Siapa pun tahu betapa dekatnya hubungan saudara sepupu ini. Claude juga sangat mementingkan orang di hadapannya ini.Lantaran khawatir Lillia akan kedinginan, dia pun menyewa begitu banyak kontainer untuk tim produksi. Saat syuting dimulai, mesin di dalam kontainer pun akan dinyalakan.Lillia tidak menyangka Claude akan datang lagi. Dia sungguh merasa kesal saat ini.Anggota tim produksi berangsur-angsur meninggalkan tempat. Lillia dan Claude berjalan ke dalam kontainer. Lillia duduk di dalam kontainer, lalu bertanya pada Claude, “Bukannya kamu lagi sibuk dengan rapat?”“Sudah selesai. Aku bisa menemanimu di sini sampai malam Hari Raya.” Claude berjalan ke sisi Lillia. Nada bicaranya sangat lembut.Meski sikap Claude kelihatan acuh tak acuh, sebenarnya dia diam-diam sedang mengamati Lillia.Raut wajah Lillia sangatlah datar. “Bagusan kamu pulang saja. Jangan sampai aku ditelepon nenekmu di malam Hari Raya, merusak suasana hatiku saja.”Claude mengerti, memang tidak ada yang salah denga
Setelah selesai berlari, tetiba Liman bertanya pada Lillia, “Emm … apa kakek nenekmu nggak pernah ungkit masalah orang tuamu?”“Nggak pernah, mungkin mereka takut aku akan sedih nantinya. Jadi, mereka nggak bersedia untuk mengatakannya. Aku juga nggak bertanya lagi. Begini cukup bagus, kok.” Lillia menghela napas dengan perlahan.Liman pun mengiakan.Saat Lillia kembali ke lobi hotel, Liman yang masih berada di luar pun mengerutkan keningnya. Apa Claude sebagai kakak sepupu Lillia juga tidak memberitahunya masalah orang tuanya?Claude menunggu Lillia di lobi. Melalui kaca, dapat terlihat bahwa Liman sedang memikirkan sesuatu.Saat Lillia berjalan mendekatinya, Claude pun bertanya, “Banyak sekali obrolan kamu dengan Liman. Apa lagi yang dia katakan sama kamu?”“Nggak ada hubungannya sama kamu. Sudah hampir Hari Raya, kenapa kamu nggak pulang?” Lillia mengelap keringat dengan handuk yang diletakkan di atas pundak.Wajah Lillia tampak memerah, begitu juga dengan lehernya.Claude mengikuti
Pekerjaan berakhir lebih awal di malam Hari Raya ini. Jaivyn merencanakan makan malam di restoran hotel.Lillia minum sedikit alkohol, lalu kembali ke kamarnya. Setelah mandi, dia menyadari mulai turun salju lagi.Kepingan salju jatuh perlahan di luar jendela. Awalnya Lillia ingin melakukan panggilan video dengan nenek. Namun, lantaran keseruan di saat makan malam, sekarang pun sudah jam 10-an malam.Lillia bersandar di sisi ranjang sembari menonton sinetron. Tetiba terdengar suara ketuk pintu.Lillia menghentikan sinetronnya, lalu mencoba untuk mendengar dengan saksama. Memang terdengar suara ketuk pintu dari luar sana. Lillia pun pergi membuka pintu.Ketika melihat Claude yang berada di luar pintu, jujur saja Lillia merasa sangat kaget. “Bukannya kamu temani Nenek di rumah?”“Dia sudah tidur. Jadi, aku kemari. Masih belum jam 12, masih sempat.” Claude berjalan ke dalam kamar. Mantel dan syal yang dikenakannya juga tampak dipenuhi dengan butiran air. Kepingan salju itu sepertinya menc
Sebenarnya lagu yang disukai Lillia sangat tidak terkenal. Ditambah lagi, sarung tangan itu diunggah pada hari Liman memberikannya kepada Lillia. Namun, berkali-kali Lillia meyakinkan dirinya bahwa semua ini hanyalah kebetulan belaka.“Sayang sekali! Padahal Liman itu ganteng banget. Ngomong-ngomong … gimana hubungan kamu sama Claude?” Moonela mengecilkan suaranya.Lillia terdiam sejenak, baru membalas, “Lumayan.”Hanya saja, perlakuan lembut Claude saat ini sudah terlambat.“Sebentar lagi syuting akan dimulai. Nanti aku telepon kamu lagi.” Lillia menatap para pemeran berangsur-angsur masuk ke dalam kontainer. Dia pun segera mengakhiri panggilan.Setelah menyadari Lillia mengakhiri panggilan, Liman baru berlari ke sisinya.“Selamat Hari Raya.” Terdengar suara dari sisi Lillia.Lillia memasukkan ponsel ke dalam tas ranselnya, lalu menatapnya. “Selamat Hari Raya.”“Syuting kita akan berakhir sekitar 1 bulan. Pada saat itu, adeganku sudah nggak banyak lagi. Aku punya 1 permintaan.” Liman
Claude tidak langsung menjawab pertanyaan Lillia. Dia malah bertanya, “Apa kamu merasa Liman suka sama kamu?”“Aku nggak pernah perhatikan. Aku sangat hati-hati saat berhubungan dengan orang di dalam dunia hiburan. Jadi, aku nggak gitu perhatikan,” jawab Lillia dengan terus terang.Hanya saja, Lillia menganggap Liman sebagai temannya lantaran pernah membantunya sebanyak 2 kali. Jadi, saat dia meminta bantuan untuk membuatkan pakaian untuknya dan juga anggota keluarganya, Lillia juga menyetujuinya.Namun, mengenai masalah perasaan, Lillia benar-benar tidak pernah kepikiran hal itu.“Itu berarti kamu nggak merasakan rasa cintanya yang jelas itu,” ucap Claude.Setelah mendengar ucapan Claude, Lillia langsung memikirkan kembali sikap Liman terhadapnya selama beberapa saat ini. Lillia seketika menyipitkan matanya, tetapi dia masih saja berlagak tidak menghiraukannya. “Ya ampun, meskipun ada, dia itu aktor. Aktor itu paling pintar bersandiwara. Lagi pula, kita lagi berada di lokasi syuting.
Claude mengangkat-angkat alisnya. Dia tidak memberi jawaban apa-apa.Liman sungguh hebat. Dia bahkan ingin Lillia pergi menemui anggota keluarganya? Claude berpikir sejenak. Kali ini, Lillia juga tidak berkata-kata.Mereka berdua memasuki ruang tunggu. Claude duduk, lalu melihat ke sisi Lillia. “Setelah pekerjaan kali ini berakhir, aku ada proyek ba ….”“Nggak usah! Lebih baik kita nggak usah sering berhubungan.” Lillia langsung menyela.Lillia selalu sial ketika berada di dekat Claude. Dia sungguh tidak berminat untuk bekerja sama.“Kali ini aku pasti nggak akan cari masalah lagi. Proyek ini sangatlah penting,” ucap Claude dengan serius.“Aku tolak.” Tanpa berpikir, Lillia langsung menjawab.Seketika Claude tertegun. Dia melihat Lillia sembari melonggarkan dasinya. “Nggak ada kemungkinan sama sekali?”“Aku sudah pernah sial 2 kali di tanganmu dan juga di tangan keluargamu. Apa kamu rasa Studio LMOON bakal kerja sama denganmu? Aku juga mesti belajar dari pengalaman.” Lillia mengeluarka
Cedron merasa Claude sedang mempersulit dirinya. Padahal dirinya masih jomlo.“Baiklah, kamu ingin minta bantuan apa?” tanya Cedron.Claude mulai bercerita.Cedron menatapnya dengan serius. Beberapa saat kemudian, Cedron baru bersuara, “Mengenai masalah ini, aku juga nggak bisa kasih penilaian apa-apa. Kalau aku jadi istrimu, aku ….” “Aku tahu semua ini masalahku, makanya aku minta pendapatmu.” Claude menatapnya dengan serius.“Sepertinya Kak Lillia keberatan dengan masalah Nikita, si cinta pertamamu. Setiap kali kamu mendapat panggilan dia, kamu akan selalu pergi untuk menemuinya. Bukannya kamu bisa nggak berbuat seperti itu?” balas Cedron dengan gampangnya.“Pikirkan cara lain,” timpal Claude.Cedron menunjukkan ekspresi tidak paham. “Kak Claude, aku nggak ngerti. Sebenarnya seberapa pentingnya Nikita bagi kamu?”“Dia nggak penting, tapi masalah di antara aku dan dia akan melibatkan Lillia. Masalah ini sangat rumit.” Claude menyesap minumannya.“Terlibat gimana maksudmu? Apa sampai
Waktu setengah bulan berlalu dengan sangat cepat. Proyek syuting drama sejarah ini sudah akan berakhir. Belakangan ini Lillia juga menganggur. Sebelumnya dia sudah berjanji akan pergi ke rumah Liman untuk mengukur ukuran tubuh neneknya.Saat Lillia sedang merasa bosan, dia pun menerima panggilan dari Moonela.“Sayangku, kita dapat proyek besar!” Nada bicara Moonela sangatlah bersemangat.Lillia terbengong. “Apa? Ada proyek baru?”“Apa kamu tahu artis terkenal yang bernama Stella Lowardi?” Moonela berkata dengan tersenyum.Tentu saja Lillia mengetahuinya. Stella Lowardi adalah seorang artis bertaraf internasional yang pernah berpartisipasi dalam film Hollywood. Dia bahkan pernah mendapatkan penghargaan di ajang bergengsi.“Tadi dia telepon sendiri. Dia bilang bakal ada acara karpet merah internasional di bulan Juni. Dia ingin kamu mendesain gaun buat dia. Dia ingin gaun yang bisa membuat semua orang terpana sama dia,” jelas Moonela dengan kegirangan.Gaun yang bisa membuat semua orang