Share

Bab 5

Adikku tertawa lagi dengan air mata berlinang. "Kak, kamu keren sekali waktu maki-maki dia tadi."

"Biar lebih keren lagi, Kakak mau potong rambut jadi lebih pendek setelah cerai nanti."

Aku sengaja menggodanya, lalu kami bergandengan tangan ke meja perawat untuk mengurus prosedur kepulangan. Kami juga memutuskan untuk mencari salon kecantikan setelah ini. Dandan yang cantik untuk menyambut kembali kehidupan lajang kami sore nanti!

Alhasil, kami didorong seseorang saat hendak keluar.

"Perawat!"

"Cepat panggil dokter, dia overdosis obat tidur!"

Aku terkejut. Ternyata itu Dimas, menggendong Monika yang matanya terpejam.

Melihat seragam polisi di tubuhnya, perawat tidak berani mengabaikan.

Yudha juga menyusul di belakang dengan panik.

Tapi dia melihatku di sini dan tiba-tiba tertegun. Wajahnya berubah suram dan dia berkata marah, "Ratna, aku baru tahu kamu bisa sekejam ini! Kalau terjadi sesuatu dengan Monika hari ini, aku nggak akan mengampunimu!"

Tanpa jeda, dia langsung berbalik dan bergegas menuju ruang gawat darurat.

Aku tertawa sinis.

Adikku sangat marah dan tangannya menggenggam erat. "Dua anjing bodoh!"

"Kalau Monika beneran mati, akan kupenggal kepala pelacur itu dan kubakar!"

Apalagi, ini bukan pertama kalinya Monika memainkan tipuan serupa.

Tapi Yudha dan Dimas bersedia ditipu dengan senang hati. Siapa yang bisa kami salahkan?

"Tiara!"

Usai mengantar Monika ke UGD, Dimas menghampiri kami.

"Sudah kubilang, berhenti berhubungan dengan kakakmu ini. Dia jahat! Tapi kamu nggak pernah mau mendengarkan, selalu membuatku marah!"

"Lihat apa yang kalian lakukan kepada Monika!"

Dia mengangkat tangan dan menampar wajah adikku dengan keras.

Adikku tidak siap sama sekali dan terhempas ke lantai. Dahinya membentur sudut dinding dan mengucurkan darah, dan dia pingsan.

"Dimas!"

Kepalaku serasa akan meledak. Aku meraih kerah bajunya kuat-kuat. "Kamu polisi! Aku tahu kamu cinta kepada Monika, tapi jangan tampar istrimu karena dia!"

Kalimat ini dengan segera menarik perhatian orang-orang.

"Jangan bicara macam-macam! Cuma karena kamu hamil ..."

Dimas marah besar dan ingin mendorongku, tapi tiba-tiba tertegun mendapati perutku yang rata.

Sementara itu, Yudha baru kembali setelah pergi membayar.

Dia masih belum menyadarinya.

"Lihatlah hasil perbuatan kalian!"

Sebuah kotak paket menghantam kepalaku.

Kotak itu memang tidak berat, tapi isinya membuatku terpaku. Aku jadi seperti sangat asing di hadapan orang yang paling kukenal.

Potongan-potongan kertas melayang keluar dari kotak.

Kalimat yang tertulis di sana dirangkai dari kata-kata yang dipotong dari koran.

"Pelacur, sudah berapa kali digilir?"

"Anjing jalang!"

"Murahan, nggak punya harga diri! Aku sumpahi kamu mati ditabrak mobil!"

Dan sebagainya.

"Aku sudah bilang berkali-kali, menyelamatkan Monika itu pekerjaanku. Menemaninya dua hari di rumahnya itu karena kami teman baik."

"Tapi kamu jahat kepada Monika karena masalah sepele seperti ini! Hah?"

Yudha mendadak menjambak rambutku dan menariknya ke belakang, memaksaku menatap matanya. Ekspresinya semakin garang. "Ratna, ini sudah berkali-kali. Aku hampir nggak tahan ingin membunuhmu dengan tanganku sendiri!"

"Bukan aku!"

"Yudha, otakmu beneran otak anjing, ya?! Aku bahkan nggak tahu alamat rumahnya!"

Tapi Yudha tidak ragu sama sekali dan langsung memutuskan bahwa aku pelakunya!

Kulit kepalaku sangat sakit. Akal sehatku lenyap. Aku menghantamkan semua yang ada di tanganku dan mencakar wajahnya keras-keras hingga berdarah. "Bunuh aku! Biar saja kita mati sama-sama!"

"Ratna, aku nggak takut!"

Kemarahan Yudha memuncak dan tangannya bahkan mulai mencekik leherku. "Kamu ...."

"Yudha!"

Dimas tiba-tiba berlari untuk menghentikannya dan menunjukkan kuitansi yang baru saja kulempar bersama kotak tadi. Emosi dalam suaranya terdengar sangat rumit. "Anak ...."

"Anak-anak kita, nggak ada lagi ...."

Komen (7)
goodnovel comment avatar
Kikio Avinchi
Si dimas dan yuda pengen ku lapori melakukan KDRT
goodnovel comment avatar
Mila Fabian
knpa ga bisa di buka walaupun truz kelanjutannya g'mna?
goodnovel comment avatar
Nur'aini Nur
Malas jadinya baca ceritanya masa sampai eps 5 udah tidak. Isa di buka lagi
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status