Home / CEO / Di Bawah Godaan Bos Kejam / 3. Tuan Muda Misterius.

Share

3. Tuan Muda Misterius.

Author: Lil Seven
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56

Ashley merasa bingung, meski begitu, esok harinya dia tetap datang ke alamat yang dicantumkan orang yang menghubungi dirinya.

"Selamat pagi, Nyonya. Saya Ashley Martin yang kemarin melamar kerja sebagai pelayan di rumah ini."

Ashley segera memperkenalkan diri pada seorang nyonya rumah cantik yang menyambutnya.

Rumah yang dia datangi sangat besar, berada di kawasan elite. Megahnya bukan main.

Namun, ada sedikit hal aneh. Rumah itu sangat sunyi, seakan-akan hanya nyonya rumah cantik inilah satu-satunya penghuni di rumah bak istana ini. Suasana yang sunyi dan sepi membuat Ashley merinding.

"Oh, Ashley. Baiklah, silakan masuk."

Wanita cantik itu tersenyum cerah, menyingkirkan kesuraman rumah ini sehingga Ashley sedikit tenang, berjalan masuk mengikuti langkah nyonya rumah yang anggun.

"Silakan duduk."

Wanita cantik yang memperkenalkan diri sebagai Fiona Rigel, mempersilahkan Ashley untuk duduk.

"Baik, Nyonya."

Ashley menjawab dengan sopan dan duduk di sofa depan nyonya Fiona, sedangkan sang nyonya langsung bicara panjang lebar tentang pekerjaan di sini.

"Jadi, kamu benar-benar tertarik untuk pekerjaan ini, kan? Aku sangat senang mendengarnya. Ini bukan pekerjaan yang sulit, dan jangan khawatir, aku akan membayar pekerjaanmu selama 3 bulan di muka," ucap nyonya Fiona.

Wanita itu berkata dengan tergesa-gesa seakan takut Ashley kabur.

"Y-ya, Nyonya?"

Ashley yang mendengar itu, tentu saja terkejut. Dibayar di muka untuk gaji tiga bulan pertama bukanlah hal umum terjadi.

Melihat ekspresi Ashley, nyonya Fiona buru-buru berkata.

"Tenang, jangan khawatir atau curiga. Aku tidak bermaksud menjebak kamu atau apa. Aku bahkan sudah menyiapkan kontrak tertulis jika kamu merasa ragu, Ashley. Ini, silakan."

Wanita cantik itu mengulurkan sebuah map yang sudah dia siapkan kepada Ashley, Ashley segera membuka map itu untuk membaca kontrak yang dibicarakan oleh sang nyonya.

Saat Ashley sedang membaca kontrak pekerjaannya, nyonya Fiona juga menyerahkan amplop coklat pada Ashley, yang ketika wanita itu membuka isinya, dia terkejut saat melihat lembaran uang di sana.

"Pekerjaan ini benar-benar dibayar di muka."

Gadis itu tanpa sadar bergumam, yang segera disahuti oleh nyonya Fiona dengan nada puas.

"Tentu saja, Sayang. Aku tidak sedang bercanda saat bicara hal itu," ucapnya.

Ashley memandang bolak balik antara map kontrak dan amplop coklat di tangan, lalu bertanya dengan ragu.

"L-lalu... sebenarnya apa pekerjaan saya, Nyonya?"

"Seperti yang ku beritahukan padamu kemarin, di sini kamu sebagai asisten rumah tangga dan bertugas menjaga waktu makan putraku, Clython."

Sang nyonya menyebutkan bahwa tugas Ashley cukup sederhana, dia juga menjelaskan bahwa putranya Clython, sekarang berusia 20 tahun.

"Meski berada di usia prima, Clython tak pernah keluar kamar lagi sejak sebuah kejadian mengejutkan terjadi padanya satu tahun lalu. Clython juga paling benci dengan kebisingan, itulah kenapa rumah ini sangat sepi," ujar nyonya Fiona, menjelaskan kondisi sang putra yang tidak biasa.

Kata-kata nyonya Fiona seakan menegaskan alasan kenapa rumah besar ini sangat sepi tanpa pelayan atau apa pun. Itu karena putranya yang tak menyukai keramaian.

"Lebih tepatnya, Clython tidak menyukai orang-orang," tandas nyonya Fiona dengan ekspresi muram.

Ashley tak bisa mengucapkan penghiburan apa pun pada wanita yang tampak menderita itu, hanya diam dengan ekspresi serba salah. Sedangkan nyonya Fiona, segera mengatur ekspresinya dan tersenyum seperti biasa.

"Yah, intinya tugasmu di sini hanya itu, bersihkan rumah ini dan jaga waktu makan Clython, kamu tidak usah khawatir kelelahan membersihkan rumah sebesar ini sendirian karena kebanyakan di sini semua sudah menggunakan teknologi modern, sehingga kamu tinggal memberi perintah saja," tutup nyonya Fiona, yang membuat Ashley merasa cukup lega.

"Aku dengan sangat terpaksa meninggalkan Clython untuk sementara waktu, mungkin beberapa bulan, karena ada pekerjaan penting di luar negeri. Kamu bersedia menerima pekerjaan ini, bukan?"

Wanita itu menatap Ashley dengan pandangan memohon, sedangkan Ashley yang menganggap ini pekerjaan mudah, tentu saja mengangguk.

"Baiklah, Nyonya. Saya terima pekerjaan ini."

Nyonya Fiona tersenyum mendengar jawaban Ashley, sebelum kemudian melanjutkan ucapan dengan ekspresi serius.

"Aku lega mendengarnya. Tapi, ada satu syarat yang harus kamu penuhi, Ashley. Jangan pernah membicarakan keadaan Clython kepada siapa pun, bukankah jumlah gaji yang kamu terima cukup untuk membuat dirimu tutup mulut?"

"Saya janji tidak akan membicarakan kondisi tuan muda pada siapa pun, Nyonya," jawab Ashley dengan sungguh-sungguh, sehingga membuat nyonya Fiona merasa benar-benar lega.

"Baiklah. Terima kasih, aku sepertinya percaya padamu," ucap wanita itu seraya berdiri dan menjabat tangan Ashley.

"Ya, Nyonya."

Ashley ikut berdiri, balas menjabat tangan majikannya.

"Dan ini."

Nyonya Fiona tiba-tiba mengeluarkan sebuah lonceng dari sakunya, menggoyangkan benda itu perlahan, terdengar suara nyaring dari benda yang dia goyangkan meski benda itu berukuran cukup kecil.

Saat Ashley memandang lonceng di tangan sang nyonya dengan ekspresi penasaran, nyonya Fiona dengan baik hati menjelaskan.

"Jika kamu mendengar bunyi lonceng ini, itu tandanya putraku sedang memanggilmu. Datang padanya segera tanpa menunda apa pun, atau sesuatu yang buruk akan terjadi padamu," ujar sang nyonya, tampak sangat serius.

Ashley secara spontan menelan ludah saat mendengar itu, mengangguk dengan tegang. Berpikir bahwa sebenarnya sang tuan muda tak sejinak yang dia bayangkan.

Apakah putra sang nyonya akan mengamuk jika panggilannya diabaikan? Ashley tiba-tiba ketakutan sendiri dan benar-benar mengingat peringatan yang diberikan sang nyonya.

"Saya akan mengingat hal ini, Nyonya," jawab Ashley dengan ekspresi ketakutan, yang membuat nyonya Fiona tertawa.

"Hey, tenang, putraku jarang memanggil. Jadi kamu tak usah khawatir, aku juga sudah cerita padanya tentang keberadaanmu di rumah ini, selama kamu tidak melakukan hal yang kularang, semua akan berjalan lancar," ujarnya, menepuk bahu Ashley seolah menghiburnya.

"Baik, Nyonya."

Nyonya Fiona melihat jam tangan dan terlihat panik.

"Ah, aku hampir ketinggalan pesawat, aku harus pergi!" serunya, lalu terburu-buru pamit kepada Ashley sebelum lari keluar rumah.

Ashley yang ditinggalkan sendiri, akhirnya mulai melakukan pekerjaan rumah dan membaca dengan sungguh-sungguh panduan alat alat modern yang diberikan sang nyonya.

Setelah selesai membersihkan rumah yang ternyata sangat mudah, Ashley yang tadinya terus menerus gugup, mulai rileks.

"Wah, tugasnya sangat ringan! Dan aku tidak menyangka akan mendapatkan bayaran di muka untuk tiga bulan ke depan. Bayarannya juga sebanyak ini!" serunya, saat mengingat amplop tebal yang kini dia simpan di tas.

Ashley tidak harus menginap di sini, setelah jam tujuh malam dan mengirim makanan untuk sang tuan muda, menaruh makanan itu di depan kamar, Ashley diperbolehkan pulang.

Ashley tanpa sadar mendongak ke lantai dua, di mana kamar tuan muda Clython berada. Tempat yang tidak boleh dia kunjungi, kecuali diizinkan sang pemilik kamar.

Kamar itu terus tertutup sejak Ashley datang. Membuat dia merasa penasaran.

"Kira-kira... semenakutkan apa tuan muda Clython, ya? Kenapa nyonya berkata seakan-akan dia orang gila?"

Wanita itu merinding sendiri, membayangkan bagaimana menakutkannya seseorang yang tak pernah keluar rumah bertahun-tahun.

"Aku takut, aku cukup tidak mendekat saja, kan?" gumamnya, tanpa sadar melangkah menjauh.

"Baiklah, ayo lakukan pekerjaan dengan benar, Ashley!" seru wanita itu, menyemangati dirinya sendiri dan mulai melanjutkan pekerjaan.

Tak terasa pekerjaan siang itu selesai dengan cepat. Ashley juga sudah selesai memasak makan siang untuk tuan muda.

Untungnya, menurut nyonya Fiona, Clython bukanlah seorang pemilih makanan. Jadi, Ashley tidak kesulitan memasakkan makan siang untuk sang tuan muda setelah mempelajari catatan yang disiapkan nyonya Fiona.

Ashley yang merasa gerah, melepaskan ikatan saputangan bermotif bunga yang menahan sanggulnya dan merapikan rambut panjangnya yang tergerai.

Sinar matahari dari celah jendela dapur menyinari rambutnya, mengembalikannya ke kondisi lembut alami tanpa ada bekas ikatan.

Karena merasa seolah tenggorokannya mengering, Ashley membalikkan badannya ke almari es di dapur untuk mengambil air.

Sambil memegang botol dengan kedua tangan, Ashley membuka tutupnya dan meminumnya dalam jumlah banyak.

Saat tengah asyik minum, Ashley tiba-tiba dengan tergesa-gesa menghabiskan airnya, dia menyeka kelembapan di bibirnya dengan punggung tangan, lalu mengarahkan pandangan ke pintu dapur.

"Aku merasa seseorang baru saja mengamatiku. Apakah hanya perasaanku saja?" gumam Ashley, mengerutkan kening.

Related chapters

  • Di Bawah Godaan Bos Kejam   4. Ciuman Ganas Carl

    Entah kenapa rasanya tadi seperti sedang diawasi seseorang, tapi begitu dia berbalik, Ashley tak menemukan siapa pun. "Bukan hantu, kan?" Dia tiba-tiba merinding sendiri, rumah sebesar dan sesepi ini, tidak mungkin kalau tidak ada hantu. Ashley yang ketakutan, segera keluar dari dapur dengan langkah tergesa-gesa. Tepat saat dia baru saja keluar dari dapur dan menuju ruang tamu, tatapannya terarah ke seorang pria yang sepertinya baru masuk ke dalam rumah. Langkah Ashley seketika terhenti dengan mata terbelalak lebar, tak menyangka akan bertemu pria itu di sini. "K-kamu.... " Ashley tak sanggup melanjutkan ucapan. Kening pria di depannya berkerut saat tatapan mereka bertemu, dia langsung berjalan cepat ke arah Ashley sehingga Ashley spontan mundur ke belakang dengan panik. "Kenapa kamu muncul di sini? Sebegitu inginnya kamu menarik perhatianku, hah?" Carlos Montero yang dalam waktu singkat ada di depan Ashley, dengan mudah mendorong tubuh wanita itu ke dinding,

  • Di Bawah Godaan Bos Kejam    5. Takut Berangkat Kerja

    "C-Carl, sungguh. Tolong jangan lakukan ini. Aku... aku tidak bisa.... " 'Aku tidak bisa melakukan hal seperti itu dengan seseorang yang sudah memiliki tunangan. Aku bukan perusak rumah tangga orang!' Ashley ingin sekali berteriak seperti itu. Namun, kata-kata itu tertahan di tenggorokan saat lidah panas Carlos menjelajahi lehernya. Pada titik ini, Ashley menyadari sesuatu. Dia telah begitu jatuh cinta pada Carlos selama ini. Sejujurnya saat melihat Carlos lagi di depannya, Ashley sangat ingin memeluknya, menyerahkan diri kepadanya sampai pada titik di mana dia akan menawarkan lebih dari sekadar apa yang ada di bawah. Carlos yang menyadari bahwa Ashley juga menginginkannya, membelai dada wanita itu dengan lembut dan berbisik penuh kemenangan di dekat telinga Ashley. "Tubuh ini, bukankah selalu menjadi milikku, Ash? Kamu tidak menyerahkannya pada pria lain setelah kita berpisah, kan?" Kata-katanya sangat posesif, seakan-akan Carlos tak sudi jika Ashley sampai disentuh

  • Di Bawah Godaan Bos Kejam   6. Apakah Kamu Hamil?

    "Aku bisa tenang sekarang." Seharian, Ashley melaksanakan pekerjaan dengan hati riang karena tak ada Carlos Montero di mana pun. Siang hari, sesuai jadwal, dia mengantarkan senampan makanan ke lantai dua, tempat Clython Montero berada. "Tuan muda, makanan untuk Anda," ucap Ashley, mengumumkan kehadirannya. Tangan Ashley baru saja hendak mengetuk pintu saat pintu di depannya tiba-tiba terbuka. "Terima kasih." Suara berat seorang pria muda, menyapa pendengaran Ashley, sehingga wanita itu refleks mendongak. Wanita itu seketika dikejutkan oleh penampilan tak terduga, penampilan dari seorang pria muda yang kini berdiri di depannya. "Wah, t-tampan.... " Mulut Ashley seketika mengucapkan kata itu saat melihat Clython untuk pertama kalinya. Ashley segera memukul mulutnya sendiri dan menjawab ucapan Clython sesopan mungkin. "S-sama-sama. Tolong tinggalkan catatan jika ada yang tidak sesuai dengan selera Anda, Tuan muda." "Oke." Clython, seperti kemarin, masih sangat irit

  • Di Bawah Godaan Bos Kejam   7. Kesalahpahaman

    Carlos berjalan ke kamar dengan perasaan marah, duduk di pinggir ranjang seraya mengusap kasar wajahnya."Sial!"Umpatan pelan keluar dari bibir pria tampan nan tegap itu, wajahnya medongak, menarik napas panjang dengan mata tertutup. "Kenapa tidak hamil?"Gumaman pelan keluar dari mulut Carlos, terdengar begitu tertekan. "Aku sudah main tanpa pengaman. Harusnya hamil, kan?"Carlos mengacak pelan rambutnya, mengingat kembali tampilan menawan Ashley yang kini, entah bagaimana ceritanya, tiba-tiba bekerja di rumahnya. Carlos benar-benar frustasi sekarang. Trik yang dia gunakan untuk mengikat Ashley selamanya di sisinya, gagal total. Ada alasan kenapa di malam terakhir pertemuan mereka, Carlos meminta untuk bermain tanpa pengaman. Itu karena dia berencana membuat Ashley hamil, sehingga wanita itu datang lagi padanya dan meminta pertanggungjawaban. Dengan begitu, Carlos memiliki alasan untuk membatalkan pertunangan dan menikah dengan Ashley. Sejak awal, hanya Ashley wanita yang dia

  • Di Bawah Godaan Bos Kejam   8. Kenapa Bersikap Posesif?

    "Ha! Kenapa aku malah berdandan!"Ashley dengan cepat menghapus riasannya dan tertawa miris di depan cermin. Sebuah kebiasaan memang benar-benar mengerikan.Selama tiga tahun dia terbiasa berdandan dahulu sebelum bertemu Carlos Montero, dan sekarang, saat berangkat bekerja ke kediaman Montero, tanpa sadar dia berdandan seperti dulu. "Sadar, Ash. Sadar. Kamu bekerja untuk Claython Montero sekarang, bukan Carlos Montero. Mereka sama-sama Montero, tapi berbeda," ucap Ashley, mensugesti dirinya sendiri bahwa dia sekarang berbeda dan tidak harus tampil sempurna meski pergi ke tempat di mana ada Carlos di sana. "Haaa, ini semua gara-gara Carlos yang terus mengganggu beberapa hari terakhir ini,"Rumah Montero sepi seperti biasa, hari ini pun tak ada tanda-tanda Carlos di rumah sehingga Ashley mengerjakan tugasnya dengan tenang. Pagi hari berjalan lancar, setelah menyiapkan makan siang untuk Claython, Ashley masuk kamar dan beristirahat. DING DONG! Suara bel pintu gerbang mengganggu tid

  • Di Bawah Godaan Bos Kejam   9. Kamu Harus Dihukum!

    "Aku... aku tidak bohong!"Ashley berteriak, menelengkan kepala ke samping untuk menghindari bibir Carlos yang begitu dekat dengan pipinya. "Tidak bohong? Jangan membuat aku tertawa. Aku sangat tahu bagaimana ketika dirimu berbohong."Carlos mencengkeram pipi Ashley, memaksa gadis itu untuk menatapnya. "Sudut bulu matamu yang cantik ini bergetar, Sayang," ejeknya, dengan ujung jari menyentuh bulu mata lentik milik Ashley. "Ap-apa.... "Ashley kehilangan kata-kata saat mendengar itu. Ashley benar-benar tidak tahu, Carlos memperhatikan dirinya sedetail itu. Bukankah selama ini hubungan mereka tak lebih dari sentuhan kulit saja?! "Kenapa? Kamu kaget aku bisa tahu hal sedetail itu, hm?"Carlos tersenyum sinis, menyusuri tulang pipi Ashley dengan jarinya dan berkata penuh penegasan. "Jangan meremehkan diriku, Ash. Bukankah dulu kamu pernah membohongi aku satu kali?""Carl.... "Wajah gadis itu memucat. Pikiran Ashley melayang di suatu hari saat Carlos baru pulang dari luar negeri. P

  • Di Bawah Godaan Bos Kejam   10. Musibah 200 Juta

    dCarlos yang sedang duduk di sofa dengan kaki bersilang dan satu tangan memegang gelas berisi cairan pekat, tersenyum arogan dengan dagu terangkat. "Apalagi? Aku adalah majikanmu sekarang."Carlos mengatakan itu dengan senyuman sinis. "Itu, itu tidak mungkin!"Ashley menggeleng tak percaya, sedangkan Carlos, yang kecewa dengan reaksi Ashley, berdiri dan berjalan mendekat ke arah Ashley. "Kenapa tidak mungkin? Segitu jijiknya kamu dengan aku?"Carlos yang kini berdiri di depan Ashley, bertanya dengan tangan terkepal menahan marah. "Mm-maksudnya bukan begitu. Aku mengikat kontrak dengan nyonya Fiona, bukan dirimu.""Apa bedanya? Di perjanjian kontrak tertulis bahwa kamu mengikat kontrak dengan kepala keluarga, dan kepala keluarga Montero adalah aku," jelas Carlos, lantas melemparkan kertas kontrak dari sakunya ke dada Ashley. "Lihatlah ini."Pria itu berkata dengan dingin. Ashley segera memungut kertas yang jatuh ke lantai dan membacanya dengan cepat. "A-Apa?!"Ashley tentu saja

  • Di Bawah Godaan Bos Kejam   11. Ancaman Clython

    Carlos benar-benar pulang. Namun, saat Ashley hendak mendatangi pria itu untuk membicarakan uang 200 juta yang dia kirim, lonceng kamar Clython berbunyi. Ashley awalnya bimbang, mendatangi Carlos yang tampak masuk ke dalam rumah, ataukah langsung menemui Clython. Seakan mengetahui kebimbangan Ashley, lonceng itu berbunyi sekali lagi, sehingga Ashley segera lari menaiki tangga dan berteriak. "S-saya akan segera ke sana, Tuan muda!"Dia pada akhirnya mengabaikan Carlos, meski pandangan mereka jelas bertemu. Ashley merasa sedikit menyesal saat melihat punggung Carlos yang berjalan menjauh, lalu menghilang dari pandangan. Ashley menarik napas panjang, menegakkan badan dan mengetuk pintu kamar dengan sopan. "Tuan muda, permisi. Apakah Anda memanggil saya?"Pintu terbuka, tampak sosok Clython dengan hoodie menutup sebagian wajahnya, berdiri di depan Ashley. Pria muda tampan yang memiliki postur tinggi itu, seakan sudah menunggu kedatangan Ashley, bertanya dengan tatapan dingin di ba

Latest chapter

  • Di Bawah Godaan Bos Kejam   Haruskah Aku Menghamilimu?

    "Betapa mudahnya dia berpaling!"Carlos mengatakan itu dengan geram. Dia pikir Ashley hanya bermain-main saat mengatakan tak ingin memiliki hubungan apapun dengan dirinya, tapi ternyata sungguh mengejutkan, Ashley malah dekat dengan Clython, adiknya, hanya dalam tempo waktu yang cukup singkat.Carlos benar-benar terbakar cemburu. "Tidak bisa, aku tidak bisa menyerahkan Ashley pada siapapun. Bahkan itu adikku sendiri," gumam Carlos dengan tatapan membara. Jadi, didorong oleh keinginan kuat akan takutnya rasa kehilangan, Carlos mengintai Ashley yang sedang bicara dengan Clython, begitu terlihat mereka berpisah, Carlos langsung menangkap Ashley dan menyeretnya masuk ke kamar. "C-Carl?!"Ashley berteriak terkejut, tapi dengan sigap Carlos menutup mulut gadis itu dengan tangan dan menutup pintu."Ashley, beraninya berselingkuh di depanku!"Carlos tak sanggup menahan kemarahannya lagi begitu mereka berada di kamar. Setiap kali dia mengingat Ashley tengah berbicara dengan Clython, darah

  • Di Bawah Godaan Bos Kejam   17. Kehadiran Orang Ketiga

    Carlos merasa dirinya telah berubah sedikit demi sedikit, berusaha untuk menarik perhatian Ashley tanpa lagi membuatnya merasa tidak nyaman. Namun, seiring berjalannya waktu, ia mulai memperhatikan bahwa ada sosok lain yang tampaknya tertarik pada Ashley — adiknya sendiri, Clython.Suatu malam, saat suasana rumah tenang dan hanya ada desiran angin lembut yang melewati taman, Clython berkesempatan untuk berbicara dengan Ashley. Ia menemuinya di halaman belakang, di mana Ashley tengah menata bunga di dekat air mancur. Dengan senyum khasnya yang lembut, Clython mendekati Ashley, membawa energi yang hangat dan ceria."Ashley, kamu selalu sibuk dengan pekerjaan di sini. Tidak ada waktu untuk diri sendiri ya?" ujarnya sambil tersenyum.Ashley menatapnya sejenak dan membalas senyum itu. "Ya, mungkin memang begitu. Tapi aku menikmatinya, kok. Lagipula, bekerja di sini adalah cara untuk membantu keluargaku."Clython mendekat, tatapannya hangat namun serius. "Kamu bekerja keras untuk orang lain

  • Di Bawah Godaan Bos Kejam   16. Kehilangan

    Carlos adalah pria muda yang hidup serba kecukupan di sebuah rumah megah yang dikelilingi taman hijau luas dan dinding berlapis marmer. Di tengah semua kemewahan itu, hidupnya sebenarnya tak seindah tampak luar. Baru-baru ini, hatinya remuk setelah ditolak oleh Ashley, rasanya harga dirinya hancur. "Bagaimana caranya."Carlos masih merasa tidak puas meski sudah menyulitkan Ashley beberapa kali. Dia berpikir jika baru akan merasa puas jika Ashley bersujud dan meminta maaf padanya. Sementara itu, Ashley merasa gelisah tiap kali berangkat bekerja ke rumah besar itu, itu karena Carlos yang seperti siap membuat dirinya kesusahan di mana pun Ashley berada. "Aku benar-benar tidak ingin membuat hubungan menjadi sulit, kenapa Carlos seperti ini?"Ia merasa jika keputusannya menolak ciuman Carlos tak hanya melukai hati pria itu, tapi juga membuat suasana rumah menjadi jauh lebih canggung.Awalnya, Carlos hanya merasa kecewa, tapi seiring waktu, sakit hatinya tumbuh menjadi perasaan marah da

  • Di Bawah Godaan Bos Kejam   14. Ciuman Panas Di Kamar Mandi

    Ashley hendak keluar begitu tugasnya membantu Carlos selesai, tapi tangan kekar Carlos menahannya, mereka berhadap-hadapan dalam diam.Tegas, Carlos menatap kedua mata Ashley dengan tatapan berkabut. Tatapan Carlos begitu melenakan, hingga tanpa Ashley sadari, Carlos sudah memiringkan wajahnya dan meraih bibir Ashley ke dalam ciuman yang dalam dan menuntut.Tak butuh waktu lama untuk Ashley membalas ciuman Carlos yang penuh gairah itu. Saat ciuman mereka semakin dalam dan panas, Carlos mulai berani menelusupkan sebelah tangannya ke dalam kemaja putih Ashley yang sedikit ketat.Gadis itu mendesah pelan saat Carlos meremas lembut gumpalan di dadanya. Setelah itu, tangan Carlos tiba-tiba sudah melepas tiga kancing teratas seragam pelayan yang menempel di tubuh Ashley, membuatnya terkesiap.Namun sebelum gadis itu melayangkan protes padanya, Carlos kembali memagut bibir Ashley yang kemerahan dan sensual. Bibir yang selalu dikaguminya."Carl ...." desah Ashley hendak menghentikan tanga

  • Di Bawah Godaan Bos Kejam   14. Kesepakatan

    "T-Tuan, ini tidak benar."Ashley yang menemukan kembali kesadaran dirinya, menolak dengan enggan. "Kenapa? Bagian mana yang tidak benar? Apakah sekarang kamu sudah menjadi milik orang lain?" tanya Carlos dengan ekspresi gelap di wajahnya. Dia benar-benar tak menyangka akan ditolak gadis yang begitu ia cintai ini. Mata Ashley bergerak ke sana kemari dengan gugup sebelum menjawab dengan suara gemetar. "T-tidak, bukan seperti itu. Tapi, tapi Anda akan bertunang—""Ash, cukup."Carlos memotong tajam. "Aku tidak ingin mendengar hal menjijikkan itu lagi," tutupnya dengan tegas, sehingga membuat mata Ashley terbuka lebar. "Apa maksud Anda? Anda benar-benar akan bertunangan dan...!"Carlos yang tak tahan mendengar Ashley terus menyebutkan pertunangannya yang memuakkan, mengulurkan tangannya dan menutup mulut gadis cantik di depannya itu. "Kubilang, cukup."Tajam, Carlos menatap mata Ashley. Gadis itu tampak terkejut dengan tindakan Carlos sehingga hanya melebarkan kedua matanya denga

  • Di Bawah Godaan Bos Kejam   13. Bisakah Kita Tidur Bersama?

    "Salah paham tentang apa?"Kata-kata Carlos berubah dingin, meski begitu, dia tetap tak memperlambat langkahnya. Begitu Carlos berdiri di depan Ashley, pria itu dengan sigap meraih pinggang gadis di depannya dan memeluknya dengan erat, sementara tangannya yang lain mengunci pintu kamar. "Pintunya sekarang sudah terkunci, apakah kamu merasa tenang?"Carlos berbisik di sebelah telinga Ashley, napas hangatnya membuat tubuh Ashley merinding. Berada di pelukan Carlos seperti ini, dalam suasana kamar yang intim, Ashley tiba-tiba teringat masa lalu. Ashley mendongak dan mereka saling bertatapan. Keduanya kini sadar bahwa mereka tak butuh kata-kata.Begitu pintu tertutup, Carlos menarik Ashley ke dalam pelukannya, merasakan kehadirannya yang nyata setelah sekian lama hanya bisa dibayangkan. Detik berikutnya, bibir mereka sudah bertemu dalam ciuman yang penuh gairah.Ciuman itu bukan sekadar pertemuan dua pasang bibir, tapi luapan dari segala kerinduan yang terpendam selama ini.Carlos

  • Di Bawah Godaan Bos Kejam   11. Ancaman Clython

    Carlos benar-benar pulang. Namun, saat Ashley hendak mendatangi pria itu untuk membicarakan uang 200 juta yang dia kirim, lonceng kamar Clython berbunyi. Ashley awalnya bimbang, mendatangi Carlos yang tampak masuk ke dalam rumah, ataukah langsung menemui Clython. Seakan mengetahui kebimbangan Ashley, lonceng itu berbunyi sekali lagi, sehingga Ashley segera lari menaiki tangga dan berteriak. "S-saya akan segera ke sana, Tuan muda!"Dia pada akhirnya mengabaikan Carlos, meski pandangan mereka jelas bertemu. Ashley merasa sedikit menyesal saat melihat punggung Carlos yang berjalan menjauh, lalu menghilang dari pandangan. Ashley menarik napas panjang, menegakkan badan dan mengetuk pintu kamar dengan sopan. "Tuan muda, permisi. Apakah Anda memanggil saya?"Pintu terbuka, tampak sosok Clython dengan hoodie menutup sebagian wajahnya, berdiri di depan Ashley. Pria muda tampan yang memiliki postur tinggi itu, seakan sudah menunggu kedatangan Ashley, bertanya dengan tatapan dingin di ba

  • Di Bawah Godaan Bos Kejam   10. Musibah 200 Juta

    dCarlos yang sedang duduk di sofa dengan kaki bersilang dan satu tangan memegang gelas berisi cairan pekat, tersenyum arogan dengan dagu terangkat. "Apalagi? Aku adalah majikanmu sekarang."Carlos mengatakan itu dengan senyuman sinis. "Itu, itu tidak mungkin!"Ashley menggeleng tak percaya, sedangkan Carlos, yang kecewa dengan reaksi Ashley, berdiri dan berjalan mendekat ke arah Ashley. "Kenapa tidak mungkin? Segitu jijiknya kamu dengan aku?"Carlos yang kini berdiri di depan Ashley, bertanya dengan tangan terkepal menahan marah. "Mm-maksudnya bukan begitu. Aku mengikat kontrak dengan nyonya Fiona, bukan dirimu.""Apa bedanya? Di perjanjian kontrak tertulis bahwa kamu mengikat kontrak dengan kepala keluarga, dan kepala keluarga Montero adalah aku," jelas Carlos, lantas melemparkan kertas kontrak dari sakunya ke dada Ashley. "Lihatlah ini."Pria itu berkata dengan dingin. Ashley segera memungut kertas yang jatuh ke lantai dan membacanya dengan cepat. "A-Apa?!"Ashley tentu saja

  • Di Bawah Godaan Bos Kejam   9. Kamu Harus Dihukum!

    "Aku... aku tidak bohong!"Ashley berteriak, menelengkan kepala ke samping untuk menghindari bibir Carlos yang begitu dekat dengan pipinya. "Tidak bohong? Jangan membuat aku tertawa. Aku sangat tahu bagaimana ketika dirimu berbohong."Carlos mencengkeram pipi Ashley, memaksa gadis itu untuk menatapnya. "Sudut bulu matamu yang cantik ini bergetar, Sayang," ejeknya, dengan ujung jari menyentuh bulu mata lentik milik Ashley. "Ap-apa.... "Ashley kehilangan kata-kata saat mendengar itu. Ashley benar-benar tidak tahu, Carlos memperhatikan dirinya sedetail itu. Bukankah selama ini hubungan mereka tak lebih dari sentuhan kulit saja?! "Kenapa? Kamu kaget aku bisa tahu hal sedetail itu, hm?"Carlos tersenyum sinis, menyusuri tulang pipi Ashley dengan jarinya dan berkata penuh penegasan. "Jangan meremehkan diriku, Ash. Bukankah dulu kamu pernah membohongi aku satu kali?""Carl.... "Wajah gadis itu memucat. Pikiran Ashley melayang di suatu hari saat Carlos baru pulang dari luar negeri. P

DMCA.com Protection Status