Share

96. Ayah untuk Kia

Bahagia itu, selalu datang dengan caranya sendiri. Aku bukan bicara tentang lamaran yang telah Mas Fatih lakukan padaku. Tapi, aku bicara tentang rasa bahagia yang entah sejak kapan telah hilang bersama luka lama. Meski sayatan itu perlahan mengering, tetap saja bekasnya tak mudah untuk hilang.

Jika bukan karena Kia. Mungkin, akan lebih lama lagi bagiku untuk bisa sembuh dari percaya pada seorang laki-laki.

"Jadi, nanti kalau Ummi menikah, Kia punya Ayah?" tanya putri kecilku suatu hari. Aku mengangguk pelan. "Kalau begitu, Kia pingin Ummi menikah. Biar Kia punya Ayah," tambahnya.

***

Sehari pasca lamaran itu. Aku tetap menjalankan kegiatanku. Berjualan di kedai rumah makan bersama Bude Ningsih. Hari pernikahan telah ditetapkan. Dua minggu dari sekarang. Mungkin, jika aku belum pernah menikah sebelumnya. Hari-hari menjelang pernikahan saat ini, tentulah menjadi hari yang paling mendebarkan. Atau bahkan, ingin untuk disegerak
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Rafael Rafif Rabbani
kok blm up thor?smga sehat selalu ya biar bsa up lgi
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status