Share

7. Kesalahpahaman

Penulis: Lil Seven
last update Terakhir Diperbarui: 2024-05-26 06:41:12

Carlos berjalan ke kamar dengan perasaan marah, duduk di pinggir ranjang seraya mengusap kasar wajahnya.

"Sial!"

Umpatan pelan keluar dari bibir pria tampan nan tegap itu, wajahnya medongak, menarik napas panjang dengan mata tertutup.

"Kenapa tidak hamil?"

Gumaman pelan keluar dari mulut Carlos, terdengar begitu tertekan.

"Aku sudah main tanpa pengaman. Harusnya hamil, kan?"

Carlos mengacak pelan rambutnya, mengingat kembali tampilan menawan Ashley yang kini, entah bagaimana ceritanya, tiba-tiba bekerja di rumahnya.

Carlos benar-benar frustasi sekarang. Trik yang dia gunakan untuk mengikat Ashley selamanya di sisinya, gagal total.

Ada alasan kenapa di malam terakhir pertemuan mereka, Carlos meminta untuk bermain tanpa pengaman.

Itu karena dia berencana membuat Ashley hamil, sehingga wanita itu datang lagi padanya dan meminta pertanggungjawaban. Dengan begitu, Carlos memiliki alasan untuk membatalkan pertunangan dan menikah dengan Ashley.

Sejak awal, hanya Ashley wanita yang dia lihat. Carlos melakukan semua hal ini, hanya agar Ashley selalu ada di dekatnya.

Mereka bahkan sudah bersama selama 3 tahun, Carlos hanya ingin Ashley yang datang lebih dulu, bukan selalu dia. Dengan membuat Ashley hamil, Carlos yakin jika kali ini Ashley lah yang datang padanya.

"Apakah kamu benar-benar tidak memiliki perasaan apa pun padaku, Ash?"

Pria itu mendesah, pelan.

Rasanya sangat menyakitkan. Entah kenapa.

Mereka bertemu pertama kali tiga tahun lalu dan Carlos langsung jatuh cinta. Dia bahkan menghujani banyak hadiah dan uang untuk Ashley sebagai bukti cinta. Menganggap Ashley miliknya seorang.

Carlos merasa hubungan mereka begitu dekat, selama 3 tahun, melalui agen khusus yang dia tempelkan pada Ashley secara sembuyi-sembunyi, jelas bahwa Ashley tak dekat dengan siapa pun kecuali dirinya. Hanya dia seorang yang bisa menyentuh Ashley.

Bukankah itu cukup untuk menunjukkan betapa besar cinta yang dia miliki tanpa perlu diucapkan?

Selama ini, Ashley sangat patuh dan menatap dirinya penuh cinta. Tapi kenapa sekarang....

Senyuman Carlos berubah menjadi sinis, saat mengingat bagaimana penolakan Ashley padanya beberapa saat lalu.

"Apakah karena sekarang kamu sudah tidak kuberi uang, sehingga tak mau denganku?"

Pria itu mengepalkan tangannya dengan marah, rasa sakit berubah menjadi kekecewaan.

"Cih, apakah kamu hanya suka uangku, Ashley Martin? Menjijikkan."

****

Di tempat lain...

"Dia kenapa, sih?!!"

Ashley yang kini bersembunyi di kamar pelayan, mengomel sendiri. Tak paham dengan sikap Carlos yang terus memaksa mengatakan bahwa dirinya hamil.

"Kenapa dia terus bertanya apakah aku hamil atau tidak?! Apakah dia meragukan ke profesionalanku sekarang?!!" rutuk Ashley dengan bibir cemberut.

"Bukannya dia tahu sendiri selama tiga tahun aku selalu berhasil memuaskan dirinya, bahkan meski dengan pengaman? Masa cuma satu kali tanpa pengaman langsung hamil? Toh waktu itu juga bukan masa suburku," lanjutnya, mendengus keras.

"Huuhhh! Menyebalkan. Kenapa sekarang dia jadi seperti ini, sih?!"

Lagi-lagi Ashley kembali mengomel sendiri, tak paham dengan sikap Carlos yang kasar dan terus membuat dirinya kesal sejak kemarin.

Dulu, meski dingin dan tak banyak bicara, Carlos selalu lembut saat menyentuhnya. Sentuhan panas dan liar Carlos hampir seperti sebuah rasa cinta. Itulah kenapa selama tiga tahun ini, Ashley jatuh cinta padanya seperti orang gila.

Carlos memang tak pernah berkata manis, tapi tatapan yang seakan hanya menginginkan dirinya, terus membuat Ashley melambung tinggi.

Namun sekarang, begitu hubungan kontrak mereka selesai, Carlos tiba-tiba berubah sangat kasar. Itu membuat Ashley kecewa setengah mati.

"Aku tak mau memikirkan dia lagi!"

Ashley menggelengkan kepala, memutuskan untuk tidak mau memikirkan pria kasar itu lagi.

Dia yang kini duduk di pinggir ranjang, memegang dadanya yang tiba-tiba terasa sakit. Entah kenapa, sikap kasar Carlos membuat Ashley merasa sangat kecewa.

"Kenapa kamu jadi seperti ini, Carl? Apakah tiga tahun tak ada arti apa pun bagimu?" desah wanita itu, dengan ekspresi kesakitan.

Dia menutup muka dengan kedua tangan, menghela napas panjang.

Beberapa menit berlalu, Ashley masih diam di kamar untuk menenangkan diri, barulah setelah berhasil mengendalikan emosinya, dia kembali keluar.

Bagaimana pun, Ashley masih harus melakukan pekerjaannya, bahkan jika ada Carlos Montero di sini.

Ashley awalnya sedikit ragu saat keluar kamar, takut jika Carlos menangkap dan menciumnya lagi seperti kemarin.

Namun, begitu keluar kamar dan berjalan menuju dapur untuk menyiapkan makan siang bagi Claython, Ashley melihat Carlos yang sedang duduk di ruang belajar dengan kopi di meja. Tapi sayang, pria itu tak bereaksi sama sekali meski pandangan mereka sempat bertemu beberapa detik.

Carlos duduk bersilang kaki, dengan tatapan sibuk ke arah ponsel yang dia pegang.

Sikapnya tiba-tiba berubah seratus persen, Carlos seperti menganggap Ashley tak ada. Seperti sebuah intensitas tak penting, meski Ashley berjalan mondar mandir di depannya karena membersihkan rumah.

Padahal dulu, Carlos selalu tak tahan melihat Ashley sebentar saja, pria itu seperti seorang serigala kelaparan tiap kali melihat Ashley di dekatnya.

Nafsunya selalu menggebu-gebu, tak puas jika hanya membuat Ashley terkapar semalaman.

Namun sekarang, sikapnya benar-benar dingin. Dia bahkan seperti tak sudi melihat muka Ashley lagi.

Entah kenapa, hati Ashley rasanya sangat sakit.

Begitu di dapur dan mengiris bawang, air mata tak terasa jatuh ke pipi Ashley. Dadanya terasa begitu sesak karena diabaikan oleh Carlos untuk pertama kalinya.

"Haa, tidak. Tidak. Kenapa aku merasa kecewa? Ini lebih baik, kami benar-benar sudah tak memiliki hubungan lagi dan dia akan bertunangan. Aku harusnya senang jika dia seperti ini," gumam Ashley seraya menyeka air mata di pipinya.

Ashley berusaha menerima keadaan ini, tapi entah kenapa, sudut hatinya berteriak tak rela.

Bab terkait

  • Di Bawah Godaan Bos Kejam   8. Kenapa Bersikap Posesif?

    "Ha! Kenapa aku malah berdandan!"Ashley dengan cepat menghapus riasannya dan tertawa miris di depan cermin. Sebuah kebiasaan memang benar-benar mengerikan.Selama tiga tahun dia terbiasa berdandan dahulu sebelum bertemu Carlos Montero, dan sekarang, saat berangkat bekerja ke kediaman Montero, tanpa sadar dia berdandan seperti dulu. "Sadar, Ash. Sadar. Kamu bekerja untuk Claython Montero sekarang, bukan Carlos Montero. Mereka sama-sama Montero, tapi berbeda," ucap Ashley, mensugesti dirinya sendiri bahwa dia sekarang berbeda dan tidak harus tampil sempurna meski pergi ke tempat di mana ada Carlos di sana. "Haaa, ini semua gara-gara Carlos yang terus mengganggu beberapa hari terakhir ini,"Rumah Montero sepi seperti biasa, hari ini pun tak ada tanda-tanda Carlos di rumah sehingga Ashley mengerjakan tugasnya dengan tenang. Pagi hari berjalan lancar, setelah menyiapkan makan siang untuk Claython, Ashley masuk kamar dan beristirahat. DING DONG! Suara bel pintu gerbang mengganggu tid

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-26
  • Di Bawah Godaan Bos Kejam   9. Kamu Harus Dihukum!

    "Aku... aku tidak bohong!"Ashley berteriak, menelengkan kepala ke samping untuk menghindari bibir Carlos yang begitu dekat dengan pipinya. "Tidak bohong? Jangan membuat aku tertawa. Aku sangat tahu bagaimana ketika dirimu berbohong."Carlos mencengkeram pipi Ashley, memaksa gadis itu untuk menatapnya. "Sudut bulu matamu yang cantik ini bergetar, Sayang," ejeknya, dengan ujung jari menyentuh bulu mata lentik milik Ashley. "Ap-apa.... "Ashley kehilangan kata-kata saat mendengar itu. Ashley benar-benar tidak tahu, Carlos memperhatikan dirinya sedetail itu. Bukankah selama ini hubungan mereka tak lebih dari sentuhan kulit saja?! "Kenapa? Kamu kaget aku bisa tahu hal sedetail itu, hm?"Carlos tersenyum sinis, menyusuri tulang pipi Ashley dengan jarinya dan berkata penuh penegasan. "Jangan meremehkan diriku, Ash. Bukankah dulu kamu pernah membohongi aku satu kali?""Carl.... "Wajah gadis itu memucat. Pikiran Ashley melayang di suatu hari saat Carlos baru pulang dari luar negeri. P

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-29
  • Di Bawah Godaan Bos Kejam   10. Musibah 200 Juta

    dCarlos yang sedang duduk di sofa dengan kaki bersilang dan satu tangan memegang gelas berisi cairan pekat, tersenyum arogan dengan dagu terangkat. "Apalagi? Aku adalah majikanmu sekarang."Carlos mengatakan itu dengan senyuman sinis. "Itu, itu tidak mungkin!"Ashley menggeleng tak percaya, sedangkan Carlos, yang kecewa dengan reaksi Ashley, berdiri dan berjalan mendekat ke arah Ashley. "Kenapa tidak mungkin? Segitu jijiknya kamu dengan aku?"Carlos yang kini berdiri di depan Ashley, bertanya dengan tangan terkepal menahan marah. "Mm-maksudnya bukan begitu. Aku mengikat kontrak dengan nyonya Fiona, bukan dirimu.""Apa bedanya? Di perjanjian kontrak tertulis bahwa kamu mengikat kontrak dengan kepala keluarga, dan kepala keluarga Montero adalah aku," jelas Carlos, lantas melemparkan kertas kontrak dari sakunya ke dada Ashley. "Lihatlah ini."Pria itu berkata dengan dingin. Ashley segera memungut kertas yang jatuh ke lantai dan membacanya dengan cepat. "A-Apa?!"Ashley tentu saja

    Terakhir Diperbarui : 2024-06-01
  • Di Bawah Godaan Bos Kejam   11. Ancaman Clython

    Carlos benar-benar pulang. Namun, saat Ashley hendak mendatangi pria itu untuk membicarakan uang 200 juta yang dia kirim, lonceng kamar Clython berbunyi. Ashley awalnya bimbang, mendatangi Carlos yang tampak masuk ke dalam rumah, ataukah langsung menemui Clython. Seakan mengetahui kebimbangan Ashley, lonceng itu berbunyi sekali lagi, sehingga Ashley segera lari menaiki tangga dan berteriak. "S-saya akan segera ke sana, Tuan muda!"Dia pada akhirnya mengabaikan Carlos, meski pandangan mereka jelas bertemu. Ashley merasa sedikit menyesal saat melihat punggung Carlos yang berjalan menjauh, lalu menghilang dari pandangan. Ashley menarik napas panjang, menegakkan badan dan mengetuk pintu kamar dengan sopan. "Tuan muda, permisi. Apakah Anda memanggil saya?"Pintu terbuka, tampak sosok Clython dengan hoodie menutup sebagian wajahnya, berdiri di depan Ashley. Pria muda tampan yang memiliki postur tinggi itu, seakan sudah menunggu kedatangan Ashley, bertanya dengan tatapan dingin di ba

    Terakhir Diperbarui : 2024-06-05
  • Di Bawah Godaan Bos Kejam   13. Bisakah Kita Tidur Bersama?

    "Salah paham tentang apa?"Kata-kata Carlos berubah dingin, meski begitu, dia tetap tak memperlambat langkahnya. Begitu Carlos berdiri di depan Ashley, pria itu dengan sigap meraih pinggang gadis di depannya dan memeluknya dengan erat, sementara tangannya yang lain mengunci pintu kamar. "Pintunya sekarang sudah terkunci, apakah kamu merasa tenang?"Carlos berbisik di sebelah telinga Ashley, napas hangatnya membuat tubuh Ashley merinding. Berada di pelukan Carlos seperti ini, dalam suasana kamar yang intim, Ashley tiba-tiba teringat masa lalu. Ashley mendongak dan mereka saling bertatapan. Keduanya kini sadar bahwa mereka tak butuh kata-kata.Begitu pintu tertutup, Carlos menarik Ashley ke dalam pelukannya, merasakan kehadirannya yang nyata setelah sekian lama hanya bisa dibayangkan. Detik berikutnya, bibir mereka sudah bertemu dalam ciuman yang penuh gairah.Ciuman itu bukan sekadar pertemuan dua pasang bibir, tapi luapan dari segala kerinduan yang terpendam selama ini.Carlos

    Terakhir Diperbarui : 2024-06-05
  • Di Bawah Godaan Bos Kejam   14. Kesepakatan

    "T-Tuan, ini tidak benar."Ashley yang menemukan kembali kesadaran dirinya, menolak dengan enggan. "Kenapa? Bagian mana yang tidak benar? Apakah sekarang kamu sudah menjadi milik orang lain?" tanya Carlos dengan ekspresi gelap di wajahnya. Dia benar-benar tak menyangka akan ditolak gadis yang begitu ia cintai ini. Mata Ashley bergerak ke sana kemari dengan gugup sebelum menjawab dengan suara gemetar. "T-tidak, bukan seperti itu. Tapi, tapi Anda akan bertunang—""Ash, cukup."Carlos memotong tajam. "Aku tidak ingin mendengar hal menjijikkan itu lagi," tutupnya dengan tegas, sehingga membuat mata Ashley terbuka lebar. "Apa maksud Anda? Anda benar-benar akan bertunangan dan...!"Carlos yang tak tahan mendengar Ashley terus menyebutkan pertunangannya yang memuakkan, mengulurkan tangannya dan menutup mulut gadis cantik di depannya itu. "Kubilang, cukup."Tajam, Carlos menatap mata Ashley. Gadis itu tampak terkejut dengan tindakan Carlos sehingga hanya melebarkan kedua matanya denga

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-30
  • Di Bawah Godaan Bos Kejam   14. Ciuman Panas Di Kamar Mandi

    Ashley hendak keluar begitu tugasnya membantu Carlos selesai, tapi tangan kekar Carlos menahannya, mereka berhadap-hadapan dalam diam.Tegas, Carlos menatap kedua mata Ashley dengan tatapan berkabut. Tatapan Carlos begitu melenakan, hingga tanpa Ashley sadari, Carlos sudah memiringkan wajahnya dan meraih bibir Ashley ke dalam ciuman yang dalam dan menuntut.Tak butuh waktu lama untuk Ashley membalas ciuman Carlos yang penuh gairah itu. Saat ciuman mereka semakin dalam dan panas, Carlos mulai berani menelusupkan sebelah tangannya ke dalam kemaja putih Ashley yang sedikit ketat.Gadis itu mendesah pelan saat Carlos meremas lembut gumpalan di dadanya. Setelah itu, tangan Carlos tiba-tiba sudah melepas tiga kancing teratas seragam pelayan yang menempel di tubuh Ashley, membuatnya terkesiap.Namun sebelum gadis itu melayangkan protes padanya, Carlos kembali memagut bibir Ashley yang kemerahan dan sensual. Bibir yang selalu dikaguminya."Carl ...." desah Ashley hendak menghentikan tanga

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-30
  • Di Bawah Godaan Bos Kejam   16. Kehilangan

    Carlos adalah pria muda yang hidup serba kecukupan di sebuah rumah megah yang dikelilingi taman hijau luas dan dinding berlapis marmer. Di tengah semua kemewahan itu, hidupnya sebenarnya tak seindah tampak luar. Baru-baru ini, hatinya remuk setelah ditolak oleh Ashley, rasanya harga dirinya hancur. "Bagaimana caranya."Carlos masih merasa tidak puas meski sudah menyulitkan Ashley beberapa kali. Dia berpikir jika baru akan merasa puas jika Ashley bersujud dan meminta maaf padanya. Sementara itu, Ashley merasa gelisah tiap kali berangkat bekerja ke rumah besar itu, itu karena Carlos yang seperti siap membuat dirinya kesusahan di mana pun Ashley berada. "Aku benar-benar tidak ingin membuat hubungan menjadi sulit, kenapa Carlos seperti ini?"Ia merasa jika keputusannya menolak ciuman Carlos tak hanya melukai hati pria itu, tapi juga membuat suasana rumah menjadi jauh lebih canggung.Awalnya, Carlos hanya merasa kecewa, tapi seiring waktu, sakit hatinya tumbuh menjadi perasaan marah da

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-30

Bab terbaru

  • Di Bawah Godaan Bos Kejam   Awal Yang Baru (TAMAT)

    Setelah keputusan besar yang diambil oleh Carlos, hidupnya mulai bergerak ke arah yang baru. Meskipun ada perasaan kehilangan dan perpisahan, Carlos merasa ada kedamaian dalam dirinya, meskipun perjalanannya untuk menemukan kebahagiaan belum berakhir. Melihat Clython dan Ashley yang akhirnya bisa bersama dan bahagia, Carlos merasa senang untuk mereka, tetapi dia tahu, itu adalah bagian dari perjalanan hidup mereka yang berbeda dari dirinya. Clython dan Ashley menjalani hubungan mereka dengan penuh cinta dan saling mendukung. Mereka berdua merasa seperti telah melalui banyak hal bersama—dari masa sulit dengan ibu Clython hingga cobaan yang mereka hadapi saat bersama. Kini mereka dapat menikmati kebersamaan mereka, bebas dari rasa cemas dan tertekan, hidup dengan cara mereka sendiri. Clython semakin memahami bahwa ia bisa memilih jalannya sendiri, dan dengan Ashley di sisinya, dia merasa lebih kuat dan lebih siap menghadapi masa depan. Sementara itu, Carlos merasa bahwa mungkin sudah

  • Di Bawah Godaan Bos Kejam   Saling Bicara

    Carlos akhirnya memutuskan untuk berbicara dengan ibu Clython, meskipun dia tahu ini bukanlah percakapan yang mudah. Dengan hati yang penuh tekad dan niat baik, dia pergi menemui ibunya di rumah keluarga Clython, bertekad untuk membuka mata wanita itu tentang bagaimana perasaannya terhadap anak-anaknya, terutama Clython. Ketika Carlos tiba di rumah, ibu Clython sedang duduk di ruang tamu, wajahnya masih tampak lelah dan cemas setelah peristiwa yang terjadi sebelumnya. Carlos berdiri di depan pintu, menarik napas dalam-dalam, dan kemudian mulai berbicara. "Ibu, saya tahu ini sulit untuk diterima, tapi saya rasa sudah waktunya kita berbicara tentang apa yang terjadi. Tentang Clython, tentang hubungan kalian, dan tentang apa yang sebenarnya terjadi di hati anak-anak kita," kata Carlos dengan nada lembut namun tegas. "Saya tahu Anda hanya ingin yang terbaik untuknya, tapi memaksakan kehendak seperti ini hanya membuatnya semakin tertekan." Ibu Clython menatapnya, terlihat sedikit terke

  • Di Bawah Godaan Bos Kejam   Pergi Dari Rumah

    Setelah percakapan yang sangat emosional dan penuh ketegangan dengan ibunya, Clython merasa tidak ada lagi jalan lain selain pergi. Hatinya yang sudah terlalu lama terkekang, akhirnya meledak, dan dia mengambil keputusan besar untuk kabur dari rumah. Tanpa memberi tahu siapa pun, dia meninggalkan mansion keluarga dengan membawa sedikit barang, hanya untuk mencari kebebasan yang dia yakini akan membawanya ke kebahagiaan—bersama Ashley. Ibunya yang terkejut dan marah, tidak tahu harus berbuat apa. Dia tidak pernah membayangkan bahwa Clython akan sampai sejauh ini, meninggalkan rumah tanpa memberi tahu siapa pun. Setelah beberapa jam mencoba menghubungi Clython tanpa hasil, ibu Clython merasa cemas dan panik. Dalam keadaan putus asa, dia akhirnya memutuskan untuk menelepon seseorang yang dia pikir bisa membantu—Carlos. Carlos yang baru saja menghabiskan waktu sendiri, merasa terkejut ketika mendengar telepon dari ibu Clython. Meskipun hubungan mereka pernah tegang dan penuh ketidakpas

  • Di Bawah Godaan Bos Kejam   Halangan

    Setelah mendengar kabar bahwa Clython berpacaran dengan Ashley, ibu Clython merasa sangat terganggu dan kecewa, merasa bahwa status sosial mereka bisa terancam karena hubungan tersebut. Ketakutannya akan dampak reputasi keluarga dan bagaimana orang lain akan melihatnya membuatnya mengambil langkah drastis. Suatu pagi, ibu Clython memanggil Ashley untuk berbicara di ruang kerjanya. Suasana terasa sangat tegang. Ketika Ashley memasuki ruangan, ibu Clython memandangnya dengan tatapan dingin. "Ashley, aku ingin berbicara denganmu tentang sesuatu yang sangat serius," kata ibu Clython dengan nada tegas. "Aku baru saja mengetahui bahwa kamu sedang menjalin hubungan dengan putraku, Clython." Ashley merasa gugup, namun berusaha tetap tenang. "Ibu, saya... saya hanya ingin yang terbaik untuk Clython. Kami berdua saling mencintai, dan saya tidak ingin ada masalah." Namun, ibu Clython tidak menunjukkan tanda-tanda memahami. Wajahnya semakin serius dan kaku. "Tidak ada tempat untukmu di sini

  • Di Bawah Godaan Bos Kejam   Belum Siap

    Clython menatap Ashley dengan serius, sebuah rencana yang sudah dia pikirkan matang-matang di benaknya. "Ashley," katanya dengan suara penuh keyakinan, "Aku merasa kita harus memberitahu ibuku. Aku ingin dia tahu bahwa kita sekarang bersama, bahwa aku berkomitmen padamu. Aku rasa ini saat yang tepat." Ashley menundukkan kepalanya sejenak, memikirkan kata-kata Clython. Dia tahu betapa pentingnya ini bagi Clython, tetapi dalam dirinya, ada perasaan ragu yang mengganjal. Mengungkapkan hubungan ini, terutama kepada ibunya yang juga majikan Ashley, terasa seperti langkah besar, dan dia merasa belum sepenuhnya siap. "Aku paham, Clython," jawab Ashley dengan suara lembut, "Tapi aku... aku belum siap. Ini semua terasa begitu cepat, dan aku merasa perlu waktu untuk benar-benar merasa nyaman dengan langkah itu." Clython terdiam sejenak, melihat ekspresi cemas di wajah Ashley. Dia tahu bahwa meskipun dia ingin segera memperkenalkan hubungan mereka, dia tidak ingin memaksakan apa pun pada Ash

  • Di Bawah Godaan Bos Kejam   Suasana Romantis

    Setelah ciuman itu, suasana antara Ashley dan Clython terasa begitu intens, penuh dengan perasaan yang belum pernah mereka ungkapkan sebelumnya. Namun, di tengah kehangatan pelukan mereka, Ashley merasa ada sesuatu yang mengganjal di pikirannya, sesuatu yang tiba-tiba muncul. Dia menarik napas dalam-dalam, seakan ingin memastikan dirinya terlebih dahulu sebelum bertanya. Clython, yang merasakan perubahan kecil dalam sikap Ashley, melepaskan pelukan mereka perlahan dan menatapnya dengan penuh perhatian. "Ada apa, Ashley?" tanya Clython, suaranya lembut, namun penuh dengan rasa ingin tahu. Ashley menghela napas, sedikit ragu, namun dia tahu dia harus bertanya. "Clython, aku... aku ingin bertanya sesuatu. Ini mungkin terdengar aneh, tapi... siapa pacarmu sebelum aku?" matanya menatapnya dengan jujur, namun ada sedikit kecemasan di sana. Clython terdiam sejenak, tampaknya terkejut dengan pertanyaan itu. Dia mengamati wajah Ashley, dan kemudian mengangguk pelan. "Kamu tahu, sebelum kit

  • Di Bawah Godaan Bos Kejam   Ciuman Canggung

    Setelah tawa mereka mereda, suasana di sekitar Ashley dan Clython menjadi lebih tenang. Mereka berdua duduk di sana, saling menatap, merasa seperti waktu berjalan lambat. Ada kehangatan di udara, dan meskipun mereka baru saja berbagi tawa canggung, perasaan di antara mereka semakin kuat dan lebih jelas. Clython meraih tangan Ashley, jemarinya menyentuh lembut kulitnya, menciptakan hubungan yang lebih dalam di antara mereka. Mata mereka saling bertemu, dan untuk sesaat, dunia di sekitar mereka tampak menghilang. Hanya ada mereka berdua di dalam ruang itu, perasaan yang berkembang, dan sebuah janji tak terucapkan yang menghubungkan mereka. Ashley merasakan getaran halus dalam dadanya. Ada rasa nyaman yang dia rasakan, lebih dari sekadar ketertarikan, lebih dari sekadar perasaan tak menentu yang ada sebelumnya. Ini adalah perasaan yang lebih dalam, lebih tulus, yang sudah lama dia cari tanpa benar-benar menyadarinya. Clython, yang juga merasakan hal yang sama, menarik napas dalam-da

  • Di Bawah Godaan Bos Kejam   Penyesalan

    Carlos berjalan sendirian, langkahnya berat dan perasaan yang semakin menggerogoti hatinya. Semua yang terjadi antara dia dan Ashley, meskipun terasa begitu kuat dan nyata, kini terasa seperti bayangan yang perlahan menghilang dari hidupnya. Dia merasa seperti baru saja kehilangan sesuatu yang sangat berharga, dan penyesalan itu mengalir begitu deras dalam dirinya. "Aku sudah menyia-nyiakan Ashley," bisiknya pada dirinya sendiri. "Aku terlalu sibuk dengan egoku, dengan perasaanku, tanpa melihat apa yang sebenarnya dia butuhkan." Pikirannya berlarian, meninjau kembali semua keputusan yang ia buat, setiap kata yang terucap, dan setiap perasaan yang dipendam. Carlos tahu dia telah membuat kesalahan. Meskipun cintanya pada Ashley begitu besar, dia juga tahu bahwa dalam banyak hal, dia tidak cukup sabar, tidak cukup pengertian. Dia mengingat saat-saat ketika Ashley menghindari percakapan, saat dia merasa ragu dan terluka, namun Carlos terus mengejar dan berharap semuanya bisa berjala

  • Di Bawah Godaan Bos Kejam   Merelakan

    Setelah berbicara dengan Clython, Carlos merasa ada satu hal terakhir yang harus ia lakukan sebelum benar-benar melepaskan perasaannya. Ia tahu ia belum benar-benar menyelesaikan semuanya dengan Ashley. Ia harus meminta maaf—bukan hanya untuk dirinya sendiri, tetapi untuk memberi Ashley kebebasan sepenuhnya dari rasa bersalah atau tekanan apa pun. Carlos menemui Ashley di sebuah tempat yang tenang, tempat di mana mereka dulu sering berbagi cerita. Ashley terlihat terkejut melihat Carlos, tetapi dia tidak menghindar. Ada sesuatu di mata Carlos yang membuatnya merasa bahwa percakapan ini berbeda. "Ashley," Carlos memulai dengan nada lembut, "Aku hanya ingin mengatakan sesuatu sebelum aku benar-benar pergi." Ashley menatapnya, ragu-ragu, tetapi mengangguk. "Katakan, Carlos." Carlos menarik napas dalam, mencoba menenangkan dirinya. "Aku ingin meminta maaf. Kalau selama ini aku membuatmu merasa tertekan, merasa seolah-olah aku memaksakan perasaanku padamu, aku benar-benar menyesal. It

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status