Share

BAB 211

Tiba-tiba tawa Mbak Cintya pecah. Aku menatapnya dengan penuh tanya.

“Tenang, aku hanya bercanda.” Mbak Cintya memegangi perutnya sambil tertawa lebar.

“Jangan panik, aku hanya ingin membuat Om deg-degan,” lanjutnya.

Wanita itu beranjak mendekati tempat dudukku. Diusapnya lembut pipiku yang kurasa sudah hampir sedingin es. Candaannya terlihat begitu mengerikan.

"Tak mungkin ayahmu yang family man berbuat macam-macam di luar sana bukan, Soraya?" Mata itu menatapku tajam, bak singa lapar yang hendak menerkam mangsanya yang ketakutan di depan mata.

"Bukankah laki-laki yang baik dan penyayang keluarga seperti Om tak mungkin melakukan hal sehina itu?" Kini berbalik Mbak Cintya mengarahkan pandangannya ke arah ayahku. Entah mengapa aku yakin apa yang baru saja diungkapkan wanita itu benar adanya.

Bukan tak mungkin ayahku yang terlihat amat mencintai Ibu tertarik dengan daun muda di luar sana. Apalagi pekerjaan yang mengharuskan dirinya seringkali melakukan jawatan ke luar kota.

Apal
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status