Share

Bab 168

Fanny menempel di pundak Lillia dengan mesranya. “Sudah nggak begitu bengkak lagi. Setelah selesai syuting, aku akan ke studiomu untuk memesan gaun!”

“Boleh.” Lillia langsung tersenyum.

Raut wajah Liman sekali muram lagi.

Saat Claude datang untuk menjemput Lillia, keningnya spontan berkerut ketika melihat sosok Liman.

Setiap harinya bocah itu selalu menempel dengan Lillia. Saat lari pagi, Liman juga sering meliriknya. Kenapa ekspresinya malah jadi seperti ini?

Claude yang selalu berwaspada terhadap Liman kembali meningkatkan kewaspadaannya.

Tak lama setelah Lillia kembali ke kamarnya, Claude pun masuk. Dia memesan makanan untuk diantar ke kamar.

Hanya saja, Claude merasa set makanan hotel ini sangat tidak lezat. Claude duduk di samping Lillia, lalu mulai memijat tangannya.

“Aku lagi isi air untuk rendaman.” Lillia berencana melepaskan tangannya.

Bagian merah bekas tusukan sudah tidak bengkak dan gatal lagi. Lillia mengisi air di ember hanya untuk merendam kakinya saja.

Lillia tidak mer
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Indry Indrut
mana nih kelanjutannya??
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status