Home / CEO / Di Bawah Godaan Bos Kejam / 4. Ciuman Ganas Carl

Share

4. Ciuman Ganas Carl

Author: Lil Seven
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56

Entah kenapa rasanya tadi seperti sedang diawasi seseorang, tapi begitu dia berbalik, Ashley tak menemukan siapa pun.

"Bukan hantu, kan?"

Dia tiba-tiba merinding sendiri, rumah sebesar dan sesepi ini, tidak mungkin kalau tidak ada hantu.

Ashley yang ketakutan, segera keluar dari dapur dengan langkah tergesa-gesa.

Tepat saat dia baru saja keluar dari dapur dan menuju ruang tamu, tatapannya terarah ke seorang pria yang sepertinya baru masuk ke dalam rumah.

Langkah Ashley seketika terhenti dengan mata terbelalak lebar, tak menyangka akan bertemu pria itu di sini.

"K-kamu.... "

Ashley tak sanggup melanjutkan ucapan.

Kening pria di depannya berkerut saat tatapan mereka bertemu, dia langsung berjalan cepat ke arah Ashley sehingga Ashley spontan mundur ke belakang dengan panik.

"Kenapa kamu muncul di sini? Sebegitu inginnya kamu menarik perhatianku, hah?"

Carlos Montero yang dalam waktu singkat ada di depan Ashley, dengan mudah mendorong tubuh wanita itu ke dinding, memenjarakannya dengan kedua lengan. Tatapannya yang tajam dan sorot matanya yang dingin, membuat tubuh Ashley seketika gemetar ketakutan.

"C-Carl...."

Carlos Montero terkekeh pelan dengan wajah yang jelas-jelas tidak mengharapkan jawaban apa pun meski menanyakan pertanyaan itu.

"Apakah kata-kataku salah? Kamu sampai nekat ke sini untuk merayuku, kan?" ejeknya.

Penghinaan tercetak jelas di wajah tampannya, membuat hati Ashley kesakitan.

"A-apa maksudmu! Aku tidak ke sini karena ingin menggodamu, tapi untuk bekerja!" seru Ashley dengan marah, mencoba melepaskan diri dari penjara Carlos.

Namun, tentu saja itu hal yang sia-sia. Tidak masuk akal tubuhnya yang ramping melawan seorang Carlos Montero.

"Bekerja? Di rumahku?"

Carlos tertawa sinis, meraih dagu Ashley dan menatap wanita itu dengan ekspresi meremehkan.

"Kebohongan apa yang kamu ucapkan ini, Ashley? Itu hal paling mustahil yang pernah kudengar. Seorang Ashley Martin, bekerja sebagai asisten rumah tangga? Cih, berhenti membuat aku menganggapmu menyedihkan," ejek Carlos dengan mata menyipit, yang membuat Ashley semakin marah.

"Di matamu aku ini seperti apa memangnya, hah?! Kenapa aku harus berbohong padamu, aku benar-benar di sini untuk bekerja. Terserah kamu percaya atau tidak!"

Setelah berteriak seperti itu, Ashley melepaskan lengan Carlos yang mengungkungnya dengan sekuat tenaga.

Dia segera berjalan meninggalkan Carlos, merasa hanya akan sia-sia bicara dengan pria berengsek seperti dirinya.

Kenapa pria itu berpikir bahwa dia tak bisa bekerja seperti ini?! Meski menjadi wanita penghangat ranjangnya selama tiga tahun, bukan berarti dia tak memiliki bakat apa pun selain berbaring dengan baju menggoda di atas ranjang!

Harga diri Ashley terasa tercabik-cabik mendengar ucapan Carlos. Jadi dia mempercepat langkah.

Namun, hanya beberapa langkah, Carlos segera menahan langkah Ashley dengan menarik lengannya sehingga tubuh wanita itu berbalik menghadap dirinya.

"Ashley Martin. Kamu benar-benar bekerja di sini?"

Carlos masih saja menanyakan pertanyaan yang sama, sehingga Ashley mendengus dan menjawab ketus.

"Kenapa aku harus menjawab pertanyaan yang begitu jelas?!"

Pria itu tertawa sinis, mencengkeram dagu Ashley dan menatap tajam pada wanita yang lebih pendek darinya itu.

"Hah, sungguh menyebalkan. Lalu, jelaskan padaku, kenapa kamu HARUS bekerja di sini? Atas alasan apa kecuali karena ingin menggodaku, hah?"

"A-apa? Tidak, aku tidak... aku benar-benar tidak berniat menggoda atau bertemu denganmu. Aku bahkan tidak menyangka kalau kita akan bertemu di sini!" sanggah Ashley, mencoba melepaskan cengkeraman Carlos di dagunya.

Pria di depannya sangat kasar, Ashley bahkan merasa tak mengenal seorang Carlos Montero lagi.

"Cih, mau beralasan apalagi? Kalau begitu, jawab saja satu pertanyaan ini, dari semua rumah di negeri ini, kenapa kamu bekerja di rumah keluarga Montero?" desisnya, mendelik ke arah Ashley.

"R-rumah keluarga Montero?"

Kini Ashley yang dibuat terkejut oleh pertanyaan Carlos.

Tidak, tadi jelas-jelas nyonya Fiona memperkenalkan diri sebagai Fiona Rigel. Kenapa sekarang Carlos mengatakan bahwa ini adalah rumah keluarga Montero?

"Jangan berpura-pura lagi, Ash. Jelas-jelas kamu sengaja melamar pekerjaan di sini, karena ingin menarik perhatianku, ya kan? Akui saja," ejek Carlos sambil terkekeh.

Melihat senyumnya yang sangat menghina, Ashley langsung memukul lengan pria itu dan menjawab keras.

"Hey, tidak! Kamu salah paham, Berengsek. Aku benar-benar tak tahu ini rumahmu, yang memperkerjakanku adalah nyonya Fiona Rigel!"

"Fiona Rigel itu ibuku, dan ini rumahku," tandas Carlos, melihat tangannya ke dada dengan ekspresi puas. Seakan-akan dia yakin betul, ini semua hanya taktik Ashley, untuk tetap dekat dengan dirinya setelah putus.

"A-apa? Bagaimana.... "

Ashley tak bisa mengatakan apa pun lagi.

Saat kata-katanya terkunci, pandangan mereka bertemu.

"Ya. Ini rumahku, Ashley Martin."

Carlos mengulang kata-kata itu dengan tegas.

Pria itu lantas meraih pergelangan tangan Ashley dengan erat. Cengkeramannya terlalu erat hingga membuat pergelangan tangan Ashley terasa nyeri. Dia hendak menjerit kesakitan, tapi Carlos memberi isyarat agar dia diam.

"Ssttt!"

Sebelum Ashley bereaksi, Carlos langsung memeluknya dengan erat, pelukan itu membawa nuansa aneh, seakan-akan pria besar di depannya ini sedang melepaskan sesuatu yang sudah dia tahan sejak lama.

Seperti sebuah kerinduan yang begitu besar.

"H-hey, Carl. Jangan, jangan lakukan ini," tolak Ashley, mendorong dada Carlos menjauh.

"Kenapa jangan? Apakah kamu sudah punya pria lain, padahal baru sebulan pisah dariku?"

Pria itu bertanya dengan dingin, merengkuh badan Ashley dengan lebih erat sehingga Ashley kesusahan bernapas.

"Carl.... "

Saat Ashley yang terengah-engah dan mengangkat kepalanya, kepalanya kini berada di dekat dada Carlos.

Pergelangan tangannya masih terikat pada pria itu, dan dia meraba-raba sejenak dengan tangannya yang bebas, tidak tahu di mana harus meletakkannya.

Ketakutan menguasai dirinya.

Ini ruang terbuka, bagaimana jika seseorang melihat?

"Carl, hey. Lepaskan."

Ashley mencoba mendorong Carlos menjauh sekali lagi.

"Tidak. Setelah bertemu lagi, bagaimana aku akan melepaskan dirimu, hm?"

Jawaban Carlos membuat Ashley panik.

Tubuh Ashley menegang seperti orang yang tertangkap basah melakukan kesalahan.

Pasrah dengan apa yang dilakukan Carlos, secara refleks Ashley menutup matanya.

Saat itulah, lidah Carlos tiba-tiba menyelinap di antara bibirnya, dengan lembut membasahi bagian dalamnya.

"Carl!"

Ashley membuka mata dan melayangkan protes.

Bagaimana pun, tindakan Carlos terlalu berisiko.

Carlos sekali lagi, terlihat tak peduli.

Dia masih terus mencium Ashley. Lidah Carlos secara provokatif menjelajahi selaput lendir lembutnya, menggoda giginya, dan melingkari lidahnya dengan ekspresi cabul.

"Uh."

Ashley tahu dia harus mendorong pria ini menjauh, tapi Ashley saat ini malah dengan enggan menerima ciuman darinya.

Pipinya memerah, dan rambut panjang yang jatuh di bawah bahunya berayun lembut.

Tangan Carlos turun, dan, tanpa diduga, menyelipkan ke dalam kausnya.

"H-hey... "

Ashley semakin panik dengan tindakan nekat Carlos.

Sebelum Ashley bisa menghentikannya, salah satu payudaranya ditangkupkan di tangan xcari dan kakinya terbuka lebar saat Carlos mendorongnya dengan pahanya.

Penglihatan Ashley kabur saat pikirannya bertentangan dengan gagasan bahwa dia tidak seharusnya melakukan ini.

Ciuman yang intens menyatukan mereka seperti magnet.

Dengan cengkeramannya yang lebih kuat, puncak buah dada yang sensitif milik Ashley menjadi kencang.

Menyadari hal itu, Carlos menekan puncak yang menonjol itu dengan jari-jarinya. Tersenyum sinis dan penuh kepuasan.

"Bukankah kamu sangat merindukanku, Ashley?" bisiknya dengan nada arogan.

"T-tidak...."

Ashley menggeleng, tapi senyuman Carlos semakin lebar.

"Bohong. Lihatlah dirimu sendiri sekarang, aku bisa melihat betapa kamu ingin memeluk dan menciumku dengan beringas," tandasnya, puas.

"K-kubilang tidak!" elak Ashley, menyingkirkan tangan Carlos dari dadanya.

Carlos malah mendekat dan menjilat leher Ashley, lalu berbisik dengan suara menggoda.

"Hm? Sungguh? Haruskah aku melucuti semua pakaianmu dan membuktikan bahwa ucapanku benar? Aku yakin kamu bahkan sudah basah di dalam, Ashley."

Setelah mengatakan itu, tangan Carlos meraba bagian bawah milik Ashley, yang langsung dicegah oleh gadis itu.

"H-hey, jangan.... "

"Jangan apa? Jangan berhenti?" balas Carlos, terkekeh pelan.

Related chapters

  • Di Bawah Godaan Bos Kejam    5. Takut Berangkat Kerja

    "C-Carl, sungguh. Tolong jangan lakukan ini. Aku... aku tidak bisa.... " 'Aku tidak bisa melakukan hal seperti itu dengan seseorang yang sudah memiliki tunangan. Aku bukan perusak rumah tangga orang!' Ashley ingin sekali berteriak seperti itu. Namun, kata-kata itu tertahan di tenggorokan saat lidah panas Carlos menjelajahi lehernya. Pada titik ini, Ashley menyadari sesuatu. Dia telah begitu jatuh cinta pada Carlos selama ini. Sejujurnya saat melihat Carlos lagi di depannya, Ashley sangat ingin memeluknya, menyerahkan diri kepadanya sampai pada titik di mana dia akan menawarkan lebih dari sekadar apa yang ada di bawah. Carlos yang menyadari bahwa Ashley juga menginginkannya, membelai dada wanita itu dengan lembut dan berbisik penuh kemenangan di dekat telinga Ashley. "Tubuh ini, bukankah selalu menjadi milikku, Ash? Kamu tidak menyerahkannya pada pria lain setelah kita berpisah, kan?" Kata-katanya sangat posesif, seakan-akan Carlos tak sudi jika Ashley sampai disentuh

  • Di Bawah Godaan Bos Kejam   6. Apakah Kamu Hamil?

    "Aku bisa tenang sekarang." Seharian, Ashley melaksanakan pekerjaan dengan hati riang karena tak ada Carlos Montero di mana pun. Siang hari, sesuai jadwal, dia mengantarkan senampan makanan ke lantai dua, tempat Clython Montero berada. "Tuan muda, makanan untuk Anda," ucap Ashley, mengumumkan kehadirannya. Tangan Ashley baru saja hendak mengetuk pintu saat pintu di depannya tiba-tiba terbuka. "Terima kasih." Suara berat seorang pria muda, menyapa pendengaran Ashley, sehingga wanita itu refleks mendongak. Wanita itu seketika dikejutkan oleh penampilan tak terduga, penampilan dari seorang pria muda yang kini berdiri di depannya. "Wah, t-tampan.... " Mulut Ashley seketika mengucapkan kata itu saat melihat Clython untuk pertama kalinya. Ashley segera memukul mulutnya sendiri dan menjawab ucapan Clython sesopan mungkin. "S-sama-sama. Tolong tinggalkan catatan jika ada yang tidak sesuai dengan selera Anda, Tuan muda." "Oke." Clython, seperti kemarin, masih sangat irit

  • Di Bawah Godaan Bos Kejam   7. Kesalahpahaman

    Carlos berjalan ke kamar dengan perasaan marah, duduk di pinggir ranjang seraya mengusap kasar wajahnya."Sial!"Umpatan pelan keluar dari bibir pria tampan nan tegap itu, wajahnya medongak, menarik napas panjang dengan mata tertutup. "Kenapa tidak hamil?"Gumaman pelan keluar dari mulut Carlos, terdengar begitu tertekan. "Aku sudah main tanpa pengaman. Harusnya hamil, kan?"Carlos mengacak pelan rambutnya, mengingat kembali tampilan menawan Ashley yang kini, entah bagaimana ceritanya, tiba-tiba bekerja di rumahnya. Carlos benar-benar frustasi sekarang. Trik yang dia gunakan untuk mengikat Ashley selamanya di sisinya, gagal total. Ada alasan kenapa di malam terakhir pertemuan mereka, Carlos meminta untuk bermain tanpa pengaman. Itu karena dia berencana membuat Ashley hamil, sehingga wanita itu datang lagi padanya dan meminta pertanggungjawaban. Dengan begitu, Carlos memiliki alasan untuk membatalkan pertunangan dan menikah dengan Ashley. Sejak awal, hanya Ashley wanita yang dia

  • Di Bawah Godaan Bos Kejam   8. Kenapa Bersikap Posesif?

    "Ha! Kenapa aku malah berdandan!"Ashley dengan cepat menghapus riasannya dan tertawa miris di depan cermin. Sebuah kebiasaan memang benar-benar mengerikan.Selama tiga tahun dia terbiasa berdandan dahulu sebelum bertemu Carlos Montero, dan sekarang, saat berangkat bekerja ke kediaman Montero, tanpa sadar dia berdandan seperti dulu. "Sadar, Ash. Sadar. Kamu bekerja untuk Claython Montero sekarang, bukan Carlos Montero. Mereka sama-sama Montero, tapi berbeda," ucap Ashley, mensugesti dirinya sendiri bahwa dia sekarang berbeda dan tidak harus tampil sempurna meski pergi ke tempat di mana ada Carlos di sana. "Haaa, ini semua gara-gara Carlos yang terus mengganggu beberapa hari terakhir ini,"Rumah Montero sepi seperti biasa, hari ini pun tak ada tanda-tanda Carlos di rumah sehingga Ashley mengerjakan tugasnya dengan tenang. Pagi hari berjalan lancar, setelah menyiapkan makan siang untuk Claython, Ashley masuk kamar dan beristirahat. DING DONG! Suara bel pintu gerbang mengganggu tid

  • Di Bawah Godaan Bos Kejam   9. Kamu Harus Dihukum!

    "Aku... aku tidak bohong!"Ashley berteriak, menelengkan kepala ke samping untuk menghindari bibir Carlos yang begitu dekat dengan pipinya. "Tidak bohong? Jangan membuat aku tertawa. Aku sangat tahu bagaimana ketika dirimu berbohong."Carlos mencengkeram pipi Ashley, memaksa gadis itu untuk menatapnya. "Sudut bulu matamu yang cantik ini bergetar, Sayang," ejeknya, dengan ujung jari menyentuh bulu mata lentik milik Ashley. "Ap-apa.... "Ashley kehilangan kata-kata saat mendengar itu. Ashley benar-benar tidak tahu, Carlos memperhatikan dirinya sedetail itu. Bukankah selama ini hubungan mereka tak lebih dari sentuhan kulit saja?! "Kenapa? Kamu kaget aku bisa tahu hal sedetail itu, hm?"Carlos tersenyum sinis, menyusuri tulang pipi Ashley dengan jarinya dan berkata penuh penegasan. "Jangan meremehkan diriku, Ash. Bukankah dulu kamu pernah membohongi aku satu kali?""Carl.... "Wajah gadis itu memucat. Pikiran Ashley melayang di suatu hari saat Carlos baru pulang dari luar negeri. P

  • Di Bawah Godaan Bos Kejam   10. Musibah 200 Juta

    dCarlos yang sedang duduk di sofa dengan kaki bersilang dan satu tangan memegang gelas berisi cairan pekat, tersenyum arogan dengan dagu terangkat. "Apalagi? Aku adalah majikanmu sekarang."Carlos mengatakan itu dengan senyuman sinis. "Itu, itu tidak mungkin!"Ashley menggeleng tak percaya, sedangkan Carlos, yang kecewa dengan reaksi Ashley, berdiri dan berjalan mendekat ke arah Ashley. "Kenapa tidak mungkin? Segitu jijiknya kamu dengan aku?"Carlos yang kini berdiri di depan Ashley, bertanya dengan tangan terkepal menahan marah. "Mm-maksudnya bukan begitu. Aku mengikat kontrak dengan nyonya Fiona, bukan dirimu.""Apa bedanya? Di perjanjian kontrak tertulis bahwa kamu mengikat kontrak dengan kepala keluarga, dan kepala keluarga Montero adalah aku," jelas Carlos, lantas melemparkan kertas kontrak dari sakunya ke dada Ashley. "Lihatlah ini."Pria itu berkata dengan dingin. Ashley segera memungut kertas yang jatuh ke lantai dan membacanya dengan cepat. "A-Apa?!"Ashley tentu saja

  • Di Bawah Godaan Bos Kejam   11. Ancaman Clython

    Carlos benar-benar pulang. Namun, saat Ashley hendak mendatangi pria itu untuk membicarakan uang 200 juta yang dia kirim, lonceng kamar Clython berbunyi. Ashley awalnya bimbang, mendatangi Carlos yang tampak masuk ke dalam rumah, ataukah langsung menemui Clython. Seakan mengetahui kebimbangan Ashley, lonceng itu berbunyi sekali lagi, sehingga Ashley segera lari menaiki tangga dan berteriak. "S-saya akan segera ke sana, Tuan muda!"Dia pada akhirnya mengabaikan Carlos, meski pandangan mereka jelas bertemu. Ashley merasa sedikit menyesal saat melihat punggung Carlos yang berjalan menjauh, lalu menghilang dari pandangan. Ashley menarik napas panjang, menegakkan badan dan mengetuk pintu kamar dengan sopan. "Tuan muda, permisi. Apakah Anda memanggil saya?"Pintu terbuka, tampak sosok Clython dengan hoodie menutup sebagian wajahnya, berdiri di depan Ashley. Pria muda tampan yang memiliki postur tinggi itu, seakan sudah menunggu kedatangan Ashley, bertanya dengan tatapan dingin di ba

  • Di Bawah Godaan Bos Kejam   13. Bisakah Kita Tidur Bersama?

    "Salah paham tentang apa?"Kata-kata Carlos berubah dingin, meski begitu, dia tetap tak memperlambat langkahnya. Begitu Carlos berdiri di depan Ashley, pria itu dengan sigap meraih pinggang gadis di depannya dan memeluknya dengan erat, sementara tangannya yang lain mengunci pintu kamar. "Pintunya sekarang sudah terkunci, apakah kamu merasa tenang?"Carlos berbisik di sebelah telinga Ashley, napas hangatnya membuat tubuh Ashley merinding. Berada di pelukan Carlos seperti ini, dalam suasana kamar yang intim, Ashley tiba-tiba teringat masa lalu. Ashley mendongak dan mereka saling bertatapan. Keduanya kini sadar bahwa mereka tak butuh kata-kata.Begitu pintu tertutup, Carlos menarik Ashley ke dalam pelukannya, merasakan kehadirannya yang nyata setelah sekian lama hanya bisa dibayangkan. Detik berikutnya, bibir mereka sudah bertemu dalam ciuman yang penuh gairah.Ciuman itu bukan sekadar pertemuan dua pasang bibir, tapi luapan dari segala kerinduan yang terpendam selama ini.Carlos

Latest chapter

  • Di Bawah Godaan Bos Kejam   Haruskah Aku Menghamilimu?

    "Betapa mudahnya dia berpaling!"Carlos mengatakan itu dengan geram. Dia pikir Ashley hanya bermain-main saat mengatakan tak ingin memiliki hubungan apapun dengan dirinya, tapi ternyata sungguh mengejutkan, Ashley malah dekat dengan Clython, adiknya, hanya dalam tempo waktu yang cukup singkat.Carlos benar-benar terbakar cemburu. "Tidak bisa, aku tidak bisa menyerahkan Ashley pada siapapun. Bahkan itu adikku sendiri," gumam Carlos dengan tatapan membara. Jadi, didorong oleh keinginan kuat akan takutnya rasa kehilangan, Carlos mengintai Ashley yang sedang bicara dengan Clython, begitu terlihat mereka berpisah, Carlos langsung menangkap Ashley dan menyeretnya masuk ke kamar. "C-Carl?!"Ashley berteriak terkejut, tapi dengan sigap Carlos menutup mulut gadis itu dengan tangan dan menutup pintu."Ashley, beraninya berselingkuh di depanku!"Carlos tak sanggup menahan kemarahannya lagi begitu mereka berada di kamar. Setiap kali dia mengingat Ashley tengah berbicara dengan Clython, darah

  • Di Bawah Godaan Bos Kejam   17. Kehadiran Orang Ketiga

    Carlos merasa dirinya telah berubah sedikit demi sedikit, berusaha untuk menarik perhatian Ashley tanpa lagi membuatnya merasa tidak nyaman. Namun, seiring berjalannya waktu, ia mulai memperhatikan bahwa ada sosok lain yang tampaknya tertarik pada Ashley — adiknya sendiri, Clython.Suatu malam, saat suasana rumah tenang dan hanya ada desiran angin lembut yang melewati taman, Clython berkesempatan untuk berbicara dengan Ashley. Ia menemuinya di halaman belakang, di mana Ashley tengah menata bunga di dekat air mancur. Dengan senyum khasnya yang lembut, Clython mendekati Ashley, membawa energi yang hangat dan ceria."Ashley, kamu selalu sibuk dengan pekerjaan di sini. Tidak ada waktu untuk diri sendiri ya?" ujarnya sambil tersenyum.Ashley menatapnya sejenak dan membalas senyum itu. "Ya, mungkin memang begitu. Tapi aku menikmatinya, kok. Lagipula, bekerja di sini adalah cara untuk membantu keluargaku."Clython mendekat, tatapannya hangat namun serius. "Kamu bekerja keras untuk orang lain

  • Di Bawah Godaan Bos Kejam   16. Kehilangan

    Carlos adalah pria muda yang hidup serba kecukupan di sebuah rumah megah yang dikelilingi taman hijau luas dan dinding berlapis marmer. Di tengah semua kemewahan itu, hidupnya sebenarnya tak seindah tampak luar. Baru-baru ini, hatinya remuk setelah ditolak oleh Ashley, rasanya harga dirinya hancur. "Bagaimana caranya."Carlos masih merasa tidak puas meski sudah menyulitkan Ashley beberapa kali. Dia berpikir jika baru akan merasa puas jika Ashley bersujud dan meminta maaf padanya. Sementara itu, Ashley merasa gelisah tiap kali berangkat bekerja ke rumah besar itu, itu karena Carlos yang seperti siap membuat dirinya kesusahan di mana pun Ashley berada. "Aku benar-benar tidak ingin membuat hubungan menjadi sulit, kenapa Carlos seperti ini?"Ia merasa jika keputusannya menolak ciuman Carlos tak hanya melukai hati pria itu, tapi juga membuat suasana rumah menjadi jauh lebih canggung.Awalnya, Carlos hanya merasa kecewa, tapi seiring waktu, sakit hatinya tumbuh menjadi perasaan marah da

  • Di Bawah Godaan Bos Kejam   14. Ciuman Panas Di Kamar Mandi

    Ashley hendak keluar begitu tugasnya membantu Carlos selesai, tapi tangan kekar Carlos menahannya, mereka berhadap-hadapan dalam diam.Tegas, Carlos menatap kedua mata Ashley dengan tatapan berkabut. Tatapan Carlos begitu melenakan, hingga tanpa Ashley sadari, Carlos sudah memiringkan wajahnya dan meraih bibir Ashley ke dalam ciuman yang dalam dan menuntut.Tak butuh waktu lama untuk Ashley membalas ciuman Carlos yang penuh gairah itu. Saat ciuman mereka semakin dalam dan panas, Carlos mulai berani menelusupkan sebelah tangannya ke dalam kemaja putih Ashley yang sedikit ketat.Gadis itu mendesah pelan saat Carlos meremas lembut gumpalan di dadanya. Setelah itu, tangan Carlos tiba-tiba sudah melepas tiga kancing teratas seragam pelayan yang menempel di tubuh Ashley, membuatnya terkesiap.Namun sebelum gadis itu melayangkan protes padanya, Carlos kembali memagut bibir Ashley yang kemerahan dan sensual. Bibir yang selalu dikaguminya."Carl ...." desah Ashley hendak menghentikan tanga

  • Di Bawah Godaan Bos Kejam   14. Kesepakatan

    "T-Tuan, ini tidak benar."Ashley yang menemukan kembali kesadaran dirinya, menolak dengan enggan. "Kenapa? Bagian mana yang tidak benar? Apakah sekarang kamu sudah menjadi milik orang lain?" tanya Carlos dengan ekspresi gelap di wajahnya. Dia benar-benar tak menyangka akan ditolak gadis yang begitu ia cintai ini. Mata Ashley bergerak ke sana kemari dengan gugup sebelum menjawab dengan suara gemetar. "T-tidak, bukan seperti itu. Tapi, tapi Anda akan bertunang—""Ash, cukup."Carlos memotong tajam. "Aku tidak ingin mendengar hal menjijikkan itu lagi," tutupnya dengan tegas, sehingga membuat mata Ashley terbuka lebar. "Apa maksud Anda? Anda benar-benar akan bertunangan dan...!"Carlos yang tak tahan mendengar Ashley terus menyebutkan pertunangannya yang memuakkan, mengulurkan tangannya dan menutup mulut gadis cantik di depannya itu. "Kubilang, cukup."Tajam, Carlos menatap mata Ashley. Gadis itu tampak terkejut dengan tindakan Carlos sehingga hanya melebarkan kedua matanya denga

  • Di Bawah Godaan Bos Kejam   13. Bisakah Kita Tidur Bersama?

    "Salah paham tentang apa?"Kata-kata Carlos berubah dingin, meski begitu, dia tetap tak memperlambat langkahnya. Begitu Carlos berdiri di depan Ashley, pria itu dengan sigap meraih pinggang gadis di depannya dan memeluknya dengan erat, sementara tangannya yang lain mengunci pintu kamar. "Pintunya sekarang sudah terkunci, apakah kamu merasa tenang?"Carlos berbisik di sebelah telinga Ashley, napas hangatnya membuat tubuh Ashley merinding. Berada di pelukan Carlos seperti ini, dalam suasana kamar yang intim, Ashley tiba-tiba teringat masa lalu. Ashley mendongak dan mereka saling bertatapan. Keduanya kini sadar bahwa mereka tak butuh kata-kata.Begitu pintu tertutup, Carlos menarik Ashley ke dalam pelukannya, merasakan kehadirannya yang nyata setelah sekian lama hanya bisa dibayangkan. Detik berikutnya, bibir mereka sudah bertemu dalam ciuman yang penuh gairah.Ciuman itu bukan sekadar pertemuan dua pasang bibir, tapi luapan dari segala kerinduan yang terpendam selama ini.Carlos

  • Di Bawah Godaan Bos Kejam   11. Ancaman Clython

    Carlos benar-benar pulang. Namun, saat Ashley hendak mendatangi pria itu untuk membicarakan uang 200 juta yang dia kirim, lonceng kamar Clython berbunyi. Ashley awalnya bimbang, mendatangi Carlos yang tampak masuk ke dalam rumah, ataukah langsung menemui Clython. Seakan mengetahui kebimbangan Ashley, lonceng itu berbunyi sekali lagi, sehingga Ashley segera lari menaiki tangga dan berteriak. "S-saya akan segera ke sana, Tuan muda!"Dia pada akhirnya mengabaikan Carlos, meski pandangan mereka jelas bertemu. Ashley merasa sedikit menyesal saat melihat punggung Carlos yang berjalan menjauh, lalu menghilang dari pandangan. Ashley menarik napas panjang, menegakkan badan dan mengetuk pintu kamar dengan sopan. "Tuan muda, permisi. Apakah Anda memanggil saya?"Pintu terbuka, tampak sosok Clython dengan hoodie menutup sebagian wajahnya, berdiri di depan Ashley. Pria muda tampan yang memiliki postur tinggi itu, seakan sudah menunggu kedatangan Ashley, bertanya dengan tatapan dingin di ba

  • Di Bawah Godaan Bos Kejam   10. Musibah 200 Juta

    dCarlos yang sedang duduk di sofa dengan kaki bersilang dan satu tangan memegang gelas berisi cairan pekat, tersenyum arogan dengan dagu terangkat. "Apalagi? Aku adalah majikanmu sekarang."Carlos mengatakan itu dengan senyuman sinis. "Itu, itu tidak mungkin!"Ashley menggeleng tak percaya, sedangkan Carlos, yang kecewa dengan reaksi Ashley, berdiri dan berjalan mendekat ke arah Ashley. "Kenapa tidak mungkin? Segitu jijiknya kamu dengan aku?"Carlos yang kini berdiri di depan Ashley, bertanya dengan tangan terkepal menahan marah. "Mm-maksudnya bukan begitu. Aku mengikat kontrak dengan nyonya Fiona, bukan dirimu.""Apa bedanya? Di perjanjian kontrak tertulis bahwa kamu mengikat kontrak dengan kepala keluarga, dan kepala keluarga Montero adalah aku," jelas Carlos, lantas melemparkan kertas kontrak dari sakunya ke dada Ashley. "Lihatlah ini."Pria itu berkata dengan dingin. Ashley segera memungut kertas yang jatuh ke lantai dan membacanya dengan cepat. "A-Apa?!"Ashley tentu saja

  • Di Bawah Godaan Bos Kejam   9. Kamu Harus Dihukum!

    "Aku... aku tidak bohong!"Ashley berteriak, menelengkan kepala ke samping untuk menghindari bibir Carlos yang begitu dekat dengan pipinya. "Tidak bohong? Jangan membuat aku tertawa. Aku sangat tahu bagaimana ketika dirimu berbohong."Carlos mencengkeram pipi Ashley, memaksa gadis itu untuk menatapnya. "Sudut bulu matamu yang cantik ini bergetar, Sayang," ejeknya, dengan ujung jari menyentuh bulu mata lentik milik Ashley. "Ap-apa.... "Ashley kehilangan kata-kata saat mendengar itu. Ashley benar-benar tidak tahu, Carlos memperhatikan dirinya sedetail itu. Bukankah selama ini hubungan mereka tak lebih dari sentuhan kulit saja?! "Kenapa? Kamu kaget aku bisa tahu hal sedetail itu, hm?"Carlos tersenyum sinis, menyusuri tulang pipi Ashley dengan jarinya dan berkata penuh penegasan. "Jangan meremehkan diriku, Ash. Bukankah dulu kamu pernah membohongi aku satu kali?""Carl.... "Wajah gadis itu memucat. Pikiran Ashley melayang di suatu hari saat Carlos baru pulang dari luar negeri. P

DMCA.com Protection Status