Wanita Pilihan Suamiku

Wanita Pilihan Suamiku

last updateLast Updated : 2024-12-20
By:  Bun sayOngoing
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel18goodnovel
2
1 rating. 1 review
65Chapters
7.9Kviews
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
SCAN CODE TO READ ON APP

Kepercayaanku ternodai dengan perselingkuhan suamiku dengan lawan mainnya dalam sinetron striping yang belakangan ini tengah booming dan dielu-elukan oleh kaum emak-emak di negeri ini. Aku bukan wanita bodoh yang akan diam saja setelah dikhianati, tentunya dia harus menerima konsekuensi atas pilihan yang salah itu. Bukan aku yang akan membalasnya, tapi apa yang dia tabur biar dia semai sendiri resikonya. Biarkan takdir yang bekerja, kita lihat apakah dia masih bisa bertahan dalam kedudukannya yang sedang naik ke daun, atau akan dengan cepat jatuh dengan semua perbuatannya? Baca kisah selengkapnya sekarang juga.

View More

Chapter 1

Bab 1

Waktu hampir menginjak dini hari, namun entah kenapa mataku tidak juga mau terpejam. Pikiranku terus mengarah pada Mas Bian yang tak kunjung pulang.

Pukul sepuluh tadi malam, dia mengabarkan akan segera tiba di rumah. Tapi, hingga empat jam kemudian, pria itu belum juga menampilkan batang hidungnya.

Sebagai seorang istri yang memiliki suami dengan tingkat kepadatan aktivitas tak mengenal waktu, aku memang dituntut untuk mengerti. Tapi jika perkataan tidak sesuai dengan kenyataan, tentu saja aku menjadi gelisah dan kepikiran.

'Sebenarnya kamu di mana, Mas?'

Namaku Marina. Aku dan Mas Bian menikah 5 tahun yang lalu. Kami sudah dikaruniai seorang jagoan kecil bernama Richie. Hidup kami pun terbilang bahagia dengan ekonomi yang perlahan naik.

Suamiku tidak bekerja di kantoran atau pun memiliki usaha. Dia adalah seorang aktor yang namanya tengah dielu-elukan oleh kaum wanita dan kaum ibu-ibu di negeri ini.

Setelah belasan kali membintangi drama TV, akhirnya Mas Bian mendapat kesempatan saat diangkat menjadi pemeran utama dalam sinetron striping yang ternyata belakangan booming dan banyak peminatnya.

Meski ternyata dibalik semua itu, aku harus rela membagi waktunya yang sedikit untuk kami dengan pekerjaannya yang tak mengenal waktu itu.

Rasa kantuk tak juga datang, aku memutuskan untuk menunggunya di sofa ruang tamu. Tak mau ketiduran di kamar, takutnya jika itu pria itu pulang, aku tidak mendengarnya karena sudah terlelap tidur.

Membuang rasa penasaran, 'ku putuskan untuk menghubungi Sony. Dia adalah asisten yang mengatur jadwal dan semua kebutuhan Mas Bian.

"Kami sedang dalam perjalanan pulang. Bentar lagi nyampe ini. Mbak tenang saja, Pak Bian aman bersamaku," paparnya saat kutanya masih di mana mereka.

"Ya udah, hati-hati di jalan, ya, Son."

"Siap, Mbak."

Lega rasanya telah mendengar pesan dari asisten kepercayaan suamiku itu. Dan benar saja, tak lama kemudian deru suara mobil terdengar di halaman.

Gegas aku keluar setelah membenarkan pakaian dan merapikan jilbab. Namun mulutku menganga melihat pria itu yang langsung dibopong oleh dua orang.

Sopir dan asistennya membawa Mas Bian yang terus mengoceh dan membaringkannya di atas tempat tidur.

"Mas Bian kok bisa mabuk sih, Son? Memangnya ada pesta apa, dan kenapa bisa sampai seperti itu?"

Aku memberondong pria yang tengah menyeka keringat di pelipisnya dengan ujung tangan. Sony tampak gelagapan dan tidak berani menatap mataku.

"Maaf Mbak, sebaiknya Mbak tanya langsung kepada Pak Bian nanti. Daripada saya salah memberikan informasi."

Sony langsung pergi sementara sopir kembali ke kamar di bagian belakang untuk istirahat.

Kupandangi pria yang terlelap di atas tempat tidur itu. Mas Bian masih mengoceh. Dan yang membuatku heran sekaligus terkejut adalah nama wanita lain yang dia gumamkan.

"Kamu benar-benar seksi, Sheila. Aku benar-benar terpesona dengan kecantikanmu."

"Kapan kita bisa bersama lagi, Sayang ... Aku penasaran dengan gayamu ...."

"Sheila ... Sheila ....!"

Nama itu terus keluar dari bibirnya. Mas Bian terus menggumamkan nama wanita yang tak lain adalah pemeran utama wanita dalam sinetron yang dibintanginya.

Suaranya melirih. Mas Bian kemudian terlelap dengan seluruh badan bau alkohol.

Rasanya jijik dan marah melihat suamiku memikirkan wanita lain.

Tapi bukankah pria yang tengah mabuk tidak pernah berbohong?

Apa yang keluar dari mulutnya adalah kebenaran yang diucapkannya dalam keadaan tidak sadar.

Aku menggeleng tak percaya, menahan perih dalam hati yang rasanya seperti disayat-sayat sembilu.

Kutinggalkan pria itu dan kuputuskan untuk pergi meninggalkannya. Masuk ke dalam kamar Richie dan terlelap di samping putraku yang berusia hampir 4 tahun.

***

Pagi menjelang. Suara beberapa burung berkicau dari halaman samping rumah. Burung koleksi milik Mas Bian yang belakangan tidak pernah dirawat atau pun diperhatikan oleh tuannya.

Tiba-tiba sebuah tangan yang hangat melingkar di perut. Bau alkohol masih tercium dari bibir suamiku. Tanpa merasa bersalah padaku, dengan polosnya dia tersenyum dan mendaratkan bibirnya di kening.

"Pagi, Sayang. Mas 'gak tau kalau kamu tidur di kamar Richie. Saat Mas mencari kamu, ternyata tempat tidur di samping Mas masih rapi."

"Bersihkan diri dan mandi dulu. Nanti kita bicara," ujarku dingin. Berharap dia mengerti dengan perasaanku yang tidak nyaman.

Tampak alis priaku memicing.

"Oh, oke. Maaf, habisnya aku nggak bisa bangun tidur kalau nggak ada kamu di sampingku."

'Jika benar begitu, lalu kenapa nama wanita lain yang kau sebut semalam?'

Ingin rasanya kata-kata itu 'ku teriakan di depan wajahnya, namun sebisa mungkin aku menahannya dan tidak boleh emosi.

Masih terlalu dini untuk membombardir dirinya dengan berbagai tuduhan. Apalagi bertanya sampai sejauh mana perasaannya terhadap wanita itu, hingga bergumam dan mengaguminya dalam keadaan mabuk berat.

"Miss you, Babe."

Masih dalam posisi memeluk, pria itu bersuara tanpa merasa berdosa sedikitpun.

Jujur saja, ingin rasanya kupukul kepalanya agar dia tahu apa yang diucapkannya semalam benar-benar menyakiti hati dan perasaanku.

Tapi aku harus bersabar. Mungkin saja suamiku sedang khilaf. Siapa tahu itu hanya perasaan sesaat dan akan memudar seiring berjalannya waktu.

"Eh, jagoan Ayah juga udah bangun. Sini, kita mandi bareng, yuk." Pikiran dan khayalanku teralihkan saat Richie tiba-tiba terbangun.

"Ayo, tapi bentar lagi. Aku masih ngantuk," jawab Richie dengan gaya khas anak-anak bangun tidur. Anak itu mengucek-ucek matanya membuang sisa-sisa kantuk.

"Ya udah kalau gitu, ayah becandain ini."

Richie tertawa terbahak-bahak saat priaku mulai menggelitik dan menggendongnya ke kamar mandi, lalu suara gemericik air dan canda tawa terdengar setelahnya.

Pasangan ayah dan anak itu benar-benar mampu membuat amarahku sedikit mereda.

***

Richie sudah tampan dengan pakaian TK yang dikenakannya. Mbak Ani mengantar anak itu ke tempatnya belajar.

Mas Bian sibuk dengan ponsel sejak duduk di meja makan. 'Ku perhatikan pria itu tengah berbalas chat entah dengan siapa.

Ehm!

Aku berdehem pelan, membuat perhatian pria itu mengarah padaku.

"Maaf, Marin. Mas mengabaikan kamu, ya?" ucapnya sambil menjawil hidung. Senyumnya melebar dengan barisan giginya yang putih, membuat siapapun pasti akan terpesona dengan suamiku.

Ah, Sheila, semoga kau tidak terbuai dengan pesona Mas Bian yang sudah memiliki anak istri ini. Wanita cantik berpenampilan seksi itu pantas mendapatkan pria lajang sesuai kriterianya.

"Mas, kenapa semalam kamu mabuk?"

"Eumh, itu …." Mas Bian hendak membuka mulut, namun suara dering ponsel membuatnya berdiri dan menjauh, "eh, bentar, ya, ada telepon ini."

Dia lantas kembali mendekat setelah lima menit bicara dengan seseorang di ujung telepon.

"Aku ada kerjaan semalam, lupa ngabarin kamu. Dan berita baiknya, kayaknya aku bakal masuk nominasi award. Katanya sih aku masuk ke deretan aktor paling keren tahun ini, deh. Kamu senang 'kan kalau suamimu ini makin sukses di dunia pertelevisian Indonesia?!"

"Oh ya, kalau begitu selamat," jawabku malas.

"Lho kok kamu kayak nggak senang gitu suaminya gak bakal dapat award. Coba senyum dikit."

Mas Bian berusaha menggodaku dengan mendaratkan jari-jarinya di bagian ketiak. Jika biasanya aku akan tertawa lepas melihat tingkahnya yang kadang-kadang kekanakan, tapi tidak kali ini. Rasanya peristiwa semalam masih membuatku kesal dan kepikiran.

"Apaan sih. Udah deh, jangan kayak anak kecil. Nggak lucu tahu." Kupasang wajah merengut agar dia tahu kalau saat ini aku benar-benar dongkol. Dia bahkan belum menjelaskan alasannya semalam mabuk-mabukan dan pulang terlambat.

"Ya udah, jangan marah terus ah, nanti makin tua lho. Nggak cantik lagi," kekehnya sampai menarik tanganku dan menciumnya dengan lembut.

Apa kau melakukan hal yang sama juga kepada Sheila dan memperlakukannya lebih dari ini, Mas?

Ah, kenapa batinku jadi melayang memikirkan hal yang nggak-nggak pada wanita itu.

Ya Tuhan, semoga saja kau menjaga hati dan pandangan suamiku hingga rasa cinta dan kelembutannya hanya untukku dan Richie saja.

Tak rela rasanya jika hatinya harus terbagi dengan wanita yang entah kenapa memiliki ketakutan sendiri untukku saat ini.

Expand
Next Chapter
Download

Latest chapter

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Comments

user avatar
Cory Cornelia
ceritanya terlalu lambat.. berasa perBAB gitu kek gak berkembang aja ceritanya. tokoh wanitanya dibuat kuat, sabar, tegas tapi kenyataannya sangat lemah, gak sat set seperti yg dibayangkan, jadi gemes aja bacanya...
2025-01-03 22:59:16
0
65 Chapters
Bab 1
Waktu hampir menginjak dini hari, namun entah kenapa mataku tidak juga mau terpejam. Pikiranku terus mengarah pada Mas Bian yang tak kunjung pulang.Pukul sepuluh tadi malam, dia mengabarkan akan segera tiba di rumah. Tapi, hingga empat jam kemudian, pria itu belum juga menampilkan batang hidungnya.Sebagai seorang istri yang memiliki suami dengan tingkat kepadatan aktivitas tak mengenal waktu, aku memang dituntut untuk mengerti. Tapi jika perkataan tidak sesuai dengan kenyataan, tentu saja aku menjadi gelisah dan kepikiran.'Sebenarnya kamu di mana, Mas?'Namaku Marina. Aku dan Mas Bian menikah 5 tahun yang lalu. Kami sudah dikaruniai seorang jagoan kecil bernama Richie. Hidup kami pun terbilang bahagia dengan ekonomi yang perlahan naik.Suamiku tidak bekerja di kantoran atau pun memiliki usaha. Dia adalah seorang aktor yang namanya tengah dielu-elukan oleh kaum wanita dan kaum ibu-ibu di negeri ini.Setelah belasan kali membintangi drama TV, akhirnya Mas Bian mendapat kesempatan saa
last updateLast Updated : 2024-04-05
Read more
Bab 2
"Ya sudah, aku mau siap-siap dulu buat syuting. Udah gitu, nanti aku mau pergi ke tempat meeting bareng beberapa klien. Hari ini mungkin aku akan pulang terlambat lagi."Mas Bian melirik ke arah jam digital yang ada di atas nakas, dan berlalu tanpa menunggu jawaban dariku.Priaku itu lalu masuk ke dalam kamar, meninggalkan ponselnya di atas meja.Bip!Sebuah notifikasi masuk ke ponselnya. Nama 'Shei' tertera di sana. Dengan jelas bisa kulihat pesan apa yang masuk beberapa detik lalu itu.(Ay, datang ke apartemen dulu, ya. Mumpung aku lagi sendirian.)Pesan itu membuat mataku melotot sempurna, apalagi diiringi dengan emot kedip sebelah mata. Seolah kode kalau mereka bebas melakukan apa saja karena tidak akan ada orang yang mengganggu.Apa-apaan ini?Sialan!Setelah semalam Mas Bian menggumamkan nama wanita itu, kenapa sekarang Sheila justru menyuruh suamiku datang ke tempatnya.Benar-benar mencurigakan.Mondar-mandir tidak jelas seperti kebiasaanku saat ada masalah, otakku memikirkan b
last updateLast Updated : 2024-04-05
Read more
Bab 3
Mas Bian dan Sheila sudah pergi, sementara Sony memeriksa ponselnya sesaat sebelum masuk ke dalam mobil miliknya. Gegas aku menarik bahunya membuat pria itu berpaling padaku. Terlihat wajah Sony yang terkejut begitu melihatku berdiri dengan tatapan emosi padanya."Mbak Marina?""Bukankah kau harus menjelaskan sesuatu padaku tentang hubungan mereka?" tanyaku langsung tanpa basa-basi."Ma-maksud Mbak apa, ya? Dan kenapa Mbak masih ada di sini?" tanyanya pura-pura bingung. Aku mendecih dengan tatapan serius."Sudah berapa lama mereka berhubungan, dan sesering apa mereka pergi berdua?""Mbak sepertinya salah paham. Sheila dan Pak Bian tidak ada hubungan apa-apa. Beneran. Mereka cuma rekan kerja yang kebetulan terlihat dekat, ya tentu saja agar dapat chemistry saat syuting nanti. Mbak juga tahu 'kan, kalau hal itu biasa di antara para pemain," jawabnya langsung memberi penjelasan, seolah aku adalah wanita bodoh yang mudah sekali dibohongi."Heh, begitukah?" Ragu-ragu Sony mengangguk."Ja
last updateLast Updated : 2024-04-05
Read more
Bab 4
Entah mengapa aku begitu puas melihat wajah keduanya. Terlebih Sheila yang berusaha meredam emosi melihatku tampak santai duduk di antara mereka.Wanita itu bahkan tidak melanjutkan kembali makannya dan sesekali melirik ke arah Mas Bian. Tapi kau lihat Sheila, bahkan suamiku tidak berbuat apa-apa untuk melepaskanmu dari situasi tidak menyenangkan ini.Sampai makan siang itu berakhir, tak ada yang bersuara di antara kami. Mas Bian terburu-buru mengajakku pulang setelah secepat mungkin menghabiskan makanannya.Sheila berdiri di pinggir jalan. Aku menggamit tangan suamiku sambil tersenyum padanya. Tak lupa mendekat ke arahnya untuk memberikan kunci mobil."Kamu boleh membawa mobil Sony, nanti aku suruh dia mengambilnya di tempatmu. Dan ya, setelah ini ruang gerakmu akan semakin terbatas untuk mendekati suamiku, Sheila," bisikku membuat wanita itu mendelik dan mundur satu langkah ke belakang. Tak lupa, bibir ini mendarat begitu saja di pipi suamiku, membuat Mas Bian terhenyak.Pria itu
last updateLast Updated : 2024-04-05
Read more
Bab 5
Sampai keesokan paginya, tidak ada yang bersuara di antara kami. Dan tidak seperti biasanya, Mas Bian juga tidak sibuk bermain ponsel saat kami menikmati sarapan bertiga. Kuharap dia merasa bersalah atas kejadian tadi malam, yang sialnya sampai sekarang kejadian itu terasa menghujam jantungku.Jika pikirannya ada di sini dan tidak terganggu dengan wanita itu, sekilas dia seperti seorang suami yang bertanggung jawab dan perhatian, terutama pada Richie. "Marin," panggilnya datar."Ya?" Seakan sadar dari lamunan, aku menjawab cepat. "Mas minta maaf untuk urusan semalam. Tolong jangan diambil hati, ya. Mas benar-benar tak sadar." Mas Bian meriah jari-jariku dan meremasnya pelan. Aku tersenyum tipis menanggapinya."Jauhkan dia dari pikiranmu, Mas. Jangan lupa, peranmu sebagai suami dari wanita itu cukup dalam sinetron saja, jangan dibawa-bawa ke rumah tangga kita. Itu beda, ingat itu baik-baik," tekanku dengan suara lirih. Jangan sampai Richie mendengar percakapan orang dewasa. It
last updateLast Updated : 2024-04-05
Read more
Bab 6
"Marin?!" Mas Bian dan wanita sial4n itu melepaskan pagutannya begitu menyadari kehadiranku. Buru-buru pria itu mendorong wanitanya dan mendekat ke arahku yang mematung dengan mata sudah berkaca-kaca.Kulihat Sheila tersenyum puas melihat ke arahku. Sebelum akhirnya pergi meninggalkan kami berdua."Bereskan urusan kalian berdua, Mas," ujar wanita itu tanpa rasa bersalah sedikitpun. Rasanya tanganku panas ingin menempelengnya saja."Marin, ini tidak seperti yang kau pikirkan, Sayang."Plakk!!Tamparan keras kulayangkan pada pipinya membuat pria itu berpaling. Tak tahan rasanya melihatnya masih membela diri setelah ketahuan."Beginikah kelakuanmu saat tak ada orang lain, atau jangan-jangan mereka yang ada di lokasi syuting juga tahu kedekatanmu dengan wanita jal4ng itu?!""Bukan begitu, Marina. Aku bisa menjelaskan semuanya," jawabnya cepat tapi tak dapat menyembunyikan raut wajah gelisahnya. "Memangnya apalagi yang perlu kudengar, Mas? Apa?! Dan sejak kapan kamu begitu dekat dengan
last updateLast Updated : 2024-05-15
Read more
Bab 7
Dengan cepat Mas Bian mengambil ponselku dan meremasnya kasar."Kau memata-matai aku lewat Sony?!"Aku berdiri agar bisa menghadapinya, hingga tatapan tajam kami beradu."Aku hanya butuh kepastian dari orang lain, selain suamiku yang terus mengelak meski sudah ketahuan," sarkasku padanya. Biar saja dia tahu kalau aku tak tahan dibohongi terus-terusan.Mas Bian berdecak dengan rahang mengeras."Apa ucapanku kemarin tak cukup untuk meyakinkanmu kalau semuanya tidak seperti yang kau pikirkan?!" ucapnya geram."Kau menyukai dia, 'kan? Kau juga menginginkan dia? Jawab yang jujur, Mas, nggak usah ada yang ditutup-tutupi lagi! Kejadian kemarin cukup membuktikan semuanya! " Kujawab pertanyaannya dengan pertanyaan juga. Tapi Mas Bian seperti tak terima ketika kupaksa dia untuk bicara jujur.Sesulit itukah bicara dan mengakui semuanya?"Bicara apa kau ini? Kau sadar Marin, gara-gara cemburu buta ucapanmu jadi ngawur kemana-mana!" kilahnya membuatku muak. Berkali-kali pria yang masih meng
last updateLast Updated : 2024-05-15
Read more
Bab 8
Burung besi yang membawaku ke luar negeri tak membuat perasaanku lebih baik. Dua belas jam perjalanan kuhabiskan dengan merenung dalam diam. Memikirkan maksud dan tindakan Mas Bian melakukan hal ini padaku, yang pasti alasannya tanpa sepengetahuan Mama. Begitu polosnya Mama hingga tak menyadari sudah dibohongi.Apakah dia ingin menjauhkan aku agar tak mengganggu hubungannya dengan wanita itu? Atau memberi ruang agar aku berpikir jernih dan memaafkan dia. Entah.Satu hal yang pasti, ini bukan bentuk rasa bersalahnya terhadapku. Dan Apapun itu, dia berhasil mengelabui Mama. Mama dan Richie lebih banyak berceloteh, bahkan setelah sampai ke hotel. Keceriaan keduanya membuatku mengatupkan bibirku rapat-rapat. Menyimpan masalahku dengan pria itu."Marin, sejak tadi kamu diem aja. Kenapa, kamu sakit?" Mama yang masuk ke dalam kamar menyentuh bahu. Aku terkesiap sambil memasang senyum tipis."Eh, iya, Ma. Marin hanya lelah aja kok.""Mau Mama bantu untuk membereskan barang-barangmu
last updateLast Updated : 2024-05-15
Read more
Bab 9
Kubuka satu persatu pesan yang jumlahnya ratusan. Banyak yang kepo dan penasaran dengan keberadaanku yang diam dan terkesan acuh, tanpa mau angkat bicara atau sekedar memberi tanggapan. Para pemburu berita juga berbondong- bondong menjejalkan pesan meminta konfirmasi. Bahkan ada yang ingin wawancara secara eksklusif demi mendengar pernyataanku.Tanpa pikir panjang semuanya kutolak.Untuk apa membongkar aib suami sendiri pada khalayak, itu tidak elok. Aku bukan tipe wanita yang menggembar- gemborkan masalah tumah tanggaku pada orang lain. Biarlah aku menghadapinya sendiri tanpa harus memberi penjelasan pada orang-orang yang kepo menanti jawaban.Kuhubungi pengacara keluarga yang jasanya biasa digunakan oleh papa, yang dalam hitungan menit berhasil tersambung."Oh Bu Marin, apa kabar?" tanyanya basa-basi."Lumayan cukup baik, Pak Anto." Kujawab basa-basinya dengan mengatakan kalau aku baik-baik saja di sini."Oh ya, banyak sekali kabar tidak mengenakan di luaran sana tentang suami ib
last updateLast Updated : 2024-05-15
Read more
Bab 10
"Ma, aku mau ke lantai bawah sebentar untuk bertemu dengan seorang teman," ucapku saat menghampiri Mama."Mau ketemu siapa?"Ragu-ragu aku menjawab karena mama pasti akan keberatan mendengarnya."Erick, Ma."Mama yang tengah rebahan bersama dengan Richie yang terlelap di sampingnya, sontak terduduk dan menatapku dengan sorot serius."Erick ada di sini?" Aku mengangguk pelan."Marin, apa tidak sebaiknya kamu menghindari pria itu. Perbincangan suamimu saja masih panas-panasnya di negara kita, Mama takut kalau kamu menemui orang itu, malah akan menambah gosip baru. Kamu tahu 'kan jaman sekarang mata-mata ada di mana-mana?"Aku tersenyum dan menyampirkan tas di pundak. Tentu saja yang mama maksud adalah orang-orang yang ikut rombongan kami liburan. Mereka pasti akan mengadukan semuanya kepada suamiku. Tapi ah, bodo amat. Itu tidak penting sekarang."Mama nggak usah khawatir, kita berada di luar negeri, bukan berada di Bali atau Jakarta. Lagian orang-orang itu hanya akan mengadu pada su
last updateLast Updated : 2024-05-15
Read more
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status