Dibutakan Cinta Mantan Suami

Dibutakan Cinta Mantan Suami

By:  Maya MelindaUpdated just now
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel4goodnovel
Not enough ratings
20Chapters
6views
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
SCAN CODE TO READ ON APP

Lima tahun pernikahan di antara Aurelia Kiandi dengan Jackson Gunawan dipertahankan dengan pengorbanan harga diri dan kesehatan mental. Aurelia awalnya mengira meski tidak ada cinta di antara mereka, setidaknya masih ada kasih keluarga. Sampai hari di mana surat pemberitahuan kondisi kritis anak tunggal mereka dan berita utama Jackson menghambur-hamburkan uang untuk cinta pertamanya muncul bersamaan di hadapannya, Aurelia tidak perlu bersandiwara sebagai istri Jackson lagi. Namun, pria berhati dingin itu malah menyuap semua media, lalu berlutut di tengah salju dan meminta Aurelia untuk kembali dengan mata berkaca-kaca. Kebetulan pada saat itu, Aurelia muncul dengan menggandeng tangan pria lain dan dengan bangga mengumumkan kekasih barunya kepada dunia.

View More

Chapter 1

Bab 1

“Bu Aurelia, kamu nggak tahu? Penyakit yang diidap anakmu itu kanker tulang bersifat genetik. Waktunya yang tersisa paling lama cuma dua bulan. Kalau aku nggak salah ingat, ibumu dulu juga meninggal karena penyakit ini. Sebaiknya, kamu juga lakukan pemeriksaan yang terperinci ....”

Aurelia Kiandi merasa seluruh tenaga dalam tubuhnya seperti sudah tiba-tiba disedot habis. Di benaknya tidak berhenti terngiang kata-kata dokter. Tubuhnya juga tidak berhenti gemetar.

“Mama kenapa?” Mia Gunawan menatap Aurelia dan bertanya dengan nada khawatir, “Apa Mia buat Mama sedih?”

Aurelia memandang Mia yang terbaring di ranjang pasien. Wajahnya yang mungil terlihat sangat kurus dan diliputi rasa bersalah.

“Kalau Mia salah, Mia minta maaf ya.” Seusai berbicara, Mia berusaha untuk menyunggingkan seulas senyum.

Hati Aurelia terasa seperti disayat pisau. Dia tidak percaya waktu yang dimiliki buah hatinya hanya tersisa dua bulan. Dia tidak memiliki orang tua ataupun keluarga, sedangkan pernikahannya juga tanpa fondasi cinta. Mia merupakan satu-satunya harapannya bertahan hidup.

Aurelia menjawab dengan menahan air mata, “Mama nggak sedih kok. Mama senang banget karena Mia akan segera sembuh.”

Mata Mia langsung berbinar dan dia berkata dengan gembira, “Baguslah kalau begitu! Papa ... nggak datang jenguk aku hari ini?”

Mata berwarna hitam pekat yang besar itu dipenuhi dengan harapan yang tersembunyi. Seusai berbicara, Mia segera menunduk, seolah-olah tidak berani berharap.

Namun, ucapan itu malah terasa lebih menyakitkan daripada dicambuk. Aurelia berusaha menahan rasa sakit di hatinya dan menjawab, “Dia akan datang. Mama janji, Papa akan datang menjengukmu.”

“Benarkah?” Suara yang imut dan polos itu terdengar penuh keraguan.

Aurelia mengerti dari mana datangnya keraguan Mia. Penyebabnya tidak lain karena Mia memiliki seorang ibu yang tidak diperlakukan dengan baik oleh ayahnya. Seorang anak berusia empat tahun masih belum memahami hubungan rumit orang tuanya. Mia hanya berharap bisa memiliki sebuah keluarga yang normal dan mendapatkan sedikit kasih sayang ayah.

Masalahnya, anaknya sudah hampir meninggal, tetapi Aurelia malah tidak dapat memberikan hal itu kepada Mia.

“Mia, Mama janji. Apa pun yang terjadi hari ini, Mama akan bawa Papa datang menjengukmu. Selamat hari ulang tahun!”

Aurelia mengelus kepala Mia, lalu menunduk untuk menciumnya. Mia pun tersenyum gembira.

Setelah menidurkan Mia, Aurelia menelepon Rizky, sekretaris Jackson Gunawan. Dia menarik napas dalam-dalam dan berkata, “Di mana Jackson? Kasih tahu dia, aku sudah buat keputusan.”

Setelah hening sejenak, baru terdengar suara dari ujung telepon. “Pak Jackson lagi rayakan ulang tahun Bu Raisa. Kalau ada yang mau Bu Aurelia diskusikan dengannya, aku akan beri tahu Pak Jackson besok.”

Setelah mendengar kata “Bu Raisa”, Aurelia pun menelan ludah. “Kasih tahu Jackson, selain hari ini, aku nggak akan diskusi lagi dengannya.”

Seusai berbicara, Aurelia langsung memutuskan sambungan telepon.

Tidak sampai sepuluh menit kemudian, Rizky menelepon Aurelia dan memberi tahu alamat di mana Jackson berada. Tempat itu tidak lain adalah Hotel Yarita.

...

Ketika Aurelia tiba, Rizky yang menyambutnya. Begitu mereka tiba di luar ruang privat, terdengar suara dari dalam sebelum Aurelia melangkah masuk.

“Kak Jackson, coba kamu jujur dulu pada kami semua di hadapan kakakku. Kamu sudah nikah begitu lama sama Aurelia, bahkan sudah punya anak. Masa kamu sama sekali nggak punya perasaan ke dia?”

Wajah Aurelia langsung memucat. Kemudian, terdengar suara berat dan agak dingin seseorang. Suasananya seketika terasa tenang.

“Kamu rasa aku mungkin suka sama seorang wanita yang punya kepribadian buruk dan suka pakai trik licik? Mengenai ... anak haram itu, masih belum tentu dia itu anakku. Jangan buat aku merasa muak lagi dengan pertanyaan-pertanyaan seperti itu.”

Jackson menggunakan suara yang begitu tenang dan dingin untuk mengucapkan kata-kata yang paling menyakitkan.

Setiap patah kata itu bagaikan jarum yang menusuk hati Aurelia. Dia dapat menerima Jackson tidak menyukai dan bahkan membencinya. Namun, dia tidak terima Jackson menggunakan kata “anak haram” untuk menyebut anaknya!

Ketika Aurelia membuka pintu, perhatian semua orang di dalam ruangan langsung teralihkan. Begitu melihat Aurelia berdiri di luar pintu, ekspresi mereka seketika berubah.

Jackson yang duduk di kursi utama selalu menjadi pusat perhatian. Tatapannya yang dingin dan tajam tertuju pada Aurelia. Kemudian, keningnya pun berkerut.

Di sisi Jackson, terdapat seorang gadis yang terlihat cantik. Dia merupakan orang yang dipanggil “Bu Raisa” oleh Rizky, juga merupakan mantan pacar Jackson, Raisa Sunardi. Ketika melihat Aurelia, dia juga agak menegang.

“Aurelia?” Raisa berkata dengan agak terkejut, “Kenapa kamu ada di sini? Jack, kenapa kamu nggak bilang ....”

Semua orang tahu bahwa Aurelia dan Jackson sedang melakukan prosedur perceraian. Jadi, Raisa juga dengan alaminya berbicara pada Aurelia dengan menggunakan nada layaknya istri Jackson.

Ekspresi Jackson langsung mendingin. “Kalian semua keluar saja dulu ....”

Kali ini, ekspresi Raisa menjadi benar-benar suram.

Aurelia menatap lekat-lekat sepasang mata Jackson yang sangat dingin itu. “Nggak perlu .... Urusan kita juga bukannya nggak boleh diketahui orang luar. Biarkan saja mereka tetap di sini.”

Jika yang berdiri di tempat ini sekarang adalah Aurelia dari lima tahun lalu, Aurelia tidak mungkin dapat mengucapkan kata-kata seperti ini dengan tenang.

Dulu, Jackson adalah pria yang diam-diam disukai Aurelia dan dapat membuat hatinya berdebar kencang. Sekarang, yang tersisa hanyalah luka berdarah akibat pukulan realita. Pada saat ini, hanya ada sebuah pemikiran dalam benaknya, yaitu memberikan awal dan akhir yang layak untuk anaknya.

Raut wajah Raisa sangat jelek. Dia mencengkeram lengan Jackson erat-erat.

Jackson menatap Aurelia dengan dingin. “Syaratku masih seperti sebelumnya. Kamu mau tambahkan syarat apa?”

Yang tersisa dalam mata hitam pekat Aurelia sepertinya hanyalah ketenangan. “Syaratku cuma satu. Temanilah Mia selama sebulan layaknya seorang ayah mulai dari hari ini.”

Ucapan itu bagaikan petir menggelegar yang membuat semua orang dalam ruangan heboh.

Zola Sunardi, adiknya Raisa langsung murka. “Sudah kutahu kamu itu memang wanita nggak tahu malu! Kamu mau ganggu Kak Jackson lagi, ‘kan! Kalau bukan gara-gara kamu, kakakku dan Kak Jackson nggak perlu berpisah selama ini!”

Mata Raisa langsung berkaca-kaca. Dia buru-buru menggenggam lengan Zola. “Sudahlah ....”

Makin Raisa bersikap seperti ini, makin marah pula Zola. “Kak! Depresimu masih belum sembuh sampai sekarang. Apa mungkin aku nggak marah! Kak Jackson, apa kamu mau dibohongi wanita ini lagi?”

Ekspresi Jackson sedikit berubah, mata hitamnya juga seketika bertambah kelam. Setelah menatap Aurelia dengan dingin untuk sesaat, dia menjawab, “Nggak mungkin.”

Aurelia sudah bisa menebak jawaban Jackson.

“Aku bisa nggak menuntut harta atau barang apa pun. Syaratku untuk bercerai cuma satu, temanilah Mia selama sebulan layaknya seorang ayah.”

Ketika mengungkit tentang Mia, hati Aurelia terasa sakit lagi. Dia menambahkan, “Kalau kamu menolak, aku nggak akan setuju untuk cerai.”

“Brak!” Zola langsung melempar sebuah mangkuk ke tubuh Aurelia. “Dasar pelacur! Kamu benar-benar nggak tahu malu!”

Aurelia memandang sisa makanan yang perlahan-lahan jatuh dari gaunnya, lalu berujar dengan suara yang luar biasa dingin, “Jackson, kalau mau terlepas dariku, kamu cuma punya cara ini. Kalau nggak, meski mau cerai, kamu juga masih harus tunggu paling nggak dua tahun lagi! Tapi, asalkan kamu temani Mia sebulan, aku yang akan ajukan cerai sebulan lagi. Aku nggak akan ulur waktunya.”

Mata Jackson terlihat agak dingin. Sementara itu, Raisa menarik napas dalam-dalam dan berkata, “Jackson, setujuilah syaratnya.”

Ucapan Raisa benar-benar di luar dugaan semua orang.

“Kak?” seru Zola dengan nada meninggi.

Raisa menggenggam erat kedua tangan Jackson dan tersenyum lembut. “Anggap saja demi kita. Aku percaya padamu.”
Expand
Next Chapter
Download

Latest chapter

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Comments

No Comments
20 Chapters
Bab 1
“Bu Aurelia, kamu nggak tahu? Penyakit yang diidap anakmu itu kanker tulang bersifat genetik. Waktunya yang tersisa paling lama cuma dua bulan. Kalau aku nggak salah ingat, ibumu dulu juga meninggal karena penyakit ini. Sebaiknya, kamu juga lakukan pemeriksaan yang terperinci ....”Aurelia Kiandi merasa seluruh tenaga dalam tubuhnya seperti sudah tiba-tiba disedot habis. Di benaknya tidak berhenti terngiang kata-kata dokter. Tubuhnya juga tidak berhenti gemetar.“Mama kenapa?” Mia Gunawan menatap Aurelia dan bertanya dengan nada khawatir, “Apa Mia buat Mama sedih?”Aurelia memandang Mia yang terbaring di ranjang pasien. Wajahnya yang mungil terlihat sangat kurus dan diliputi rasa bersalah.“Kalau Mia salah, Mia minta maaf ya.” Seusai berbicara, Mia berusaha untuk menyunggingkan seulas senyum.Hati Aurelia terasa seperti disayat pisau. Dia tidak percaya waktu yang dimiliki buah hatinya hanya tersisa dua bulan. Dia tidak memiliki orang tua ataupun keluarga, sedangkan pernikahannya juga t
Read more
Bab 2
Jackson menatap tangan Raisa dengan hati yang terasa makin berat. Kemudian, dia berkata, “Oke, sebulan. Aurelia, sebaiknya kamu jangan macam-macam. Kalau kamu berani berpikiran nggak-nggak, aku akan buat kamu rasakan akibatnya.”Aurelia tersenyum tipis. “Oke. Selama kamu bersedia temani Mia, aku akan kerja sama denganmu dalam segala hal. Sebagai seorang ayah, bukannya kamu seharusnya persiapkan hadiah ulang tahun untuk Mia?”Mia bersandar dalam pelukan Aurelia. Saat ini, mobil sedang melaju ke kediaman Keluarga Gunawan. “Mama, Papa benar-benar akan datang?” Suara Mia terdengar agak bergetar. Meskipun sudah berusaha menahan diri, matanya masih tetap penuh dengan harapan.Aurelia menepuk-nepuk punggungnya dan menjawab dengan lembut, “Tentu saja.”Mata Mia langsung berbinar. “Kalau begitu, Mama jangan kasih tahu Papa soal aku yang sakit ya. Aku takut Papa nggak senang.”Mata Aurelia seketika berkaca-kaca. Dia membelai rambut Mia dan menjawab, “Oke. Mama janji.”Mia mengulurkan jari kelin
Read more
Bab 3
Mia tersenyum dan menjawab, “Karena Mama sangat menyukaimu. Nggak masalah kalau Papa nggak suka sama Mia. Tapi, bisa nggak Papa sedikit lebih suka sama Mama? Bisa nggak Papa bersikap sedikit lebih baik terhadap Mama ....”Suara Mia sangat kecil. Matanya yang bulat dan besar menatap Jackson.Mata Jackson agak bergetar. Sesuai dugaannya, tujuan Aurelia tidak mungkin murni demi anak.“Mamamu yang ajari kamu berkata begitu?” tanya Jackson dengan nada yang sangat dingin dan arogan.“Nggak!” Mia buru-buru menggeleng.Jackson tentu saja tidak percaya. Tatapannya pun menjadi agak dingin.Mia merasa ucapannya sudah membuat ayahnya tidak senang. Namun, dia tahu bahwa dirinya sebenarnya mirip dengan putri duyung. Waktunya yang tersisa sudah tidak lama lagi. Meskipun Aurelia mengatakan bahwa penyakitnya sudah sembuh, Mia sebenarnya bisa merasakan bahwa penyakitnya sangat parah. Hanya saja, Mia berharap ketika dirinya berubah menjadi buih dan kembali ke laut suatu hari nanti, ada orang yang akan m
Read more
Bab 4
Rizky jelas lupa mengatur supaya postingan itu tidak terlihat oleh Aurelia. Tatapan Aurelia pun menjadi agak kelam, tetapi dia sama sekali tidak merasakan gejolak apa pun.Kemarin, Jackson baru saja meminta anting permata dari Raisa. Hari ini, Raisa sudah langsung mendapatkan kompensasinya. Efisiensi seperti ini benar-benar patut dikagumi. Namun, hal seperti ini juga tidak mengherankan. Bagaimanapun juga, Raisa adalah orang yang terpenting bagi Jackson.Aurelia hanya tersenyum tipis dan hendak menutup ponselnya. Tiba-tiba, ada sebuah pesan WhatsApp yang masuk.[ Aurelia, aku akan pulang sepuluh hari lagi. ]Foto profil orang itu berwarna hitam dan namanya disingkat menjadi LJ.Orang ini sudah berada dalam daftar kontak Aurelia sangat lama. Namun, mereka sudah tidak saling menghubungi selama enam tahun.Aurelia menghela napas berat tanpa membalas apa-apa.Saat pukul 4.20, Jackson baru selesai rapat. Sampai Rizky mengingatkannya, dia baru teringat harus pergi menjemput Mia. Oleh karena i
Read more
Bab 5
“Uhuk, uhuk ....”Mia lagi-lagi batuk keras beberapa kali. Kali ini, dia bahkan tidak dapat berdiri tegak lagi. Tubuhnya yang kecil langsung terjatuh di atas lantai. Kemudian, dia memuntahkan darah.“Mia!” seru Aurelia dengan suara gemetar. Dia buru-buru memeriksa Mia.Wajah Mia terlihat sangat sangat merah, sedangkan bibirnya malah begitu pucat. “Aku nggak apa-apa, Mama ....”Mia buru-buru menggendong Mia. “Mama bawa kamu ke rumah sakit.”Tangan Mia yang kecil memeluk erat Aurelia. Matanya terlihat sangat merah.Begitu tiba di rumah sakit, dokter mengambil darah Mia untuk diperiksa. Setelah itu, Aurelia dan Mia menunggu hasilnya di luar.“Mama, Papa benci banget ya sama aku ....” Setelah sakit, suara Mia yang lembut akhirnya tidak dapat menyembunyikan kerapuhannya lagi.Begitu mendengar pertanyaan ini, Aurelia seketika tidak dapat menjawab. Dia sangat ingin memberi tahu anak ini, ‘Mia, Papa sama sekali nggak benci sama kamu. Yang dia benci itu aku. Kalau kamu itu anak Raisa, kamu past
Read more
Bab 6
“Jack, Aurelia cuma mau bicara sama kamu. Kalian bicara saja dulu. Jangan bertengkar di hadapan anak.”Raisa memaksakan seulas senyum. Matanya dipenuhi rasa pilu, tetapi dia tetap berusaha untuk menunjukkan sikap yang pengertian. Sementara itu, Jackson merasa agak keberatan, tetapi tetap mengangguk. Kemudian, dia berbalik dan berjalan ke samping. Entah sudah berapa lama Aurelia tidak pernah menghabiskan waktu berdua dengan Jackson seperti ini. Dalam sekejap, dia pun tidak tahu harus bagaimana mulai berbicara. Namun, sangat jelas bahwa Jackson tidak memiliki kesabaran untuk menunggu.“Apa sebenarnya yang mau kamu bicarakan? Bisa-bisanya kamu bawa anakmu datang ke tempat seperti ini untuk buat keributan. Memangnya kamu layak jadi seorang ibu?”Demi mendapatkannya, wanita ini menghalalkan segala cara dan bahkan memanfaatkan anaknya sendiri. Begitu memikirkan hal ini, Jackson langsung merasa sangat jijik.“Kamu sudah janji akan temani Mia sebulan. Bisa nggak kamu jangan biarkan Raisa munc
Read more
Bab 7
Suasana di rumah sakit menjadi kacau karena Mia. Namun, benak Aurelia sudah kosong. Dia hanya bisa mendengar suara langkah kaki dan seruan orang, tetapi tidak dapat melihat apa-apa.“Bu Aurelia? Kamu baik-baik saja?” Dokter melambaikan tangannya di depan Aurelia. Setelahnya, Aurelia baru tersadar kembali. Dia menatap dokter itu dan seluruh akal sehatnya seperti sudah kembali dalam seketika. “Gimana keadaan putriku?”“Keadaannya berhasil distabilkan untuk sementara, tapi kondisinya sudah memburuk. Keadaannya sekarang sangat serius. Dia harus diawasi di ICU. Setelah tanda-tanda vitalnya stabil, kita baru lihat dia bisa dioperasi atau nggak. Bu Aurelia, dengan keadaan anak ini sekarang, meskipun dioperasi ....”Dokter tidak mengatakan jelas lanjutannya. Namun, Aurelia tahu bahwa operasi ini tidak ada artinya dan hanya akan menyiksa Mia. Hanya saja, Aurelia tidak rela putrinya meninggalkannya dengan begitu saja. Dia tidak bisa menerima akhir seperti ini. Meskipun hanya ada secuil harapan
Read more
Bab 8
“Mia!” seru Aurelia. Dalam sekejap, air matanya langsung menetes. Dadanya terasa sangat sesak hingga dia kesulitan bernapas.Aurelia tahu bahwa Mia telah pergi dan pulang ke langit. Setelah datang dan melihat dunia ini, Mia tidak menyukai dunia ini, juga merasa sangat kecewa pada mereka. Jadi, dia ingin pulang dan tidak akan kembali lagi.“Mia, maaf. Maaf!”Aurelia memeluk anaknya dan berbicara dengan suara gemetar. Dia memegang wajah mungil anaknya yang sudah tidak bernyawa itu dengan tangan gemetar, lalu tidak berhenti mengecupnya.Aurelia mulai menyalahkan diri. Ini semua salahnya. Dia yang bersikeras ingin bersama dengan Jackson. Dia sama sekali tidak layak untuk menjadi ibunya Mia. Mia-nya tidak akan kembali lagi.Beberapa saat kemudian, Aurelia pun menenangkan diri dan membersihkan tubuh Mia secara pribadi. Kemudian, dia mengganti pakaian Mia dengan gaun kembang berwarna merah muda yang paling disukai Mia. Aurelia ingin putrinya meninggalkan dunia ini dengan penampilan yang cant
Read more
Bab 9
“Sasa, kamu kenapa? Kamu lagi ada di mana?”“Jackson, beraninya kamu menindas keponakanku! Aku nggak akan ampuni kamu! Bukannya kamu sangat mencintai wanita ini? Yang akan kamu temui nanti cuma tinggal jasadnya!” seru Hartono dengan galak dari ujung telepon.“Jangan bertindak macam-macam kamu!”Suara Jackson terdengar gemetar. Sangat jelas bahwa dia sangat ketakutan. Dia yang biasanya selalu bersikap dingin dan arogan hanya bisa merasa takut dan panik dalam hal menyangkut Raisa.“Kalau nggak mau dia mati, cepat datang kemari!”Setelah melontarkan ancaman itu, Hartono langsung memutuskan sambungan telepon. Kemudian, dia baru mengirim pesan berisi sebuah alamat kepada Jackson.Hartono menatap Raisa dengan garang. “Semua ini terjadi gara-gara kamu! Dasar wanita jalang! Kamu itu cuma orang ketiga yang merusak keluarga orang!”“Bukan! Nggak! Aku yang duluan bersama Jack.” Raisa menggeleng dengan kuat. Dia tidak bersedia mengakui bahwa dirinya adalah orang ketiga.Namun, Hartono bukanlah Jac
Read more
Bab 10
Entah kenapa, tawa Aurelia membuat Jackson tidak tenang. Dia merasa seperti ada sesuatu yang sedang perlahan-lahan terlepas dari genggamannya.“Jack, dia sudah bersedia bercerai. Kamu juga cepat tanda tangan saja.”Raisa membaca surat perjanjian cerai itu, lalu berseru kegirangan dan menyadarkan Jackson dari lamunannya.Jackson merasa agak terkejut. Dia awalnya mengira ini hanyalah taktik Aurelia. Tak disangka, Aurelia benar-benar menandatanganinya?Jackson buru-buru mengambil surat perjanjian cerai itu. Dia merasa tanda tangan Aurelia itu sangat menusuk mata. Apa Aurelia benar-benar bersedia untuk menyerah semudah ini?“Jackson, kamu itu benar-benar orang paling kejam di dunia. Transferkan 20 miliar itu padaku secepat mungkin!”Hartono melirik pasangan pezina yang sedang berpelukan itu dan merasa sangat jijik. Setelah mendengus dingin, dia pun berjalan pergi.Ini jelas-jelas merupakan akhir yang dinantikan Jackson. Namun, kenapa dia malah merasa agak hampa dan juga agak marah?“Bagusl
Read more
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status