RAHASIA BAPAK MERTUA

RAHASIA BAPAK MERTUA

last updateLast Updated : 2024-07-23
By:  HANDACompleted
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel18goodnovel
Not enough ratings
60Chapters
4.7Kviews
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
SCAN CODE TO READ ON APP

Bapak mertua punya satu kamar rahasia yang tidak boleh dimasuki oleh siapapun. Dia selalu membawa tiga piring sekaligus ke sana dan keluar dengan keadaan penuh keringat dan ngos-ngosan. Karena curiga, aku pun memutuskan untuk menyelidikinya. Sebuah rahasia besar pun akhirnya terbongkar. Rupanya selama ini bapak mertua menyimpan...

View More

Chapter 1

BAPAK MERTUA = ULAT BULU

"Gantiin popok Bapak, Han!"

Glek!

Wanita 23 tahun yang kerap disapa Jihan tersebut menaik turunkan liur di kerongkongan. Bagaimana tidak? Mertua berjenis kelamin lelaki, yang bahkan baru dua hari tinggal seatap dengannya sudah berani minta dibuka-bukain. 

Jihan menghentikan kegiatan potong memotong sayur di meja dapur. Menoleh ke belakang guna menengok pria paruh abad yang terduduk di atas kursi roda. Perempuan itu sontak bergidik ngerih. Sugiono namanya. Pria berkepala botak dan kumis ubanan tersebut memandangnya mulai dari bawah hingga atas, lalu ke bawah lagi. Tatapannya bak buaya hendak menerkam mangsa.

"Bapak sudah risih? Biar kutelepon Mas Azlin aja ya, Pak!" tukas Jihan mencari solusi lain. Sebagai seorang wanita, apalagi menantu, sungguh tak mungkin bagi Jihan mengganti popok lelaki lanjut usia tersebut, sudah pasti onderdil berharga di sana akan terlihat.

"Lama banget, kalau nunggu Azlin lagi. Belum tentu dia lapang juga. Kalau lagi banyak orderan gimana? Sudahlah, kamu saja, Han! Bapak betul-betul nggak tahan ini." Pria berjenggot itu menggoyang-goyangkan bokong di atas kursi roda.

"Bapak buang air besar di popok?" tanya menantu barunya penuh selidik.

"Ya, enggak, sih. Kencing doang, tetapi sama aja, rasanya popok ini sudah penuh dan berat." 

Helaan napas Jihan terdengar banter. Menurutnya lelaki berambut hitam campur putih itu amat tak sabaran. Apa dia tidak malu dengan menantu perempuannya tersebut? Padahal jarak antara toko bunga Azlin-putranya cuma berkisar 30 menit. Masak sebegitu saja tak bisa menahan. 

Wanita yang baru 48 jam dinikahi oleh Azlin sang pengusaha bunga plastik buru-buru mengambil telepon. Dengan gesit ia menghubungi sang suami agar segera balik ke rumah. Mertua perempuannya tidak bisa diganggu saat ini, sebab sedang arisan bersama teman-teman sebaya.

"Mas, pulanglah dulu! Bapak kamu minta ganti popok, nih," adu hawa berkerudung sage pada suaminya.

Belum juga tahu bagaimana respon Azlin, Jihan malah dikagetkan oleh sentuhan di kawasan pant*t. Ia menjerit, membuat ponsel genggam terhempas ke lantai.

"Heh! Ngapain pakai hubungi suamimu segala? Kan, ada kamu di sini. Kenapa bukan kamu aja sih yang bukain popok bapak?"

Semakin terkejutlah ia, tatkala yang menyenggol area kewanitaannya tadi adalah si bapak mertua. Wajah Jihan memerah. Giginya bergemelatuk. 

"Pak! Jaga kesopanan, ya!" tutur Jihan sedikit kasar. 

"Eh, kenapa bapakku dimarahin, Han?"

Tanpa diduga-duga, suami Jihan-Azlin sudah nongol saja di hadapan. Kakinya mendarat di ambang pintu dapur, bertepatan dengan sentakan Jihan terhadap bapak mertuanya.

Mulut Jihan ternganga. Sedikit gugup, sebab yang ditangkap Azlin adalah potongan kesalahan Jihan saja.

"Loh Mas? Kamu kok sudah sampai sini aja?" tanya wanita itu kebingungan.

"Pas kamu telepon, kebetulan aku memang sudah di depan pintu. Sengaja pulang cepat buat istirahat. Kamu Kenapa marahin bapak begitu?" Ekspresi Azlin seperti tidak senang. Meskipun menyayangi istrinya, akan tetapi ia bisa marah, kalau orang yang telah membesarkannya disenggol. 

"Ini, Mas, bapak tadi-"

"Maafkan bapak, Zlin. Bapak sudah mengganggu istrimu memasak. Tadi bapak cuma minta telepon kamu supaya cepat pulang untuk mengganti popok, tetapi Jihan malah marah-marah."

Apa yang terjadi dan apa yang disampaikan oleh Sugiono si kepala botak betul-betul berbanding terbalik. Jihan terperangah. Sebentar saja tinggal di sana sudah bisa menebak bagaimana perangai bapak mertuanya tersebut. Sosok yang katanya kecelakaan dua tahun lalu, sampai membuatnya terduduk di kursi roda hingga sekarang, malah dengan senang hati membalikkan fakta, seakan-akan Jihanlah yang salah di sini. 

Pancaran kekecewaan tergambar di muka Azlin. Dia menatap Jihan sambil menahan sesuatu di dada. 

"Jangan pernah marahi orang tuaku, Han! Apalagi kita baru menikah dan kita menumpang hidup pula dengan mereka. Kamu bisa ngomong baik-baik sama bapak dan lain waktu."

"Mas, bukan begitu. Sebenarnya tadi-"

"Ah, nggak apa-apa. Bapak maklum. Mungkin Jihan perlu beradaptasi dengan keluarga kita lagi, terlebih dengan keadaan bapak yang cacat begini. Sudahlah, bapak ke kamar saja." Pria berkaos biru liris hitam tersebut menekan tombol pada kursi roda, sehingga benda itu dapat berjalan dengan sendirinya.

Azlin berdecak sebal, lalu melaju mengikuti langkah kursi roda bapaknya. 

Jihan terpukul akan kebenaran ini. Ternyata perangai Sugiono saat Jihan masih proses lamaran dengan Azlin sangatlah berbeda, setelah mereka tinggal di bawah naungan atap yang sama. Jihan tak punya kuasa untuk mengatur suaminya agar mereka tinggal mandiri saja, meskipun sebenarnya Azlin mampu. Alasan orang tua tidak ada yang menjaga selalu suaminya kedepankan. 

Jihan mengendus napas berat. Rumah yang megah ini akan terasa bak neraka, apabila didihidupi lelaki gatel dan tukang fitnah begitu. 

***

Lelaki berkepala licin sudah stay di meja makan. Yang membantu untuk naik ke sana adalah putranya yang kini entah berada di mana. 

Jihan mempersiapkan makan malam seorang diri. Satu per satu mangkuk berisi lauk ditata rapi.

"Kamu pinter juga masak ya, Han!" Vokal bapak mertua terdengar, memuji Jihan penuh tatapan kagum.

"Bapak sudah rasa dua hari ini. Semuanya pas! Memang cocok kamu dijadikan istri," tukasnya lagi.

Jihan bahkan tak berani melirik pasca kejadian tadi siang. Sekadar mengangguk agar disangka tidak angkuh saja. 

Begitu meletakkan mangkuk terakhir, dengan gesit lengan Sugiono menyambar jemari halus milik menantunya. "Hati-hati, Han! Awas pecah. Kamu kekencengan narohnya." 

Wushhh...

Berdebar rasanya dada Jihan. Darahnya berdesir deras. Jihan gegas menarik tangan dari atas meja. Ini bukan sentuhan biasa. Pria lanjut usia itu dengan enteng meletakkan telapaknya di atas punggung tangan Jihan untuk dielus-elus. Apa namanya kalau memang bukan sengaja memegang? Kalau sekadar menyenggol, maka bukan seperti itu.

"Pak! Jaga sikap, ya!" peringat Jihan geram. Ingin menyiram gulai ayam itu rasanya ke wajah Sugiono. 

Lelaki yang katanya cacat itu hanya mesem-mesem di tempat. Jihan tak kuasa dengan semua ini. Bersumpah, kalau dia akan melapor pada sang suami.

"Mas! Bu! Ayo, makan dulu. Sudah selesai, nih." 

Merasa disambar angin segar, tatkala suami serta mertua perempuan turut berkumpul di sana. Dengan begitu Sugiono tak akan bisa merecokinya lagi. 

Mereka makan seperti biasa. Melakukan percakapan umum. Jihan yang mulai memahami sisi gelap bapak mertuanya spontan menoleh ke arah lelaki tersebut. Dia tampak anteng dan lugu. Apa yang ia lakukan terhadap Jihan tadi, tak lagi diperbuat. 

"Jangan, Bu! Biar aku aja yang cuci piring. Ibu masuk saja ke kamar bawa bapak. Istirahat, soalnya udah malem." Jihan menepis tangan ibu mertua yang hendak merapikan piring kotor dan membawanya ke wastafel.

Sosok berambut sanggul itu mengangguk disertai satu simpul lebar. Menuruti perkataan si menanti dengan membawa suaminya merujuk ke bilik.

Setelah semua usai, Jihan bermaksud hendak ke kamar. Namun, langkahnya terhenti, tatkala melintasi sebuah bilik yang pintunya tak pernah dibuka selama ia berada di sana. 

Perempuan berkerudung orange itu sengaja menarik handle pintu. Nahas! Seseorang malah memergokinya.

"Jihan! Jangan dibuka!" seru Azlin dari haluan lain.

Hawa bermata lentik menoleh. Dahinya berkedut mendengar larangan tersebut. Dengan tangan yang masih tergantung di knock pintu, ia membalas, "Kenapa? Memangnya ruangan apa ini, Mas? Apa sebuah bilik rahasia?"

Expand
Next Chapter
Download

Latest chapter

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Comments

No Comments
60 Chapters
BAPAK MERTUA = ULAT BULU
"Gantiin popok Bapak, Han!"Glek!Wanita 23 tahun yang kerap disapa Jihan tersebut menaik turunkan liur di kerongkongan. Bagaimana tidak? Mertua berjenis kelamin lelaki, yang bahkan baru dua hari tinggal seatap dengannya sudah berani minta dibuka-bukain. Jihan menghentikan kegiatan potong memotong sayur di meja dapur. Menoleh ke belakang guna menengok pria paruh abad yang terduduk di atas kursi roda. Perempuan itu sontak bergidik ngerih. Sugiono namanya. Pria berkepala botak dan kumis ubanan tersebut memandangnya mulai dari bawah hingga atas, lalu ke bawah lagi. Tatapannya bak buaya hendak menerkam mangsa."Bapak sudah risih? Biar kutelepon Mas Azlin aja ya, Pak!" tukas Jihan mencari solusi lain. Sebagai seorang wanita, apalagi menantu, sungguh tak mungkin bagi Jihan mengganti popok lelaki lanjut usia tersebut, sudah pasti onderdil berharga di sana akan terlihat."Lama banget, kalau nunggu Azlin lagi. Belum tentu dia lapang juga. Kalau lagi banyak orderan gimana? Sudahlah, kamu saja,
last updateLast Updated : 2024-03-21
Read more
KEJANGGALAN DI RUMAH
Saat ini Jihan dan Azlin sudah berada di kamar mereka. Sebenarnya Jihan masih terkejut oleh insiden tadi, ketika Azlin melarangnya membuka pintu ruangan tertutup di rumah mereka. Dengan wajah penuh kebingungan, dia mencoba memahami alasannya. “Mas, kenapa kamu melarangku membuka pintu itu? Memangnya apa yang ada di dalamnya?”Azlin tersenyum, lalu menepuk-nepuk bagian sisi tempatnya duduk, meminta Jihan untuk duduk di sampingnya.“Sayang, pintu itu adalah pintu ke ruangan tempat istirahat bapak. Sejak kecelakaan dua tahun lalu, bapak selalu meluapkan isi hati dan kesedihannya di sana. Dia pasti akan mengurung dirinya di sana.” Azlin menjelaskan sambil memainkan rambut panjang Jihan.Meski tidak begitu puas dengan jawaban suaminya, Jihan mencoba memahami situasi yang menurutnya cukup rumit ini. Dia melihat ekspresi Azlin yang tampak campur aduk.Jihan menatap Azlin dengan tatapan yang masih dipenuhi rasa penasaran. “Jadi, bapak kamu selalu mengurung diri di sana? Memangnya apa yang di
last updateLast Updated : 2024-03-21
Read more
BAPAK MERTUA TERKESAN ANEH
Hampir dua puluh menit di dalam kamar, akhirnya pak sugiono keluar dengan tangan penuh nampan berisi piring kosong.Ia melajukan kursi rodanya dengan mata memindai ke segala arah.Pria beruban itu meninggalkan kamarnya dengan langkah hati-hati, membiarkan pintu berderit saat ditutup. Entah apa yang sedang terjadi, yang jelas Jihan merasa perasaannya campur aduk ketika melihat mertuanya keluar dengan wajah sarat ketegangan. Jihanpun tertarik untuk memergoki pria paruh baya itu.“Sudah selesai makannya, Pak?” suara Jihan mengejutkan Sugiono.“Eh, kamu. Sudah habis nih, tolong piringnya!”Sugiono menyodorkan piring kotor, untuk dimasukan kedalam westafle. Jihan memang sudah berniat untuk membantu sang mertua meski tanpa di suruh sekalipun. Lepas menyimpan piring kotor itu di westafle, Jihan bergegas membuntuti mertuanya yang belum sampai di perbatasan pintu dapur. “Pak!”“Ada apa?” Sugiono menoleh dengan menatap Jihan naik turun dan manik matanya terhenti tepat di tengah area inti mil
last updateLast Updated : 2024-03-21
Read more
LAPORAN DIABAIKAN SUAMI
"Suara apa itu ya?" Dengkus Jihan dalam hati.Jihan membulatkan tekad untuk mencari tahu asal mula suara tersebut."Ekhem." Wanita yang sudah memakai hijab pashmina instan itu berdeham kencang. Langkahnya melaju semakin cepat melintasi ruangan kamar tersebut.Bersamaan langkahnya itu, selintas Jihan melihat panorama bapak mertuanya yang ternyata sedang menyudut di tembok kamar tersebut.'Sedang apa dia?' batin jihan terus saja bergemuruh. Banyak hal yang ia ingin ketahui dari mertuanya yang misterius itu. Dengan pandangan memusat, Jihan semakin melihat Sugiono mengangkatkan kepalanya, sambil menutup matanya erat. Pandangan Jihan pun mulai turun, menatap kencang ke arah bagian sel4ngk4ng4n mertuanya itu. Semuanya tampak sama namun Jihan menganggap kalau bapaknya itu sedang mengapit sesuatu di area tersebut."Astaghfirullahaladzim, apa yang sedang bapak lakukan?"Pertanyaan aneh dari benak Jihan pun semakin membukit. Jihan tak tahu harus meluncurkan pertanyaan kepada siapa, yang jela
last updateLast Updated : 2024-03-21
Read more
PERGI DARI RUMAH
Dengan rasa penasarannya, Jihan kembali melirik barang kenyal itu dengan pandangan memusat.Tanpa memegang barang itu, Jihan terlihat mengeratkan gigi, karena merasa jijik.Tak lama menelitinya, wanita berhijab itu nampak bergidig ngeri."Piyuh... Jijik banget. Apaan sih kok ada barang kayak ginian di sini?" Protesnya dalam hati. Batin Jihan serasa ingin berjingkrak-jingkrak merasa jijik sendiri membayangkan kejadian jika barang itu sedang dipakai."Astagfirullah kenapa aku jadi mikir yang aneh-aneh sih?" Jihan pun menepis ingatannya. Sambil berdiri tegang, Jihan nampak menelan salivanya kasar. Ia mulai berucap kembali, " gak mungkin Mas Adzlin pemiliknya. Kan Mas Azlin ada aku, kalau dia mau tinggal tepuk saja pundakku." Pikiran Jihan mulai ke mana-mana. "Terus kalau bukan punya Mas azlin, berarti ini-" ucapan Jihan terjeda panjang.Sontak Jihan loncat dari kamar itu, berlari keluar porat-parit. Jangankan untuk memegang, memindahkannya pun dia tak sudi. Jihan lebih memilih angkat k
last updateLast Updated : 2024-03-21
Read more
APA YANG SEBENARNYA MERTUA SEMBUNYIKAN?
Dengan cepat Jihan menarik tubuhnya kembali, setelah melihat pemandangan yang tak mengenakkan itu. Dia terengah ketakutan, wajahnya mulai pucat dan bola matanya terpaku tak bergeming sedikitpun."Aku nggak salah lihat kan? Tadi bapak jalan kaki? Ah, mungkin aku mimpi kali," tepisnya di dalam hati.Jihan pun menyandarkan punggungnya di dasar tembok. Perlahan tubuh yang lelah itu melorot hingga dasar lantai. Sambil menekan-nekan dadanya, Jihan pun berusaha untuk menormalkan diri.Tak ingin keberadaannya diketahui oleh bapak Sugiono, akhirnya dia lari tunggang langgang hingga sampai ke beranda depan rumah. Denyut jantungnya terpompa sangat kencang, seakan dia sudah melihat setan."Tapi aku yakin, tadi itu bapak yang jalan!" Tegasnya pada diri sendiri, memantapkan hati bahwa dirinya itu tidak salah. Dia masih memiliki penglihatan sempurna. Bahkan dalam keadaannya yang sadar, Jihan melihat bapak mertuanya itu berjalan meninggalkan jauh rodanya."Ada yang tidak beres di sini. Sebenarnya ba
last updateLast Updated : 2024-04-04
Read more
PRIA ITU BERLAGAK LEMAH
Jihan mengeratkan pandangannya jauh menerawang ke dalam kamar itu. Lalu ia membuka tutup kelopak matanya seakan ingin memperjelas penglihatannya."Ck, sh. Gelap sekali sih?" rutuknya kesal.Sayang sekali lobang pintu terlalu rapat, sehingga Jihan tidak bisa menengok isi di dalam kamar tersebut.Ck. Ck. Ck.Jihan melakukan cara lain untuk meneliti isi kamar misterius itu. Berulang kali Jihan memainkan knock pintu. Pintu yang terkunci, membuat usaha Jihan berujung nihil.Karena tak ingin dirinya didapati oleh salah satu penghuni rumah, akhirnya Jihan lari porat-parit untuk kembali ke kamar.Dengan hati yang masih tegang, Jihan pun melunturkan rasa hausnya. Wanita berhijab instan itu, menenggak air minum hingga tandas dalam satu tenggakkan.Detik kemudian, tangan sang suami terhampar tiba-tiba di depan pangkuannya. Jihan yang masih terlarut dengan suasana tegang sontak terkejut. Azlin yang tadi tidur pulas pun kini terbangun karena gerakan Jihan yang tiba-tiba mengejutkannya."Hei, Kam
last updateLast Updated : 2024-04-05
Read more
SEMAKIN MENCURIGAKAN
Sugiono tersenyum nakal. Menarik napas dan menyandarkan kepala di pangkal kursi roda. Seperti orang yang baru saja melepas lega. Pria yang berkepala pelontos itu menekan tombol pada kursi roda tanpa membalas ucapan Jihan. Jihan menggeleng kepalanya dengan cepat. Tak sampai pikir dengan kelakuan mertuanya itu."Dasar orang aneh," pekik Jihan menekuk tangannya, mengepis angin dengan kepalan tangannya. Jihan hanya bisa melakukan gerakan itu saat mertuanya sudah tak nampak lagi.Jihan melenguk pasrah, dengan nasibnya yang seolah-olah menjadi tumbal di rumah itu. Ia pun hanya bisa mengelus dada pengganti tameng untuk menguatkan dirinya sendiri.Tepat di jam13. 00 berdentumnya waktu ketepatan jam dinding, menggema di ruang tengah. Jihan mengusap wajahnya, setelah ia salat Dzuhur dan meluncurkan doanya kepada sang khalik. Doa Jihan terjeda ketika ia mendengar bunyi bel berdenting 3 kali. Bahkan saat Jihan masih mengenakan mukena, rumah pun kedatangan tamu. Ting, tong. Ting. Tong. "Siap
last updateLast Updated : 2024-04-06
Read more
ADA SESUATU DI KAMAR ITU
Kehidupan Jihan semakin hari semakin membingungkan seiring berjalannya waktu. Tidak hanya Pak Sugiono yang terkesan aneh, tetapi juga teman-teman barunya yang terlihat aneh menurut Jihan.“Cantik bener menantumu, Sugiono. Udah gitu seksi dan semok juga. Apalagi dadanya, membusung seperti pengen kusentuh,” kata salah satu teman Pak Sugiono.Mereka memang memuji kecantikan Jihan, namun secara tidak langsung, ucapan dalam bentuk pelecehan secara verbal pun terucap. Terdengar sangat tak senonoh.“Ya Tuhan, apa maksud orang itu bicara seperti itu tentangku? Kenapa mereka menganggap seolah aku ini adalah seorang perempuan murahan?” tanya Jihan yang merasa tidak nyaman dengan perkataan teman mertuanya yang menurutnya sangat berlebihan ini.Yang membuat Jihan merasa semakin bingung adalah pembicaraan tentang Pak Sugiono yang memiliki peliharaan yang telah beranak-pinak. “Aku merasa takut, tapi juga merasa semakin penasaran. Ya Tuhan, tolong beri aku petunjuk, apa yang kulakukan?” Jihan bergu
last updateLast Updated : 2024-04-07
Read more
BERITA MENGEJUTKAN
Suasana di dalam kamar itu seketika tegang. Jihan tak terima dengan sikap suaminya yang tiba-tiba terasa aneh. Bahkan saat ini kotak hitam itu sudah berada di tangan Azlin. “Kenapa sih aku gak boleh buka kotak hitam itu, Mas? Apa sih isinya?" Jihan sedikit kesal dengan larangan suaminya yang tiba-tiba.“Perempuan gak perlu tahu kotak ini isinya apa. Ini urusan para pria. Sebaiknya sekarang kamu keluar dulu, aku mau ganti baju.” Azlin meletakkan kotak hitam itu di atas ranjang lalu mendekat ke arah Jihan dan mendorong wanita itu.Jihan menolak lalu berkata, "Ngapain sih aku harus keluar? Aku udah lihat semua yang ada di diri kamu, Mas. Gak usah malu lagi deh." Namun, pria itu memaksa bahkan kembali mendorong pelan istrinya, dan tetap mengusir wanita tersebut dari dalam kamar.“Bukan gitu, tapi dari pada kamu kepo sama urusan pria, mending kamu buatkan aku minuman gih.” Azlin tampak kembali mendorong istrinya.Jihan yang penasaran mendapatkan sebuah ide. Dia berkata, "Tunggu sebentar,
last updateLast Updated : 2024-04-08
Read more
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status