Share

36. Gusti Kesepian

"Terima kasih, sup pangsit ini enak sekali. Rasanya sama persis dengan buatan Hanin. Ternyata kamu murid yang belajar dengan baik," puji Gusti setelah pangsit terakhir baru saja melewati tenggorokannya.

"Sama-sama, Pak? Ada yang bisa saya bantu lagi? Kalau tidak ada, saya pamit pulang." Zia membereskan mangkuk yang sudah kosong, tetapi ia masih menyisakan sup pangsit di dalam box makanan yang tahan panas. Sehingga saat Gusti ingin menikmati sup pangsit lagi, maka makanan itu tetap dalam keadaan hangat.

"Tidak ada, Zia, terima kasih."

"Baik, Pak, karena sudah makan dan berganti pakaian, maka tugas saya sudah beres ya. Saya pamit. Mungkin besok Pak Desta yang akan kemari." Zia pun sedikit membungkuk untuk berpamitan.

"Zia, kamu kan pernah menjadi istri saya, kenapa bersikap seperti orang baru kenal saja?" ucapan Gusti membuat Zia menoleh ke belakang lagi. Ia tersenyum tipis, lalu melanjutkan langkahnya keluar dari kamar perawatan Gusti.

Sejak kapan ia dianggap istri? Bukankah ia di
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status