Share

103. Malam Pengantin

Hampir jam sepuluh malam dan aku baru tiba di rumah Abah Yai. Hatiku masih berbunga-bunga, merasakan begitu banyak bahagia yang datang bertumpuk-tumpuk. Tentu saja karena Mas Fatih dengan sifat romantisnya yang cukup tinggi.

Terjawab sudah rasa penasaranku. Kenapa Mas Fatih membawaku malam-malam begini. Ia bilang karena waktunya mepet. Besok kami kembali sibuk menerima tamu undangan yang datang. Ditambah sorenya, aku dan suamiku itu akan melakukan perjalanan jauh. Menuju Kota Bandung. Katanya ada kejutan yang sudah Mas Fatih siapkan di sana. Mendengar kata kejutan saja, hatiku sangat bahagia.

"Dek," panggil Mas Fatih. Ketika beberapa langkah lagi kami memasuki kamar.

"Nggih, Mas?"

"Salat dulu, yuk!" ajaknya.

Aku mengangguk sambil tersenyum padanya.

***

Aku menyiapkan tempat salat. Di dalam kamar kami, dekat dengan tempat peraduan.

Kamar Mas Fatih memiliki kamar mandi di dalam, juga sebuah ruangan kecil ya
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status