Share

BAB 214

Aku refleks menutup mulutku dengan telapak tangan.

"Kami selesai beribadah suami istri. Laki-laki yang beberapa waktu lalu masih kau kencani itu nyatanya masih menuntut haknya padaku. Sungguh menggelikan," ucap Mbak Cintya dengan tawa yang sumbang.

Aku tergidik ngeri. Tengkukku merasakan hawa dingin yang tiba-tiba kurasakan.

"Apakah karena kau wanita tak berahim hingga membuatmu tak ketakutan berhubungan badan dengan laki-laki manapun yang kau incar?"

Hening itu hampir membuatku ambruk seketika.

"Aku memaafkan suamiku sebagai ayah dari anak-anakku. Tetapi aku tak memaafkan segala kecurangan yang sudah dia lakukan. Apakah kau berharap banyak dari laki-laki yang mengatakan akan memperjuangkanmu mati-matian dan rela meninggalkan keluarganya demi wanita busuk seperti dirimu?"

Mbak Cintya menjeda kalimatnya beberapa saat. Tanganku bahkan kaku tak mampu untuk memutuskan panggilan yang sedang berlangsung.

"Nyatanya apa yang dia janjikan hanya bualan semata. Cukup kuberikan satu fakta p
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status