Share

BAB 185

"Jadi tolong, kalian berdua awasi adikmu bermain. Zoya sungguh tak bisa diam. Dia tak akan pernah betah berlama-lama bermain satu permainan saja."

Entah sudah berapa kali aku memperingatkan Zayn dan Ziyan tentang adiknya. Sementara anak yang sedang kami bicarakan tidur dengan santainya di tengah-tengah kakaknya.

Pipi gembul anak itu terlihat bersemu merah. Lucu sekali melihatnya tidur seperti ini.

"Jangan sampai lengah. Ayah dan Bunda akan tetap mengawasi kalian," lanjutkan yang langsung ditanggapi dengan anggukan kepala.

Kudengar suara tawa lirih Mas Rafli.

"Kau terlalu berlebihan, Bun. Sepertinya kau ketakutan sekali Zoya akan lepas kendali." Laki-laki itu tertawa lagi sambil menggelengkan kepala.

"Yah, kita tahu Zoya seperti apa. Dia tak pernah kehabisan tenaga sama sekali," jawabku sambil memajukan bibirku.

"Tenang saja. Aku akan jaga tuan putri kita dengan baik."

Mas Rafli mengalah. Dia tak ingin berdebat lagi denganku. Zoya memang terlihat istimewa, terlebih dia anak pere
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status