Share

101. Surat Dari Lastri (2)

Hingga pukul empat sore. Tamu yang datang masih lumayan banyak. Aku bersama Bu Nyai juga beberapa saudarinya yang lain. Ada Ummi Shafa dan Aira. Juga Mbak Hana, istri Mas Fadhil.

Mbak Hana. Selisih dua tahun denganku. Ia seumuran dengan Mas Fadhil, cantik dan berkulit putih. Kata Ummi Shafa, ia masih ada hubungan kerabat keluarga jauh. Jodoh itu memang unik. Ia bisa datang dari mana saja. Salah satunya bisa berasal dari kalangan kerabat keluarga sendiri.

Kulihat Bu Nyai dan Ummi Shafa sedang berbincang panjang. Perempuan yang telah menjadi mertuaju itu menyuruh untuk memanggil beliau dengan sebutan Ummi, tapi berhubung aku belum terbiasa jadi tak enak sendiri mengucapkannya.

"Nduk, kamu sudah makan belum?" tanya Bu Nyai.

Aku menggeleng pelan. "Nanti saja, Bu, eh, Ummi."

"Nggak lapar apa?"

Aku menggeleng. Bagaimana bisa lapar kalau sedang bahagia seperti ini. Aku bahkan lupa kapan terakhir aku memasukkan makanan ke dalam mulu
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status