Share

BAB 212

"Aku pulang, belum saatnya membuatmu hancur. Ini terlalu cepat. Aku hanya melakukan pemanasan."

Mbak Cintya meraih daguku selepas kedua orangtuaku berlalu meninggalkan ruang tamu rumahku. Riuh canda keluarga besarku di halaman belakang cukup memekakkan telinga. Berbanding terbalik dengan keadaan di tempatku berada saat ini.

Sepi sekali, hingga detak jarum saja terdengar begitu nyaring di telingaku. Aku mendesah menanggapi sikap Mbak Cintya yang makin terlihat puas dengan ketakutan yang terpancar dari wajahku.

Sekuat apapun aku menginginkan terlihat tenang, detak jantungku sulit sekali untuk kuajak bekerja sama. Aku ketakutan mendapati Mbak Cintya yang tak terlihat tengah bermain-main dengan ancamannya.

"Aku akan membuatmu kesakitan hingga lupa caranya merintih Soraya. Kau akan lupa bagaimana caranya mengaduh karena sakit tak terperi yang akan kau rasakan."

Kudukku meremang. Jujur, aku sempat berpikiran jika suatu saat hubungan gelapku dengan Mas Arya akan terbongkar. Aku begitu ju
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status