แชร์

Di Hari Nikah, Aku Pergi
Di Hari Nikah, Aku Pergi
ผู้แต่ง: Adora Anindita Keisha

Bab 1

ผู้เขียน: Adora Anindita Keisha
“Nona Liana Tandra, kami telah siapkan mayat yang persis sepertimu sesuai permintaan Anda. Sepuluh hari kemudian, kami akan kirimkan ke pernikahanmu dengan Tuan Hansen Gunadi.”

Setelah mendengar jawaban dari staf di telepon, ketegangan Liana selama berhari-hari akhirnya sedikit mereda.

“Baik, terima kasih.”

“Sama-sama, ini memang pekerjaan kami. Anda tidak perlu khawatir, tidak akan ada yang curiga dengan mayat ini.”

Setelah mendapatkan jaminan, Liana menghela napas lega.

Setelah memastikan lagi rincian pengiriman mayat dengan staf, dia menutup telepon dan masuk ke dalam ruang VIP.

Ruang VIP yang awalnya berisik, seketika semua orang terdiam saat melihatnya masuk.

Hansen yang duduk di tengah segera berdiri dan memegang tangannya, tampak kekhawatiran di matanya.

“Liana, kenapa kamu lama di kamar mandi? Kamu tidak enak badan? Aku antarkan pulang untuk istirahat sekarang ya.”

Hansen tampak hendak menariknya pergi.

Melihat tatapan mata Hansen yang sepenuhnya tertuju padanya, Liana menahan kepahitan di hatinya dan menggelengkan kepalanya.

“Aku tidak apa-apa, kalian lanjutkan saja.”

Setelah mendengar konfirmasinya, Hansen menggandeng tangannya dan kembali ke tempat duduk.

Suasana di dalam ruangan menjadi hidup lagi dan tiba-tiba seseorang bertanya.

“Kak Hansen, kamu dan kakak ipar bakal segera nikah. Gimana dengan asistenmu?”

Mendengar ini, kuku Liana menancap di telapak tangannya dan wajahnya menjadi pucat.

Orang di sebelahnya menyenggol orang yang baru saja berbicara dengan sikunya.

“Kakak ipar masih di sini, jaga omonganmu.”

Orang itu mengangkat bahu dan tampak tidak peduli.

“Ngapain takut? Kakak ipar tidak bisa dengar apa yang kita bicarakan. Aku hanya ingin tahu apa rencana Kak Hansen pada simpanannya.”

Seketika tatapan semua orang tertuju pada Hansen.

“Tetap lanjut bersama dia.”

Hansen mengambil seekor udang, mengupasnya dengan teliti dan menaruhnya ke dalam mangkuk Liana sebelum melanjutkan berbicara.

“Dia cuma peliharaan yang kupelihara agar tidak bosan. Aku hanya mencintai Liana.”

“Tapi Liana bakal tinggalkan aku kalau dia tahu tentang ini, jadi aku merahasiakannya dengan sangat baik. Aku tidak akan biarkan dia tahu bahkan setelah kami nikah.”

“Kalian juga harus perhatikan. Kalau ada yang berani beri tahu hal ini pada Liana, jangan salahkan aku bersikap kasar.”

Hansen memberikan tatapan peringatan kepada semua orang yang ada di sana.

Mereka semua sama-sama ada di lingkaran orang kaya, jadi sudah terbiasa dengan situasi di mana seseorang memiliki simpanan di luar. Sebaliknya, mereka malah memuji jawaban Hansen.

“Kasihan sekali Kak Hansen, dia bahkan tidak boleh ketahuan punya simpanan. Istriku saja sudah lama tahu tentang simpananku.”

“Kamu pikir Kak Hansen playboy seperti dirimu? Tindakan Kak Hansen ini disebut cinta sejati, tahu nggak?”

Mata seseorang berbinar dan dia berkata dengan ekspresi penasaran.

“Kak Hansen, kakak ipar kan tidak bisa dengar, jadi apa kamu dan asistenmu di rumah pernah... ”

Kata-katanya belum selesai, menyisakan cukup ruang bagi semua orang untuk berimajinasi.

Hansen terkekeh, memutar cincin tunangan di tangannya dan menjawab dengan acuh tak acuh.

“Tentu saja. Sungguh... Menggairahkan.”

Tepuk tangan meriah bergema di dalam ruangan dan semua orang mengacungkan jempol.

“Keren! Kak Hansen jago banget mainnya!”

“Aku rasa kalian pasti sudah pernah coba di seluruh rumah, ‘kan? Aku benar-benar iri pada Kak Hansen!”

“Sepertinya walau nikah dengan kakak ipar, hubunganmu dengan asistenmu itu juga tidak akan terganggu.”

Semua orang terus memujinya, tetapi tidak seorang pun menyadari bahwa jari tangan Liana yang memegang sumpit telah tampak memutih.

Tidak seorang pun tahu bahwa pendengarannya telah pulih.

Tidak seorang pun tahu bahwa dia telah memutuskan untuk pergi dan tidak akan menikah dengan Hansen.

Pada hari pernikahan, yang tersisa untuk Hansen hanyalah mayat palsu yang tampak persis seperti dirinya.

Hansen sadar dari sudut matanya, Liana sama sekali tidak menyentuh udang di mangkuk, jadi dia segera bertanya dengan bahasa isyarat.

“Liana, kenapa kamu tidak makan?”

Liana menatap pria yang terlihat khawatir dari matanya dan memaksakan diri tersenyum.

“Barusan apa yang kalian bicarakan, tampaknya heboh banget?”

Hansen tersenyum dan dengan lembut mencium punggung tangannya.

“Mereka iri dengan hubungan kita dan memuji kita pasti bakal jadi pasangan yang sangat saling mencintai di dunia ini.”

Setelah mengatakan itu, dia membuat isyarat “aku mencintaimu” dengan gerakan tangannya.

Semua orang di dalam ruangan saling menatap, Liana jelas melihat ejekan di mata mereka.

Hatinya terasa seperti direndam dalam air es, dinginnya menusuk tulang.

Mereka jelas-jelas sedang membicarakan dia dan simpanannya, tetapi faktanya diubah menjadi seakan semua orang iri pada hubungan mereka.

Hansen, Hansen, aku tidak menyangka ternyata kamu pandai berbohong.
อ่านหนังสือเล่มนี้ต่อได้ฟรี
สแกนรหัสเพื่อดาวน์โหลดแอป

บทที่เกี่ยวข้อง

  • Di Hari Nikah, Aku Pergi   Bab 2

    Liana meletakkan sumpitnya dan berdiri, dia tidak ingin mendengarkan kebohongan munafik ini lagi.Melihat dia akan pergi, Hansen dengan cepat berdiri dan bertanya ada apa dengan bahasa isyarat.Liana menggelengkan kepala dan berkata dengan pelan.“Aku lelah, ingin pulang istirahat.”Setelah mengatakan itu, dia tidak peduli dengan jawaban Hansen dan langsung berjalan keluar dari ruangan.Di jalan raya, Liana mendongak dan melihat video lamaran pernikahan yang ada di layar gedung kantor di seberangnya.[Liana, menikahlah denganku!] Kata-kata ini terlihat jelas di tengah layar.Seorang pejalan kaki lewat, melihat teks di layar dan merasa iri.“Astaga, kabarnya karena pacarnya memiliki gangguan pendengaran, ketika Tuan Hansen melamar pacarnya, dia menyewa layar untuk menampilkan tulisan di gedung tertinggi kota ini, agar pacarnya bisa dengan jelas melihat tiga kata [ayo menikah denganku]. Setelah lamaran berhasil, dia memutar video lamarannya selama sebulan penuh, agar semua orang memberka

  • Di Hari Nikah, Aku Pergi   Bab 3

    Liana menarik napas dalam-dalam untuk menahan rasa sakit di hatinya, ketika dia berdiri bersiap untuk pulang, sepasang tangan besar menahannya.“Liana, kenapa tidak menungguku? Suasana hatimu sedang buruk hari ini? Kalau begitu aku bawa kamu mencoba gaun pengantin ya. Gaun pengantin yang dibuat khusus sudah sampai, ayo pergi coba dan lihat apa kamu suka. Jika kamu tidak suka, aku akan minta seseorang mengubahnya lagi.”Hansen memeluknya dan mengusap kepalanya dengan penuh kasih sayang.“Aku tidak mau pergi, kamu saja yang putuskan untuk gaun pengantinnya.”Di hari pernikahan, dia akan meninggalkan Hansen. Jadi tentu saja dia tidak akan muncul di acara pernikahan dengan mengenakan gaun pengantin.Jadi tidak masalah baginya seperti apa gaun pengantin itu.Hansen menyadari sikap dinginnya, jadi dia bertanya dengan hati-hati dengan bahasa isyarat.“Liana, sepertinya kamu tidak menantikan pernikahan kita? Apa kamu tidak ingin nikah denganku lagi?”Liana menatap pria yang tampak panik itu, d

  • Di Hari Nikah, Aku Pergi   Bab 4

    Ketika sampai di rumah, notifikasi pesan di ponsel berbunyi.Liana membuka ponselnya dan melihat sebuah foto.Dalam foto tersebut, Hansen dengan tubuh bagian atas yang telanjang membelakangi kamera, Susan mengenakan gaun pengantin model mermaid, gaun yang panjang menyentuh lantai dan diangkat hingga ke pinggang, kedua pahanya yang indah melingkari pinggang Hansen dengan sangat menggoda.Kemudian pesan lain berupa video masuk.Susan menempel di leher Hansen dengan wajah kemerahan dan suaranya terengah-engah.“Tuan Hansen... gaun pengantin yang baru tiba hari ini, sudah sobek karenamu... ”Hansen terkekeh dan bersandar ke telinga Susan, suaranya terdengar serak.“Gaun pengantin ini memang kamu pakai untuk ditunjukkan padaku, ‘kan?”“Aku sudah kabulkan permintaanmu dan minta desainer gaun pengantin Liana untuk buatkan satu lagi untukmu. Malam ini giliranmu untuk memuaskanku, ‘kan?”Susan menjerit pelan dan videonya tiba-tiba berhenti.Seolah itu belum cukup, pesan lain masuk lagi.[Oh ya,

  • Di Hari Nikah, Aku Pergi   Bab 5

    Mungkin karena Hansen merasa bersalah, beberapa hari kedepan dia selalu menemaninya, bekerja dari rumah sambil mengurus detail pernikahan.Hingga ada pertemuan bisnis hari itu, barulah Hansen terpaksa hadir.Dia bersikeras agar Liana ikut dengannya dan tanpa menunggunya menolak, dia langsung mengundang penata rias untuk datang ke rumahnya.Ketika mereka tiba di pertemuan, Liana menyadari Susan juga ada di sana.Mengenakan gaun ketat v-neck, sosok cantiknya terlihat jelas. Dia tersenyum dan berjalan ke arah mereka untuk menyapa.“Tuan Hansen, Nona Liana.”Liana memandangi Susan di depannya, dia tampak anggun dan tenang, beda sekali dengan orang yang memprovokasinya semalam.Aktingnya sama bagusnya dengan Hansen.Liana melihat dengan jelas tatapan mata Hansen ketika dia melihat Susan, jakunnya pun bergerak, tapi dia masih menggandeng tangan Liana, berpura-pura bersikap dingin kepadanya selayaknya atasan dan hanya mengangguk.Orang-orang di pertemuan yang melihat Hansen pun datang untuk b

  • Di Hari Nikah, Aku Pergi   Bab 6

    Liana tanpa sadar ingin berbalik, namun dia teringat bahwa gangguan pendengarannya belum “pulih”, jadi dia tiba-tiba berhenti.Hansen bergegas ke hadapan Liana, tatapannya terlihat panik.“Liana, kamu mau tinggalin aku? Kita akan segera nikah, kamu mau pergi ke mana?”Melihat dia tidak menjawab, Hansen panik dan segera mengulanginya dalam bahasa isyarat.Liana tampak tenang.“Seorang temanku yang akan pergi.”Hansen mengamati ekspresi wajahnya dan merasa lega setelah mengetahui bahwa dia tampak tenang dan tidak terlihat berbohong.“Syukurlah, Liana, tadi aku hampir mati ketakutan. Aku benar-benar tidak bisa membayangkan gimana aku bisa hidup jika kamu meninggalkanku.”Hansen memeluknya erat dengan ekspresi ketakutan di wajahnya.Mendengarkan kata-kata yang menyentuh ini, Liana tidak merasakan apa pun di hatinya.Jika dia begitu takut dirinya akan pergi, mengapa dia mengkhianatinya?Apa karena mengira dia tidak bisa mendengar, jadi dia merasa percaya diri?Sayangnya, dia akhirnya akan k

  • Di Hari Nikah, Aku Pergi   Bab 7

    Dalam perjalanan menuju rumah sakit, Hansen yang baru saja memukuli orang dan sibuk menenangkan Susan akhirnya menyadari Liana yang pipinya berdarah.Sesampainya di rumah sakit, dia mengabaikan bahunya yang berdarah dan bersikeras agar dokter merawat luka di wajah Liana terlebih dahulu.“Hari pernikahan sudah dekat, tidak boleh ada luka apa pun di wajah Liana-ku!”Setelah mengatakan itu, dia berbalik dan menjelaskan dalam bahasa isyarat dengan rasa bersalah di matanya.“Sayangku, ini semua salahku. Aku melindungi Susan hanya karena dia adalah bawahanku. Jangan marah padaku, ya?”Liana tidak menjawab, dia meminta dokter tidak perlu peduli pada lukanya dan berkonsentrasi merawat bahu Hansen.Lagipula, dia tidak akan datang ke pernikahan itu, jadi tidak masalah kalau wajahnya terluka.Hansen mengira ini adalah tanda sayang padanya dan merasa terharu.Dokter menggunting baju yang berlumuran darah itu, luka yang mengerikan pun terlihat.Baru pada saat itulah Liana menyadari bahwa luka itu b

  • Di Hari Nikah, Aku Pergi   Bab 8

    Susan melingkarkan tangannya di leher Hansen, wajahnya memerah dan dia terengah-engah.“Hansen, tidak, aku sudah tidak kuat.”Hansen mengarahkan kepalanya di dadanya, suaranya serak.“Pria itu menyentuhmu hari ini, jadi aku mau menanamkan aromaku di seluruh tubuhmu. Kamu tidak boleh tidur sampai aku selesai.”Susan mengangkat kepalanya dan berbicara dengan terengah-engah.“Menurutmu, jika Nona Liana melihatnya...”Sebelum dia selesai berbicara, Hansen berhenti dan menyelanya dengan tatapan dingin.“Dia tidak bisa mendengar jadi tidak akan menyadarinya. Kamu tidak boleh beberkan hubungan kita padanya.”Susan mengulurkan tangannya dan menggambar lingkaran di dadanya dengan sedih.“Aku tahu, hanya saja setiap berpikir dia bakal segera jadi istrimu sementara aku cuma simpanan... Aku merasa sedih.”Hansen sedikit melunak ketika mendengarnya dan mencubit wajahnya.“Dasar pencemburu, padahal aku sudah membawamu pulang, kamu masih belum puas?”“Tenang saja, aku tidak akan meninggalkanmu meskip

  • Di Hari Nikah, Aku Pergi   Bab 9

    Ketika Liana bangun, Hansen dan Susan sudah duduk di bawah untuk sarapan.Melihatnya turun, Hansen segera menarik kursi untuknya dan memberikan bubur yang sudah mulai dingin.Setelah melihatnya sarapan dengan tenang, di wajah Hansen tampak sedikit rasa bersalah.“Liana, perusahaan mendadak ada urusan, jadi aku harus pergi dinas. Untuk urusan pernikahan, kamu urus saja. Aku akan selesaikan pekerjaan dan kembali secepatnya. Aku akan temani kamu selama seminggu penuh setelah pernikahan. Kemanapun kamu mau pergi untuk berbulan madu, aku akan temani.”Sejak semalam Liana sudah tahu ini tidak ada hubungannya dengan perusahaan, dia hanya ingin menenangkan Susan.Hanya saja dia sudah tidak lagi peduli dengan keberadaannya, jadi dia mengangguk ringan.Sebelum Hansen pergi, dia menghentikannya untuk terakhir kalinya.“Hansen.”Hansen terdiam sejenak, lalu mengusap kepalanya dengan penuh cinta.“Liana, kamu tidak rela aku pergi? Aku hanya akan pergi beberapa hari. Kita akan segera nikah, setelah

บทล่าสุด

  • Di Hari Nikah, Aku Pergi   Bab 23

    Suara Hansen terdengar sedikit gemetar.“Liana, kamu benaran tidak akan memaafkanku?”Cindy mengangguk tanpa ragu-ragu.“Ya, tidak akan pernah.”Setelah mengatakan itu, dia berbalik dan masuk tanpa peduli bagaimana reaksi Hansen.Keesokan harinya dia sudah janjian dengan Jonathan untuk pergi menonton konser musik.Sejak telinganya kembali normal, dia jadi sangat suka mendengar suara.Suara alam, suara alat musik, suara orang berbicara...Kebetulan Jonathan adalah penggemar musik klasik. Setiap pergi ke acara musik bersamanya, Cindy akan mendapat pengetahuan baru.Hansen berdiri di luar istana sepanjang malam.Kata-kata yang diucapkan Cindy kemarin terus terngiang di benaknya.Kegembiraan yang dirasakannya setelah pertama kali berhubungan seks dengan Susan berubah menjadi bumerang dan menusuk tubuhnya.Tapi dia masih ingin berjuang sekali lagi. Dia tidak percaya Cindy bisa sepenuhnya melepaskan hubungan lima tahunnya.Setelah menerima pesan dari Jonathan, Cindy turun ke bawah sambil ber

  • Di Hari Nikah, Aku Pergi   Bab 22

    Beberapa kata sederhana membuat Hansen terlihat menyedihkan.Dia tidak mengerti. Mereka jelas-jelas begitu saling mencintai dan begitu bahagia selama lima tahun terakhir. Gimana mungkin dia menyesal?Apa arti kata “pernah” itu? Apa dia sudah tidak mencintainya lagi?Tapi begitu dia memikirkan kemungkinan ini, Hansen merasakan sakit di hatinya.Tidak! Mustahil!Ini baru sebulan, gimana mungkin Cindy tidak mencintainya lagi?Dia pasti masih marah dan belum memaafkannya.Hansen melangkah maju dan ingin memegang tangannya sambil menjelaskan, tetapi sebelum dia mendekat, Cindy segera mundur dan menjauhkan diri darinya.Dia tampak sedikit terluka saat melihat gerakannya, tapi dia buru-buru menjelaskan.“Cindy, aku tidak bermaksud apa-apa. Aku hanya ingin jelaskan padamu.”“Percayalah, aku hanya mencintai kamu dan aku tidak pernah tulus pada Susan.”“Bisakah kamu maafkan aku dan kembali bersamaku? Jangan khawatir, tidak akan ada lagi wanita lain di masa depan. Aku bersumpah hanya akan mencint

  • Di Hari Nikah, Aku Pergi   Bab 21

    Setelah Hansen melihat sosok yang dikenalnya di berita, dia gunakan semua koneksinya untuk cari tahu siapa orang itu.Karena keluarga Amanto berada di luar negeri dan Hansen berada di dalam negeri, dia butuh waktu setengah bulan untuk menemukan Cindy.Ketika dia melihat Cindy di berita acara penyambutannya, dia langsung mengenalinya sebagai Liana.Sekalipun dia ganti namanya, dia tetap yakin bahwa inilah orang yang dia cari.Jadi dia cari tahu alamat Keluarga Amanto dari semua orang, setelah memastikan, dia segera naik penerbangan tercepat ke Inggris.Dalam perjalanan, dia terus membayangkan situasi bertemu dengan Liana.Dia pikir kemungkinan yang paling besar adalah Liana masih marah dan tidak mau memedulikannya.Tapi itu tidak masalah, selama dia bisa bertemu dengannya.Setelah mengalami “kematian”, dia makin sadar bahwa dia tidak bisa hidup tanpa Liana.Dia akan dengan tulus mengakui kesalahannya dan tidak akan pernah tergoda oleh wanita lain lagi.Setelah Liana memaafkannya, dia ak

  • Di Hari Nikah, Aku Pergi   Bab 20

    Cindy tampak tidak berdaya saat ini.Ibunya masih memegang tangannya dan membujuknya.“Cindy, ibu berani menjamin, dia pasti orang baik. Kamu pergi dan temui dia dulu. Jika kamu tidak suka, ibu bisa cari waktu untuk batalkan, oke?”Cindy tidak menyangka bahwa masalah pertama yang akan dia hadapi setelah kembali ke rumah adalah perjodohan sejak kecil.Ibu Tamara dan teman baiknya hamil pada waktu yang disepakati dan mereka sepakat bahwa jika mereka melahirkan bayi laki-laki dan perempuan, mereka akan dijodohkan dan jika mereka berjenis kelamin sama, mereka akan tumbuh bersama layaknya saudara kandung.Ketika Ibu Tamara dan temannya mengetahui bahwa mereka melahirkan seorang anak laki-laki dan perempuan, mereka sangat bersemangat, berpikir bahwa mereka dari teman baik akan menjadi besan.Tak disangka, Cindy diculik tidak lama kemudian dan perjanjian ini secara alami terhenti.Beberapa hari yang lalu, setelah memastikan Cindy masih lajang, Ibu Tamara dan temannya secara tidak sengaja memb

  • Di Hari Nikah, Aku Pergi   Bab 19

    Ibu Henny memandangi Hansen yang loyo dengan tatapan sakit hati di matanya.“Hansen, ayo bangun dan makan, ya?”Hansen seperti tidak mendengar suara apapun dan mengurung dirinya dalam dunianya sendiri.Ibunya sejak awal memang tidak suka dengan Liana, karena masalah pendengarannya. Tapi karena putranya menyukainya, jadi dia tidak punya pilihan selain setuju.Namun, dia tidak ingin ditertawakan oleh teman-temannya karena mendapatkan menantu perempuan tuli, sehingga dia dan suaminya tidak mau menghadiri pernikahan tersebut dengan alasan perjalanan bisnis.Tak disangka, baru pergi selama dua hari, Keluarga Gunadi langsung jadi kacau.Liana bunuh diri dan peti matinya diantar ke tempat pernikahan. Berita perselingkuhan putranya terungkap, harga saham perusahaan anjlok dan putranya masih tertekan.Dia menyalahkan Liana.‘Di lingkungan kelas atas seperti ini, siapa yang tidak punya selingkuhan di luar sana?’‘Kenapa dia tidak bisa menahannya?’Dia pun membuka mulut dan mengeluh.“Hansen, kem

  • Di Hari Nikah, Aku Pergi   Bab 18

    InggrisCindy, tidak, seharusnya dipanggil Cindy Laurensia Amanto sekarang, memandangi istana kastil tua di depannya, dia merasa sedikit linglung.Dia tidak menyangka, dia yang pergi ke luar negeri bisa tidak sengaja menemukan orang tua kandungnya.Di pesawat, seorang wanita kaya yang duduk di sebelahnya memandangnya beberapa kali tanpa alasan yang jelas. Karena ingin bersikap sopan, dia berinisiatif untuk menyapa wanita tersebut.Keduanya kemudian mulai berbicara.Wanita kaya itu memberitahunya bahwa dia adalah seorang perantau yang menetap di Inggris, kali ini dia kembali ke untuk mencari putrinya yang hilang.Dia dan suaminya punya bisnis di luar negeri. Tapi saat mereka ada di sini, kebetulan putri kecil mereka lahir, jadi mereka tinggal selama satu bulan dan berencana menunggu hingga putri mereka berusia satu bulan baru pulang. Tapi tak disangka, satu hari sebelum pulang, putri mereka hilang.Mereka pun segera menelepon polisi dan meminta teman-temannya untuk mencari bersama. Namu

  • Di Hari Nikah, Aku Pergi   Bab 17

    Pengawal pun datang setelah menerima pesan tersebut dan membuka pintu, membawa Susan yang gemetar dan bersiap untuk pergi ke rumah sakit seperti yang diinstruksikan.Dia berusaha memberontak, tetapi semua pengawal terlatih secara profesional, jadi tidak mudah baginya untuk melarikan diri.Melihat dirinya akan dibawa keluar, dia berteriak sekuat tenaga.“Hansen, kamu bilang kamu hanya mencintai Liana, tapi kita telah menghabiskan banyak waktu bersama, apa kamu tidak punya perasaan sama sekali padaku? Kamu jelas-jelas pernah bilang kamu mencintaiku!”Tapi Hansen tetap tidak tergerak sama sekali dan meminta pengawalnya untuk segera membawanya ke rumah sakit.Sepanjang perjalanan Susan berjuang mati-matian, ketika tiba di rumah sakit, dia bahkan mencoba meminta bantuan dokter dan perawat.Tapi rumah sakit ini adalah rumah sakit swasta milik Grup Gunadi, semua staf mengenal Hansen, jadi wajar saja mereka akan melakukan apapun yang dia katakan.Susan pun diikat ke meja operasi, saat obat biu

  • Di Hari Nikah, Aku Pergi   Bab 16

    Wajah Susan menjadi pucat. Dia tidak menyangka Hansen akan tahu hal ini, tapi tanpa sadar dia tetap menyangkalnya.“Hansen, apa maksudmu? Aku tidak bilang apa pun pada Nona Liana.”Hansen mencibir, dia pegang dagu Susan dengan tangan besarnya.“Kamu masih mau bohong sampai sekarang? Kalau aku tidak baca pesan itu, aku tidak akan menyangka kalau kamu ternyata bermuka dua. Kamu bertingkah sangat lugu dan patuh di depanku, tapi di depan Liana kamu begitu arogan!”“Sudah kuperingatkan berkali-kali, Liana adalah satu-satunya wanita yang kucintai dalam hidupku, sementara kamu hanya wanita simpanan untuk menghilangkan kebosananku!”“Kamu juga bertanggung jawab atas kematian Liana, jadi aku akan membuatmu membayarnya!”Setelah mengatakan itu, tangan besarnya berpindah ke lehernya dan jari-jarinya mencengkram semakin erat. Pembuluh darah di lengannya pun menonjol, dia tampak sangat menakutkan.Keinginan untuk bertahan hidup Susan membuatnya memukuli tangan Hansen dengan sekuat tenaga, tapi dia

  • Di Hari Nikah, Aku Pergi   Bab 15

    Di sisi lain, Susan awalnya tercengang ketika mendengar Hansen menyetujuinya begitu cepat, kemudian dia merasa sangat gembira.Awalnya dia mengira karena hari ini adalah hari pernikahan Hansen dan Liana, akan sangat sulit untuk meminta Hansen meninggalkan Liana dan mendatanginya, bahkan kalau dia menggunakan anak sebagai alasan sekalipun.Tapi tidak disangka Hansen langsung setuju, sehingga kata-kata yang sudah dia persiapkan jadi tidak berguna.Jantung Susan berdetak makin kencang memikirkan hal ini.Apa ini berarti posisinya di hati Hansen telah melampaui Liana, jadi dia akan segera jadi Nyonya Gunadi?Lagipula, yang dikandungnya sekarang adalah anak tunggal Hansen.Mata Susan bersinar dengan yakin.‘Memangnya kenapa kalau Liana sudah jadi Nyonya Gunadi, belum tentu dia bisa pertahankan posisi ini!’Sebelum Hansen tiba, Susan segera mengganti gaun tidur sutra, menyemprotkan parfum favorit Hansen dan berbaring di sofa menunggu dengan tenang.Ketika Hansen membuka pintu, yang dilihatny

สำรวจและอ่านนวนิยายดีๆ ได้ฟรี
เข้าถึงนวนิยายดีๆ จำนวนมากได้ฟรีบนแอป GoodNovel ดาวน์โหลดหนังสือที่คุณชอบและอ่านได้ทุกที่ทุกเวลา
อ่านหนังสือฟรีบนแอป
สแกนรหัสเพื่ออ่านบนแอป
DMCA.com Protection Status