Home / CEO / Di Bawah Godaan Bos Kejam / 3. Tuan Muda Misterius.

Share

3. Tuan Muda Misterius.

Author: Lil Seven
last update Last Updated: 2024-05-16 16:00:56

Ashley merasa bingung, meski begitu, esok harinya dia tetap datang ke alamat yang dicantumkan orang yang menghubungi dirinya.

"Selamat pagi, Nyonya. Saya Ashley Martin yang kemarin melamar kerja sebagai pelayan di rumah ini."

Ashley segera memperkenalkan diri pada seorang nyonya rumah cantik yang menyambutnya.

Rumah yang dia datangi sangat besar, berada di kawasan elite. Megahnya bukan main.

Namun, ada sedikit hal aneh. Rumah itu sangat sunyi, seakan-akan hanya nyonya rumah cantik inilah satu-satunya penghuni di rumah bak istana ini. Suasana yang sunyi dan sepi membuat Ashley merinding.

"Oh, Ashley. Baiklah, silakan masuk."

Wanita cantik itu tersenyum cerah, menyingkirkan kesuraman rumah ini sehingga Ashley sedikit tenang, berjalan masuk mengikuti langkah nyonya rumah yang anggun.

"Silakan duduk."

Wanita cantik yang memperkenalkan diri sebagai Fiona Rigel, mempersilahkan Ashley untuk duduk.

"Baik, Nyonya."

Ashley menjawab dengan sopan dan duduk di sofa depan nyonya Fiona, sedangkan sang nyonya langsung bicara panjang lebar tentang pekerjaan di sini.

"Jadi, kamu benar-benar tertarik untuk pekerjaan ini, kan? Aku sangat senang mendengarnya. Ini bukan pekerjaan yang sulit, dan jangan khawatir, aku akan membayar pekerjaanmu selama 3 bulan di muka," ucap nyonya Fiona.

Wanita itu berkata dengan tergesa-gesa seakan takut Ashley kabur.

"Y-ya, Nyonya?"

Ashley yang mendengar itu, tentu saja terkejut. Dibayar di muka untuk gaji tiga bulan pertama bukanlah hal umum terjadi.

Melihat ekspresi Ashley, nyonya Fiona buru-buru berkata.

"Tenang, jangan khawatir atau curiga. Aku tidak bermaksud menjebak kamu atau apa. Aku bahkan sudah menyiapkan kontrak tertulis jika kamu merasa ragu, Ashley. Ini, silakan."

Wanita cantik itu mengulurkan sebuah map yang sudah dia siapkan kepada Ashley, Ashley segera membuka map itu untuk membaca kontrak yang dibicarakan oleh sang nyonya.

Saat Ashley sedang membaca kontrak pekerjaannya, nyonya Fiona juga menyerahkan amplop coklat pada Ashley, yang ketika wanita itu membuka isinya, dia terkejut saat melihat lembaran uang di sana.

"Pekerjaan ini benar-benar dibayar di muka."

Gadis itu tanpa sadar bergumam, yang segera disahuti oleh nyonya Fiona dengan nada puas.

"Tentu saja, Sayang. Aku tidak sedang bercanda saat bicara hal itu," ucapnya.

Ashley memandang bolak balik antara map kontrak dan amplop coklat di tangan, lalu bertanya dengan ragu.

"L-lalu... sebenarnya apa pekerjaan saya, Nyonya?"

"Seperti yang ku beritahukan padamu kemarin, di sini kamu sebagai asisten rumah tangga dan bertugas menjaga waktu makan putraku, Clython."

Sang nyonya menyebutkan bahwa tugas Ashley cukup sederhana, dia juga menjelaskan bahwa putranya Clython, sekarang berusia 20 tahun.

"Meski berada di usia prima, Clython tak pernah keluar kamar lagi sejak sebuah kejadian mengejutkan terjadi padanya satu tahun lalu. Clython juga paling benci dengan kebisingan, itulah kenapa rumah ini sangat sepi," ujar nyonya Fiona, menjelaskan kondisi sang putra yang tidak biasa.

Kata-kata nyonya Fiona seakan menegaskan alasan kenapa rumah besar ini sangat sepi tanpa pelayan atau apa pun. Itu karena putranya yang tak menyukai keramaian.

"Lebih tepatnya, Clython tidak menyukai orang-orang," tandas nyonya Fiona dengan ekspresi muram.

Ashley tak bisa mengucapkan penghiburan apa pun pada wanita yang tampak menderita itu, hanya diam dengan ekspresi serba salah. Sedangkan nyonya Fiona, segera mengatur ekspresinya dan tersenyum seperti biasa.

"Yah, intinya tugasmu di sini hanya itu, bersihkan rumah ini dan jaga waktu makan Clython, kamu tidak usah khawatir kelelahan membersihkan rumah sebesar ini sendirian karena kebanyakan di sini semua sudah menggunakan teknologi modern, sehingga kamu tinggal memberi perintah saja," tutup nyonya Fiona, yang membuat Ashley merasa cukup lega.

"Aku dengan sangat terpaksa meninggalkan Clython untuk sementara waktu, mungkin beberapa bulan, karena ada pekerjaan penting di luar negeri. Kamu bersedia menerima pekerjaan ini, bukan?"

Wanita itu menatap Ashley dengan pandangan memohon, sedangkan Ashley yang menganggap ini pekerjaan mudah, tentu saja mengangguk.

"Baiklah, Nyonya. Saya terima pekerjaan ini."

Nyonya Fiona tersenyum mendengar jawaban Ashley, sebelum kemudian melanjutkan ucapan dengan ekspresi serius.

"Aku lega mendengarnya. Tapi, ada satu syarat yang harus kamu penuhi, Ashley. Jangan pernah membicarakan keadaan Clython kepada siapa pun, bukankah jumlah gaji yang kamu terima cukup untuk membuat dirimu tutup mulut?"

"Saya janji tidak akan membicarakan kondisi tuan muda pada siapa pun, Nyonya," jawab Ashley dengan sungguh-sungguh, sehingga membuat nyonya Fiona merasa benar-benar lega.

"Baiklah. Terima kasih, aku sepertinya percaya padamu," ucap wanita itu seraya berdiri dan menjabat tangan Ashley.

"Ya, Nyonya."

Ashley ikut berdiri, balas menjabat tangan majikannya.

"Dan ini."

Nyonya Fiona tiba-tiba mengeluarkan sebuah lonceng dari sakunya, menggoyangkan benda itu perlahan, terdengar suara nyaring dari benda yang dia goyangkan meski benda itu berukuran cukup kecil.

Saat Ashley memandang lonceng di tangan sang nyonya dengan ekspresi penasaran, nyonya Fiona dengan baik hati menjelaskan.

"Jika kamu mendengar bunyi lonceng ini, itu tandanya putraku sedang memanggilmu. Datang padanya segera tanpa menunda apa pun, atau sesuatu yang buruk akan terjadi padamu," ujar sang nyonya, tampak sangat serius.

Ashley secara spontan menelan ludah saat mendengar itu, mengangguk dengan tegang. Berpikir bahwa sebenarnya sang tuan muda tak sejinak yang dia bayangkan.

Apakah putra sang nyonya akan mengamuk jika panggilannya diabaikan? Ashley tiba-tiba ketakutan sendiri dan benar-benar mengingat peringatan yang diberikan sang nyonya.

"Saya akan mengingat hal ini, Nyonya," jawab Ashley dengan ekspresi ketakutan, yang membuat nyonya Fiona tertawa.

"Hey, tenang, putraku jarang memanggil. Jadi kamu tak usah khawatir, aku juga sudah cerita padanya tentang keberadaanmu di rumah ini, selama kamu tidak melakukan hal yang kularang, semua akan berjalan lancar," ujarnya, menepuk bahu Ashley seolah menghiburnya.

"Baik, Nyonya."

Nyonya Fiona melihat jam tangan dan terlihat panik.

"Ah, aku hampir ketinggalan pesawat, aku harus pergi!" serunya, lalu terburu-buru pamit kepada Ashley sebelum lari keluar rumah.

Ashley yang ditinggalkan sendiri, akhirnya mulai melakukan pekerjaan rumah dan membaca dengan sungguh-sungguh panduan alat alat modern yang diberikan sang nyonya.

Setelah selesai membersihkan rumah yang ternyata sangat mudah, Ashley yang tadinya terus menerus gugup, mulai rileks.

"Wah, tugasnya sangat ringan! Dan aku tidak menyangka akan mendapatkan bayaran di muka untuk tiga bulan ke depan. Bayarannya juga sebanyak ini!" serunya, saat mengingat amplop tebal yang kini dia simpan di tas.

Ashley tidak harus menginap di sini, setelah jam tujuh malam dan mengirim makanan untuk sang tuan muda, menaruh makanan itu di depan kamar, Ashley diperbolehkan pulang.

Ashley tanpa sadar mendongak ke lantai dua, di mana kamar tuan muda Clython berada. Tempat yang tidak boleh dia kunjungi, kecuali diizinkan sang pemilik kamar.

Kamar itu terus tertutup sejak Ashley datang. Membuat dia merasa penasaran.

"Kira-kira... semenakutkan apa tuan muda Clython, ya? Kenapa nyonya berkata seakan-akan dia orang gila?"

Wanita itu merinding sendiri, membayangkan bagaimana menakutkannya seseorang yang tak pernah keluar rumah bertahun-tahun.

"Aku takut, aku cukup tidak mendekat saja, kan?" gumamnya, tanpa sadar melangkah menjauh.

"Baiklah, ayo lakukan pekerjaan dengan benar, Ashley!" seru wanita itu, menyemangati dirinya sendiri dan mulai melanjutkan pekerjaan.

Tak terasa pekerjaan siang itu selesai dengan cepat. Ashley juga sudah selesai memasak makan siang untuk tuan muda.

Untungnya, menurut nyonya Fiona, Clython bukanlah seorang pemilih makanan. Jadi, Ashley tidak kesulitan memasakkan makan siang untuk sang tuan muda setelah mempelajari catatan yang disiapkan nyonya Fiona.

Ashley yang merasa gerah, melepaskan ikatan saputangan bermotif bunga yang menahan sanggulnya dan merapikan rambut panjangnya yang tergerai.

Sinar matahari dari celah jendela dapur menyinari rambutnya, mengembalikannya ke kondisi lembut alami tanpa ada bekas ikatan.

Karena merasa seolah tenggorokannya mengering, Ashley membalikkan badannya ke almari es di dapur untuk mengambil air.

Sambil memegang botol dengan kedua tangan, Ashley membuka tutupnya dan meminumnya dalam jumlah banyak.

Saat tengah asyik minum, Ashley tiba-tiba dengan tergesa-gesa menghabiskan airnya, dia menyeka kelembapan di bibirnya dengan punggung tangan, lalu mengarahkan pandangan ke pintu dapur.

"Aku merasa seseorang baru saja mengamatiku. Apakah hanya perasaanku saja?" gumam Ashley, mengerutkan kening.

Related chapters

  • Di Bawah Godaan Bos Kejam   4. Ciuman Ganas Carl

    Entah kenapa rasanya tadi seperti sedang diawasi seseorang, tapi begitu dia berbalik, Ashley tak menemukan siapa pun. "Bukan hantu, kan?" Dia tiba-tiba merinding sendiri, rumah sebesar dan sesepi ini, tidak mungkin kalau tidak ada hantu. Ashley yang ketakutan, segera keluar dari dapur dengan langkah tergesa-gesa. Tepat saat dia baru saja keluar dari dapur dan menuju ruang tamu, tatapannya terarah ke seorang pria yang sepertinya baru masuk ke dalam rumah. Langkah Ashley seketika terhenti dengan mata terbelalak lebar, tak menyangka akan bertemu pria itu di sini. "K-kamu.... " Ashley tak sanggup melanjutkan ucapan. Kening pria di depannya berkerut saat tatapan mereka bertemu, dia langsung berjalan cepat ke arah Ashley sehingga Ashley spontan mundur ke belakang dengan panik. "Kenapa kamu muncul di sini? Sebegitu inginnya kamu menarik perhatianku, hah?" Carlos Montero yang dalam waktu singkat ada di depan Ashley, dengan mudah mendorong tubuh wanita itu ke dinding,

    Last Updated : 2024-05-16
  • Di Bawah Godaan Bos Kejam    5. Takut Berangkat Kerja

    "C-Carl, sungguh. Tolong jangan lakukan ini. Aku... aku tidak bisa.... " 'Aku tidak bisa melakukan hal seperti itu dengan seseorang yang sudah memiliki tunangan. Aku bukan perusak rumah tangga orang!' Ashley ingin sekali berteriak seperti itu. Namun, kata-kata itu tertahan di tenggorokan saat lidah panas Carlos menjelajahi lehernya. Pada titik ini, Ashley menyadari sesuatu. Dia telah begitu jatuh cinta pada Carlos selama ini. Sejujurnya saat melihat Carlos lagi di depannya, Ashley sangat ingin memeluknya, menyerahkan diri kepadanya sampai pada titik di mana dia akan menawarkan lebih dari sekadar apa yang ada di bawah. Carlos yang menyadari bahwa Ashley juga menginginkannya, membelai dada wanita itu dengan lembut dan berbisik penuh kemenangan di dekat telinga Ashley. "Tubuh ini, bukankah selalu menjadi milikku, Ash? Kamu tidak menyerahkannya pada pria lain setelah kita berpisah, kan?" Kata-katanya sangat posesif, seakan-akan Carlos tak sudi jika Ashley sampai disentuh

    Last Updated : 2024-05-16
  • Di Bawah Godaan Bos Kejam   6. Apakah Kamu Hamil?

    "Aku bisa tenang sekarang." Seharian, Ashley melaksanakan pekerjaan dengan hati riang karena tak ada Carlos Montero di mana pun. Siang hari, sesuai jadwal, dia mengantarkan senampan makanan ke lantai dua, tempat Clython Montero berada. "Tuan muda, makanan untuk Anda," ucap Ashley, mengumumkan kehadirannya. Tangan Ashley baru saja hendak mengetuk pintu saat pintu di depannya tiba-tiba terbuka. "Terima kasih." Suara berat seorang pria muda, menyapa pendengaran Ashley, sehingga wanita itu refleks mendongak. Wanita itu seketika dikejutkan oleh penampilan tak terduga, penampilan dari seorang pria muda yang kini berdiri di depannya. "Wah, t-tampan.... " Mulut Ashley seketika mengucapkan kata itu saat melihat Clython untuk pertama kalinya. Ashley segera memukul mulutnya sendiri dan menjawab ucapan Clython sesopan mungkin. "S-sama-sama. Tolong tinggalkan catatan jika ada yang tidak sesuai dengan selera Anda, Tuan muda." "Oke." Clython, seperti kemarin, masih sangat irit

    Last Updated : 2024-05-20
  • Di Bawah Godaan Bos Kejam   7. Kesalahpahaman

    Carlos berjalan ke kamar dengan perasaan marah, duduk di pinggir ranjang seraya mengusap kasar wajahnya."Sial!"Umpatan pelan keluar dari bibir pria tampan nan tegap itu, wajahnya medongak, menarik napas panjang dengan mata tertutup. "Kenapa tidak hamil?"Gumaman pelan keluar dari mulut Carlos, terdengar begitu tertekan. "Aku sudah main tanpa pengaman. Harusnya hamil, kan?"Carlos mengacak pelan rambutnya, mengingat kembali tampilan menawan Ashley yang kini, entah bagaimana ceritanya, tiba-tiba bekerja di rumahnya. Carlos benar-benar frustasi sekarang. Trik yang dia gunakan untuk mengikat Ashley selamanya di sisinya, gagal total. Ada alasan kenapa di malam terakhir pertemuan mereka, Carlos meminta untuk bermain tanpa pengaman. Itu karena dia berencana membuat Ashley hamil, sehingga wanita itu datang lagi padanya dan meminta pertanggungjawaban. Dengan begitu, Carlos memiliki alasan untuk membatalkan pertunangan dan menikah dengan Ashley. Sejak awal, hanya Ashley wanita yang dia

    Last Updated : 2024-05-26
  • Di Bawah Godaan Bos Kejam   8. Kenapa Bersikap Posesif?

    "Ha! Kenapa aku malah berdandan!"Ashley dengan cepat menghapus riasannya dan tertawa miris di depan cermin. Sebuah kebiasaan memang benar-benar mengerikan.Selama tiga tahun dia terbiasa berdandan dahulu sebelum bertemu Carlos Montero, dan sekarang, saat berangkat bekerja ke kediaman Montero, tanpa sadar dia berdandan seperti dulu. "Sadar, Ash. Sadar. Kamu bekerja untuk Claython Montero sekarang, bukan Carlos Montero. Mereka sama-sama Montero, tapi berbeda," ucap Ashley, mensugesti dirinya sendiri bahwa dia sekarang berbeda dan tidak harus tampil sempurna meski pergi ke tempat di mana ada Carlos di sana. "Haaa, ini semua gara-gara Carlos yang terus mengganggu beberapa hari terakhir ini,"Rumah Montero sepi seperti biasa, hari ini pun tak ada tanda-tanda Carlos di rumah sehingga Ashley mengerjakan tugasnya dengan tenang. Pagi hari berjalan lancar, setelah menyiapkan makan siang untuk Claython, Ashley masuk kamar dan beristirahat. DING DONG! Suara bel pintu gerbang mengganggu tid

    Last Updated : 2024-05-26
  • Di Bawah Godaan Bos Kejam   9. Kamu Harus Dihukum!

    "Aku... aku tidak bohong!"Ashley berteriak, menelengkan kepala ke samping untuk menghindari bibir Carlos yang begitu dekat dengan pipinya. "Tidak bohong? Jangan membuat aku tertawa. Aku sangat tahu bagaimana ketika dirimu berbohong."Carlos mencengkeram pipi Ashley, memaksa gadis itu untuk menatapnya. "Sudut bulu matamu yang cantik ini bergetar, Sayang," ejeknya, dengan ujung jari menyentuh bulu mata lentik milik Ashley. "Ap-apa.... "Ashley kehilangan kata-kata saat mendengar itu. Ashley benar-benar tidak tahu, Carlos memperhatikan dirinya sedetail itu. Bukankah selama ini hubungan mereka tak lebih dari sentuhan kulit saja?! "Kenapa? Kamu kaget aku bisa tahu hal sedetail itu, hm?"Carlos tersenyum sinis, menyusuri tulang pipi Ashley dengan jarinya dan berkata penuh penegasan. "Jangan meremehkan diriku, Ash. Bukankah dulu kamu pernah membohongi aku satu kali?""Carl.... "Wajah gadis itu memucat. Pikiran Ashley melayang di suatu hari saat Carlos baru pulang dari luar negeri. P

    Last Updated : 2024-05-29
  • Di Bawah Godaan Bos Kejam   10. Musibah 200 Juta

    dCarlos yang sedang duduk di sofa dengan kaki bersilang dan satu tangan memegang gelas berisi cairan pekat, tersenyum arogan dengan dagu terangkat. "Apalagi? Aku adalah majikanmu sekarang."Carlos mengatakan itu dengan senyuman sinis. "Itu, itu tidak mungkin!"Ashley menggeleng tak percaya, sedangkan Carlos, yang kecewa dengan reaksi Ashley, berdiri dan berjalan mendekat ke arah Ashley. "Kenapa tidak mungkin? Segitu jijiknya kamu dengan aku?"Carlos yang kini berdiri di depan Ashley, bertanya dengan tangan terkepal menahan marah. "Mm-maksudnya bukan begitu. Aku mengikat kontrak dengan nyonya Fiona, bukan dirimu.""Apa bedanya? Di perjanjian kontrak tertulis bahwa kamu mengikat kontrak dengan kepala keluarga, dan kepala keluarga Montero adalah aku," jelas Carlos, lantas melemparkan kertas kontrak dari sakunya ke dada Ashley. "Lihatlah ini."Pria itu berkata dengan dingin. Ashley segera memungut kertas yang jatuh ke lantai dan membacanya dengan cepat. "A-Apa?!"Ashley tentu saja

    Last Updated : 2024-06-01
  • Di Bawah Godaan Bos Kejam   11. Ancaman Clython

    Carlos benar-benar pulang. Namun, saat Ashley hendak mendatangi pria itu untuk membicarakan uang 200 juta yang dia kirim, lonceng kamar Clython berbunyi. Ashley awalnya bimbang, mendatangi Carlos yang tampak masuk ke dalam rumah, ataukah langsung menemui Clython. Seakan mengetahui kebimbangan Ashley, lonceng itu berbunyi sekali lagi, sehingga Ashley segera lari menaiki tangga dan berteriak. "S-saya akan segera ke sana, Tuan muda!"Dia pada akhirnya mengabaikan Carlos, meski pandangan mereka jelas bertemu. Ashley merasa sedikit menyesal saat melihat punggung Carlos yang berjalan menjauh, lalu menghilang dari pandangan. Ashley menarik napas panjang, menegakkan badan dan mengetuk pintu kamar dengan sopan. "Tuan muda, permisi. Apakah Anda memanggil saya?"Pintu terbuka, tampak sosok Clython dengan hoodie menutup sebagian wajahnya, berdiri di depan Ashley. Pria muda tampan yang memiliki postur tinggi itu, seakan sudah menunggu kedatangan Ashley, bertanya dengan tatapan dingin di ba

    Last Updated : 2024-06-05

Latest chapter

  • Di Bawah Godaan Bos Kejam   Awal Yang Baru (TAMAT)

    Setelah keputusan besar yang diambil oleh Carlos, hidupnya mulai bergerak ke arah yang baru. Meskipun ada perasaan kehilangan dan perpisahan, Carlos merasa ada kedamaian dalam dirinya, meskipun perjalanannya untuk menemukan kebahagiaan belum berakhir. Melihat Clython dan Ashley yang akhirnya bisa bersama dan bahagia, Carlos merasa senang untuk mereka, tetapi dia tahu, itu adalah bagian dari perjalanan hidup mereka yang berbeda dari dirinya. Clython dan Ashley menjalani hubungan mereka dengan penuh cinta dan saling mendukung. Mereka berdua merasa seperti telah melalui banyak hal bersama—dari masa sulit dengan ibu Clython hingga cobaan yang mereka hadapi saat bersama. Kini mereka dapat menikmati kebersamaan mereka, bebas dari rasa cemas dan tertekan, hidup dengan cara mereka sendiri. Clython semakin memahami bahwa ia bisa memilih jalannya sendiri, dan dengan Ashley di sisinya, dia merasa lebih kuat dan lebih siap menghadapi masa depan. Sementara itu, Carlos merasa bahwa mungkin sudah

  • Di Bawah Godaan Bos Kejam   Saling Bicara

    Carlos akhirnya memutuskan untuk berbicara dengan ibu Clython, meskipun dia tahu ini bukanlah percakapan yang mudah. Dengan hati yang penuh tekad dan niat baik, dia pergi menemui ibunya di rumah keluarga Clython, bertekad untuk membuka mata wanita itu tentang bagaimana perasaannya terhadap anak-anaknya, terutama Clython. Ketika Carlos tiba di rumah, ibu Clython sedang duduk di ruang tamu, wajahnya masih tampak lelah dan cemas setelah peristiwa yang terjadi sebelumnya. Carlos berdiri di depan pintu, menarik napas dalam-dalam, dan kemudian mulai berbicara. "Ibu, saya tahu ini sulit untuk diterima, tapi saya rasa sudah waktunya kita berbicara tentang apa yang terjadi. Tentang Clython, tentang hubungan kalian, dan tentang apa yang sebenarnya terjadi di hati anak-anak kita," kata Carlos dengan nada lembut namun tegas. "Saya tahu Anda hanya ingin yang terbaik untuknya, tapi memaksakan kehendak seperti ini hanya membuatnya semakin tertekan." Ibu Clython menatapnya, terlihat sedikit terke

  • Di Bawah Godaan Bos Kejam   Pergi Dari Rumah

    Setelah percakapan yang sangat emosional dan penuh ketegangan dengan ibunya, Clython merasa tidak ada lagi jalan lain selain pergi. Hatinya yang sudah terlalu lama terkekang, akhirnya meledak, dan dia mengambil keputusan besar untuk kabur dari rumah. Tanpa memberi tahu siapa pun, dia meninggalkan mansion keluarga dengan membawa sedikit barang, hanya untuk mencari kebebasan yang dia yakini akan membawanya ke kebahagiaan—bersama Ashley. Ibunya yang terkejut dan marah, tidak tahu harus berbuat apa. Dia tidak pernah membayangkan bahwa Clython akan sampai sejauh ini, meninggalkan rumah tanpa memberi tahu siapa pun. Setelah beberapa jam mencoba menghubungi Clython tanpa hasil, ibu Clython merasa cemas dan panik. Dalam keadaan putus asa, dia akhirnya memutuskan untuk menelepon seseorang yang dia pikir bisa membantu—Carlos. Carlos yang baru saja menghabiskan waktu sendiri, merasa terkejut ketika mendengar telepon dari ibu Clython. Meskipun hubungan mereka pernah tegang dan penuh ketidakpas

  • Di Bawah Godaan Bos Kejam   Halangan

    Setelah mendengar kabar bahwa Clython berpacaran dengan Ashley, ibu Clython merasa sangat terganggu dan kecewa, merasa bahwa status sosial mereka bisa terancam karena hubungan tersebut. Ketakutannya akan dampak reputasi keluarga dan bagaimana orang lain akan melihatnya membuatnya mengambil langkah drastis. Suatu pagi, ibu Clython memanggil Ashley untuk berbicara di ruang kerjanya. Suasana terasa sangat tegang. Ketika Ashley memasuki ruangan, ibu Clython memandangnya dengan tatapan dingin. "Ashley, aku ingin berbicara denganmu tentang sesuatu yang sangat serius," kata ibu Clython dengan nada tegas. "Aku baru saja mengetahui bahwa kamu sedang menjalin hubungan dengan putraku, Clython." Ashley merasa gugup, namun berusaha tetap tenang. "Ibu, saya... saya hanya ingin yang terbaik untuk Clython. Kami berdua saling mencintai, dan saya tidak ingin ada masalah." Namun, ibu Clython tidak menunjukkan tanda-tanda memahami. Wajahnya semakin serius dan kaku. "Tidak ada tempat untukmu di sini

  • Di Bawah Godaan Bos Kejam   Belum Siap

    Clython menatap Ashley dengan serius, sebuah rencana yang sudah dia pikirkan matang-matang di benaknya. "Ashley," katanya dengan suara penuh keyakinan, "Aku merasa kita harus memberitahu ibuku. Aku ingin dia tahu bahwa kita sekarang bersama, bahwa aku berkomitmen padamu. Aku rasa ini saat yang tepat." Ashley menundukkan kepalanya sejenak, memikirkan kata-kata Clython. Dia tahu betapa pentingnya ini bagi Clython, tetapi dalam dirinya, ada perasaan ragu yang mengganjal. Mengungkapkan hubungan ini, terutama kepada ibunya yang juga majikan Ashley, terasa seperti langkah besar, dan dia merasa belum sepenuhnya siap. "Aku paham, Clython," jawab Ashley dengan suara lembut, "Tapi aku... aku belum siap. Ini semua terasa begitu cepat, dan aku merasa perlu waktu untuk benar-benar merasa nyaman dengan langkah itu." Clython terdiam sejenak, melihat ekspresi cemas di wajah Ashley. Dia tahu bahwa meskipun dia ingin segera memperkenalkan hubungan mereka, dia tidak ingin memaksakan apa pun pada Ash

  • Di Bawah Godaan Bos Kejam   Suasana Romantis

    Setelah ciuman itu, suasana antara Ashley dan Clython terasa begitu intens, penuh dengan perasaan yang belum pernah mereka ungkapkan sebelumnya. Namun, di tengah kehangatan pelukan mereka, Ashley merasa ada sesuatu yang mengganjal di pikirannya, sesuatu yang tiba-tiba muncul. Dia menarik napas dalam-dalam, seakan ingin memastikan dirinya terlebih dahulu sebelum bertanya. Clython, yang merasakan perubahan kecil dalam sikap Ashley, melepaskan pelukan mereka perlahan dan menatapnya dengan penuh perhatian. "Ada apa, Ashley?" tanya Clython, suaranya lembut, namun penuh dengan rasa ingin tahu. Ashley menghela napas, sedikit ragu, namun dia tahu dia harus bertanya. "Clython, aku... aku ingin bertanya sesuatu. Ini mungkin terdengar aneh, tapi... siapa pacarmu sebelum aku?" matanya menatapnya dengan jujur, namun ada sedikit kecemasan di sana. Clython terdiam sejenak, tampaknya terkejut dengan pertanyaan itu. Dia mengamati wajah Ashley, dan kemudian mengangguk pelan. "Kamu tahu, sebelum kit

  • Di Bawah Godaan Bos Kejam   Ciuman Canggung

    Setelah tawa mereka mereda, suasana di sekitar Ashley dan Clython menjadi lebih tenang. Mereka berdua duduk di sana, saling menatap, merasa seperti waktu berjalan lambat. Ada kehangatan di udara, dan meskipun mereka baru saja berbagi tawa canggung, perasaan di antara mereka semakin kuat dan lebih jelas. Clython meraih tangan Ashley, jemarinya menyentuh lembut kulitnya, menciptakan hubungan yang lebih dalam di antara mereka. Mata mereka saling bertemu, dan untuk sesaat, dunia di sekitar mereka tampak menghilang. Hanya ada mereka berdua di dalam ruang itu, perasaan yang berkembang, dan sebuah janji tak terucapkan yang menghubungkan mereka. Ashley merasakan getaran halus dalam dadanya. Ada rasa nyaman yang dia rasakan, lebih dari sekadar ketertarikan, lebih dari sekadar perasaan tak menentu yang ada sebelumnya. Ini adalah perasaan yang lebih dalam, lebih tulus, yang sudah lama dia cari tanpa benar-benar menyadarinya. Clython, yang juga merasakan hal yang sama, menarik napas dalam-da

  • Di Bawah Godaan Bos Kejam   Penyesalan

    Carlos berjalan sendirian, langkahnya berat dan perasaan yang semakin menggerogoti hatinya. Semua yang terjadi antara dia dan Ashley, meskipun terasa begitu kuat dan nyata, kini terasa seperti bayangan yang perlahan menghilang dari hidupnya. Dia merasa seperti baru saja kehilangan sesuatu yang sangat berharga, dan penyesalan itu mengalir begitu deras dalam dirinya. "Aku sudah menyia-nyiakan Ashley," bisiknya pada dirinya sendiri. "Aku terlalu sibuk dengan egoku, dengan perasaanku, tanpa melihat apa yang sebenarnya dia butuhkan." Pikirannya berlarian, meninjau kembali semua keputusan yang ia buat, setiap kata yang terucap, dan setiap perasaan yang dipendam. Carlos tahu dia telah membuat kesalahan. Meskipun cintanya pada Ashley begitu besar, dia juga tahu bahwa dalam banyak hal, dia tidak cukup sabar, tidak cukup pengertian. Dia mengingat saat-saat ketika Ashley menghindari percakapan, saat dia merasa ragu dan terluka, namun Carlos terus mengejar dan berharap semuanya bisa berjala

  • Di Bawah Godaan Bos Kejam   Merelakan

    Setelah berbicara dengan Clython, Carlos merasa ada satu hal terakhir yang harus ia lakukan sebelum benar-benar melepaskan perasaannya. Ia tahu ia belum benar-benar menyelesaikan semuanya dengan Ashley. Ia harus meminta maaf—bukan hanya untuk dirinya sendiri, tetapi untuk memberi Ashley kebebasan sepenuhnya dari rasa bersalah atau tekanan apa pun. Carlos menemui Ashley di sebuah tempat yang tenang, tempat di mana mereka dulu sering berbagi cerita. Ashley terlihat terkejut melihat Carlos, tetapi dia tidak menghindar. Ada sesuatu di mata Carlos yang membuatnya merasa bahwa percakapan ini berbeda. "Ashley," Carlos memulai dengan nada lembut, "Aku hanya ingin mengatakan sesuatu sebelum aku benar-benar pergi." Ashley menatapnya, ragu-ragu, tetapi mengangguk. "Katakan, Carlos." Carlos menarik napas dalam, mencoba menenangkan dirinya. "Aku ingin meminta maaf. Kalau selama ini aku membuatmu merasa tertekan, merasa seolah-olah aku memaksakan perasaanku padamu, aku benar-benar menyesal. It

DMCA.com Protection Status