Short
Di Hari Nikah, Aku Pergi

Di Hari Nikah, Aku Pergi

Oleh:  Adora Anindita KeishaTamat
Bahasa: Bahasa_indonesia
goodnovel4goodnovel
Belum ada penilaian
23Bab
39Dibaca
Baca
Tambahkan

Share:  

Lapor
Ringkasan
Katalog
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi

“Nona Liana Tandra, kami telah menyiapkan mayat yang persis sepertimu sesuai permintaan Anda. Sepuluh hari kemudian, kami akan mengirimkannya ke pernikahanmu dengan Tuan Hansen Gunadi.” Setelah mendengar jawaban dari staf di telepon, ketegangan Liana selama berhari-hari akhirnya sedikit mereda. “Baik, terima kasih.” “Sama-sama, ini memang pekerjaan kami. Anda tidak perlu khawatir, tidak akan ada yang curiga dengan mayat ini.” Setelah mendapatkan jaminan, Liana menghela napas lega. Kemudian dia memastikan lagi rincian pengiriman mayat dengan staf, dan menutup telepon lalu masuk ke dalam ruangan VIP. Ruangan VIP yang awalnya berisik, seketika semua orang terdiam saat melihatnya masuk.

Lihat lebih banyak

Bab terbaru

Pratinjau Gratis

Bab 1

“Nona Liana Tandra, kami telah siapkan mayat yang persis sepertimu sesuai permintaan Anda. Sepuluh hari kemudian, kami akan kirimkan ke pernikahanmu dengan Tuan Hansen Gunadi.”Setelah mendengar jawaban dari staf di telepon, ketegangan Liana selama berhari-hari akhirnya sedikit mereda.“Baik, terima kasih.”“Sama-sama, ini memang pekerjaan kami. Anda tidak perlu khawatir, tidak akan ada yang curiga dengan mayat ini.”Setelah mendapatkan jaminan, Liana menghela napas lega.Setelah memastikan lagi rincian pengiriman mayat dengan staf, dia menutup telepon dan masuk ke dalam ruang VIP.Ruang VIP yang awalnya berisik, seketika semua orang terdiam saat melihatnya masuk.Hansen yang duduk di tengah segera berdiri dan memegang tangannya, tampak kekhawatiran di matanya.“Liana, kenapa kamu lama di kamar mandi? Kamu tidak enak badan? Aku antarkan pulang untuk istirahat sekarang ya.”Hansen tampak hendak menariknya pergi.Melihat tatapan mata Hansen yang sepenuhnya tertuju padanya, Liana menahan ...

Buku bagus disaat bersamaan

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Komen

Tidak ada komentar
23 Bab
Bab 1
“Nona Liana Tandra, kami telah siapkan mayat yang persis sepertimu sesuai permintaan Anda. Sepuluh hari kemudian, kami akan kirimkan ke pernikahanmu dengan Tuan Hansen Gunadi.”Setelah mendengar jawaban dari staf di telepon, ketegangan Liana selama berhari-hari akhirnya sedikit mereda.“Baik, terima kasih.”“Sama-sama, ini memang pekerjaan kami. Anda tidak perlu khawatir, tidak akan ada yang curiga dengan mayat ini.”Setelah mendapatkan jaminan, Liana menghela napas lega.Setelah memastikan lagi rincian pengiriman mayat dengan staf, dia menutup telepon dan masuk ke dalam ruang VIP.Ruang VIP yang awalnya berisik, seketika semua orang terdiam saat melihatnya masuk.Hansen yang duduk di tengah segera berdiri dan memegang tangannya, tampak kekhawatiran di matanya.“Liana, kenapa kamu lama di kamar mandi? Kamu tidak enak badan? Aku antarkan pulang untuk istirahat sekarang ya.”Hansen tampak hendak menariknya pergi.Melihat tatapan mata Hansen yang sepenuhnya tertuju padanya, Liana menahan
Baca selengkapnya
Bab 2
Liana meletakkan sumpitnya dan berdiri, dia tidak ingin mendengarkan kebohongan munafik ini lagi.Melihat dia akan pergi, Hansen dengan cepat berdiri dan bertanya ada apa dengan bahasa isyarat.Liana menggelengkan kepala dan berkata dengan pelan.“Aku lelah, ingin pulang istirahat.”Setelah mengatakan itu, dia tidak peduli dengan jawaban Hansen dan langsung berjalan keluar dari ruangan.Di jalan raya, Liana mendongak dan melihat video lamaran pernikahan yang ada di layar gedung kantor di seberangnya.[Liana, menikahlah denganku!] Kata-kata ini terlihat jelas di tengah layar.Seorang pejalan kaki lewat, melihat teks di layar dan merasa iri.“Astaga, kabarnya karena pacarnya memiliki gangguan pendengaran, ketika Tuan Hansen melamar pacarnya, dia menyewa layar untuk menampilkan tulisan di gedung tertinggi kota ini, agar pacarnya bisa dengan jelas melihat tiga kata [ayo menikah denganku]. Setelah lamaran berhasil, dia memutar video lamarannya selama sebulan penuh, agar semua orang memberka
Baca selengkapnya
Bab 3
Liana menarik napas dalam-dalam untuk menahan rasa sakit di hatinya, ketika dia berdiri bersiap untuk pulang, sepasang tangan besar menahannya.“Liana, kenapa tidak menungguku? Suasana hatimu sedang buruk hari ini? Kalau begitu aku bawa kamu mencoba gaun pengantin ya. Gaun pengantin yang dibuat khusus sudah sampai, ayo pergi coba dan lihat apa kamu suka. Jika kamu tidak suka, aku akan minta seseorang mengubahnya lagi.”Hansen memeluknya dan mengusap kepalanya dengan penuh kasih sayang.“Aku tidak mau pergi, kamu saja yang putuskan untuk gaun pengantinnya.”Di hari pernikahan, dia akan meninggalkan Hansen. Jadi tentu saja dia tidak akan muncul di acara pernikahan dengan mengenakan gaun pengantin.Jadi tidak masalah baginya seperti apa gaun pengantin itu.Hansen menyadari sikap dinginnya, jadi dia bertanya dengan hati-hati dengan bahasa isyarat.“Liana, sepertinya kamu tidak menantikan pernikahan kita? Apa kamu tidak ingin nikah denganku lagi?”Liana menatap pria yang tampak panik itu, d
Baca selengkapnya
Bab 4
Ketika sampai di rumah, notifikasi pesan di ponsel berbunyi.Liana membuka ponselnya dan melihat sebuah foto.Dalam foto tersebut, Hansen dengan tubuh bagian atas yang telanjang membelakangi kamera, Susan mengenakan gaun pengantin model mermaid, gaun yang panjang menyentuh lantai dan diangkat hingga ke pinggang, kedua pahanya yang indah melingkari pinggang Hansen dengan sangat menggoda.Kemudian pesan lain berupa video masuk.Susan menempel di leher Hansen dengan wajah kemerahan dan suaranya terengah-engah.“Tuan Hansen... gaun pengantin yang baru tiba hari ini, sudah sobek karenamu... ”Hansen terkekeh dan bersandar ke telinga Susan, suaranya terdengar serak.“Gaun pengantin ini memang kamu pakai untuk ditunjukkan padaku, ‘kan?”“Aku sudah kabulkan permintaanmu dan minta desainer gaun pengantin Liana untuk buatkan satu lagi untukmu. Malam ini giliranmu untuk memuaskanku, ‘kan?”Susan menjerit pelan dan videonya tiba-tiba berhenti.Seolah itu belum cukup, pesan lain masuk lagi.[Oh ya,
Baca selengkapnya
Bab 5
Mungkin karena Hansen merasa bersalah, beberapa hari kedepan dia selalu menemaninya, bekerja dari rumah sambil mengurus detail pernikahan.Hingga ada pertemuan bisnis hari itu, barulah Hansen terpaksa hadir.Dia bersikeras agar Liana ikut dengannya dan tanpa menunggunya menolak, dia langsung mengundang penata rias untuk datang ke rumahnya.Ketika mereka tiba di pertemuan, Liana menyadari Susan juga ada di sana.Mengenakan gaun ketat v-neck, sosok cantiknya terlihat jelas. Dia tersenyum dan berjalan ke arah mereka untuk menyapa.“Tuan Hansen, Nona Liana.”Liana memandangi Susan di depannya, dia tampak anggun dan tenang, beda sekali dengan orang yang memprovokasinya semalam.Aktingnya sama bagusnya dengan Hansen.Liana melihat dengan jelas tatapan mata Hansen ketika dia melihat Susan, jakunnya pun bergerak, tapi dia masih menggandeng tangan Liana, berpura-pura bersikap dingin kepadanya selayaknya atasan dan hanya mengangguk.Orang-orang di pertemuan yang melihat Hansen pun datang untuk b
Baca selengkapnya
Bab 6
Liana tanpa sadar ingin berbalik, namun dia teringat bahwa gangguan pendengarannya belum “pulih”, jadi dia tiba-tiba berhenti.Hansen bergegas ke hadapan Liana, tatapannya terlihat panik.“Liana, kamu mau tinggalin aku? Kita akan segera nikah, kamu mau pergi ke mana?”Melihat dia tidak menjawab, Hansen panik dan segera mengulanginya dalam bahasa isyarat.Liana tampak tenang.“Seorang temanku yang akan pergi.”Hansen mengamati ekspresi wajahnya dan merasa lega setelah mengetahui bahwa dia tampak tenang dan tidak terlihat berbohong.“Syukurlah, Liana, tadi aku hampir mati ketakutan. Aku benar-benar tidak bisa membayangkan gimana aku bisa hidup jika kamu meninggalkanku.”Hansen memeluknya erat dengan ekspresi ketakutan di wajahnya.Mendengarkan kata-kata yang menyentuh ini, Liana tidak merasakan apa pun di hatinya.Jika dia begitu takut dirinya akan pergi, mengapa dia mengkhianatinya?Apa karena mengira dia tidak bisa mendengar, jadi dia merasa percaya diri?Sayangnya, dia akhirnya akan k
Baca selengkapnya
Bab 7
Dalam perjalanan menuju rumah sakit, Hansen yang baru saja memukuli orang dan sibuk menenangkan Susan akhirnya menyadari Liana yang pipinya berdarah.Sesampainya di rumah sakit, dia mengabaikan bahunya yang berdarah dan bersikeras agar dokter merawat luka di wajah Liana terlebih dahulu.“Hari pernikahan sudah dekat, tidak boleh ada luka apa pun di wajah Liana-ku!”Setelah mengatakan itu, dia berbalik dan menjelaskan dalam bahasa isyarat dengan rasa bersalah di matanya.“Sayangku, ini semua salahku. Aku melindungi Susan hanya karena dia adalah bawahanku. Jangan marah padaku, ya?”Liana tidak menjawab, dia meminta dokter tidak perlu peduli pada lukanya dan berkonsentrasi merawat bahu Hansen.Lagipula, dia tidak akan datang ke pernikahan itu, jadi tidak masalah kalau wajahnya terluka.Hansen mengira ini adalah tanda sayang padanya dan merasa terharu.Dokter menggunting baju yang berlumuran darah itu, luka yang mengerikan pun terlihat.Baru pada saat itulah Liana menyadari bahwa luka itu b
Baca selengkapnya
Bab 8
Susan melingkarkan tangannya di leher Hansen, wajahnya memerah dan dia terengah-engah.“Hansen, tidak, aku sudah tidak kuat.”Hansen mengarahkan kepalanya di dadanya, suaranya serak.“Pria itu menyentuhmu hari ini, jadi aku mau menanamkan aromaku di seluruh tubuhmu. Kamu tidak boleh tidur sampai aku selesai.”Susan mengangkat kepalanya dan berbicara dengan terengah-engah.“Menurutmu, jika Nona Liana melihatnya...”Sebelum dia selesai berbicara, Hansen berhenti dan menyelanya dengan tatapan dingin.“Dia tidak bisa mendengar jadi tidak akan menyadarinya. Kamu tidak boleh beberkan hubungan kita padanya.”Susan mengulurkan tangannya dan menggambar lingkaran di dadanya dengan sedih.“Aku tahu, hanya saja setiap berpikir dia bakal segera jadi istrimu sementara aku cuma simpanan... Aku merasa sedih.”Hansen sedikit melunak ketika mendengarnya dan mencubit wajahnya.“Dasar pencemburu, padahal aku sudah membawamu pulang, kamu masih belum puas?”“Tenang saja, aku tidak akan meninggalkanmu meskip
Baca selengkapnya
Bab 9
Ketika Liana bangun, Hansen dan Susan sudah duduk di bawah untuk sarapan.Melihatnya turun, Hansen segera menarik kursi untuknya dan memberikan bubur yang sudah mulai dingin.Setelah melihatnya sarapan dengan tenang, di wajah Hansen tampak sedikit rasa bersalah.“Liana, perusahaan mendadak ada urusan, jadi aku harus pergi dinas. Untuk urusan pernikahan, kamu urus saja. Aku akan selesaikan pekerjaan dan kembali secepatnya. Aku akan temani kamu selama seminggu penuh setelah pernikahan. Kemanapun kamu mau pergi untuk berbulan madu, aku akan temani.”Sejak semalam Liana sudah tahu ini tidak ada hubungannya dengan perusahaan, dia hanya ingin menenangkan Susan.Hanya saja dia sudah tidak lagi peduli dengan keberadaannya, jadi dia mengangguk ringan.Sebelum Hansen pergi, dia menghentikannya untuk terakhir kalinya.“Hansen.”Hansen terdiam sejenak, lalu mengusap kepalanya dengan penuh cinta.“Liana, kamu tidak rela aku pergi? Aku hanya akan pergi beberapa hari. Kita akan segera nikah, setelah
Baca selengkapnya
Bab 10
Di sisi lain, di rumah Susan.Hansen baru mau melepasnya, setelah Susan terus memohon padanya.Dia memegang pergelangan tangannya, suaranya serak.“Sedang hamil tapi masih saja nakal?”Susan bersandar di pelukannya dengan suara lembut dan manja.“Itu karena aku takut kamu tidak tahan.”Hansen terkekeh dan mencubit pipinya.“Menurutku itu karena kamu cemburu deh.”Susan mendengus dan berbalik dengan nada sedikit kesal.“Besok kamu akan tinggalkan aku dan anakku untuk nikah dengan wanita lain, apa aku tidak boleh cemburu?”Wajah Hansen menjadi murung, dia melepaskan tangannya dan memandang wanita yang tampak tidak senang di tempat tidur itu dengan nada peringatan.“Susan, selama kamu tidak buat masalah di depan Liana, aku akan selalu memanjakanmu, tapi jika kamu tidak memahami statusmu dan membeberkan hubungan kita pada Liana... ”Ekspresi Susan sedikit berubah.Dia tidak menyangka meskipun dia sedang mengandung anaknya, Hansen tetap memperingatkannya tanpa mengubah ekspresinya.Setelah
Baca selengkapnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status