tutur Tio."Tio, kamu tahu apa sih? Udah jangan ngelawan sama kakak kamu nanti kalau kamu kualat baru tahu rasa," sahut Dina."Diam kak Dina aku tidak sedang bicara dengan kak Dina!" Bentak Tio yang dari dulu memang t

    Last Updated : 2024-03-11
  • Diculik Mertua Duda   Tio Baru Tahu

    Dina mengambil kesempatan ia segera mengambil pakaian dan berpakaian di tengah berlututnya Jhonatan, ia segera pergi dari kamar itu akan tetapi."Mau kemana kamu? Wanita j*lang?" pak Ruslan menahan Dina dengan memegang tangannya, hingga ia berhenti melangkah."Maaf om, aku gak bersalah yang salah itu Jhonatan om dia yang maksa aku buat........." Ucapan Dina terpotong."Munafik sekali kamu ini, di saat kekasihmu ini jatuh miskin kamu ninggalin dia tadi kamu manggil saya papa sekarang kamu manggil saya om, apa maksud kamu? Hah?" Tegas pak Ruslan."A, a, aku, aku tidak bersalah! Salahkan saja dia!" teriak Dina yang langsung berlari kabur dari kamar tersebut."Gabriel, Tio ayok kita pergi," ajak pak Ruslan sambil membalikan badan."Bagaimana dengan ku pa?" tanya Jhonatan yang langsung berdiri."Kamu? Siapa kamu? Kita tidak ada hubungan apapun dengan kamu, terserah kamu mau kemana dan hidup mana," jawab pak Ruslan."Pa, bagaimana papa bisa sekejam ini?" ujar Jhonatan."Apa kamu bilang? Say

    Last Updated : 2024-03-12
  • Diculik Mertua Duda   Luka Kedua

    Gabriel tertidur sambil memegang botol yang berisikan air hangat di atas perutnya, sementara Tio bergegas pergi untuk mengerjakan tugas kelompok nya, begitu pun juga pak Ruslan pergi dari rumah entah mau ke mana.Saat Gabriel membuka kedua matanya ia membelalak kaget, melihat dirinya berdiri dengan tangan terikat ke atas kepalanya, ia berada di sebuah ruangan yang gelap nan kusam."Aku di mana? Siapa yang membawaku ke sini?" tanya Gabriel pada dirinya sendiri.Berselang beberapa detik kemudian terdengar suara langkah kaki yang mendekati dirinya. "Siapa di sana?!" teriak Gabriel ketakutan.Langkah kaki tersebut semakin dekat dan semakin mendekat, hingga muncullah sosok pria berbaju hitam, celana hitam, sepatu hitam dan menggunakan topi hitam sambil menunduk hingga wajahnya tidak terlihat."Siapa kamu? Apa yang kamu inginkan?" tanya Gabriel mulai panik melihat sosok pria tersebut.Tanpa jawaban pria itu terus mendekat dengan langkah yang lamban."Berhenti! Aku bilang berhenti! Jangan m

    Last Updated : 2024-03-21
  • Diculik Mertua Duda   Sensasi Yang Nikmat

    Pak Ruslan yang sedang duduk melamun di balkon sambil menikmati sebatang rokok serta secangkir kopi, tanpa sengaja mendengar seseorang sedang mendekat kearahnya.Entah mengapa instingnya begitu kuat, ia segera mengambil sebuah senapan angin dari kolong meja yang selalu ia simpan di sana untuk berjaga-jaga.Ketika ia merasa orang itu semakin mendekat ia segera berdiri dan menodongkan senapan angin tersebut.Namun betapa kagetnya ia ketika melihat orang itu adalah Gabriel."Hah? Papa?!" Ucap Gabriel kaget."Gabriel?!" Balas pak Ruslan yang juga kaget.Ia segera menaruh senapan angin tersebut dan langsung memeluk erat Gabriel sambil berkata."Maafin papa, papa tidak bermaksud begitu, papa pikir itu bukan kamu Gabriel, maaf papa tidak sengaja, kamu pasti sangat kaget."Gabriel terpaku ia masih syok karena mengingat mimpinya tadi siang kini berkaitan dengan dunia nyata.Melihat Gabriel yang terpaku membuat pak Ruslan panik, ia melepas peluknya sejenak."Gabriel, kamu gak papa kan sayang? G

    Last Updated : 2024-04-01

Latest chapter

  • Diculik Mertua Duda   50

    Ruslan masuk ke markas Max dia membuat kekacauan dengan cara membawa anggota kepolisian untuk mengamankan setiap orang yang ada di sana dan mengembalikan barang ke pemilik aslinya yaitu Jack.Kepanikan terjadi Max murka mengetahui perbuatan Ruslan namun ia tidak bisa berbuat apa-apa karena sudah di tahan oleh polisi. Barang-barang yang telah di curi itu kembali ke tangan pemilik aslinya.Hal itu membuat Jack bangga, Jason dan Rey juga telah membuka pintu restu atas hubungan Ruslan dengan Gabriel, walaupun terbilang cukup jauh umur mereka namun cinta itu tidak pernah terhalang oleh umur karena umur hanyalah angka.Prok! Prok! Prok! Tepuk tangan terdengar bergemuruh saat Ruslan kembali ke markas Jack."Wow, hebat, setelah ini aku setuju atas hubungan mu dengan adik ku," ucap Jason."Aku juga setuju," sambung Rey."Ruslan, saya bangga atas apa yang kamu lakukan, saya minta maaf karena telah memberi siksaan sebelumnya, karena saya benar-benar tidak tahu," ucap Jack."Sudah lah, lupakan, l

  • Diculik Mertua Duda   49

    "Papa! Jadi orang yang papa maksud untuk menjadi suami ku adalah Jhonatan?" tanya Gabriel."Iya, Jhonatan adalah senior di kelompok kita dia yang paling handal dan paling bertanggung jawab. Dia juga yang paling cepat menyelesaikan misi," jawab Jack."Gabriel, kenapa kamu begitu kaget? Emangnya kamu tahu Jhonatan itu siapa?" Tanya Jason heran."Dasar baj*Ngan!" Gertak Gabriel sambil mendorong Jhonatan sampai mundur beberapa langkah."Anak ku, apa yang salah?" tanya Jack."Jhon! Jadi selama ini kamu adalah salah satu anggota dari kelompok mafia?" tanya Gabriel."Iya, jadi kamu adalah anak dari ketua kelompok ku?" tanya balik Jhonatan."Jhon kamu kenal anak ku?" tanya Jack bingung."Jelas kenal pah! Dia adalah mantan suamiku, dia yang sudah menikahi ku dan mengkhianati ku dia berselingkuh saat aku masih menjadi istrinya! Dia bajingan! Dia lah penjahat yang sesungguhnya! Lebih parahnya lagi dia adalah anak tiri pak Ruslan!" Jelas Gabriel."Apa?" "Apa?""Apa?"Bersamaan, Jack, Jason dan j

  • Diculik Mertua Duda   48

    Tepat pukul 3 pagi, Gabriel pergi mengendap-endap ke ruang bawah tanah untuk menemui pak Ruslan dengan membawa sepiring makanan dan juga segelas air.Para menjaga mencegah Gabriel, namun Gabriel melakukan berbagai cara untuk membujuk para penjaga itu agar mengijinkannya masuk dan mereka tutup mulut."Papa," ucap Gabriel gemetar melihat tubuh pak Ruslan terkapar lemas di sebuah kursi yang di ikat dengan tali."Sa, Sayang," jawab pak Ruslan seraya membuka kedua matanya dan melirik Gabriel.Gabriel segera melepaskan tali itu dan langsung memeluk pak Ruslan dengan di iringi sebuah tangis."Papa, papa," tangis Gabriel sambil memanggil pak Ruslan."Sayang, papa baik-baik saja, syukurlah kamu baik-baik saja, papa sangat khawatir dan papa juga mencari ke mana-mana papa juga selalu berdoa dan berharap bahwa kamu baik-baik saja," ujar pak Ruslan sambil mengelus kepala Gabriel yang berada di dadanya."Papa pasti sangat ke sakitan, aku minta maaf pah," jawab Gabriel."Sayang, kamu tidak perlu min

  • Diculik Mertua Duda   47

    Sore itu Gabriel, Rey dan Jack pulang, di sambut oleh Jason dengan rencana yang di katakan oleh David. Semua memberi respon positif kecuali Rey."Aku tidak terlalu mempercayai anak baru, sebaiknya jangan gegabah kita harus hati-hati," ucap Rey."Iya Rey ada benarnya juga, kita coba saja dulu rencananya nanti malam namun kita jangan tidur kita awasi dari lantai atas," balas Jack."Papa, apakah ini akan berbahaya?" tanya Gabriel khawatir."Tidak anak ku, tidak ada yang berbahaya kita hanya perlu waspada saja," jawab Jack."Gabriel, kamu segera lah tidur kami akan berjaga malam ini," ucap Rey yang mulai peduli dengan adik perempuannya itu."Iya bang, kalian hati-hati," jawab Gabriel yang kemudian masuk ke dalam kamarnya.Semua rencana sudah di siapkan, di mulai dengan penjagaan di laur gudang dan di dalam gudang, tepat pukul 02 pagi, Rey melihat seseorang dari belakang gudang."Papa, Jason, lihat baik-baik ada penyusup," ucap Rey melalui handphone karena mereka saling terhubung satu sama

  • Diculik Mertua Duda   Bab 46

    Jack memeluk Gabriel penuh haru melihat kejadian itu dari lantai atas."Pa, apa itu artinya bang Rey mau menerima ku sebagai adik perempuan nya?" tanya Gabriel sambil menangis."Iya tentu saja, kalau itu saudara sedarah sedaging kalian harus akur harus saling menyayangi satu sama lain," jawab Jack dengan tetesan air mata juga.Tidak lama kemudian para anggota di suruh bubar oleh Rey dengan sebuah bentakan."Apa yang sedang kalian lihat! Bubar!""Lihat lah Abang mu malu, karena ini baru pertama kali nya abang mu menangis setelah kepergian ibu kalian," ujar Jack."Eumm iya pa, aku seneng banget bisa berkumpul dengan keluarga asliku, makasih ya pa, papa berusaha keras untuk membuatku kembali bersama kalian," balas Gabriel sambil melepas pelukannya."Iya sama-sama nak, apapun untuk anak papa pasti akan papa lakukan," timpal Jack sambil tersenyum.Gabriel pun pergi ke kamar nya karena Jack menyuruhnya untuk beristirahat saja tidak boleh mengerjakan pekerjaan yang berat sementara Jack meny

  • Diculik Mertua Duda   Bab 45

    Gabriel menikmati bubur ayamnya, sambil berkata dalam hati."Aku benar-benar gak nyangka ternyata aku hamil, iya juga sih karena aku waktu berhubungan badan sama pak Ruslan tidak pernah pakai pengaman makannya gak heran saat ini aku hamil, heumm aku berharap pak Ruslan baik-baik aja dan keluargaku mau menerima kehadirannya.""Ehh, gimana bang Rey, bang Rey belum juga menerima aku gimana dengan pak Ruslan, ahh aku heran bang Rey kok gitu amat sama aku, emangnya aku punya salah apa sama dia? Heumm apa yang harus aku lakukan agar bang Rey mau menerima kehadiran ku," sambung Gabriel sambil melahap bubur ayamnya.Setelah Gabriel selesai sarapan ia hendak keluar rumah untuk mencari udara segar.Tepat saat ia berada di ruang tengah ia berpapasan dengan Rey. Tatapan Rey sangat tajam membuat Gabriel takut dan menunduk."Perempuan kok bangunnya siang, bangun ti pagi-pagi!" bentak Rey, ia tidak tahu akan kehamilan Gabriel."I, iya maaf bang," jawab Gabriel."Maaf, maaf cepat latihan! Abang tungg

  • Diculik Mertua Duda   Bab 44

    "Bang," ucap Jason sambil menggelengkan kepala ia tidak percaya dengan ucapan Rey."Apa! Kau berharap apa? Apa kau berharap aku akan menerima dia sebagai adikku?" tegas Rey yang kemudian berlalu pergi.Jason tidak percaya Rey sangat tidak ingin ada kehadiran seorang wanita ke keluarga mereka, seperti nya Rey sangat kecewa atas kepergian ibunya di karenakan melahirkan Gabriel.Malam pun berlalu, saat Jack memanggil Gabriel untuk sarapan terdengar dari balik pintu Gabriel seperti mau muntahKarena khawatir Jack langsung membuka pintu dan bertanya "nak, kamu kenapa?""Aduh, pa aku gak tahu kepala ku pusing dan mual-mual," jawab Gabriel sambil memegang kepalanya."Nak, Sayang tenang dulu ya, ini minum dulu," ujar Jack sambil memberikan segelas air."Jason! Jason! Cepat kemari!" teriak Jack memanggil anak keduanya, ia sangat khawatir dan hanya bisa mengandalkan Jason karena Rey sudah pasti tidak akan peduli."Iya pa, ada apa?" tanya Jason sambil menghampiri Jack ke dalam kamar Gabriel."C

  • Diculik Mertua Duda   Bab 43

    "Jika benar papa adalah sorang mafia, berarti selama ini aku berada dalam dekapan mafia, pantas saja papa tidak mau mengakui dengan jelas apa pekerjaan utamanya," pikir Gabriel."Ahh tapi ini hanya perkiraan ku saja, aku tidak tahu kebenarannya jika bukan papa yang mengatakan nya dengan langsung," sambung Gabriel dalam hati.Ia pun merebahkan tubuhnya di atas kasur untuk menenangkan diri, hingga saat malam tiba, Gabriel di panggil oleh Jason."Gabriel, ayok kemari kita makan malam bersama," ajak Jason."Oh iya, bang aku menyusul," jawab Gabriel seraya bangun dari tidurannya.Saat Gabriel tiba di meja makan terlihat Rey duduk menatapnya dengan tajam, raut wajah yang sangat itu membuat Gabriel menundukkan pandangan karena takut."Gabriel ayok duduk nak," ujar Jack seraya memberikan kursi."Eum iya pa," jawab Gabriel seraya duduk.Namun saat Gabriel duduk Rey berdiri hal itu membuat semua orang kaget."Rey, mau kemana kamu? Makan dulu," ujar Jack."Aku tidak selera, aku mau makan di luar

  • Diculik Mertua Duda   Bab 42

    Saat itu hari sudah mulai sore, Gabriel keluar dari kamarnya, ia melihat beberapa orang bertubuh kekar, saat ia pergi ke sebuah ruangan tiba-tiba saja Rey menghardiknya."Mau kemana kau?" Tanya Rey ketus."A, aku cuma mau lihat-lihat aja," jawab Gabriel ketakutan karena dengan postur tubuh yang kekar serta raut wajah yang cukup menyeramkan dari Rey "Apa? Jangan cuma lihat-lihat pastikan dirimu berguna kalau kau sudah berada di keluarga ku," ujar Rey tegas."Berguna gimana maksudnya bang?" Tanya Gabriel."Sini!" Gertak Rey yang langsung menarik tangan Gabriel menuju sebuah lapangan latihan di bagian belakang."Lihat? Di sana ada sebuah papan bulat pastikan kau bisa menembak dengan tepat," ujar Rey sambil memberikan sebuah pistol ke tangan Gabriel."Ta, tapi bang aku belum pernah menggunakan pistol sebelumnya, bagaimana bisa aku menembak tepat sasaran?" Ujar Gabriel yang gagap karena takut."Hahh sudah ku duga, makannya aku bilang pastikan dirimu berguna dan tak akan menjadi beban, cep

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status