Suasana di rumah sakit menjadi kacau karena Mia. Namun, benak Aurelia sudah kosong. Dia hanya bisa mendengar suara langkah kaki dan seruan orang, tetapi tidak dapat melihat apa-apa.“Bu Aurelia? Kamu baik-baik saja?” Dokter melambaikan tangannya di depan Aurelia. Setelahnya, Aurelia baru tersadar kembali. Dia menatap dokter itu dan seluruh akal sehatnya seperti sudah kembali dalam seketika. “Gimana keadaan putriku?”“Keadaannya berhasil distabilkan untuk sementara, tapi kondisinya sudah memburuk. Keadaannya sekarang sangat serius. Dia harus diawasi di ICU. Setelah tanda-tanda vitalnya stabil, kita baru lihat dia bisa dioperasi atau nggak. Bu Aurelia, dengan keadaan anak ini sekarang, meskipun dioperasi ....”Dokter tidak mengatakan jelas lanjutannya. Namun, Aurelia tahu bahwa operasi ini tidak ada artinya dan hanya akan menyiksa Mia. Hanya saja, Aurelia tidak rela putrinya meninggalkannya dengan begitu saja. Dia tidak bisa menerima akhir seperti ini. Meskipun hanya ada secuil harapan
“Mia!” seru Aurelia. Dalam sekejap, air matanya langsung menetes. Dadanya terasa sangat sesak hingga dia kesulitan bernapas.Aurelia tahu bahwa Mia telah pergi dan pulang ke langit. Setelah datang dan melihat dunia ini, Mia tidak menyukai dunia ini, juga merasa sangat kecewa pada mereka. Jadi, dia ingin pulang dan tidak akan kembali lagi.“Mia, maaf. Maaf!”Aurelia memeluk anaknya dan berbicara dengan suara gemetar. Dia memegang wajah mungil anaknya yang sudah tidak bernyawa itu dengan tangan gemetar, lalu tidak berhenti mengecupnya.Aurelia mulai menyalahkan diri. Ini semua salahnya. Dia yang bersikeras ingin bersama dengan Jackson. Dia sama sekali tidak layak untuk menjadi ibunya Mia. Mia-nya tidak akan kembali lagi.Beberapa saat kemudian, Aurelia pun menenangkan diri dan membersihkan tubuh Mia secara pribadi. Kemudian, dia mengganti pakaian Mia dengan gaun kembang berwarna merah muda yang paling disukai Mia. Aurelia ingin putrinya meninggalkan dunia ini dengan penampilan yang cant
“Sasa, kamu kenapa? Kamu lagi ada di mana?”“Jackson, beraninya kamu menindas keponakanku! Aku nggak akan ampuni kamu! Bukannya kamu sangat mencintai wanita ini? Yang akan kamu temui nanti cuma tinggal jasadnya!” seru Hartono dengan galak dari ujung telepon.“Jangan bertindak macam-macam kamu!”Suara Jackson terdengar gemetar. Sangat jelas bahwa dia sangat ketakutan. Dia yang biasanya selalu bersikap dingin dan arogan hanya bisa merasa takut dan panik dalam hal menyangkut Raisa.“Kalau nggak mau dia mati, cepat datang kemari!”Setelah melontarkan ancaman itu, Hartono langsung memutuskan sambungan telepon. Kemudian, dia baru mengirim pesan berisi sebuah alamat kepada Jackson.Hartono menatap Raisa dengan garang. “Semua ini terjadi gara-gara kamu! Dasar wanita jalang! Kamu itu cuma orang ketiga yang merusak keluarga orang!”“Bukan! Nggak! Aku yang duluan bersama Jack.” Raisa menggeleng dengan kuat. Dia tidak bersedia mengakui bahwa dirinya adalah orang ketiga.Namun, Hartono bukanlah Jac
Entah kenapa, tawa Aurelia membuat Jackson tidak tenang. Dia merasa seperti ada sesuatu yang sedang perlahan-lahan terlepas dari genggamannya.“Jack, dia sudah bersedia bercerai. Kamu juga cepat tanda tangan saja.”Raisa membaca surat perjanjian cerai itu, lalu berseru kegirangan dan menyadarkan Jackson dari lamunannya.Jackson merasa agak terkejut. Dia awalnya mengira ini hanyalah taktik Aurelia. Tak disangka, Aurelia benar-benar menandatanganinya?Jackson buru-buru mengambil surat perjanjian cerai itu. Dia merasa tanda tangan Aurelia itu sangat menusuk mata. Apa Aurelia benar-benar bersedia untuk menyerah semudah ini?“Jackson, kamu itu benar-benar orang paling kejam di dunia. Transferkan 20 miliar itu padaku secepat mungkin!”Hartono melirik pasangan pezina yang sedang berpelukan itu dan merasa sangat jijik. Setelah mendengus dingin, dia pun berjalan pergi.Ini jelas-jelas merupakan akhir yang dinantikan Jackson. Namun, kenapa dia malah merasa agak hampa dan juga agak marah?“Bagusl
Rumah duka? Setelah mendengar dua patah kata itu, Jackson langsung memutuskan sambungan telepon tanpa berpikir panjang. Apa semua penipu zaman sekarang begitu bernyali sampai berani menyamar menjadi orang dari rumah duka? Mereka benar-benar keterlaluan! Mia-nya baik-baik saja dan tidak butuh jasa rumah duka!Tidak lama kemudian, ponsel Jackson berdering lagi.“Halo? Ini orang tua Mia Gunawan, ‘kan? Kami dari rumah duka. Harap kalian bisa datang secepatnya untuk mengurus surat kematian dan proses kremasi anak kalian.”Orang di ujung telepon juga tidak mengatakan hal lainnya dan langsung memutuskan sambungan telepon tepat sebelum Jackson murka. Kata-kata itu bagaikan sedang menguji kesabaran terakhir Jackson. Dia benar-benar sudah habis kesabaran! Aurelia benar-benar gila! Demi menggodanya, Aurelia bisa melakukan apa saja dan bahkan mengatakan bahwa putrinya sudah meninggal. Mana ada ibu seperti ini di dunia?“Jack.”Tepat pada saat ini, terdengar suara familier seseorang. Jackson pun m
“Jack, sebaiknya kamu temui Aurelia deh. Jangan sampai benar-benar terjadi sesuatu.”Raisa menghela napas, lalu menarik lengan baju Jackson dan menunjukkan tampang menahan kesedihan. Jackson paling tidak bisa melihat tampang Raisa yang seperti ini. Setelah mendengar ucapannya, Jackson pun merasa makin marah.“Kalau aku pergi mencarinya, aku justru akan masuk jebakannya. Aku justru mau tahu gimana dia bisa lanjut bersandiwara kalau aku nggak kepancing!” dengus Jackson dengan dingin. Kemudian, dia langsung memeluk Raisa.“Andaikan dia bisa sepengertian kamu.”Begitu mendengar ucapan itu, Raisa sontak merasa gembira. Namun, dia menyembunyikannya dan bersandar di dada Jackson sambil berkata dengan hati-hati, “Kamu juga jangan marah lagi. Aurelia juga cuma terlalu peduli sama status sebagai istrimu. Kamu harus memahaminya.”Kemudian, Raisa lanjut berkata dengan mata yang diselimuti selapis kabut, “Hanya saja, sekarang kalian sudah cerai. Dia ... mau ribut sampai kapan lagi?”Kata “cerai” it
Aurelia lagi-lagi bangun dengan bantal dibasahi air mata. Matanya juga terlihat merah dan bengkak. Setelah turun dari tempat tidur, dia baru mengaktifkan ponselnya. Dalam beberapa hari terakhir, ponselnya berada dalam keadaan tidak aktif. Dia terlalu sedih dan tidak ingin peduli pada masalah apa pun.Begitu mengaktifkan ponsel, Aurelia langsung mendengar notifikasi pesan masuk. Itu ternyata adalah pesan dari pihak rumah duka yang mendesaknya untuk pergi menangani seluruh prosedur kematian Mia. Saat ini, dia baru teringat bahwa meskipun dia sudah mengubur abu Mia, masih ada banyak prosedur lain yang belum ditanganinya.“Bagus juga. Setelah tangani semua prosedur itu, aku sudah bisa tinggalkan tempat ini. Mia, Mama benar-benar kangen sama kamu.”Aurelia menyentuh liontin di depan dadanya sambil meneteskan air mata. Dia pernah berusaha sekuat tenaga untuk tidak merasa terlalu sedih. Sebab, Mia masih sangat mengkhawatirkannya sebelum meninggal dan takut dia merasa sedih.Namun, usaha Aurel
Tidak ada lagi hal yang diinginkan atau dibutuhkan Aurelia. Semuanya sudah tidak penting lagi.Berhubung menangis terlalu banyak, mata Aurelia terasa sangat sakit. Ketika berjalan keluar dari rumah duka dan merasakan kehangatan cahaya matahari yang menyinari tubuhnya, dia baru sadar bahwa dirinya masih hidup. Dia mendongak untuk menatap matahari. Tak terasa, air mata mengalir lagi dari sudut matanya.“Mia, Mama kangen banget sama kamu. Mia ... Mia-ku.”Aurelia menggenggam erat liontin berisi abu Mia di depan dadanya dan berjongkok sambil menangis hebat. Meskipun sudah berulang kali memberi tahu dirinya sendiri bahwa Mia berharap dia hidup dengan baik, dia masih tetap tidak mampu melakukannya. Dia benar-benar tidak setegar itu.Setelah menangis sampai lemas, Aurelia baru bangkit dari lantai dengan kesusahan. Dia berjalan menuju rumah lamanya bagaikan mayat hidup. Rumah itu adalah satu-satunya barang yang ditinggalkan orang tuanya kepadanya sebelum meninggal.Itu adalah sebuah rumah tua
Sekarang, Aurelia sudah sepenuhnya berubah, tetapi Jackson malah merasa dadanya terasa nyeri.“Aurelia, jangan ngomong begitu. Hubunganku dengan Jack bukan seperti itu.” Raisa langsung berlinang air mata, lalu bersembunyi di belakang Jackson secara refleks. “Hu ... hubungan kami nggak kotor.”“Aku dan Raisa pada dasarnya memang saling mencintai. Kamu yang bersikeras mau lahirkan anak itu untuk mengancamku. Sekarang, kamu bukan cuma nggak layak jadi istriku, tapi juga nggak layak jadi seorang ibu. Di mana Mia sebenarnya? Serahkan dia padaku. Jangan sampai aku mengamuk.”Jackson mengadang di hadapan Raisa dengan tampang dingin, seolah-olah takut Raisa terluka. Gerakan refleks seperti ini tidak akan bisa membohongi orang, malah justru dapat menunjukkan semuanya dengan jelas.Oleh karena itu, Aurelia paham bahwa orang yang benar-benar dicintai Jackson adalah Raisa. Dia juga tahu bahwa Jackson sama sekali tidak mencintainya. Berhubung Jackson tidak mencintainya, Mia juga ikut menjadi korban
Aurelia sudah menghabiskan energinya untuk meronta sebelumnya. Jadi, meskipun merasa sangat tidak puas, dia sama sekali tidak dapat meronta lagi. Dia hanya bisa membiarkan Rizky mengangkatnya dari lantai, lalu membawanya masuk ke mobil.Selama seluruh proses ini, Aurelia sama sekali tidak meronta ataupun melawan. Dia hanya memeluk foto Mia yang berkerut itu dengan erat. Mia adalah anak yang kasihan. Dalam waktunya yang singkat di dunia, dia sama sekali tidak pernah mendapatkan kasih sayang ayah, juga tidak pernah digendong sekali pun oleh ayahnya. Sekarang, dia telah meninggal, tetapi masih harus dihina oleh orang-orang itu. Siapa sebenarnya yang tidak layak disebut manusia!Di rumah sakit.“Jack, aku benar-benar baik-baik saja. Ini cuma luka gores kecil kok. Sebaiknya kamu pulang secepat mungkin. Aku rasa keadaan Aurelia kurang stabil. Aku agak mengkhawatirkan Mia. Kesalahan orang dewasa nggak seharusnya melibatkan anak. Mia itu juga anakmu.”Raisa menghela napas, lalu menunduk dan
Bagaimanapun juga, Jackson tidak akan membiarkan putrinya lanjut hidup bersama wanita seperti ini!“Mia sudah meninggal! Dia sudah meninggal! Waktu kamu bermesraan dengan wanita ini dan tampilkan pertunjukan kembang api heboh itu untuknya, Mia kita, putri kandungmu itu meninggal karena nggak punya uang untuk operasi! Dia sudah meninggal!”Aurelia meronta dengan sekuat tenaga. Air matanya tidak berhenti mengalir dari sudut matanya. Kata-katanya itu penuh dengan tuduhan. Ini adalah keputusasaan, amarah, dan ketidakberdayaan seorang ibu.Aurelia mengempaskan tangan Jackson dengan sekuat tenaga, lalu langsung berjongkok dan memungut foto di lantai. Serpihan kaca yang tajam menusuk telapak tangannya hingga berdarah. Namun, dia sama sekali tidak peduli.Setelah mengelap darah di tangannya dengan asal, Aurelia tidak berhenti menyeka debu dari foto yang berkerut itu.“Kamu ....”Hati Jackson langsung tenggelam. Dia bahkan merasa seperti ada sesuatu dalam dirinya yang hancur.“Aurelia, aku tahu
“Jack, nga ... ngapain kamu?” Raisa berlari kecil ke arah Jackson, lalu langsung menarik tangannya dan memandangnya dengan tatapan menyalahkan. “Biar gimana pun, Aurelia itu cuma seorang perempuan. Kenapa kamu bersikap begini?”Setelah itu, Raisa berbalik dan membungkuk untuk memapah Aurelia. Sebelum meninggal, Mia hanya ingin ditemani ayahnya beberapa hari. Namun, wanita ini malah menyita semua waktu Jackson. Bahkan di malam Mia masuk rumah sakit, dia juga menyeret Jackson menemaninya melewati hari jadi mereka.Jadi, begitu melihat wanita ini, Aurelia akan teringat kesedihan dan ketidakadilan yang diterima Mia. Dia juga akan teringat di malam kematian Mia, Jackson menghabiskan 1,2 miliar untuk menampilkan pertunjukan kembang api hanya untuk Raisa seorang.“Jangan sentuh pakai tangan kotormu!”Aurelia menepis tangan Raisa dengan sekuat tenaganya, lalu berdiri. Dia menatap Raisa dengan dingin, bagaikan memandang sampah.Dulu, Aurelia tidak pernah menyalahkan Raisa. Dia selalu mengira b
“Apa katamu?”Ekspresi Jackson langsung menjadi suram. Sudah beberapa hari dia tidak bertemu dengan Mia. Ketika pergi mencari Aurelia sebelumnya, dia juga tidak melihat Mia. Ketika teringat telepon dari rumah duka, entah kenapa hatinya mulai tidak tenang. Dia jelas-jelas tahu ini adalah taktik Aurelia, tetapi dia tetap merasa agak cemas.“Jack, jangan cemas. Aurelia cuma ngambek sesaat. Dia seharusnya nggak akan sakiti Mia. Tapi, dia bisa titip Mia ke mana? Memangnya dia masih punya kerabat lain?” hibur Raisa. Dia melangkah maju dan menepuk-nepuk dada Jackson dengan lembut.Kerabat? Jackson segera teringat Hartono dan cek yang sudah dibatalkannya itu. Hartono adalah seorang penjudi. Demi uang, dia dapat melakukan apa pun. Jika Mia benar-benar ada di tangannya, itu akan sangat berbahaya.“Kita pergi ke bandara sekarang juga.”Jackson mendorong Raisa, lalu berjalan ke luar dengan langkah cepat. Bagaimanapun juga, Mia bermarga Gunawan dan juga adalah putrinya. Dia tidak akan membiarkan si
Sekarang, Aurelia hanya merasa muak setiap melihat pria di hadapannya itu. Dengan menatapnya lebih lama, itu merupakan bentuk tidak hormat terhadap Mia. Ketika pria itu terdiam, Aurelia langsung membuka pintu rumah dan berjalan masuk. Untuk menunjukkan kekesalan dalam hatinya, dia sengaja menutup pintu dengan kuat. Setelah membanting pintu dan berbalik, dia langsung melihat foto berwarna hitam putih yang terletak di atas meja.Dalam foto tersebut, mata Mia terlihat melengkung dan senyumannya sangatlah cerah. Ini adalah foto yang diambil pada hari anak nasional. Hari itu, dia menampilkan sebuah acara di sekolah dan mendapat peringkat yang sangat baik. Jadi, dia sangat gembira dan tersenyum cerah.Waktu itu, Aurelia sengaja memilih foto ini. Dia ingin putrinya selalu segembira dan sebahagia ini.“Mia.”Aurelia jatuh terduduk dan bersandar pada daun pintu. Kedua tangannya menutupi mulutnya dengan erat dan air matanya mulai mengalir lagi.“Aurelia, aku nggak peduli permainan apa lagi yang
Tidak ada lagi hal yang diinginkan atau dibutuhkan Aurelia. Semuanya sudah tidak penting lagi.Berhubung menangis terlalu banyak, mata Aurelia terasa sangat sakit. Ketika berjalan keluar dari rumah duka dan merasakan kehangatan cahaya matahari yang menyinari tubuhnya, dia baru sadar bahwa dirinya masih hidup. Dia mendongak untuk menatap matahari. Tak terasa, air mata mengalir lagi dari sudut matanya.“Mia, Mama kangen banget sama kamu. Mia ... Mia-ku.”Aurelia menggenggam erat liontin berisi abu Mia di depan dadanya dan berjongkok sambil menangis hebat. Meskipun sudah berulang kali memberi tahu dirinya sendiri bahwa Mia berharap dia hidup dengan baik, dia masih tetap tidak mampu melakukannya. Dia benar-benar tidak setegar itu.Setelah menangis sampai lemas, Aurelia baru bangkit dari lantai dengan kesusahan. Dia berjalan menuju rumah lamanya bagaikan mayat hidup. Rumah itu adalah satu-satunya barang yang ditinggalkan orang tuanya kepadanya sebelum meninggal.Itu adalah sebuah rumah tua
Aurelia lagi-lagi bangun dengan bantal dibasahi air mata. Matanya juga terlihat merah dan bengkak. Setelah turun dari tempat tidur, dia baru mengaktifkan ponselnya. Dalam beberapa hari terakhir, ponselnya berada dalam keadaan tidak aktif. Dia terlalu sedih dan tidak ingin peduli pada masalah apa pun.Begitu mengaktifkan ponsel, Aurelia langsung mendengar notifikasi pesan masuk. Itu ternyata adalah pesan dari pihak rumah duka yang mendesaknya untuk pergi menangani seluruh prosedur kematian Mia. Saat ini, dia baru teringat bahwa meskipun dia sudah mengubur abu Mia, masih ada banyak prosedur lain yang belum ditanganinya.“Bagus juga. Setelah tangani semua prosedur itu, aku sudah bisa tinggalkan tempat ini. Mia, Mama benar-benar kangen sama kamu.”Aurelia menyentuh liontin di depan dadanya sambil meneteskan air mata. Dia pernah berusaha sekuat tenaga untuk tidak merasa terlalu sedih. Sebab, Mia masih sangat mengkhawatirkannya sebelum meninggal dan takut dia merasa sedih.Namun, usaha Aurel
“Jack, sebaiknya kamu temui Aurelia deh. Jangan sampai benar-benar terjadi sesuatu.”Raisa menghela napas, lalu menarik lengan baju Jackson dan menunjukkan tampang menahan kesedihan. Jackson paling tidak bisa melihat tampang Raisa yang seperti ini. Setelah mendengar ucapannya, Jackson pun merasa makin marah.“Kalau aku pergi mencarinya, aku justru akan masuk jebakannya. Aku justru mau tahu gimana dia bisa lanjut bersandiwara kalau aku nggak kepancing!” dengus Jackson dengan dingin. Kemudian, dia langsung memeluk Raisa.“Andaikan dia bisa sepengertian kamu.”Begitu mendengar ucapan itu, Raisa sontak merasa gembira. Namun, dia menyembunyikannya dan bersandar di dada Jackson sambil berkata dengan hati-hati, “Kamu juga jangan marah lagi. Aurelia juga cuma terlalu peduli sama status sebagai istrimu. Kamu harus memahaminya.”Kemudian, Raisa lanjut berkata dengan mata yang diselimuti selapis kabut, “Hanya saja, sekarang kalian sudah cerai. Dia ... mau ribut sampai kapan lagi?”Kata “cerai” it