Home / CEO / Di Bawah Godaan Bos Kejam / 4. Ciuman Ganas Carl

Share

4. Ciuman Ganas Carl

Author: Lil Seven
last update Last Updated: 2024-05-16 16:01:48

Entah kenapa rasanya tadi seperti sedang diawasi seseorang, tapi begitu dia berbalik, Ashley tak menemukan siapa pun.

"Bukan hantu, kan?"

Dia tiba-tiba merinding sendiri, rumah sebesar dan sesepi ini, tidak mungkin kalau tidak ada hantu.

Ashley yang ketakutan, segera keluar dari dapur dengan langkah tergesa-gesa.

Tepat saat dia baru saja keluar dari dapur dan menuju ruang tamu, tatapannya terarah ke seorang pria yang sepertinya baru masuk ke dalam rumah.

Langkah Ashley seketika terhenti dengan mata terbelalak lebar, tak menyangka akan bertemu pria itu di sini.

"K-kamu.... "

Ashley tak sanggup melanjutkan ucapan.

Kening pria di depannya berkerut saat tatapan mereka bertemu, dia langsung berjalan cepat ke arah Ashley sehingga Ashley spontan mundur ke belakang dengan panik.

"Kenapa kamu muncul di sini? Sebegitu inginnya kamu menarik perhatianku, hah?"

Carlos Montero yang dalam waktu singkat ada di depan Ashley, dengan mudah mendorong tubuh wanita itu ke dinding, memenjarakannya dengan kedua lengan. Tatapannya yang tajam dan sorot matanya yang dingin, membuat tubuh Ashley seketika gemetar ketakutan.

"C-Carl...."

Carlos Montero terkekeh pelan dengan wajah yang jelas-jelas tidak mengharapkan jawaban apa pun meski menanyakan pertanyaan itu.

"Apakah kata-kataku salah? Kamu sampai nekat ke sini untuk merayuku, kan?" ejeknya.

Penghinaan tercetak jelas di wajah tampannya, membuat hati Ashley kesakitan.

"A-apa maksudmu! Aku tidak ke sini karena ingin menggodamu, tapi untuk bekerja!" seru Ashley dengan marah, mencoba melepaskan diri dari penjara Carlos.

Namun, tentu saja itu hal yang sia-sia. Tidak masuk akal tubuhnya yang ramping melawan seorang Carlos Montero.

"Bekerja? Di rumahku?"

Carlos tertawa sinis, meraih dagu Ashley dan menatap wanita itu dengan ekspresi meremehkan.

"Kebohongan apa yang kamu ucapkan ini, Ashley? Itu hal paling mustahil yang pernah kudengar. Seorang Ashley Martin, bekerja sebagai asisten rumah tangga? Cih, berhenti membuat aku menganggapmu menyedihkan," ejek Carlos dengan mata menyipit, yang membuat Ashley semakin marah.

"Di matamu aku ini seperti apa memangnya, hah?! Kenapa aku harus berbohong padamu, aku benar-benar di sini untuk bekerja. Terserah kamu percaya atau tidak!"

Setelah berteriak seperti itu, Ashley melepaskan lengan Carlos yang mengungkungnya dengan sekuat tenaga.

Dia segera berjalan meninggalkan Carlos, merasa hanya akan sia-sia bicara dengan pria berengsek seperti dirinya.

Kenapa pria itu berpikir bahwa dia tak bisa bekerja seperti ini?! Meski menjadi wanita penghangat ranjangnya selama tiga tahun, bukan berarti dia tak memiliki bakat apa pun selain berbaring dengan baju menggoda di atas ranjang!

Harga diri Ashley terasa tercabik-cabik mendengar ucapan Carlos. Jadi dia mempercepat langkah.

Namun, hanya beberapa langkah, Carlos segera menahan langkah Ashley dengan menarik lengannya sehingga tubuh wanita itu berbalik menghadap dirinya.

"Ashley Martin. Kamu benar-benar bekerja di sini?"

Carlos masih saja menanyakan pertanyaan yang sama, sehingga Ashley mendengus dan menjawab ketus.

"Kenapa aku harus menjawab pertanyaan yang begitu jelas?!"

Pria itu tertawa sinis, mencengkeram dagu Ashley dan menatap tajam pada wanita yang lebih pendek darinya itu.

"Hah, sungguh menyebalkan. Lalu, jelaskan padaku, kenapa kamu HARUS bekerja di sini? Atas alasan apa kecuali karena ingin menggodaku, hah?"

"A-apa? Tidak, aku tidak... aku benar-benar tidak berniat menggoda atau bertemu denganmu. Aku bahkan tidak menyangka kalau kita akan bertemu di sini!" sanggah Ashley, mencoba melepaskan cengkeraman Carlos di dagunya.

Pria di depannya sangat kasar, Ashley bahkan merasa tak mengenal seorang Carlos Montero lagi.

"Cih, mau beralasan apalagi? Kalau begitu, jawab saja satu pertanyaan ini, dari semua rumah di negeri ini, kenapa kamu bekerja di rumah keluarga Montero?" desisnya, mendelik ke arah Ashley.

"R-rumah keluarga Montero?"

Kini Ashley yang dibuat terkejut oleh pertanyaan Carlos.

Tidak, tadi jelas-jelas nyonya Fiona memperkenalkan diri sebagai Fiona Rigel. Kenapa sekarang Carlos mengatakan bahwa ini adalah rumah keluarga Montero?

"Jangan berpura-pura lagi, Ash. Jelas-jelas kamu sengaja melamar pekerjaan di sini, karena ingin menarik perhatianku, ya kan? Akui saja," ejek Carlos sambil terkekeh.

Melihat senyumnya yang sangat menghina, Ashley langsung memukul lengan pria itu dan menjawab keras.

"Hey, tidak! Kamu salah paham, Berengsek. Aku benar-benar tak tahu ini rumahmu, yang memperkerjakanku adalah nyonya Fiona Rigel!"

"Fiona Rigel itu ibuku, dan ini rumahku," tandas Carlos, melihat tangannya ke dada dengan ekspresi puas. Seakan-akan dia yakin betul, ini semua hanya taktik Ashley, untuk tetap dekat dengan dirinya setelah putus.

"A-apa? Bagaimana.... "

Ashley tak bisa mengatakan apa pun lagi.

Saat kata-katanya terkunci, pandangan mereka bertemu.

"Ya. Ini rumahku, Ashley Martin."

Carlos mengulang kata-kata itu dengan tegas.

Pria itu lantas meraih pergelangan tangan Ashley dengan erat. Cengkeramannya terlalu erat hingga membuat pergelangan tangan Ashley terasa nyeri. Dia hendak menjerit kesakitan, tapi Carlos memberi isyarat agar dia diam.

"Ssttt!"

Sebelum Ashley bereaksi, Carlos langsung memeluknya dengan erat, pelukan itu membawa nuansa aneh, seakan-akan pria besar di depannya ini sedang melepaskan sesuatu yang sudah dia tahan sejak lama.

Seperti sebuah kerinduan yang begitu besar.

"H-hey, Carl. Jangan, jangan lakukan ini," tolak Ashley, mendorong dada Carlos menjauh.

"Kenapa jangan? Apakah kamu sudah punya pria lain, padahal baru sebulan pisah dariku?"

Pria itu bertanya dengan dingin, merengkuh badan Ashley dengan lebih erat sehingga Ashley kesusahan bernapas.

"Carl.... "

Saat Ashley yang terengah-engah dan mengangkat kepalanya, kepalanya kini berada di dekat dada Carlos.

Pergelangan tangannya masih terikat pada pria itu, dan dia meraba-raba sejenak dengan tangannya yang bebas, tidak tahu di mana harus meletakkannya.

Ketakutan menguasai dirinya.

Ini ruang terbuka, bagaimana jika seseorang melihat?

"Carl, hey. Lepaskan."

Ashley mencoba mendorong Carlos menjauh sekali lagi.

"Tidak. Setelah bertemu lagi, bagaimana aku akan melepaskan dirimu, hm?"

Jawaban Carlos membuat Ashley panik.

Tubuh Ashley menegang seperti orang yang tertangkap basah melakukan kesalahan.

Pasrah dengan apa yang dilakukan Carlos, secara refleks Ashley menutup matanya.

Saat itulah, lidah Carlos tiba-tiba menyelinap di antara bibirnya, dengan lembut membasahi bagian dalamnya.

"Carl!"

Ashley membuka mata dan melayangkan protes.

Bagaimana pun, tindakan Carlos terlalu berisiko.

Carlos sekali lagi, terlihat tak peduli.

Dia masih terus mencium Ashley. Lidah Carlos secara provokatif menjelajahi selaput lendir lembutnya, menggoda giginya, dan melingkari lidahnya dengan ekspresi cabul.

"Uh."

Ashley tahu dia harus mendorong pria ini menjauh, tapi Ashley saat ini malah dengan enggan menerima ciuman darinya.

Pipinya memerah, dan rambut panjang yang jatuh di bawah bahunya berayun lembut.

Tangan Carlos turun, dan, tanpa diduga, menyelipkan ke dalam kausnya.

"H-hey... "

Ashley semakin panik dengan tindakan nekat Carlos.

Sebelum Ashley bisa menghentikannya, salah satu payudaranya ditangkupkan di tangan xcari dan kakinya terbuka lebar saat Carlos mendorongnya dengan pahanya.

Penglihatan Ashley kabur saat pikirannya bertentangan dengan gagasan bahwa dia tidak seharusnya melakukan ini.

Ciuman yang intens menyatukan mereka seperti magnet.

Dengan cengkeramannya yang lebih kuat, puncak buah dada yang sensitif milik Ashley menjadi kencang.

Menyadari hal itu, Carlos menekan puncak yang menonjol itu dengan jari-jarinya. Tersenyum sinis dan penuh kepuasan.

"Bukankah kamu sangat merindukanku, Ashley?" bisiknya dengan nada arogan.

"T-tidak...."

Ashley menggeleng, tapi senyuman Carlos semakin lebar.

"Bohong. Lihatlah dirimu sendiri sekarang, aku bisa melihat betapa kamu ingin memeluk dan menciumku dengan beringas," tandasnya, puas.

"K-kubilang tidak!" elak Ashley, menyingkirkan tangan Carlos dari dadanya.

Carlos malah mendekat dan menjilat leher Ashley, lalu berbisik dengan suara menggoda.

"Hm? Sungguh? Haruskah aku melucuti semua pakaianmu dan membuktikan bahwa ucapanku benar? Aku yakin kamu bahkan sudah basah di dalam, Ashley."

Setelah mengatakan itu, tangan Carlos meraba bagian bawah milik Ashley, yang langsung dicegah oleh gadis itu.

"H-hey, jangan.... "

"Jangan apa? Jangan berhenti?" balas Carlos, terkekeh pelan.

Related chapters

  • Di Bawah Godaan Bos Kejam    5. Takut Berangkat Kerja

    "C-Carl, sungguh. Tolong jangan lakukan ini. Aku... aku tidak bisa.... " 'Aku tidak bisa melakukan hal seperti itu dengan seseorang yang sudah memiliki tunangan. Aku bukan perusak rumah tangga orang!' Ashley ingin sekali berteriak seperti itu. Namun, kata-kata itu tertahan di tenggorokan saat lidah panas Carlos menjelajahi lehernya. Pada titik ini, Ashley menyadari sesuatu. Dia telah begitu jatuh cinta pada Carlos selama ini. Sejujurnya saat melihat Carlos lagi di depannya, Ashley sangat ingin memeluknya, menyerahkan diri kepadanya sampai pada titik di mana dia akan menawarkan lebih dari sekadar apa yang ada di bawah. Carlos yang menyadari bahwa Ashley juga menginginkannya, membelai dada wanita itu dengan lembut dan berbisik penuh kemenangan di dekat telinga Ashley. "Tubuh ini, bukankah selalu menjadi milikku, Ash? Kamu tidak menyerahkannya pada pria lain setelah kita berpisah, kan?" Kata-katanya sangat posesif, seakan-akan Carlos tak sudi jika Ashley sampai disentuh

    Last Updated : 2024-05-16
  • Di Bawah Godaan Bos Kejam   6. Apakah Kamu Hamil?

    "Aku bisa tenang sekarang." Seharian, Ashley melaksanakan pekerjaan dengan hati riang karena tak ada Carlos Montero di mana pun. Siang hari, sesuai jadwal, dia mengantarkan senampan makanan ke lantai dua, tempat Clython Montero berada. "Tuan muda, makanan untuk Anda," ucap Ashley, mengumumkan kehadirannya. Tangan Ashley baru saja hendak mengetuk pintu saat pintu di depannya tiba-tiba terbuka. "Terima kasih." Suara berat seorang pria muda, menyapa pendengaran Ashley, sehingga wanita itu refleks mendongak. Wanita itu seketika dikejutkan oleh penampilan tak terduga, penampilan dari seorang pria muda yang kini berdiri di depannya. "Wah, t-tampan.... " Mulut Ashley seketika mengucapkan kata itu saat melihat Clython untuk pertama kalinya. Ashley segera memukul mulutnya sendiri dan menjawab ucapan Clython sesopan mungkin. "S-sama-sama. Tolong tinggalkan catatan jika ada yang tidak sesuai dengan selera Anda, Tuan muda." "Oke." Clython, seperti kemarin, masih sangat irit

    Last Updated : 2024-05-20
  • Di Bawah Godaan Bos Kejam   7. Kesalahpahaman

    Carlos berjalan ke kamar dengan perasaan marah, duduk di pinggir ranjang seraya mengusap kasar wajahnya."Sial!"Umpatan pelan keluar dari bibir pria tampan nan tegap itu, wajahnya medongak, menarik napas panjang dengan mata tertutup. "Kenapa tidak hamil?"Gumaman pelan keluar dari mulut Carlos, terdengar begitu tertekan. "Aku sudah main tanpa pengaman. Harusnya hamil, kan?"Carlos mengacak pelan rambutnya, mengingat kembali tampilan menawan Ashley yang kini, entah bagaimana ceritanya, tiba-tiba bekerja di rumahnya. Carlos benar-benar frustasi sekarang. Trik yang dia gunakan untuk mengikat Ashley selamanya di sisinya, gagal total. Ada alasan kenapa di malam terakhir pertemuan mereka, Carlos meminta untuk bermain tanpa pengaman. Itu karena dia berencana membuat Ashley hamil, sehingga wanita itu datang lagi padanya dan meminta pertanggungjawaban. Dengan begitu, Carlos memiliki alasan untuk membatalkan pertunangan dan menikah dengan Ashley. Sejak awal, hanya Ashley wanita yang dia

    Last Updated : 2024-05-26
  • Di Bawah Godaan Bos Kejam   8. Kenapa Bersikap Posesif?

    "Ha! Kenapa aku malah berdandan!"Ashley dengan cepat menghapus riasannya dan tertawa miris di depan cermin. Sebuah kebiasaan memang benar-benar mengerikan.Selama tiga tahun dia terbiasa berdandan dahulu sebelum bertemu Carlos Montero, dan sekarang, saat berangkat bekerja ke kediaman Montero, tanpa sadar dia berdandan seperti dulu. "Sadar, Ash. Sadar. Kamu bekerja untuk Claython Montero sekarang, bukan Carlos Montero. Mereka sama-sama Montero, tapi berbeda," ucap Ashley, mensugesti dirinya sendiri bahwa dia sekarang berbeda dan tidak harus tampil sempurna meski pergi ke tempat di mana ada Carlos di sana. "Haaa, ini semua gara-gara Carlos yang terus mengganggu beberapa hari terakhir ini,"Rumah Montero sepi seperti biasa, hari ini pun tak ada tanda-tanda Carlos di rumah sehingga Ashley mengerjakan tugasnya dengan tenang. Pagi hari berjalan lancar, setelah menyiapkan makan siang untuk Claython, Ashley masuk kamar dan beristirahat. DING DONG! Suara bel pintu gerbang mengganggu tid

    Last Updated : 2024-05-26
  • Di Bawah Godaan Bos Kejam   9. Kamu Harus Dihukum!

    "Aku... aku tidak bohong!"Ashley berteriak, menelengkan kepala ke samping untuk menghindari bibir Carlos yang begitu dekat dengan pipinya. "Tidak bohong? Jangan membuat aku tertawa. Aku sangat tahu bagaimana ketika dirimu berbohong."Carlos mencengkeram pipi Ashley, memaksa gadis itu untuk menatapnya. "Sudut bulu matamu yang cantik ini bergetar, Sayang," ejeknya, dengan ujung jari menyentuh bulu mata lentik milik Ashley. "Ap-apa.... "Ashley kehilangan kata-kata saat mendengar itu. Ashley benar-benar tidak tahu, Carlos memperhatikan dirinya sedetail itu. Bukankah selama ini hubungan mereka tak lebih dari sentuhan kulit saja?! "Kenapa? Kamu kaget aku bisa tahu hal sedetail itu, hm?"Carlos tersenyum sinis, menyusuri tulang pipi Ashley dengan jarinya dan berkata penuh penegasan. "Jangan meremehkan diriku, Ash. Bukankah dulu kamu pernah membohongi aku satu kali?""Carl.... "Wajah gadis itu memucat. Pikiran Ashley melayang di suatu hari saat Carlos baru pulang dari luar negeri. P

    Last Updated : 2024-05-29
  • Di Bawah Godaan Bos Kejam   10. Musibah 200 Juta

    dCarlos yang sedang duduk di sofa dengan kaki bersilang dan satu tangan memegang gelas berisi cairan pekat, tersenyum arogan dengan dagu terangkat. "Apalagi? Aku adalah majikanmu sekarang."Carlos mengatakan itu dengan senyuman sinis. "Itu, itu tidak mungkin!"Ashley menggeleng tak percaya, sedangkan Carlos, yang kecewa dengan reaksi Ashley, berdiri dan berjalan mendekat ke arah Ashley. "Kenapa tidak mungkin? Segitu jijiknya kamu dengan aku?"Carlos yang kini berdiri di depan Ashley, bertanya dengan tangan terkepal menahan marah. "Mm-maksudnya bukan begitu. Aku mengikat kontrak dengan nyonya Fiona, bukan dirimu.""Apa bedanya? Di perjanjian kontrak tertulis bahwa kamu mengikat kontrak dengan kepala keluarga, dan kepala keluarga Montero adalah aku," jelas Carlos, lantas melemparkan kertas kontrak dari sakunya ke dada Ashley. "Lihatlah ini."Pria itu berkata dengan dingin. Ashley segera memungut kertas yang jatuh ke lantai dan membacanya dengan cepat. "A-Apa?!"Ashley tentu saja

    Last Updated : 2024-06-01
  • Di Bawah Godaan Bos Kejam   11. Ancaman Clython

    Carlos benar-benar pulang. Namun, saat Ashley hendak mendatangi pria itu untuk membicarakan uang 200 juta yang dia kirim, lonceng kamar Clython berbunyi. Ashley awalnya bimbang, mendatangi Carlos yang tampak masuk ke dalam rumah, ataukah langsung menemui Clython. Seakan mengetahui kebimbangan Ashley, lonceng itu berbunyi sekali lagi, sehingga Ashley segera lari menaiki tangga dan berteriak. "S-saya akan segera ke sana, Tuan muda!"Dia pada akhirnya mengabaikan Carlos, meski pandangan mereka jelas bertemu. Ashley merasa sedikit menyesal saat melihat punggung Carlos yang berjalan menjauh, lalu menghilang dari pandangan. Ashley menarik napas panjang, menegakkan badan dan mengetuk pintu kamar dengan sopan. "Tuan muda, permisi. Apakah Anda memanggil saya?"Pintu terbuka, tampak sosok Clython dengan hoodie menutup sebagian wajahnya, berdiri di depan Ashley. Pria muda tampan yang memiliki postur tinggi itu, seakan sudah menunggu kedatangan Ashley, bertanya dengan tatapan dingin di ba

    Last Updated : 2024-06-05
  • Di Bawah Godaan Bos Kejam   13. Bisakah Kita Tidur Bersama?

    "Salah paham tentang apa?"Kata-kata Carlos berubah dingin, meski begitu, dia tetap tak memperlambat langkahnya. Begitu Carlos berdiri di depan Ashley, pria itu dengan sigap meraih pinggang gadis di depannya dan memeluknya dengan erat, sementara tangannya yang lain mengunci pintu kamar. "Pintunya sekarang sudah terkunci, apakah kamu merasa tenang?"Carlos berbisik di sebelah telinga Ashley, napas hangatnya membuat tubuh Ashley merinding. Berada di pelukan Carlos seperti ini, dalam suasana kamar yang intim, Ashley tiba-tiba teringat masa lalu. Ashley mendongak dan mereka saling bertatapan. Keduanya kini sadar bahwa mereka tak butuh kata-kata.Begitu pintu tertutup, Carlos menarik Ashley ke dalam pelukannya, merasakan kehadirannya yang nyata setelah sekian lama hanya bisa dibayangkan. Detik berikutnya, bibir mereka sudah bertemu dalam ciuman yang penuh gairah.Ciuman itu bukan sekadar pertemuan dua pasang bibir, tapi luapan dari segala kerinduan yang terpendam selama ini.Carlos

    Last Updated : 2024-06-05

Latest chapter

  • Di Bawah Godaan Bos Kejam   Awal Yang Baru (TAMAT)

    Setelah keputusan besar yang diambil oleh Carlos, hidupnya mulai bergerak ke arah yang baru. Meskipun ada perasaan kehilangan dan perpisahan, Carlos merasa ada kedamaian dalam dirinya, meskipun perjalanannya untuk menemukan kebahagiaan belum berakhir. Melihat Clython dan Ashley yang akhirnya bisa bersama dan bahagia, Carlos merasa senang untuk mereka, tetapi dia tahu, itu adalah bagian dari perjalanan hidup mereka yang berbeda dari dirinya. Clython dan Ashley menjalani hubungan mereka dengan penuh cinta dan saling mendukung. Mereka berdua merasa seperti telah melalui banyak hal bersama—dari masa sulit dengan ibu Clython hingga cobaan yang mereka hadapi saat bersama. Kini mereka dapat menikmati kebersamaan mereka, bebas dari rasa cemas dan tertekan, hidup dengan cara mereka sendiri. Clython semakin memahami bahwa ia bisa memilih jalannya sendiri, dan dengan Ashley di sisinya, dia merasa lebih kuat dan lebih siap menghadapi masa depan. Sementara itu, Carlos merasa bahwa mungkin sudah

  • Di Bawah Godaan Bos Kejam   Saling Bicara

    Carlos akhirnya memutuskan untuk berbicara dengan ibu Clython, meskipun dia tahu ini bukanlah percakapan yang mudah. Dengan hati yang penuh tekad dan niat baik, dia pergi menemui ibunya di rumah keluarga Clython, bertekad untuk membuka mata wanita itu tentang bagaimana perasaannya terhadap anak-anaknya, terutama Clython. Ketika Carlos tiba di rumah, ibu Clython sedang duduk di ruang tamu, wajahnya masih tampak lelah dan cemas setelah peristiwa yang terjadi sebelumnya. Carlos berdiri di depan pintu, menarik napas dalam-dalam, dan kemudian mulai berbicara. "Ibu, saya tahu ini sulit untuk diterima, tapi saya rasa sudah waktunya kita berbicara tentang apa yang terjadi. Tentang Clython, tentang hubungan kalian, dan tentang apa yang sebenarnya terjadi di hati anak-anak kita," kata Carlos dengan nada lembut namun tegas. "Saya tahu Anda hanya ingin yang terbaik untuknya, tapi memaksakan kehendak seperti ini hanya membuatnya semakin tertekan." Ibu Clython menatapnya, terlihat sedikit terke

  • Di Bawah Godaan Bos Kejam   Pergi Dari Rumah

    Setelah percakapan yang sangat emosional dan penuh ketegangan dengan ibunya, Clython merasa tidak ada lagi jalan lain selain pergi. Hatinya yang sudah terlalu lama terkekang, akhirnya meledak, dan dia mengambil keputusan besar untuk kabur dari rumah. Tanpa memberi tahu siapa pun, dia meninggalkan mansion keluarga dengan membawa sedikit barang, hanya untuk mencari kebebasan yang dia yakini akan membawanya ke kebahagiaan—bersama Ashley. Ibunya yang terkejut dan marah, tidak tahu harus berbuat apa. Dia tidak pernah membayangkan bahwa Clython akan sampai sejauh ini, meninggalkan rumah tanpa memberi tahu siapa pun. Setelah beberapa jam mencoba menghubungi Clython tanpa hasil, ibu Clython merasa cemas dan panik. Dalam keadaan putus asa, dia akhirnya memutuskan untuk menelepon seseorang yang dia pikir bisa membantu—Carlos. Carlos yang baru saja menghabiskan waktu sendiri, merasa terkejut ketika mendengar telepon dari ibu Clython. Meskipun hubungan mereka pernah tegang dan penuh ketidakpas

  • Di Bawah Godaan Bos Kejam   Halangan

    Setelah mendengar kabar bahwa Clython berpacaran dengan Ashley, ibu Clython merasa sangat terganggu dan kecewa, merasa bahwa status sosial mereka bisa terancam karena hubungan tersebut. Ketakutannya akan dampak reputasi keluarga dan bagaimana orang lain akan melihatnya membuatnya mengambil langkah drastis. Suatu pagi, ibu Clython memanggil Ashley untuk berbicara di ruang kerjanya. Suasana terasa sangat tegang. Ketika Ashley memasuki ruangan, ibu Clython memandangnya dengan tatapan dingin. "Ashley, aku ingin berbicara denganmu tentang sesuatu yang sangat serius," kata ibu Clython dengan nada tegas. "Aku baru saja mengetahui bahwa kamu sedang menjalin hubungan dengan putraku, Clython." Ashley merasa gugup, namun berusaha tetap tenang. "Ibu, saya... saya hanya ingin yang terbaik untuk Clython. Kami berdua saling mencintai, dan saya tidak ingin ada masalah." Namun, ibu Clython tidak menunjukkan tanda-tanda memahami. Wajahnya semakin serius dan kaku. "Tidak ada tempat untukmu di sini

  • Di Bawah Godaan Bos Kejam   Belum Siap

    Clython menatap Ashley dengan serius, sebuah rencana yang sudah dia pikirkan matang-matang di benaknya. "Ashley," katanya dengan suara penuh keyakinan, "Aku merasa kita harus memberitahu ibuku. Aku ingin dia tahu bahwa kita sekarang bersama, bahwa aku berkomitmen padamu. Aku rasa ini saat yang tepat." Ashley menundukkan kepalanya sejenak, memikirkan kata-kata Clython. Dia tahu betapa pentingnya ini bagi Clython, tetapi dalam dirinya, ada perasaan ragu yang mengganjal. Mengungkapkan hubungan ini, terutama kepada ibunya yang juga majikan Ashley, terasa seperti langkah besar, dan dia merasa belum sepenuhnya siap. "Aku paham, Clython," jawab Ashley dengan suara lembut, "Tapi aku... aku belum siap. Ini semua terasa begitu cepat, dan aku merasa perlu waktu untuk benar-benar merasa nyaman dengan langkah itu." Clython terdiam sejenak, melihat ekspresi cemas di wajah Ashley. Dia tahu bahwa meskipun dia ingin segera memperkenalkan hubungan mereka, dia tidak ingin memaksakan apa pun pada Ash

  • Di Bawah Godaan Bos Kejam   Suasana Romantis

    Setelah ciuman itu, suasana antara Ashley dan Clython terasa begitu intens, penuh dengan perasaan yang belum pernah mereka ungkapkan sebelumnya. Namun, di tengah kehangatan pelukan mereka, Ashley merasa ada sesuatu yang mengganjal di pikirannya, sesuatu yang tiba-tiba muncul. Dia menarik napas dalam-dalam, seakan ingin memastikan dirinya terlebih dahulu sebelum bertanya. Clython, yang merasakan perubahan kecil dalam sikap Ashley, melepaskan pelukan mereka perlahan dan menatapnya dengan penuh perhatian. "Ada apa, Ashley?" tanya Clython, suaranya lembut, namun penuh dengan rasa ingin tahu. Ashley menghela napas, sedikit ragu, namun dia tahu dia harus bertanya. "Clython, aku... aku ingin bertanya sesuatu. Ini mungkin terdengar aneh, tapi... siapa pacarmu sebelum aku?" matanya menatapnya dengan jujur, namun ada sedikit kecemasan di sana. Clython terdiam sejenak, tampaknya terkejut dengan pertanyaan itu. Dia mengamati wajah Ashley, dan kemudian mengangguk pelan. "Kamu tahu, sebelum kit

  • Di Bawah Godaan Bos Kejam   Ciuman Canggung

    Setelah tawa mereka mereda, suasana di sekitar Ashley dan Clython menjadi lebih tenang. Mereka berdua duduk di sana, saling menatap, merasa seperti waktu berjalan lambat. Ada kehangatan di udara, dan meskipun mereka baru saja berbagi tawa canggung, perasaan di antara mereka semakin kuat dan lebih jelas. Clython meraih tangan Ashley, jemarinya menyentuh lembut kulitnya, menciptakan hubungan yang lebih dalam di antara mereka. Mata mereka saling bertemu, dan untuk sesaat, dunia di sekitar mereka tampak menghilang. Hanya ada mereka berdua di dalam ruang itu, perasaan yang berkembang, dan sebuah janji tak terucapkan yang menghubungkan mereka. Ashley merasakan getaran halus dalam dadanya. Ada rasa nyaman yang dia rasakan, lebih dari sekadar ketertarikan, lebih dari sekadar perasaan tak menentu yang ada sebelumnya. Ini adalah perasaan yang lebih dalam, lebih tulus, yang sudah lama dia cari tanpa benar-benar menyadarinya. Clython, yang juga merasakan hal yang sama, menarik napas dalam-da

  • Di Bawah Godaan Bos Kejam   Penyesalan

    Carlos berjalan sendirian, langkahnya berat dan perasaan yang semakin menggerogoti hatinya. Semua yang terjadi antara dia dan Ashley, meskipun terasa begitu kuat dan nyata, kini terasa seperti bayangan yang perlahan menghilang dari hidupnya. Dia merasa seperti baru saja kehilangan sesuatu yang sangat berharga, dan penyesalan itu mengalir begitu deras dalam dirinya. "Aku sudah menyia-nyiakan Ashley," bisiknya pada dirinya sendiri. "Aku terlalu sibuk dengan egoku, dengan perasaanku, tanpa melihat apa yang sebenarnya dia butuhkan." Pikirannya berlarian, meninjau kembali semua keputusan yang ia buat, setiap kata yang terucap, dan setiap perasaan yang dipendam. Carlos tahu dia telah membuat kesalahan. Meskipun cintanya pada Ashley begitu besar, dia juga tahu bahwa dalam banyak hal, dia tidak cukup sabar, tidak cukup pengertian. Dia mengingat saat-saat ketika Ashley menghindari percakapan, saat dia merasa ragu dan terluka, namun Carlos terus mengejar dan berharap semuanya bisa berjala

  • Di Bawah Godaan Bos Kejam   Merelakan

    Setelah berbicara dengan Clython, Carlos merasa ada satu hal terakhir yang harus ia lakukan sebelum benar-benar melepaskan perasaannya. Ia tahu ia belum benar-benar menyelesaikan semuanya dengan Ashley. Ia harus meminta maaf—bukan hanya untuk dirinya sendiri, tetapi untuk memberi Ashley kebebasan sepenuhnya dari rasa bersalah atau tekanan apa pun. Carlos menemui Ashley di sebuah tempat yang tenang, tempat di mana mereka dulu sering berbagi cerita. Ashley terlihat terkejut melihat Carlos, tetapi dia tidak menghindar. Ada sesuatu di mata Carlos yang membuatnya merasa bahwa percakapan ini berbeda. "Ashley," Carlos memulai dengan nada lembut, "Aku hanya ingin mengatakan sesuatu sebelum aku benar-benar pergi." Ashley menatapnya, ragu-ragu, tetapi mengangguk. "Katakan, Carlos." Carlos menarik napas dalam, mencoba menenangkan dirinya. "Aku ingin meminta maaf. Kalau selama ini aku membuatmu merasa tertekan, merasa seolah-olah aku memaksakan perasaanku padamu, aku benar-benar menyesal. It

DMCA.com Protection Status