Sekujur tubuh Lillia merinding. Seketika, dia teringat dengan Claude yang menggunakan masa depan Liman untuk mengancam dirinya. Tindakannya sangat misterius. Selama Claude tidak mengizinkan, tidak ada seorang pun yang akan tahu dirinya memiliki hubungan dengan NikitaLillia tidak tahu apakah masalah ini disengaja oleh Claude atau tidak. Pikirannya sangat kacau. Dia mencurigai Claude, tetapi dia juga tidak ingin menuduhnya tanpa bukti. Dia meletakkan ponselnya, lalu duduk di dalam ruang kantor sambil mengernyit. Kekesalannya terhadap Claude telah melebihi batas.Kala ini, ponselnya berdering. Begitu melihat nama Claude yang tertera di ponselnya, Lillia hanya menatapnya dengan dingin tanpa menjawab panggilannya. Claude menghubunginya belasan kali, tetapi Lillia sama sekali tidak menjawab satu pun.Pada akhirnya, asistennya mengambil ponsel, lalu masuk ke ruang kantor Lillia dengan ekspresi muram. Dia berkata, "Pak Cedron menelepon. Dia memintamu untuk menjawab panggilannya.""Aku nggak m
Claude tertidur tidak lama setelah berbaring di kursi santai.Ohara keluar dari dalam kamar sembari membawa selimut untuk menyelimuti Claude. Ketika melihat kesedihan di wajah pria ini, Ohara menghela napas pelan. Entah masalah apa yang terjadi di antara Claude dan Lillia.Ohara kembali ke dapur untuk mengambil pangsit. Kemudian, dia menghubungi Lillia melalui panggilan video. Tidak butuh waktu lama bagi Lillia untuk menjawab panggilan neneknya. Ohara memandang Lillia dengan penuh kasih sayang, lalu bertanya, "Gimana pekerjaanmu akhir-akhir ini?"Menurut Lillia, Ohara tiba-tiba menghubunginya pasti karena masalah Claude. Lillia menggigit bibirnya, lalu menimpali, "Lumayan baik. Ada apa?""Kamu sudah lama nggak pulang, jadi aku merindukanmu. Claude khawatir aku sendirian saat tahun baru hari pertama sampai hari ketiga. Dia datang kemari untuk menemaniku merayakan tahun baru," balas Ohara dengan pelan.Ohara duduk di dapur seraya melirik Claude yang sedang istirahat di ruang tamu. Dia sa
"Aku nggak pernah menyukainya," sanggah Claude.Lillia menatap mata Claude, lalu senyumannya menjadi sedikit kecut. Katanya, "Aku pernah tanya padamu sebelumnya, kenapa gaun pengantin itu berharga 18,7 miliar. Kamu bilang nggak tahu. Itu adalah tanggal kita mengambil akta nikah. Itu adalah gaun pengantin pernah kuceritakan. Karena Nikita menyukainya, kamu menyuruh studio untuk menjualnya padanya."Claude tampak sangat terkejut.Lillia mengalihkan pandangan dan menelan ludah. Kemudian, dia melanjutkan, "Detik ketika gaun pengantin itu terjual, aku melepaskan masa lalu dan menyambut kehidupan baruku.""Kenapa kamu nggak memberitahuku?" tanya Claude dengan nada tercekat.Lillia mengulum senyum sinis dan membalas, "Apa menurutmu itu ada artinya? Pernikahan adalah masalah kedua pasangan, bukan masalah pengantin wanita atau pria seorang."Claude tidak pernah menyangka bahwa keretakan dalam pernikahan mereka diam-diam telah menjadi begitu besar."Kamu nggak pernah memedulikanku, jadi kamu ngg
Setelah Nikita tahu bahwa Claude membawa pergi gaun pengantin rancangan Studio LMOON, dia bergegas pulang dari lokasi syuting dengan hati kesal.Melihat raut marah Nikita, pelayan buru-buru berkata, "Pak Claude bilang Nona boleh membeli gaun pengantin lain seharga 20 miliar.""Kenapa kamu nggak tanya alasan dia membawa pergi gaun pengantin itu?" hardik Nikita dengan tampang yang sangat masam. Dia sangat marah hingga matanya seakan-akan bisa menyemburkan api."Saya nggak berani membantah Pak Claude," sahut pelayan itu sambil menundukkan kepala.Nikita mendorong pelayan itu dengan kasar, lalu segera masuk ke ruang ganti. Matanya memerah saat melihat gaun pengantin indahnya sudah hilang dari dalam lemari. Dia sangat menyukai gaun itu. Mengapa Claude mengambilnya kembali? Nikita duduk di ruang ganti dan melempar tasnya dengan frustrasi. Matanya yang berkaca-kaca mengerjap pelan. Apa ini karena istri Claude?Setelah lebih tenang, Nikita mengambil ponselnya dari dalam tas. Di ruang ganti yan
Claude mengangkat alisnya dan berkata, "Kalau ada yang mau kamu katakan, langsung saja."Hans menyilangkan tangannya di depan dada, lalu menjawab dengan hati-hati, "Apa kamu nggak merasa situasi ini justru membuat kalian seperti pasangan betulan?"Ucapan Hans ini seketika meredakan amarah Claude. Dia berusaha keras menahan senyumnya saat dia bertanya, "Kenapa kamu berpikir begitu?""Dia seperti mencari-cari alasan untuk bertengkar denganmu, 'kan?" tanya Hans lagi."Lanjutkan," pinta Claude sebelum merenungkan pertanyaan Hans."Hanya pasangan suami dan istri yang memiliki hubungan dekat yang akan bertengkar satu sama lain tanpa ragu. Dulu, Bu Lillia nggak pernah bertengkar denganmu. Itu mungkin karena dia merasa sedikit segan padamu," ujar Hans."Ya, ucapanmu masuk akal. Dulu, dia selalu menurut padaku. Kalaupun diganggu dan merasa sedih, dia nggak pernah bilang apa-apa," gumam Claude tanpa sadar. Sebelum ini, dia memang selalu merasa Lillia adalah istri yang sangat patuh.Claude mengam
Claude menyahut, "Aku akan memberi Nikita kompensasi."Kakak Nikita menyindir, "Claude, apa sifatmu memang seperti itu? Kamu sama sekali nggak paham gimana rasanya saat barang yang kamu sukai diganti dengan barang yang kamu benci. Kamu hanya mementingkan perasaanmu sendiri dan nggak memedulikan orang lain sedikit pun.""Jadi, apa sifat Nikita memang seperti itu?" tanya Claude."Apa maksudmu?" ucap kakak Nikita yang merasa kesal.Claude menimpali, "Seharusnya kamu paham maksudku. Nikita membuat masalah di acara, kenapa sampai sekarang dia nggak mau minta maaf?"Kakak Nikita menyahut, "Memangnya itu kesalahan Nikita? Jelas-jelas kamu tahu adikku menyukaimu, tapi kamu malah sengaja bermesraan dengan wanita lain di acara. Seharusnya kamu juga lihat unggahannya di Instagram. Kamu memang sengaja mempermalukannya."Claude bersandar di kursi sembari berkomentar, "Aku nggak bilang Nikita boleh menunjukkan kemesraan denganku."Kakak Nikita menegur, "Jadi, apa kamu nggak memedulikan perasaan adik
Lillia duduk di dalam studio. Tak lama kemudian, dia melihat pria itu pergi. Awalnya, Lillia berniat untuk menelepon polisi. Namun, dia terus memperhatikan keadaan di luar. Setelah memastikan bahwa pria itu sudah pergi, Lillia baru merasa lega.Meskipun begitu, Lillia juga tidak berani pulang ke penginapan. Bagaimana kalau pria itu menculiknya di tempat penginapan? Lillia tidak tahu tujuan pria itu. Masalahnya, studio sulam hampir ditutup sehingga Lillia tidak mungkin terus menunggu di dalam studio.Lillia mengeluarkan ponsel dan menelepon polisi. Dia menceritakan kondisinya kepada polisi, lalu menunggu kedatangan polisi di depan pintu studio."Sebaiknya kamu buat kontak darurat. Dengan begitu, kamu bisa menghubungi keluarga atau temanmu dengan cepat kalau terjadi sesuatu," pesan polisi yang mengantar Lillia pulang.Lillia mengiakannya, lalu memasukkan nomor telepon Moonela sebagai kontak darurat. Polisi melanjutkan, "Aku akan mengabarimu kalau masalah ini sudah ada perkembangan."Lill
Claude berjalan menuju sofa dan duduk. Dia melihat ke arah Lillia yang berdiri di sampingnya sambil berkata, "Malam ini, aku akan menginap di sini. Besok pagi, aku bakal pergi ke kantor polisi. Sebelum masalah ini terpecahkan, kamu harus berhati-hati.""Siapa sebenarnya orang itu?" tanya Lillia. Dia melirik Claude dengan tatapan yang dingin.Claude menggenggam tangannya, lalu memijatnya dengan lembut sembari menjawab, "Seorang kenalan lama, tapi aku nggak bisa memberitahumu."Mendengar ini, Lillia tampak mengernyit. Dia menatap pria itu dengan tajam, lalu berkata, "Oke, aku nggak akan tanya tentang ini. Kalau gitu, apa begitu sulit untuk melacak dokter yang waktu itu?"Lillia masih bisa mengerti jika Moonela tidak dapat menemukan informasi. Sebab, sahabatnya itu tidak memiliki relasi yang luas dan memang tidak sehebat itu."Sulit sekali. Nggak ada jejak yang ditinggalkan oleh orang itu," jawab Claude dengan jujur. Dia terus mencari tahu masalah ini, tetapi memang sangat sulit. Meskipun
Claude menatap Lillia dan berkata, “Kalau mereka datang mencari masalah lagi, teleponlah aku. Untung saja hari ini asistenmu juga sedang lembur dan meneleponku tepat waktu. Kalau nggak, aku nggak tahu akan sekacau apa tempat ini sekarang.”Bagaimanapun juga, Edward benar-benar akan menghancurkan Perusahaan LMOON.Lillia menggigit bibirnya tanpa mengatakan apa-apa. Malam ini, dia memang merasa marah. Namun, dia sebenarnya juga merasakan kesedihan yang tidak dapat dimengerti.“Kamu pulang saja dulu. Aku mau istirahat,” kata Lillia dengan nada yang agak dingin.Claude meliriknya, lalu bertanya, “Kamu sedih?”“Nggak,” jawab Lillia dengan ekspresi cemberut.“Kalau begitu, istirahatlah yang baik. Ingat, kalau mereka datang untuk mempersulitmu lagi, kamu harus meneleponku,” hibur Claude dengan nada lembut.Claude tahu dari mana datangnya kesedihan Lillia. Bagaimanapun juga, Edward dan Imelda adalah orang tua kandung Lillia. Namun, mereka malah datang untuk menindas Lillia. Mana mungkin Lillia
Ohara memegang sapunya erat-erat, lalu memelototi Edward dan Imelda sambil berseru, “Suatu hari nanti, kalian pasti akan menyesal!”Edward hanya mendengus. Dia mengira Ohara sedang berbicara tentang opini publik. Dia pun menjawab dengan tampang mengejek, “Aku nggak akan menyesal. Biarpun Kelly berbuat salah, kami akan tetap mendukungnya!”Imelda menatap Lillia dan berkata, “Kamu memang berbakat, tapi karaktermu malah begitu buruk. Kelly sudah berulang kali menyanjungmu, tapi kamu bukan hanya nggak menanggapinya, malah bekerja sama dengan Claude untuk mempermalukannya. Sebenarnya, kamu sudah tahu dari awal kalau kamu tetap nggak akan kalah meski Claude menyetujui perjanjian pernikahan dengan Keluarga Jaspal, ‘kan?”“Kamu tahu Claude menyukaimu, makanya kamu bisa membiarkannya tunangan sama Kelly dengan tenang. Selain bisa menyelesaikan krisis LMOON, kamu juga bisa menertawakan Kelly!”Lillia sama sekali tidak ingin menjelaskan apa-apa. Saat ini, pipinya sudah bengkak. Sangat jelas bahwa
Begitu pulang ke Kediaman Jaspal, Kelly langsung tidak berhenti menangis di ruang tamu.Edward oun buru-buru turun ke lantai bawah. Setelah melihat tampang Kelly yang begitu sedih, dia segera bertanya, “Sayang, ada apa?”“Mantan istrinya Claude itu Lillia. Apa kalian tahu, tapi nggak memberitahuku?” tanya Kelly pada Edward dengan berlinang air mata.Edward duduk di sisi Kelly dan hendak menjawab. Namun, begitu melihat pipi Kelly yang merah dan bengkak, dia segera bertanya, “Siapa yang memukulmu?”Kelly menjawab sambil menangis, “Lillia melihat aku dan Claude makan di restoran, lalu juga sengaja membawa beberapa pria makan di sana dan menggoda mereka untuk membuat Claude marah. Waktu aku berdebat dengan Lillia, Claude menamparku deminya.”Seusai berbicara, Kelly menangis makin kencang.Edward pun berdiri dengan marah, lalu segera mencari ponselnya dan hendak menelepon Claude untuk memakinya. Begitu melihat Kelly yang menangis tersedu-sedu, Imelda yang baru turun juga buru-buru memelukny
Lillia juga melihat Claude dan Kelly meninggalkan restoran. Setelah para bos itu selesai makan, Lillia pun memanggilkan mobil untuk mengantar mereka kembali ke hotel sebelum masuk ke mobilnya sendiri. Hanya saja, sebelum mobilnya sempat keluar dari tempat parkir, mobil Claude pun memblokir jalannya.Claude duduk di dalam mobil dan menatap Lillia dengan ekspresi tidak senang. Sementara itu, Lillia mengerutkan kening, tetapi tidak mengatakan apa-apa.Setelah saling bertatapan dari dalam mobil untuk sesaat, Claude baru turun dari mobil. Pada akhirnya, Lillia mau tak mau turun dari mobil setelah Claude mengetuk kaca jendelanya 3 kali.“Ada apa?” tanya Lillia dengan kening berkerut.“Aku nggak langsung memberitahumu aku sudah kembali ke ibu kota karena Hans bilang kamu sedang rapat. Makanya, aku pergi ke Kediaman Jaspal dulu,” jelas Claude dengan sikap mendominasi. Dia juga memerangkapi Lillia di antara tubuhnya dengan mobil.Lillia menjawab dengan ekspresi datar, “Pak Claude, kenapa kamu h
Edward pun menjawab dengan tidak senang, “Aku tahu kamu sama sekali nggak menyukai Kelly.”Claude hanya tersenyum dan tidak menjawab.Begitu mendengar percakapan mereka, Imelda juga merasa sangat sedih.“Aku pada dasarnya memang nggak bersedia menikahinya, tapi dia sendiri yang memaksa. Aku ini orang yang selalu memegang janjiku. Berhubung kalian sudah melepaskan Perusahaan LMOON, aku akan memenuhi janjiku dengan menyetujui perjanjian pernikahan dengan Keluarga Jaspal,” jawab Claude dengan ekspresi acuh tak acuh.Edward tidak lagi berbicara. Dia bangkit dari tempat duduk dan mengisyaratkan Imelda untuk naik ke lantai atas bersamanya.Malam ini, Lillia mengajak beberapa bos besar ke Xennington. Baru saja mereka semua duduk, dia langsung melihat Kelly dan Claude berjalan masuk ke restoran. Dia pun merasa agak terkejut karena tidak tahu bahwa Claude telah kembali ke ibu kota ....Namun, setelah teringat kembali ucapan Claude sebelumnya, Lillia pun tidak memikirkannya lagi. Claude pernah m
“Apa kamu masih marah sama Kelly? Hari ini, aku sudah menegurnya sebelum datang. Pokoknya, aku akan selalu berpihak padamu. Percayalah padaku,” ujar Louis dengan nada yang terdengar sangat memelas.Moonela menjawab, “Aku nggak marah, cuma ingin jalan-jalan sendiri!”“Tapi, tetanggamu bilang kakimu cedera dan dia juga sempat menggantikanmu untuk lapor polisi. Kalau kakimu cedera, kenapa kamu masih bisa berkeluyuran?” tanya Louis dengan sengaja.Kali ini, Moonela tidak bisa menjawab dengan begitu cepat. Setelah terdiam sejenak, dia baru berkata, “Cedera kakiku nggak parah, kok .... Kamu pergi ke rumahku?”“Emm, aku rindu banget sama kamu. Aku datang mencarimu, tapi kamu nggak menyahut. Jadi, aku tanya ke tetanggamu,” jawab Louis dengan nada lembut.“Aku lagi nggak ada di rumah. Jangan mencariku lagi! Aku sedang jalan-jalan di luar. Kalau suasana hatiku sudah baikan, aku akan meneleponmu,” jawab Moonela. Intinya, dia menolak untuk bertemu dengan Louis.Louis pun merasa agak marah dan berk
Selama adiknya hilang, Louis selalu berharap dia bisa segera pulang ke rumah. Sekarang, adiknya memang sudah kembali. Selain itu, dia juga merasa dirinya bersikap sangat baik terhadap Kelly dan selalu menuruti permintaannya. Namun, seiring dengan berjalannya waktu, Louis merasa Kelly menjadi makin menyebalkan. Dia bukan hanya suka melakukan trik kotor secara diam-diam, juga sering memicu perselisihan di hadapan orang tuanya. Dia juga berkata dirinya menyukai Lillia, tetapi malah selalu berlagak seperti korban dan mengatakan Lillia sering menindasnya.Kelly tidak menyangka Louis akan menggunakan nada bicara seperti ini untuk berbicara dengannya. Dia pun terisak, lalu bertanya dengan suara gemetar, “Kak, apa kamu sudah bosan denganku? Setelah memiliki orang yang disukai, Kakak jadi membenciku?”Louis menjawab dengan dingin, “Aku juga punya urusanku sendiri. Kamu nggak perlu menggunakan alasan Moonela memukulmu untuk mengikatku. Lagian, aku juga sudah bosan harus menemanimu jalan-jalan s
Di hari ketiga Moonela hilang, Claude masih belum menemukan informasi apa-apa. Saat ini, dia sedang duduk di kantor dan memikirkan bagaimana cara bawahan Kelly memindahkan Moonela. Dia sudah menyelidiki semua CCTV, tetapi tidak menemukan ada yang aneh. Dia hampir tidak pernah bertemu kesulitan seperti ini. Setelah berpikir lama, dia tiba-tiba teringat sesuatu dan segera menelepon Nelson.“Coba cari kesempatan untuk pergi ke rumah Moonela lagi, lalu periksalah seluruh rumahnya dengan teliti. Aku curiga dia masih berada di dalam rumah,” perintah Claude dengan nada dingin.“Aku rasa Louis yang paling cocok untuk melakukan hal ini,” jawab Nelson. Untuk mengurangi risiko, hanya Louis seorang yang paling cocok untuk melakukan hal ini. Claude pun terdiam sejenak, lalu memutuskan sambungan telepon. Dia sudah secara tidak langsung menyetujui usul Nelson.Tidak lama kemudian, Lillia menerima telepon dari Claude. Baru saja dia menekan tombol menerima panggilan, terdengar Claude yang bertanya, “A
Melihat Moonela yang membagikan foto avatar virtual yang dibuatnya kepadanya setiap hari, Lillia merasa Moonela juga lumayan suka bermain permainan ini. Namun, begitu teringat cedera kaki Moonela, dia mau tak mau mulai merasa khawatir lagi. Dia sedang mempertimbangkan apakah dirinya harus menelepon Moonela untuk menanyakan keadaannya atau tidak.Tepat pada saat ini, Moonela malah meneleponnya terlebih dahulu. Lillia pun segera menjawabnya.“Lillia, aku lagi di ibu kota, nih! Apa kamu lagi senggang? Aku kangen sama kamu,” tanya Moonela dengan gembira.Lillia melihat jadwalnya, lalu menjawab, “Kamu datang ke perusahaan saja, ya? Akhir-akhir ini, aku sibuk banget dan hanya bisa menemuimu di kantor.”Lillia dan Moonela pada dasarnya selalu bersikap jujur pada satu sama lain. Saat ini, ada setumpuk pesanan yang harus ditangani dan rapat tiada akhir yang harus dihadiri Lillia setiap hari. Jadi, dia tidak bisa meluangkan waktu untuk menemui Moonela di luar.“Ya sudah deh. Kamu harus lebih per