Share

Bab 4

Penulis: Adora Anindita Keisha
Ketika sampai di rumah, notifikasi pesan di ponsel berbunyi.

Liana membuka ponselnya dan melihat sebuah foto.

Dalam foto tersebut, Hansen dengan tubuh bagian atas yang telanjang membelakangi kamera, Susan mengenakan gaun pengantin model mermaid, gaun yang panjang menyentuh lantai dan diangkat hingga ke pinggang, kedua pahanya yang indah melingkari pinggang Hansen dengan sangat menggoda.

Kemudian pesan lain berupa video masuk.

Susan menempel di leher Hansen dengan wajah kemerahan dan suaranya terengah-engah.

“Tuan Hansen... gaun pengantin yang baru tiba hari ini, sudah sobek karenamu... ”

Hansen terkekeh dan bersandar ke telinga Susan, suaranya terdengar serak.

“Gaun pengantin ini memang kamu pakai untuk ditunjukkan padaku, ‘kan?”

“Aku sudah kabulkan permintaanmu dan minta desainer gaun pengantin Liana untuk buatkan satu lagi untukmu. Malam ini giliranmu untuk memuaskanku, ‘kan?”

Susan menjerit pelan dan videonya tiba-tiba berhenti.

Seolah itu belum cukup, pesan lain masuk lagi.

[Oh ya, aku lupa Nona Liana tidak bisa dengar. Sayang sekali. Lain kali aku akan tambahkan teks deh.]

Tangan Liana yang memegang ponsel memutih dan air mata jatuh tak terkendali.

Dia tidak pernah tahu bahwa hati manusia bisa terbelah dua.

‘Meminta desainer mendesain dua set gaun pengantin untuk dua wanita, Hansen, apa ini yang kamu sebut cinta?’

Dia tidak tahan dan tidak menginginkan cinta seperti ini.

Dia menahan rasa sakit di hatinya dan mengangkat tangannya untuk menghapus air matanya.

Tatapannya jatuh pada cincin pertunangan yang ada di jari manisnya.

Liana menatap cincin itu, lalu melepasnya dan membuangnya ke tempat sampah.

Cincin ini secara pribadi didesain oleh Hansen setelah dia belajar dari seorang desainer perhiasan. Setelah desain selesai, dia pergi ke produsen cincin untuk membentuknya sendiri. Seluruh prosesnya dilakukannya sendiri.

Saat melamar, dia mengatakan bahwa hanya cincin yang dirancang dan dibuat sendiri yang akan bermakna. Dia juga bilang kelak setiap dia menyentuh cincin itu, dia akan merasakan cintanya.

Namun kini, cintanya sudah berubah.

Cincin ini pun kehilangan makna aslinya.

Hansen baru pulang saat larut malam.

Liana merasakan seseorang di sampingnya, aroma parfum bercampur aroma bunga Photinia tercium di sampingnya. Sosok dua orang dalam video itu tiba-tiba muncul di benaknya, dia tidak bisa menahan diri dan bergegas ke kamar mandi untuk muntah.

Melihat Liana yang tidak tampak baik-baik saja, Hansen sangat cemas hingga dia ingin memanggil dokter keluarga.

“Liana, perutmu sakit? Aku segera panggil dokter!”

Liana memegang tangannya dengan mata yang memerah.

“Aku baik-baik saja, aku hanya... Teringat beberapa foto dan video yang membuatku mual.”

Hansen berlutut dan menepuk punggungnya, matanya penuh kekhawatiran.

“Lain kali jangan lihat hal-hal seperti itu lagi. Melihatmu tidak nyaman aku juga merasa tidak nyaman.”

Hansen takut bahasa isyarat tidak bisa mengungkapkan ketidaknyamanannya, jadi dia meraih tangan Liana dan meletakkannya di dadanya agar merasakan jantungnya berdebar kencang.

Liana tanpa sadar menundukkan kepalanya untuk melihatnya, tetapi sekilas dia melihat beberapa tanda merah mencolok di bawah kerah yang terbuka.

Dia tidak tahan dan muntah lagi.

‘Seberapa kuat mental Hansen untuk bisa menunjukkan ekspresi penuh cinta di hadapanku meskipun ada jejak wanita lain?’

Hansen menjadi semakin cemas saat melihat ini.

“Siapa sih yang kirimkan foto dan video yang buat Liana-ku jadi seperti ini? Kalau aku tahu, aku tidak akan mengampuninya!”

Senyuman pahit muncul di bibir Liana.

‘Hansen, kamulah yang membuatku seperti ini.’

Dia tidak ingin melihat wajah munafiknya lagi, jadi dia mendorongnya keluar kamar dan mengunci pintu.

“Aku ingin tidur sendirian malam ini.”

Suara khawatir Hansen terus terdengar dari luar pintu, tapi dia seperti tidak mendengarnya dan langsung pergi tidur.

Kata-kata Hansen dalam video itu terus terngiang di benaknya.

Saat berpacaran dengan Hansen, Hansen berkata bahwa dia akan memberinya cinta yang tiada duanya.

Saat itu dia merasa bahwa Hansen adalah penyelamatnya.

Tapi sekarang, dia jelas-jelas adalah iblis yang menyeretnya ke tingkat neraka yang lebih dalam.

Setelah mengalami cinta yang tak terlupakan, dia memberikan pukulan fatal padanya.

Liana memejamkan mata, air mata mengalir dari sudut matanya.

Jika dia bisa mengulanginya lagi, dia akan memilih tidak pernah mengenal Hansen.

Keesokan paginya, Liana membuka pintu dan melihat Hansen yang memiliki tatapan sedih.

“Liana, kenapa kamu mengusirku dari kamar? Kamu marah karena aku meninggalkanmu di toko gaun pengantin kemarin? Kemarin benar-benar ada hal mendesak, maafkan aku ya?”

‘Hal mendesak?’

‘Tampaknya buru-buru untuk tidur bersama Susan memang merupakan hal yang mendesak baginya.’

Liana tidak membongkar kebohongannya. Dia akan pergi dalam delapan hari lagi, saat itu Hansen dengan sendirinya akan tahu bahwa Liana telah mengetahui segalanya.

Liana menggelengkan kepalanya.

“Aku tidak marah. Pekerjaan lebih penting, aku mengerti kok.”

Nada tenang seperti itu membuat jantung Hansen berdetak kencang dan dia segera membalas.

“Tidak! Tentu saja, Liana-ku yang paling penting. Ke depannya aku tidak akan pernah meninggalkanmu sendirian lagi.”

Setelah memberikan isyarat, dia memeluknya erat-erat, seolah dia ingin menyatu dengannya dan tidak akan terpisah lagi.

Liana tidak menjawab.

‘Ke depannya?’

Sudah tidak akan ada lagi masa depan bagi mereka.
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Di Hari Nikah, Aku Pergi   Bab 5

    Mungkin karena Hansen merasa bersalah, beberapa hari kedepan dia selalu menemaninya, bekerja dari rumah sambil mengurus detail pernikahan.Hingga ada pertemuan bisnis hari itu, barulah Hansen terpaksa hadir.Dia bersikeras agar Liana ikut dengannya dan tanpa menunggunya menolak, dia langsung mengundang penata rias untuk datang ke rumahnya.Ketika mereka tiba di pertemuan, Liana menyadari Susan juga ada di sana.Mengenakan gaun ketat v-neck, sosok cantiknya terlihat jelas. Dia tersenyum dan berjalan ke arah mereka untuk menyapa.“Tuan Hansen, Nona Liana.”Liana memandangi Susan di depannya, dia tampak anggun dan tenang, beda sekali dengan orang yang memprovokasinya semalam.Aktingnya sama bagusnya dengan Hansen.Liana melihat dengan jelas tatapan mata Hansen ketika dia melihat Susan, jakunnya pun bergerak, tapi dia masih menggandeng tangan Liana, berpura-pura bersikap dingin kepadanya selayaknya atasan dan hanya mengangguk.Orang-orang di pertemuan yang melihat Hansen pun datang untuk b

  • Di Hari Nikah, Aku Pergi   Bab 6

    Liana tanpa sadar ingin berbalik, namun dia teringat bahwa gangguan pendengarannya belum “pulih”, jadi dia tiba-tiba berhenti.Hansen bergegas ke hadapan Liana, tatapannya terlihat panik.“Liana, kamu mau tinggalin aku? Kita akan segera nikah, kamu mau pergi ke mana?”Melihat dia tidak menjawab, Hansen panik dan segera mengulanginya dalam bahasa isyarat.Liana tampak tenang.“Seorang temanku yang akan pergi.”Hansen mengamati ekspresi wajahnya dan merasa lega setelah mengetahui bahwa dia tampak tenang dan tidak terlihat berbohong.“Syukurlah, Liana, tadi aku hampir mati ketakutan. Aku benar-benar tidak bisa membayangkan gimana aku bisa hidup jika kamu meninggalkanku.”Hansen memeluknya erat dengan ekspresi ketakutan di wajahnya.Mendengarkan kata-kata yang menyentuh ini, Liana tidak merasakan apa pun di hatinya.Jika dia begitu takut dirinya akan pergi, mengapa dia mengkhianatinya?Apa karena mengira dia tidak bisa mendengar, jadi dia merasa percaya diri?Sayangnya, dia akhirnya akan k

  • Di Hari Nikah, Aku Pergi   Bab 7

    Dalam perjalanan menuju rumah sakit, Hansen yang baru saja memukuli orang dan sibuk menenangkan Susan akhirnya menyadari Liana yang pipinya berdarah.Sesampainya di rumah sakit, dia mengabaikan bahunya yang berdarah dan bersikeras agar dokter merawat luka di wajah Liana terlebih dahulu.“Hari pernikahan sudah dekat, tidak boleh ada luka apa pun di wajah Liana-ku!”Setelah mengatakan itu, dia berbalik dan menjelaskan dalam bahasa isyarat dengan rasa bersalah di matanya.“Sayangku, ini semua salahku. Aku melindungi Susan hanya karena dia adalah bawahanku. Jangan marah padaku, ya?”Liana tidak menjawab, dia meminta dokter tidak perlu peduli pada lukanya dan berkonsentrasi merawat bahu Hansen.Lagipula, dia tidak akan datang ke pernikahan itu, jadi tidak masalah kalau wajahnya terluka.Hansen mengira ini adalah tanda sayang padanya dan merasa terharu.Dokter menggunting baju yang berlumuran darah itu, luka yang mengerikan pun terlihat.Baru pada saat itulah Liana menyadari bahwa luka itu b

  • Di Hari Nikah, Aku Pergi   Bab 8

    Susan melingkarkan tangannya di leher Hansen, wajahnya memerah dan dia terengah-engah.“Hansen, tidak, aku sudah tidak kuat.”Hansen mengarahkan kepalanya di dadanya, suaranya serak.“Pria itu menyentuhmu hari ini, jadi aku mau menanamkan aromaku di seluruh tubuhmu. Kamu tidak boleh tidur sampai aku selesai.”Susan mengangkat kepalanya dan berbicara dengan terengah-engah.“Menurutmu, jika Nona Liana melihatnya...”Sebelum dia selesai berbicara, Hansen berhenti dan menyelanya dengan tatapan dingin.“Dia tidak bisa mendengar jadi tidak akan menyadarinya. Kamu tidak boleh beberkan hubungan kita padanya.”Susan mengulurkan tangannya dan menggambar lingkaran di dadanya dengan sedih.“Aku tahu, hanya saja setiap berpikir dia bakal segera jadi istrimu sementara aku cuma simpanan... Aku merasa sedih.”Hansen sedikit melunak ketika mendengarnya dan mencubit wajahnya.“Dasar pencemburu, padahal aku sudah membawamu pulang, kamu masih belum puas?”“Tenang saja, aku tidak akan meninggalkanmu meskip

  • Di Hari Nikah, Aku Pergi   Bab 9

    Ketika Liana bangun, Hansen dan Susan sudah duduk di bawah untuk sarapan.Melihatnya turun, Hansen segera menarik kursi untuknya dan memberikan bubur yang sudah mulai dingin.Setelah melihatnya sarapan dengan tenang, di wajah Hansen tampak sedikit rasa bersalah.“Liana, perusahaan mendadak ada urusan, jadi aku harus pergi dinas. Untuk urusan pernikahan, kamu urus saja. Aku akan selesaikan pekerjaan dan kembali secepatnya. Aku akan temani kamu selama seminggu penuh setelah pernikahan. Kemanapun kamu mau pergi untuk berbulan madu, aku akan temani.”Sejak semalam Liana sudah tahu ini tidak ada hubungannya dengan perusahaan, dia hanya ingin menenangkan Susan.Hanya saja dia sudah tidak lagi peduli dengan keberadaannya, jadi dia mengangguk ringan.Sebelum Hansen pergi, dia menghentikannya untuk terakhir kalinya.“Hansen.”Hansen terdiam sejenak, lalu mengusap kepalanya dengan penuh cinta.“Liana, kamu tidak rela aku pergi? Aku hanya akan pergi beberapa hari. Kita akan segera nikah, setelah

  • Di Hari Nikah, Aku Pergi   Bab 10

    Di sisi lain, di rumah Susan.Hansen baru mau melepasnya, setelah Susan terus memohon padanya.Dia memegang pergelangan tangannya, suaranya serak.“Sedang hamil tapi masih saja nakal?”Susan bersandar di pelukannya dengan suara lembut dan manja.“Itu karena aku takut kamu tidak tahan.”Hansen terkekeh dan mencubit pipinya.“Menurutku itu karena kamu cemburu deh.”Susan mendengus dan berbalik dengan nada sedikit kesal.“Besok kamu akan tinggalkan aku dan anakku untuk nikah dengan wanita lain, apa aku tidak boleh cemburu?”Wajah Hansen menjadi murung, dia melepaskan tangannya dan memandang wanita yang tampak tidak senang di tempat tidur itu dengan nada peringatan.“Susan, selama kamu tidak buat masalah di depan Liana, aku akan selalu memanjakanmu, tapi jika kamu tidak memahami statusmu dan membeberkan hubungan kita pada Liana... ”Ekspresi Susan sedikit berubah.Dia tidak menyangka meskipun dia sedang mengandung anaknya, Hansen tetap memperingatkannya tanpa mengubah ekspresinya.Setelah

  • Di Hari Nikah, Aku Pergi   Bab 11

    Terlihat dua tubuh terjalin di atas sofa dan terdengar suara terengah-engah.Saat ini, wajah keduanya belum tampak di video, para tamu belum tahu siapa kedua orang tersebut, tapi mereka mulai berbisik.“Siapa dua orang ini? Beraninya merusak pernikahan Tuan Hansen. Tamatlah mereka.”“Benar, semua orang tahu Tuan Hansen sangat mencintai pacarnya, sekarang pernikahannya jadi gini, dia pasti bakal marah besar.”Tapi sekilas Hansen langsung mengenali bahwa orang yang ada di sofa itu adalah dirinya dan Susan!Dia berteriak dengan panik pada pembawa acara.“Matikan! Segera matikan!”Pembawa acara hanya memutar video tersebut sesuai permintaan Liana, dia juga tidak tahu apa isi videonya.Saat dia melihat adegan pertama video tersebut, dia langsung tahu bahwa dirinya dalam masalah. Dia segera berlari ke belakang panggung dan mencoba mematikan video tersebut, tetapi semakin dia panik, semakin mudah melakukan kesalahan. Komputernya juga rusak dan tidak bisa diotak atik saat ini.Saat ini, video

  • Di Hari Nikah, Aku Pergi   Bab 12

    Dia berdiri dengan gemetar dan bergegas ke arah peti mati, mencoba mencari perbedaan antara orang di peti mati dan Liana.Matanya menyapu sedikit demi sedikit, dan menemukan bahwa orang yang terbaring di dalamnya memang Liana, yang telah bersamanya selama lima tahun.Tapi gimana mungkin?Jelas-jelas mereka masih melakukan panggilan video kemarin, saat itu Liana tidak menunjukkan tanda-tanda akan bunuh diri.Tidak!Tidak mungkin!Liana pasti marah karena dia tidak bersamanya beberapa hari yang lalu dan sedang merajuk.Hansen mengulurkan tangannya untuk menyentuh wajah wanita itu, mencoba menipu dirinya sendiri bahwa Liana hanya tertidur, asalkan dia membangunkannya, Liana akan bangun.Saat jari-jarinya yang gemetar menyentuh pipi yang dingin, Hansen tersenyum paksa, masih berusaha menipu dirinya sendiri.“Liana, kenapa tubuhmu dingin sekali? Biar aku hangatkan, oke? Kalau tubuhmu sudah hangat, bangunlah dan lihat aku. Hari ini adalah pernikahan kita. Apa kamu mau tinggalkan aku sendiria

Bab terbaru

  • Di Hari Nikah, Aku Pergi   Bab 23

    Suara Hansen terdengar sedikit gemetar.“Liana, kamu benaran tidak akan memaafkanku?”Cindy mengangguk tanpa ragu-ragu.“Ya, tidak akan pernah.”Setelah mengatakan itu, dia berbalik dan masuk tanpa peduli bagaimana reaksi Hansen.Keesokan harinya dia sudah janjian dengan Jonathan untuk pergi menonton konser musik.Sejak telinganya kembali normal, dia jadi sangat suka mendengar suara.Suara alam, suara alat musik, suara orang berbicara...Kebetulan Jonathan adalah penggemar musik klasik. Setiap pergi ke acara musik bersamanya, Cindy akan mendapat pengetahuan baru.Hansen berdiri di luar istana sepanjang malam.Kata-kata yang diucapkan Cindy kemarin terus terngiang di benaknya.Kegembiraan yang dirasakannya setelah pertama kali berhubungan seks dengan Susan berubah menjadi bumerang dan menusuk tubuhnya.Tapi dia masih ingin berjuang sekali lagi. Dia tidak percaya Cindy bisa sepenuhnya melepaskan hubungan lima tahunnya.Setelah menerima pesan dari Jonathan, Cindy turun ke bawah sambil ber

  • Di Hari Nikah, Aku Pergi   Bab 22

    Beberapa kata sederhana membuat Hansen terlihat menyedihkan.Dia tidak mengerti. Mereka jelas-jelas begitu saling mencintai dan begitu bahagia selama lima tahun terakhir. Gimana mungkin dia menyesal?Apa arti kata “pernah” itu? Apa dia sudah tidak mencintainya lagi?Tapi begitu dia memikirkan kemungkinan ini, Hansen merasakan sakit di hatinya.Tidak! Mustahil!Ini baru sebulan, gimana mungkin Cindy tidak mencintainya lagi?Dia pasti masih marah dan belum memaafkannya.Hansen melangkah maju dan ingin memegang tangannya sambil menjelaskan, tetapi sebelum dia mendekat, Cindy segera mundur dan menjauhkan diri darinya.Dia tampak sedikit terluka saat melihat gerakannya, tapi dia buru-buru menjelaskan.“Cindy, aku tidak bermaksud apa-apa. Aku hanya ingin jelaskan padamu.”“Percayalah, aku hanya mencintai kamu dan aku tidak pernah tulus pada Susan.”“Bisakah kamu maafkan aku dan kembali bersamaku? Jangan khawatir, tidak akan ada lagi wanita lain di masa depan. Aku bersumpah hanya akan mencint

  • Di Hari Nikah, Aku Pergi   Bab 21

    Setelah Hansen melihat sosok yang dikenalnya di berita, dia gunakan semua koneksinya untuk cari tahu siapa orang itu.Karena keluarga Amanto berada di luar negeri dan Hansen berada di dalam negeri, dia butuh waktu setengah bulan untuk menemukan Cindy.Ketika dia melihat Cindy di berita acara penyambutannya, dia langsung mengenalinya sebagai Liana.Sekalipun dia ganti namanya, dia tetap yakin bahwa inilah orang yang dia cari.Jadi dia cari tahu alamat Keluarga Amanto dari semua orang, setelah memastikan, dia segera naik penerbangan tercepat ke Inggris.Dalam perjalanan, dia terus membayangkan situasi bertemu dengan Liana.Dia pikir kemungkinan yang paling besar adalah Liana masih marah dan tidak mau memedulikannya.Tapi itu tidak masalah, selama dia bisa bertemu dengannya.Setelah mengalami “kematian”, dia makin sadar bahwa dia tidak bisa hidup tanpa Liana.Dia akan dengan tulus mengakui kesalahannya dan tidak akan pernah tergoda oleh wanita lain lagi.Setelah Liana memaafkannya, dia ak

  • Di Hari Nikah, Aku Pergi   Bab 20

    Cindy tampak tidak berdaya saat ini.Ibunya masih memegang tangannya dan membujuknya.“Cindy, ibu berani menjamin, dia pasti orang baik. Kamu pergi dan temui dia dulu. Jika kamu tidak suka, ibu bisa cari waktu untuk batalkan, oke?”Cindy tidak menyangka bahwa masalah pertama yang akan dia hadapi setelah kembali ke rumah adalah perjodohan sejak kecil.Ibu Tamara dan teman baiknya hamil pada waktu yang disepakati dan mereka sepakat bahwa jika mereka melahirkan bayi laki-laki dan perempuan, mereka akan dijodohkan dan jika mereka berjenis kelamin sama, mereka akan tumbuh bersama layaknya saudara kandung.Ketika Ibu Tamara dan temannya mengetahui bahwa mereka melahirkan seorang anak laki-laki dan perempuan, mereka sangat bersemangat, berpikir bahwa mereka dari teman baik akan menjadi besan.Tak disangka, Cindy diculik tidak lama kemudian dan perjanjian ini secara alami terhenti.Beberapa hari yang lalu, setelah memastikan Cindy masih lajang, Ibu Tamara dan temannya secara tidak sengaja memb

  • Di Hari Nikah, Aku Pergi   Bab 19

    Ibu Henny memandangi Hansen yang loyo dengan tatapan sakit hati di matanya.“Hansen, ayo bangun dan makan, ya?”Hansen seperti tidak mendengar suara apapun dan mengurung dirinya dalam dunianya sendiri.Ibunya sejak awal memang tidak suka dengan Liana, karena masalah pendengarannya. Tapi karena putranya menyukainya, jadi dia tidak punya pilihan selain setuju.Namun, dia tidak ingin ditertawakan oleh teman-temannya karena mendapatkan menantu perempuan tuli, sehingga dia dan suaminya tidak mau menghadiri pernikahan tersebut dengan alasan perjalanan bisnis.Tak disangka, baru pergi selama dua hari, Keluarga Gunadi langsung jadi kacau.Liana bunuh diri dan peti matinya diantar ke tempat pernikahan. Berita perselingkuhan putranya terungkap, harga saham perusahaan anjlok dan putranya masih tertekan.Dia menyalahkan Liana.‘Di lingkungan kelas atas seperti ini, siapa yang tidak punya selingkuhan di luar sana?’‘Kenapa dia tidak bisa menahannya?’Dia pun membuka mulut dan mengeluh.“Hansen, kem

  • Di Hari Nikah, Aku Pergi   Bab 18

    InggrisCindy, tidak, seharusnya dipanggil Cindy Laurensia Amanto sekarang, memandangi istana kastil tua di depannya, dia merasa sedikit linglung.Dia tidak menyangka, dia yang pergi ke luar negeri bisa tidak sengaja menemukan orang tua kandungnya.Di pesawat, seorang wanita kaya yang duduk di sebelahnya memandangnya beberapa kali tanpa alasan yang jelas. Karena ingin bersikap sopan, dia berinisiatif untuk menyapa wanita tersebut.Keduanya kemudian mulai berbicara.Wanita kaya itu memberitahunya bahwa dia adalah seorang perantau yang menetap di Inggris, kali ini dia kembali ke untuk mencari putrinya yang hilang.Dia dan suaminya punya bisnis di luar negeri. Tapi saat mereka ada di sini, kebetulan putri kecil mereka lahir, jadi mereka tinggal selama satu bulan dan berencana menunggu hingga putri mereka berusia satu bulan baru pulang. Tapi tak disangka, satu hari sebelum pulang, putri mereka hilang.Mereka pun segera menelepon polisi dan meminta teman-temannya untuk mencari bersama. Namu

  • Di Hari Nikah, Aku Pergi   Bab 17

    Pengawal pun datang setelah menerima pesan tersebut dan membuka pintu, membawa Susan yang gemetar dan bersiap untuk pergi ke rumah sakit seperti yang diinstruksikan.Dia berusaha memberontak, tetapi semua pengawal terlatih secara profesional, jadi tidak mudah baginya untuk melarikan diri.Melihat dirinya akan dibawa keluar, dia berteriak sekuat tenaga.“Hansen, kamu bilang kamu hanya mencintai Liana, tapi kita telah menghabiskan banyak waktu bersama, apa kamu tidak punya perasaan sama sekali padaku? Kamu jelas-jelas pernah bilang kamu mencintaiku!”Tapi Hansen tetap tidak tergerak sama sekali dan meminta pengawalnya untuk segera membawanya ke rumah sakit.Sepanjang perjalanan Susan berjuang mati-matian, ketika tiba di rumah sakit, dia bahkan mencoba meminta bantuan dokter dan perawat.Tapi rumah sakit ini adalah rumah sakit swasta milik Grup Gunadi, semua staf mengenal Hansen, jadi wajar saja mereka akan melakukan apapun yang dia katakan.Susan pun diikat ke meja operasi, saat obat biu

  • Di Hari Nikah, Aku Pergi   Bab 16

    Wajah Susan menjadi pucat. Dia tidak menyangka Hansen akan tahu hal ini, tapi tanpa sadar dia tetap menyangkalnya.“Hansen, apa maksudmu? Aku tidak bilang apa pun pada Nona Liana.”Hansen mencibir, dia pegang dagu Susan dengan tangan besarnya.“Kamu masih mau bohong sampai sekarang? Kalau aku tidak baca pesan itu, aku tidak akan menyangka kalau kamu ternyata bermuka dua. Kamu bertingkah sangat lugu dan patuh di depanku, tapi di depan Liana kamu begitu arogan!”“Sudah kuperingatkan berkali-kali, Liana adalah satu-satunya wanita yang kucintai dalam hidupku, sementara kamu hanya wanita simpanan untuk menghilangkan kebosananku!”“Kamu juga bertanggung jawab atas kematian Liana, jadi aku akan membuatmu membayarnya!”Setelah mengatakan itu, tangan besarnya berpindah ke lehernya dan jari-jarinya mencengkram semakin erat. Pembuluh darah di lengannya pun menonjol, dia tampak sangat menakutkan.Keinginan untuk bertahan hidup Susan membuatnya memukuli tangan Hansen dengan sekuat tenaga, tapi dia

  • Di Hari Nikah, Aku Pergi   Bab 15

    Di sisi lain, Susan awalnya tercengang ketika mendengar Hansen menyetujuinya begitu cepat, kemudian dia merasa sangat gembira.Awalnya dia mengira karena hari ini adalah hari pernikahan Hansen dan Liana, akan sangat sulit untuk meminta Hansen meninggalkan Liana dan mendatanginya, bahkan kalau dia menggunakan anak sebagai alasan sekalipun.Tapi tidak disangka Hansen langsung setuju, sehingga kata-kata yang sudah dia persiapkan jadi tidak berguna.Jantung Susan berdetak makin kencang memikirkan hal ini.Apa ini berarti posisinya di hati Hansen telah melampaui Liana, jadi dia akan segera jadi Nyonya Gunadi?Lagipula, yang dikandungnya sekarang adalah anak tunggal Hansen.Mata Susan bersinar dengan yakin.‘Memangnya kenapa kalau Liana sudah jadi Nyonya Gunadi, belum tentu dia bisa pertahankan posisi ini!’Sebelum Hansen tiba, Susan segera mengganti gaun tidur sutra, menyemprotkan parfum favorit Hansen dan berbaring di sofa menunggu dengan tenang.Ketika Hansen membuka pintu, yang dilihatny

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status