Aurelia sudah menghabiskan energinya untuk meronta sebelumnya. Jadi, meskipun merasa sangat tidak puas, dia sama sekali tidak dapat meronta lagi. Dia hanya bisa membiarkan Rizky mengangkatnya dari lantai, lalu membawanya masuk ke mobil.Selama seluruh proses ini, Aurelia sama sekali tidak meronta ataupun melawan. Dia hanya memeluk foto Mia yang berkerut itu dengan erat. Mia adalah anak yang kasihan. Dalam waktunya yang singkat di dunia, dia sama sekali tidak pernah mendapatkan kasih sayang ayah, juga tidak pernah digendong sekali pun oleh ayahnya. Sekarang, dia telah meninggal, tetapi masih harus dihina oleh orang-orang itu. Siapa sebenarnya yang tidak layak disebut manusia!Di rumah sakit.“Jack, aku benar-benar baik-baik saja. Ini cuma luka gores kecil kok. Sebaiknya kamu pulang secepat mungkin. Aku rasa keadaan Aurelia kurang stabil. Aku agak mengkhawatirkan Mia. Kesalahan orang dewasa nggak seharusnya melibatkan anak. Mia itu juga anakmu.”Raisa menghela napas, lalu menunduk dan
Sekarang, Aurelia sudah sepenuhnya berubah, tetapi Jackson malah merasa dadanya terasa nyeri.“Aurelia, jangan ngomong begitu. Hubunganku dengan Jack bukan seperti itu.” Raisa langsung berlinang air mata, lalu bersembunyi di belakang Jackson secara refleks. “Hu ... hubungan kami nggak kotor.”“Aku dan Raisa pada dasarnya memang saling mencintai. Kamu yang bersikeras mau lahirkan anak itu untuk mengancamku. Sekarang, kamu bukan cuma nggak layak jadi istriku, tapi juga nggak layak jadi seorang ibu. Di mana Mia sebenarnya? Serahkan dia padaku. Jangan sampai aku mengamuk.”Jackson mengadang di hadapan Raisa dengan tampang dingin, seolah-olah takut Raisa terluka. Gerakan refleks seperti ini tidak akan bisa membohongi orang, malah justru dapat menunjukkan semuanya dengan jelas.Oleh karena itu, Aurelia paham bahwa orang yang benar-benar dicintai Jackson adalah Raisa. Dia juga tahu bahwa Jackson sama sekali tidak mencintainya. Berhubung Jackson tidak mencintainya, Mia juga ikut menjadi korban
“Bu Aurelia, kamu nggak tahu? Penyakit yang diidap anakmu itu kanker tulang bersifat genetik. Waktunya yang tersisa paling lama cuma dua bulan. Kalau aku nggak salah ingat, ibumu dulu juga meninggal karena penyakit ini. Sebaiknya, kamu juga lakukan pemeriksaan yang terperinci ....”Aurelia Kiandi merasa seluruh tenaga dalam tubuhnya seperti sudah tiba-tiba disedot habis. Di benaknya tidak berhenti terngiang kata-kata dokter. Tubuhnya juga tidak berhenti gemetar.“Mama kenapa?” Mia Gunawan menatap Aurelia dan bertanya dengan nada khawatir, “Apa Mia buat Mama sedih?”Aurelia memandang Mia yang terbaring di ranjang pasien. Wajahnya yang mungil terlihat sangat kurus dan diliputi rasa bersalah.“Kalau Mia salah, Mia minta maaf ya.” Seusai berbicara, Mia berusaha untuk menyunggingkan seulas senyum.Hati Aurelia terasa seperti disayat pisau. Dia tidak percaya waktu yang dimiliki buah hatinya hanya tersisa dua bulan. Dia tidak memiliki orang tua ataupun keluarga, sedangkan pernikahannya juga t
Jackson menatap tangan Raisa dengan hati yang terasa makin berat. Kemudian, dia berkata, “Oke, sebulan. Aurelia, sebaiknya kamu jangan macam-macam. Kalau kamu berani berpikiran nggak-nggak, aku akan buat kamu rasakan akibatnya.”Aurelia tersenyum tipis. “Oke. Selama kamu bersedia temani Mia, aku akan kerja sama denganmu dalam segala hal. Sebagai seorang ayah, bukannya kamu seharusnya persiapkan hadiah ulang tahun untuk Mia?”Mia bersandar dalam pelukan Aurelia. Saat ini, mobil sedang melaju ke kediaman Keluarga Gunawan. “Mama, Papa benar-benar akan datang?” Suara Mia terdengar agak bergetar. Meskipun sudah berusaha menahan diri, matanya masih tetap penuh dengan harapan.Aurelia menepuk-nepuk punggungnya dan menjawab dengan lembut, “Tentu saja.”Mata Mia langsung berbinar. “Kalau begitu, Mama jangan kasih tahu Papa soal aku yang sakit ya. Aku takut Papa nggak senang.”Mata Aurelia seketika berkaca-kaca. Dia membelai rambut Mia dan menjawab, “Oke. Mama janji.”Mia mengulurkan jari kelin
Mia tersenyum dan menjawab, “Karena Mama sangat menyukaimu. Nggak masalah kalau Papa nggak suka sama Mia. Tapi, bisa nggak Papa sedikit lebih suka sama Mama? Bisa nggak Papa bersikap sedikit lebih baik terhadap Mama ....”Suara Mia sangat kecil. Matanya yang bulat dan besar menatap Jackson.Mata Jackson agak bergetar. Sesuai dugaannya, tujuan Aurelia tidak mungkin murni demi anak.“Mamamu yang ajari kamu berkata begitu?” tanya Jackson dengan nada yang sangat dingin dan arogan.“Nggak!” Mia buru-buru menggeleng.Jackson tentu saja tidak percaya. Tatapannya pun menjadi agak dingin.Mia merasa ucapannya sudah membuat ayahnya tidak senang. Namun, dia tahu bahwa dirinya sebenarnya mirip dengan putri duyung. Waktunya yang tersisa sudah tidak lama lagi. Meskipun Aurelia mengatakan bahwa penyakitnya sudah sembuh, Mia sebenarnya bisa merasakan bahwa penyakitnya sangat parah. Hanya saja, Mia berharap ketika dirinya berubah menjadi buih dan kembali ke laut suatu hari nanti, ada orang yang akan m
Rizky jelas lupa mengatur supaya postingan itu tidak terlihat oleh Aurelia. Tatapan Aurelia pun menjadi agak kelam, tetapi dia sama sekali tidak merasakan gejolak apa pun.Kemarin, Jackson baru saja meminta anting permata dari Raisa. Hari ini, Raisa sudah langsung mendapatkan kompensasinya. Efisiensi seperti ini benar-benar patut dikagumi. Namun, hal seperti ini juga tidak mengherankan. Bagaimanapun juga, Raisa adalah orang yang terpenting bagi Jackson.Aurelia hanya tersenyum tipis dan hendak menutup ponselnya. Tiba-tiba, ada sebuah pesan WhatsApp yang masuk.[ Aurelia, aku akan pulang sepuluh hari lagi. ]Foto profil orang itu berwarna hitam dan namanya disingkat menjadi LJ.Orang ini sudah berada dalam daftar kontak Aurelia sangat lama. Namun, mereka sudah tidak saling menghubungi selama enam tahun.Aurelia menghela napas berat tanpa membalas apa-apa.Saat pukul 4.20, Jackson baru selesai rapat. Sampai Rizky mengingatkannya, dia baru teringat harus pergi menjemput Mia. Oleh karena i
“Uhuk, uhuk ....”Mia lagi-lagi batuk keras beberapa kali. Kali ini, dia bahkan tidak dapat berdiri tegak lagi. Tubuhnya yang kecil langsung terjatuh di atas lantai. Kemudian, dia memuntahkan darah.“Mia!” seru Aurelia dengan suara gemetar. Dia buru-buru memeriksa Mia.Wajah Mia terlihat sangat sangat merah, sedangkan bibirnya malah begitu pucat. “Aku nggak apa-apa, Mama ....”Mia buru-buru menggendong Mia. “Mama bawa kamu ke rumah sakit.”Tangan Mia yang kecil memeluk erat Aurelia. Matanya terlihat sangat merah.Begitu tiba di rumah sakit, dokter mengambil darah Mia untuk diperiksa. Setelah itu, Aurelia dan Mia menunggu hasilnya di luar.“Mama, Papa benci banget ya sama aku ....” Setelah sakit, suara Mia yang lembut akhirnya tidak dapat menyembunyikan kerapuhannya lagi.Begitu mendengar pertanyaan ini, Aurelia seketika tidak dapat menjawab. Dia sangat ingin memberi tahu anak ini, ‘Mia, Papa sama sekali nggak benci sama kamu. Yang dia benci itu aku. Kalau kamu itu anak Raisa, kamu past
“Jack, Aurelia cuma mau bicara sama kamu. Kalian bicara saja dulu. Jangan bertengkar di hadapan anak.”Raisa memaksakan seulas senyum. Matanya dipenuhi rasa pilu, tetapi dia tetap berusaha untuk menunjukkan sikap yang pengertian. Sementara itu, Jackson merasa agak keberatan, tetapi tetap mengangguk. Kemudian, dia berbalik dan berjalan ke samping. Entah sudah berapa lama Aurelia tidak pernah menghabiskan waktu berdua dengan Jackson seperti ini. Dalam sekejap, dia pun tidak tahu harus bagaimana mulai berbicara. Namun, sangat jelas bahwa Jackson tidak memiliki kesabaran untuk menunggu.“Apa sebenarnya yang mau kamu bicarakan? Bisa-bisanya kamu bawa anakmu datang ke tempat seperti ini untuk buat keributan. Memangnya kamu layak jadi seorang ibu?”Demi mendapatkannya, wanita ini menghalalkan segala cara dan bahkan memanfaatkan anaknya sendiri. Begitu memikirkan hal ini, Jackson langsung merasa sangat jijik.“Kamu sudah janji akan temani Mia sebulan. Bisa nggak kamu jangan biarkan Raisa munc
Sekarang, Aurelia sudah sepenuhnya berubah, tetapi Jackson malah merasa dadanya terasa nyeri.“Aurelia, jangan ngomong begitu. Hubunganku dengan Jack bukan seperti itu.” Raisa langsung berlinang air mata, lalu bersembunyi di belakang Jackson secara refleks. “Hu ... hubungan kami nggak kotor.”“Aku dan Raisa pada dasarnya memang saling mencintai. Kamu yang bersikeras mau lahirkan anak itu untuk mengancamku. Sekarang, kamu bukan cuma nggak layak jadi istriku, tapi juga nggak layak jadi seorang ibu. Di mana Mia sebenarnya? Serahkan dia padaku. Jangan sampai aku mengamuk.”Jackson mengadang di hadapan Raisa dengan tampang dingin, seolah-olah takut Raisa terluka. Gerakan refleks seperti ini tidak akan bisa membohongi orang, malah justru dapat menunjukkan semuanya dengan jelas.Oleh karena itu, Aurelia paham bahwa orang yang benar-benar dicintai Jackson adalah Raisa. Dia juga tahu bahwa Jackson sama sekali tidak mencintainya. Berhubung Jackson tidak mencintainya, Mia juga ikut menjadi korban
Aurelia sudah menghabiskan energinya untuk meronta sebelumnya. Jadi, meskipun merasa sangat tidak puas, dia sama sekali tidak dapat meronta lagi. Dia hanya bisa membiarkan Rizky mengangkatnya dari lantai, lalu membawanya masuk ke mobil.Selama seluruh proses ini, Aurelia sama sekali tidak meronta ataupun melawan. Dia hanya memeluk foto Mia yang berkerut itu dengan erat. Mia adalah anak yang kasihan. Dalam waktunya yang singkat di dunia, dia sama sekali tidak pernah mendapatkan kasih sayang ayah, juga tidak pernah digendong sekali pun oleh ayahnya. Sekarang, dia telah meninggal, tetapi masih harus dihina oleh orang-orang itu. Siapa sebenarnya yang tidak layak disebut manusia!Di rumah sakit.“Jack, aku benar-benar baik-baik saja. Ini cuma luka gores kecil kok. Sebaiknya kamu pulang secepat mungkin. Aku rasa keadaan Aurelia kurang stabil. Aku agak mengkhawatirkan Mia. Kesalahan orang dewasa nggak seharusnya melibatkan anak. Mia itu juga anakmu.”Raisa menghela napas, lalu menunduk dan
Bagaimanapun juga, Jackson tidak akan membiarkan putrinya lanjut hidup bersama wanita seperti ini!“Mia sudah meninggal! Dia sudah meninggal! Waktu kamu bermesraan dengan wanita ini dan tampilkan pertunjukan kembang api heboh itu untuknya, Mia kita, putri kandungmu itu meninggal karena nggak punya uang untuk operasi! Dia sudah meninggal!”Aurelia meronta dengan sekuat tenaga. Air matanya tidak berhenti mengalir dari sudut matanya. Kata-katanya itu penuh dengan tuduhan. Ini adalah keputusasaan, amarah, dan ketidakberdayaan seorang ibu.Aurelia mengempaskan tangan Jackson dengan sekuat tenaga, lalu langsung berjongkok dan memungut foto di lantai. Serpihan kaca yang tajam menusuk telapak tangannya hingga berdarah. Namun, dia sama sekali tidak peduli.Setelah mengelap darah di tangannya dengan asal, Aurelia tidak berhenti menyeka debu dari foto yang berkerut itu.“Kamu ....”Hati Jackson langsung tenggelam. Dia bahkan merasa seperti ada sesuatu dalam dirinya yang hancur.“Aurelia, aku tahu
“Jack, nga ... ngapain kamu?” Raisa berlari kecil ke arah Jackson, lalu langsung menarik tangannya dan memandangnya dengan tatapan menyalahkan. “Biar gimana pun, Aurelia itu cuma seorang perempuan. Kenapa kamu bersikap begini?”Setelah itu, Raisa berbalik dan membungkuk untuk memapah Aurelia. Sebelum meninggal, Mia hanya ingin ditemani ayahnya beberapa hari. Namun, wanita ini malah menyita semua waktu Jackson. Bahkan di malam Mia masuk rumah sakit, dia juga menyeret Jackson menemaninya melewati hari jadi mereka.Jadi, begitu melihat wanita ini, Aurelia akan teringat kesedihan dan ketidakadilan yang diterima Mia. Dia juga akan teringat di malam kematian Mia, Jackson menghabiskan 1,2 miliar untuk menampilkan pertunjukan kembang api hanya untuk Raisa seorang.“Jangan sentuh pakai tangan kotormu!”Aurelia menepis tangan Raisa dengan sekuat tenaganya, lalu berdiri. Dia menatap Raisa dengan dingin, bagaikan memandang sampah.Dulu, Aurelia tidak pernah menyalahkan Raisa. Dia selalu mengira b
“Apa katamu?”Ekspresi Jackson langsung menjadi suram. Sudah beberapa hari dia tidak bertemu dengan Mia. Ketika pergi mencari Aurelia sebelumnya, dia juga tidak melihat Mia. Ketika teringat telepon dari rumah duka, entah kenapa hatinya mulai tidak tenang. Dia jelas-jelas tahu ini adalah taktik Aurelia, tetapi dia tetap merasa agak cemas.“Jack, jangan cemas. Aurelia cuma ngambek sesaat. Dia seharusnya nggak akan sakiti Mia. Tapi, dia bisa titip Mia ke mana? Memangnya dia masih punya kerabat lain?” hibur Raisa. Dia melangkah maju dan menepuk-nepuk dada Jackson dengan lembut.Kerabat? Jackson segera teringat Hartono dan cek yang sudah dibatalkannya itu. Hartono adalah seorang penjudi. Demi uang, dia dapat melakukan apa pun. Jika Mia benar-benar ada di tangannya, itu akan sangat berbahaya.“Kita pergi ke bandara sekarang juga.”Jackson mendorong Raisa, lalu berjalan ke luar dengan langkah cepat. Bagaimanapun juga, Mia bermarga Gunawan dan juga adalah putrinya. Dia tidak akan membiarkan si
Sekarang, Aurelia hanya merasa muak setiap melihat pria di hadapannya itu. Dengan menatapnya lebih lama, itu merupakan bentuk tidak hormat terhadap Mia. Ketika pria itu terdiam, Aurelia langsung membuka pintu rumah dan berjalan masuk. Untuk menunjukkan kekesalan dalam hatinya, dia sengaja menutup pintu dengan kuat. Setelah membanting pintu dan berbalik, dia langsung melihat foto berwarna hitam putih yang terletak di atas meja.Dalam foto tersebut, mata Mia terlihat melengkung dan senyumannya sangatlah cerah. Ini adalah foto yang diambil pada hari anak nasional. Hari itu, dia menampilkan sebuah acara di sekolah dan mendapat peringkat yang sangat baik. Jadi, dia sangat gembira dan tersenyum cerah.Waktu itu, Aurelia sengaja memilih foto ini. Dia ingin putrinya selalu segembira dan sebahagia ini.“Mia.”Aurelia jatuh terduduk dan bersandar pada daun pintu. Kedua tangannya menutupi mulutnya dengan erat dan air matanya mulai mengalir lagi.“Aurelia, aku nggak peduli permainan apa lagi yang
Tidak ada lagi hal yang diinginkan atau dibutuhkan Aurelia. Semuanya sudah tidak penting lagi.Berhubung menangis terlalu banyak, mata Aurelia terasa sangat sakit. Ketika berjalan keluar dari rumah duka dan merasakan kehangatan cahaya matahari yang menyinari tubuhnya, dia baru sadar bahwa dirinya masih hidup. Dia mendongak untuk menatap matahari. Tak terasa, air mata mengalir lagi dari sudut matanya.“Mia, Mama kangen banget sama kamu. Mia ... Mia-ku.”Aurelia menggenggam erat liontin berisi abu Mia di depan dadanya dan berjongkok sambil menangis hebat. Meskipun sudah berulang kali memberi tahu dirinya sendiri bahwa Mia berharap dia hidup dengan baik, dia masih tetap tidak mampu melakukannya. Dia benar-benar tidak setegar itu.Setelah menangis sampai lemas, Aurelia baru bangkit dari lantai dengan kesusahan. Dia berjalan menuju rumah lamanya bagaikan mayat hidup. Rumah itu adalah satu-satunya barang yang ditinggalkan orang tuanya kepadanya sebelum meninggal.Itu adalah sebuah rumah tua
Aurelia lagi-lagi bangun dengan bantal dibasahi air mata. Matanya juga terlihat merah dan bengkak. Setelah turun dari tempat tidur, dia baru mengaktifkan ponselnya. Dalam beberapa hari terakhir, ponselnya berada dalam keadaan tidak aktif. Dia terlalu sedih dan tidak ingin peduli pada masalah apa pun.Begitu mengaktifkan ponsel, Aurelia langsung mendengar notifikasi pesan masuk. Itu ternyata adalah pesan dari pihak rumah duka yang mendesaknya untuk pergi menangani seluruh prosedur kematian Mia. Saat ini, dia baru teringat bahwa meskipun dia sudah mengubur abu Mia, masih ada banyak prosedur lain yang belum ditanganinya.“Bagus juga. Setelah tangani semua prosedur itu, aku sudah bisa tinggalkan tempat ini. Mia, Mama benar-benar kangen sama kamu.”Aurelia menyentuh liontin di depan dadanya sambil meneteskan air mata. Dia pernah berusaha sekuat tenaga untuk tidak merasa terlalu sedih. Sebab, Mia masih sangat mengkhawatirkannya sebelum meninggal dan takut dia merasa sedih.Namun, usaha Aurel
“Jack, sebaiknya kamu temui Aurelia deh. Jangan sampai benar-benar terjadi sesuatu.”Raisa menghela napas, lalu menarik lengan baju Jackson dan menunjukkan tampang menahan kesedihan. Jackson paling tidak bisa melihat tampang Raisa yang seperti ini. Setelah mendengar ucapannya, Jackson pun merasa makin marah.“Kalau aku pergi mencarinya, aku justru akan masuk jebakannya. Aku justru mau tahu gimana dia bisa lanjut bersandiwara kalau aku nggak kepancing!” dengus Jackson dengan dingin. Kemudian, dia langsung memeluk Raisa.“Andaikan dia bisa sepengertian kamu.”Begitu mendengar ucapan itu, Raisa sontak merasa gembira. Namun, dia menyembunyikannya dan bersandar di dada Jackson sambil berkata dengan hati-hati, “Kamu juga jangan marah lagi. Aurelia juga cuma terlalu peduli sama status sebagai istrimu. Kamu harus memahaminya.”Kemudian, Raisa lanjut berkata dengan mata yang diselimuti selapis kabut, “Hanya saja, sekarang kalian sudah cerai. Dia ... mau ribut sampai kapan lagi?”Kata “cerai” it