Share

Bab 169

Keesokan paginya, Jaivyn meliburkan semua orang hari ini.

Fanny pergi ke kamar Lillia untuk menggosip.

“Dengar-dengar semalam Kak Liman mandi salju semalam. Pakaiannya basah kuyup hingga kulitnya keunguan. Pak Jaivyn bawa dia kembali ke hotel. Dia juga dimarahi dengan kasarnya,” cerita Fanny dengan kedua mata dilebarkan.

Sekarang Fanny sedang di usia penuh energik. Jadi, ketika membahas masalah ini, kedua matanya tampak berkilauan.

“Mungkin dia lagi cari ilham,” ucap Lillia dengan bingung. Dia sendiri juga tidak mengerti.

Seusai mendengar, Fanny pun mengerutkan keningnya. “Jangan-jangan karena dia ada adegan hampir mati, jadi dia ingin menyiksa dirinya, berusaha untuk mendalami perannya?”

Lillia menggeleng sembari meminum teh susu hangatnya. Dia merasa sangat nyaman bisa duduk sambil memandang salju dari dalam ruangan.

“Sepertinya aku masih kalah jauh kalau dibandingkan sama Kak Liman. Aku pergi dulu.” Fanny segera berdiri.

Lillia mengiakan. Dia tidak perlu bekerja hari ini. Jadi, Lill
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status