Share

BAB 215

Aku hampir menjatuhkan secangkir kopi panas milikku saat mendengar teriakan dari bawah rumah. Secepat kilat kuhentikan aktivitasku bersantai di balkon.

Teriakan itu disusul dengan suara pecahan piring dan gelas yang berulang-ulang. Ibu serupa orang kesurupan. Entah apa yang sebenarnya terjadi dengannya hingga membuat wanita itu bersikap demikian.

"Berhenti mendekat. Kau menyakitiku! Menyakiti keluarga kita. Kau tak lebih dari seorang bajing*n yang terlindung topeng rapat selama ini. Kau menjijikan, Yah!"

Ibu mengacungkan telunjuknya pada Ayah. Wajahnya merah padam. Rambutnya acak-acakan, amarah itu terlihat jelas dari wajahnya.

"Dengar. Jangan teriak-teriak. Kita bisa membicarakannya baik-baik. Tolong. Hentikan!" Ayah mulai kehilangan kendali. Laki-laki itu mengusap wajahnya dengan kasar.

"Ayah Ibu, apa yang terjadi dengan kalian?" tanyaku sambil mendekati kedua orangtuaku yang terhalang meja marmer berukuran dua kali tiga meter di ruang makan rumah kami.

"Soraya, ayahmu!" Ibu t
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status