Ashley Martin sudah menjadi penghangat ranjang Carlos Montero selama tiga tahun dan hari ini adalah hari terakhir pekerjaannya. Carl akan segera bertunangan jadi Ashley dibebastugaskan. Setelah pergulatan panas di malam yang panjang, Ashley yang kecewa dengan sikap dingin Carlos, diam-diam pergi dan memutuskan hubungan dengan bersih. Wanita itu berencana menata hidup baru dan mencari pekerjaan normal. Menjauh dari Carlos selamanya. Ashley akhirnya diterima sebagai seorang pelayan di rumah keluarga kaya raya, bertugas melayani seorang tuan muda. Sayangnya, di hari pertama Ashley bekerja, Carlos Montero tiba-tiba muncul, mendesak badannya ke dinding dan berkata dingin. "Kenapa kamu muncul lagi di hadapanku? Sebegitu inginnya kah kamu menarik perhatianku?"
Lihat lebih banyak"Betapa mudahnya dia berpaling!"Carlos mengatakan itu dengan geram. Dia pikir Ashley hanya bermain-main saat mengatakan tak ingin memiliki hubungan apapun dengan dirinya, tapi ternyata sungguh mengejutkan, Ashley malah dekat dengan Clython, adiknya, hanya dalam tempo waktu yang cukup singkat.Carlos benar-benar terbakar cemburu. "Tidak bisa, aku tidak bisa menyerahkan Ashley pada siapapun. Bahkan itu adikku sendiri," gumam Carlos dengan tatapan membara. Jadi, didorong oleh keinginan kuat akan takutnya rasa kehilangan, Carlos mengintai Ashley yang sedang bicara dengan Clython, begitu terlihat mereka berpisah, Carlos langsung menangkap Ashley dan menyeretnya masuk ke kamar. "C-Carl?!"Ashley berteriak terkejut, tapi dengan sigap Carlos menutup mulut gadis itu dengan tangan dan menutup pintu."Ashley, beraninya berselingkuh di depanku!"Carlos tak sanggup menahan kemarahannya lagi begitu mereka berada di kamar. Setiap kali dia mengingat Ashley tengah berbicara dengan Clython, darah
Carlos merasa dirinya telah berubah sedikit demi sedikit, berusaha untuk menarik perhatian Ashley tanpa lagi membuatnya merasa tidak nyaman. Namun, seiring berjalannya waktu, ia mulai memperhatikan bahwa ada sosok lain yang tampaknya tertarik pada Ashley — adiknya sendiri, Clython.Suatu malam, saat suasana rumah tenang dan hanya ada desiran angin lembut yang melewati taman, Clython berkesempatan untuk berbicara dengan Ashley. Ia menemuinya di halaman belakang, di mana Ashley tengah menata bunga di dekat air mancur. Dengan senyum khasnya yang lembut, Clython mendekati Ashley, membawa energi yang hangat dan ceria."Ashley, kamu selalu sibuk dengan pekerjaan di sini. Tidak ada waktu untuk diri sendiri ya?" ujarnya sambil tersenyum.Ashley menatapnya sejenak dan membalas senyum itu. "Ya, mungkin memang begitu. Tapi aku menikmatinya, kok. Lagipula, bekerja di sini adalah cara untuk membantu keluargaku."Clython mendekat, tatapannya hangat namun serius. "Kamu bekerja keras untuk orang lain
Carlos adalah pria muda yang hidup serba kecukupan di sebuah rumah megah yang dikelilingi taman hijau luas dan dinding berlapis marmer. Di tengah semua kemewahan itu, hidupnya sebenarnya tak seindah tampak luar. Baru-baru ini, hatinya remuk setelah ditolak oleh Ashley, rasanya harga dirinya hancur. "Bagaimana caranya."Carlos masih merasa tidak puas meski sudah menyulitkan Ashley beberapa kali. Dia berpikir jika baru akan merasa puas jika Ashley bersujud dan meminta maaf padanya. Sementara itu, Ashley merasa gelisah tiap kali berangkat bekerja ke rumah besar itu, itu karena Carlos yang seperti siap membuat dirinya kesusahan di mana pun Ashley berada. "Aku benar-benar tidak ingin membuat hubungan menjadi sulit, kenapa Carlos seperti ini?"Ia merasa jika keputusannya menolak ciuman Carlos tak hanya melukai hati pria itu, tapi juga membuat suasana rumah menjadi jauh lebih canggung.Awalnya, Carlos hanya merasa kecewa, tapi seiring waktu, sakit hatinya tumbuh menjadi perasaan marah da
Ashley hendak keluar begitu tugasnya membantu Carlos selesai, tapi tangan kekar Carlos menahannya, mereka berhadap-hadapan dalam diam.Tegas, Carlos menatap kedua mata Ashley dengan tatapan berkabut. Tatapan Carlos begitu melenakan, hingga tanpa Ashley sadari, Carlos sudah memiringkan wajahnya dan meraih bibir Ashley ke dalam ciuman yang dalam dan menuntut.Tak butuh waktu lama untuk Ashley membalas ciuman Carlos yang penuh gairah itu. Saat ciuman mereka semakin dalam dan panas, Carlos mulai berani menelusupkan sebelah tangannya ke dalam kemaja putih Ashley yang sedikit ketat.Gadis itu mendesah pelan saat Carlos meremas lembut gumpalan di dadanya. Setelah itu, tangan Carlos tiba-tiba sudah melepas tiga kancing teratas seragam pelayan yang menempel di tubuh Ashley, membuatnya terkesiap.Namun sebelum gadis itu melayangkan protes padanya, Carlos kembali memagut bibir Ashley yang kemerahan dan sensual. Bibir yang selalu dikaguminya."Carl ...." desah Ashley hendak menghentikan tanga
"T-Tuan, ini tidak benar."Ashley yang menemukan kembali kesadaran dirinya, menolak dengan enggan. "Kenapa? Bagian mana yang tidak benar? Apakah sekarang kamu sudah menjadi milik orang lain?" tanya Carlos dengan ekspresi gelap di wajahnya. Dia benar-benar tak menyangka akan ditolak gadis yang begitu ia cintai ini. Mata Ashley bergerak ke sana kemari dengan gugup sebelum menjawab dengan suara gemetar. "T-tidak, bukan seperti itu. Tapi, tapi Anda akan bertunang—""Ash, cukup."Carlos memotong tajam. "Aku tidak ingin mendengar hal menjijikkan itu lagi," tutupnya dengan tegas, sehingga membuat mata Ashley terbuka lebar. "Apa maksud Anda? Anda benar-benar akan bertunangan dan...!"Carlos yang tak tahan mendengar Ashley terus menyebutkan pertunangannya yang memuakkan, mengulurkan tangannya dan menutup mulut gadis cantik di depannya itu. "Kubilang, cukup."Tajam, Carlos menatap mata Ashley. Gadis itu tampak terkejut dengan tindakan Carlos sehingga hanya melebarkan kedua matanya denga
"Salah paham tentang apa?"Kata-kata Carlos berubah dingin, meski begitu, dia tetap tak memperlambat langkahnya. Begitu Carlos berdiri di depan Ashley, pria itu dengan sigap meraih pinggang gadis di depannya dan memeluknya dengan erat, sementara tangannya yang lain mengunci pintu kamar. "Pintunya sekarang sudah terkunci, apakah kamu merasa tenang?"Carlos berbisik di sebelah telinga Ashley, napas hangatnya membuat tubuh Ashley merinding. Berada di pelukan Carlos seperti ini, dalam suasana kamar yang intim, Ashley tiba-tiba teringat masa lalu. Ashley mendongak dan mereka saling bertatapan. Keduanya kini sadar bahwa mereka tak butuh kata-kata.Begitu pintu tertutup, Carlos menarik Ashley ke dalam pelukannya, merasakan kehadirannya yang nyata setelah sekian lama hanya bisa dibayangkan. Detik berikutnya, bibir mereka sudah bertemu dalam ciuman yang penuh gairah.Ciuman itu bukan sekadar pertemuan dua pasang bibir, tapi luapan dari segala kerinduan yang terpendam selama ini.Carlos
Carlos benar-benar pulang. Namun, saat Ashley hendak mendatangi pria itu untuk membicarakan uang 200 juta yang dia kirim, lonceng kamar Clython berbunyi. Ashley awalnya bimbang, mendatangi Carlos yang tampak masuk ke dalam rumah, ataukah langsung menemui Clython. Seakan mengetahui kebimbangan Ashley, lonceng itu berbunyi sekali lagi, sehingga Ashley segera lari menaiki tangga dan berteriak. "S-saya akan segera ke sana, Tuan muda!"Dia pada akhirnya mengabaikan Carlos, meski pandangan mereka jelas bertemu. Ashley merasa sedikit menyesal saat melihat punggung Carlos yang berjalan menjauh, lalu menghilang dari pandangan. Ashley menarik napas panjang, menegakkan badan dan mengetuk pintu kamar dengan sopan. "Tuan muda, permisi. Apakah Anda memanggil saya?"Pintu terbuka, tampak sosok Clython dengan hoodie menutup sebagian wajahnya, berdiri di depan Ashley. Pria muda tampan yang memiliki postur tinggi itu, seakan sudah menunggu kedatangan Ashley, bertanya dengan tatapan dingin di ba
dCarlos yang sedang duduk di sofa dengan kaki bersilang dan satu tangan memegang gelas berisi cairan pekat, tersenyum arogan dengan dagu terangkat. "Apalagi? Aku adalah majikanmu sekarang."Carlos mengatakan itu dengan senyuman sinis. "Itu, itu tidak mungkin!"Ashley menggeleng tak percaya, sedangkan Carlos, yang kecewa dengan reaksi Ashley, berdiri dan berjalan mendekat ke arah Ashley. "Kenapa tidak mungkin? Segitu jijiknya kamu dengan aku?"Carlos yang kini berdiri di depan Ashley, bertanya dengan tangan terkepal menahan marah. "Mm-maksudnya bukan begitu. Aku mengikat kontrak dengan nyonya Fiona, bukan dirimu.""Apa bedanya? Di perjanjian kontrak tertulis bahwa kamu mengikat kontrak dengan kepala keluarga, dan kepala keluarga Montero adalah aku," jelas Carlos, lantas melemparkan kertas kontrak dari sakunya ke dada Ashley. "Lihatlah ini."Pria itu berkata dengan dingin. Ashley segera memungut kertas yang jatuh ke lantai dan membacanya dengan cepat. "A-Apa?!"Ashley tentu saja
"Aku... aku tidak bohong!"Ashley berteriak, menelengkan kepala ke samping untuk menghindari bibir Carlos yang begitu dekat dengan pipinya. "Tidak bohong? Jangan membuat aku tertawa. Aku sangat tahu bagaimana ketika dirimu berbohong."Carlos mencengkeram pipi Ashley, memaksa gadis itu untuk menatapnya. "Sudut bulu matamu yang cantik ini bergetar, Sayang," ejeknya, dengan ujung jari menyentuh bulu mata lentik milik Ashley. "Ap-apa.... "Ashley kehilangan kata-kata saat mendengar itu. Ashley benar-benar tidak tahu, Carlos memperhatikan dirinya sedetail itu. Bukankah selama ini hubungan mereka tak lebih dari sentuhan kulit saja?! "Kenapa? Kamu kaget aku bisa tahu hal sedetail itu, hm?"Carlos tersenyum sinis, menyusuri tulang pipi Ashley dengan jarinya dan berkata penuh penegasan. "Jangan meremehkan diriku, Ash. Bukankah dulu kamu pernah membohongi aku satu kali?""Carl.... "Wajah gadis itu memucat. Pikiran Ashley melayang di suatu hari saat Carlos baru pulang dari luar negeri. P
"Carl, ini malam terakhir kita." Ashley Martin mengatakan itu dengan nada sendu, menatap Carlos yang berdiri membelakangi dirinya dan sedang melepaskan jas hitam yang ia pakai. "Ya." Carlos yang kini hanya memakai kemeja berbalik, menjawab dengan dingin dan mendatangi Ashley yang sedang berbaring di ranjang menggunakan lingerie mini. Melihat betapa dinginnya respon Carlos, Ashley dengan terbata bertanya. "T-tidak adakah hal istimewa yang kamu inginkan di malam terakhir kita ini, Carl?" Bagaimana pun, ini pertemuan terakhir mereka setelah selama tiga tahun sering bergelut di ranjang yang sama, Ashley merasa sedikit melangkolis malam ini. Carlos, pria tampan nan dingin yang tak memiliki banyak ekspresi itu, naik ke atas tubuh Ashley, seraya menjawab datar. "Malam ini, kita bermain tanpa pengaman." Hanya itu saja yang diucapkan Carlos. Hanya berpusar pada tubuh dan fisik, jelas tak memiliki perasaan tersembunyi apa pun seperti yang diam-diam diharapkan Ashley. Ja
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
Komen