Share

Bab 8

"Bukan begitu, aku ...."

Hanya dalam beberapa saat, ekspresi Yudha berubah menjadi kelabu.

Dia seakan menerima pukulan yang sangat keras. Bibirnya membuka-menutup beberapa kali, tapi tidak keluar sepatah kata pun.

Aku teringat kembali saat Tiara menggendongku keluar dari lautan api.

Tenggorokan dan paru-paruku terasa seperti diiris-iris. Rasa sakit serta darah dari perutku sangat menyiksa, seakan seluruh tulang-tulangku remuk.

Aku merasa sangat tidak berdaya pada saat itu.

Betapa aku berharap suami yang kucintai datang dan menghiburku.

Meski kesadaranku samar-samar, bayang wajah Yudha tetap muncul di depan mataku.

Aku sangat berharap bisa melihatnya segera setelah aku membuka mata, mendengarnya berkata kepadaku, "Jangan takut, aku di sini."

Tapi semua itu hanya mimpi.

Aku pingsan, benar-benar sendirian melahirkan bayiku yang mati!

Bagaimana mungkin aku tidak membencinya?

Tapi, setelah memahami sifat asli pria ini, aku tiba-tiba merasa bahwa mencurahkan semua itu pun rasanya sia-sia saj
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status