Share

Bab 6

Seluruh tubuh Yudha membeku dalam sekejap.

Dia mengambil kuitansi itu dengan tidak percaya, melihat perutku yang sudah tidak menjulang lagi, dan akhirnya mengendurkan cengkeramannya perlahan-lahan. "Lahir mati?"

"Kenapa ... bisa lahir mati?"

Setelah bergumam dua kali, dia berteriak seolah kerasukan setan, "Jelaskan! Kenapa bayinya lahir mati! Apa yang kamu lakukan padanya!"

"Kamu bunuh bayi itu karena cemburu karena aku nggak pulang ke rumah?!"

"Jawab!"

Wajahnya menjadi semakin menakutkan. Matanya merah padam seakan hampir meledak.

Tapi aku hanya tertawa.

"Pikiranku nggak menjijikkan seperti pikiranmu, Yudha, jangan samakan aku denganmu."

"Kenapa lahir mati? Kamu ingat-ingat sendiri apa yang kamu katakan waktu aku telepon beberapa hari yang lalu."

Yudha terlihat linglung dan panik, seolah tidak berani mengingat sama sekali.

Aku memandangnya dengan penuh kebencian. "Bukannya aku sudah bilang, perutku sakit, aku pendarahan, aku minta tolong kepadamu."

"Tapi apa jawabanmu?"

"Kamu bilang k
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status