Share

Bab 165

Claude meraih kaki Lillia, lalu menatapnya. “Kakimu nggak boleh ditusuk. Bagian kaki akan terasa lebih sakit daripada bagian tangan. Aku pijat saja.”

Lillia merasa agak geli. Dia berkata dengan mengerutkan keningnya, “Lepasin aku ….”

Claude duduk di sofa sembari memijat bagian tumit Lillia yang merah. Suaranya terdengar agak dingin. “Semuanya akan membaik setelah dipijat. Kenapa kamu nggak beli penghangat sepatu?”

“Penghangat juga nggak ada gunanya,” jawab Lillia.

Padahal Lillia sudah memakai sepatu bot. Hanya saja, dia terlalu sering beraktivitas di atas tumpukan salju. Sepatunya juga sering basah.

Claude tidak berbicara lagi. Dia memijat kaki Lillia dengan sangat serius. Setelah dipijat, rasa gatal pun mulai menghilang.

“Gimana?” Setelah Claude memijat setengah jam, tangannya terasa agak pegal.

“Emm … lumayan.” Lillia merasa agak malu.

Ujung bibir Claude melengkung ke atas. Dia menggerakkan tangannya, lalu berkata pada Lillia, “Kamu pergi mandi sana. Aku juga kembali ke kamar dulu.
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status