Share

109. Gadis Itu Bernama Maryam

Kurasakan tebalnya selimut yang hangat membungkus rapat tubuh. Jemariku bergerak perlahan mengurai dekapan Mas Fatih. Lalu menyingkap selimut dan menuruni ranjang. Ingin ke kamar mandi.

Kulirik jam di dinding kamar hotel. Hampir subuh rupanya. Kualihkan pandang ke arah Mas Fatih. Ia masih tertidur pulas. Sudah tak sempat untuk qiyamul lail. Nanti sajalah kubangunkan usai dari kamar mandi. Tak tega.

Aku menggelengkan kepala sendiri. Teringat kejadian semalam. Umm ... manis sekali.

***

Kupandangi wajah Mas Fatih yang sedang terpejam. Tangan kananku bergerak perlahan. Menyentuh puncak kepalanya. Kusisir hati-hati dengan jariku. Mas Fatih menggeliat. Ia mengerjapkan kedua matanya pelan.

"Assalamualaikum, Mas," bisikku lirih.

Mas Fatih tersenyum. Ia menahan gerakan tanganku yang sedang membelai rambut kepalanya. Lalu membimbing ke arah pipi. Meletakkan telapak tanganku di sana.

"Wa alaikumussalam warahmatullah wabaraka
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status