Share

BAB 183

"Kan… Apa kubilang. Mas terlalu memikirkan orang lain. Mas Rafli orang yang amat penyayang pada siapapun. Tetapi tak bisakah kau menyayangi dirimu sendiri? Tidakkah Mas kasihan padaku dan anak-anak?"

"Sayang…."

"Kalau Mas terus-menerus seperti ini maka secara tak langsung Mas Rafli sudah mendzolimi istri dan anak-anakmu."

Laki-laki itu tercekat. Kalimatku berhasil menyentil dirinya.

"Mas terlalu sibuk mengumpulkan pundi-pundi uang. Memang uang itu untuk kami. Tapi waktu yang Mas berikan menjadi terpangkas. Bisakah Mas memikirkan sampai ke arah sana?"

Wajah itu bersemu merah. Kurasa dia tengah menahan malu akibat kuungkit semua ini.

"Saatnya meredakan beban pikiran. Saatnya merefresh pikiran. Saatnya Mas beristirahat. Luangkan waktu bermain dengan anak-anak. Kau tahu, bahkan Zoya berkali-kali kecewa mendapati ayahnya tak berada di kamar sesuai prediksinya. Mas sadar berapa lama Mas sibuk mengurusi proyek ini?"

Mas Rafli menatapku dalam-dalam. Aku tersenyum sambil menunjukkan angka
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status