Share

BAB 216

"Wanita gila itu, temanmu. Cintya. Dia yang mengirimi ibumu foto Ayah."

Bak disambar petir aku mendengar kabar tersebut. Ibu sedang beristirahat di dalam kamarnya setelah dokter yang kupanggil ke rumah memberi pertolongan padanya yang jatuh pingsan sesaat setelah mendengar perkataan Ayah.

Rasa kecewanya yang membumbung tinggi membuat wanita itu tak mampu menerima kenyataan yang diucapkan oleh ayahku. Bahkan laki-laki itu tak mencegah langkah ibu untuk memilih bercerai darinya.

"A-pa? Mbak Cintya?!" Aku meraup oksigen dengan kasar. Tak kusangka wanita yang tengah berseteru denganku itu benar-benar menjalankan aksinya. Aku tak menyangka dia akan senekat itu pada keluargaku.

"Ya. Kau tahu bukan mengapa wanita itu melakukan hal ini?"

Mata Ayah membidikku. Aku tak mampu berkelit.

"Jadi berhenti menyalahkan Ayah saja. Justru kau yang mengambil peranan amat besar dalam hal ini. Selesaikan urusan ibumu, Ayah harus keluar selama beberapa hari. Urus ibumu, pastikan dia menunda keputusanny
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status